Anda di halaman 1dari 8

.OPEN ACCESS.

Jurnal Pengembangan Kota (2015)


BENTUK-BENTUK KEMITRAAN PEMERINTAH, Volume 3 No. 2 (112119)
SWASTA DAN MASYARAKAT DALAM UPAYA Tersedia online di:
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpk
KEBERLANJUTAN PROGRAM PENATAAN
LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS
(Studi Kasus: Kabupaten Kendal dan Kota
Pekalongan)

Mardatilla Septiani Rahajeng* dan Asnawi Manaf


Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang
*Email: mardatillaseptiani@gmail.com

Abstrak

Salah satu program pemerintah yang dicetuskan untuk mengatasi masalah tersebut adalah Program Penataan Lingkungan
Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Sejak tahun 2008, program PLPBK sudah dilaksanakan pada 185 desa/kelurahan di
Jawa Tengah tidak terkecuali pada Kabupaten Kendal dan Kota Pekalongan yang merupakan duta program PLPBK dan dianggap
baik dalam menjalankan PLPBK.Upaya implementasi dan keberlanjutan program serta kolaborasi/kemintraan tentunya tidak
bisa dilakukan secara mandiri, peran swatsa dan pemerintah sangat diperlukan agar tercipta keberhasilan pengembangan
kawasan yang telah direncanakan. Salah satu kendala dalam keberlanjutan program adalah masalah finansial.upaya yang
dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menjalin kemitraan. Namun dalam implementasi belum
diketahui sejauh mana bentuk-bentuk kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam keberlanjutan program PLPBK di
Kabupaten Kendal dan Kota Pekalongan. Oleh karena itu, muncul pertanyaan yang menjadi dasar penelitian ini, yaitu
Bagaimana bentuk-bentuk kemitraan sektor pemerintah, swasta dan masyarakat dalam upaya keberlanjutan program PLPBK
di Kabupaten Kendal dan Kota Pekalongan? Berdasarkan pertanyaan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
menggali bentuk-bentuk kemitraan sektor pemerintah, swasta dan masyarakat dalam upaya keberlanjutan program PLPBK di
Kabupaten Kendal dan Kota Pekalongan Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.Berdasarkan analisis yang dilakukan,
didapatkan dilapangan bahwa bentuk bentuk kemitraan dibagi menjadi empat yaitu bantuan fisik, bantuan uang, bantuan
program dan bantuan dalam event-event. Selain itu juga proses dari kemitraan yang ada terbagi menjadi dua yaitu pengajuan
proposal dengan pihak pemerintah dan pihak swasta. Dalam kegiatan kemitraan tentunya terdapat pelaku yang terlibat, peran
pelaku tersebut antara lain BKM sebagai perencana, pemerintah sebagai pendamping dan swasta sebagai rekan bermitra.
Selain itu didapat hasil juga bahwa dalam menjalin kemitraan memiliki penunjang dan kendala. Faktor penunjang tersebut
antara lain komunikasi dan koordinasi dalam kemitraan, kepercayaan dalam kemitraan dan tim pemasaran yang mengerti
konsep. Sedangkan untuk kendala yang dihadapi adalah badan pengelola yang belum efektif, kendala dan pendonor dan tidak
banyak lembaga yang memberi respon. Selain itu kaitan lainnya adalah bahwa dengan keberlanjutan dalam kemitraan
berpengaruh dalam keberlanjutan program PLPBK di Kota Pekalongan dan kabupaten Kendal. Selama ini, belum sepenuhnya
keberlanjutan kemitraan tersebut berlanjut. Untuk itu beberapa upaya yang telah ditempuh antara lain aktif memasarkan
program, memperkuat kelembagaan BKM dan tim pengelola yang konsisten terhadap kesepakatan bersama. Berdasarkan
berbagai penjelasan mengenai bentuk bentuk dan proses kemitraan diatas bahwa setelah mengetahui bentuk bentuk
kemitraan dan proses kemitraan tersebut berbagai stakeholder dapat bekerja sama untuk menjalin kemitraan. Selain itu,
dibutuhkan keaktifan dan komitmen masyarakat sendiri untuk menjalin kemitraan dengan berbagai stakeholder. Dengan
baiknya terjalin kemitraan antar stakeholder berpeluang untuk membuat keberlanjutan dalam program PLPBk di Kota
Pekalongan dan Kabupaten Kendal.

Kata Kunci:Pariwisata kreatif, Batik, Strategi pelaku

1. PENDAHULUAN negara berkembang. Oleh karenanya jika


pemanfaatannya tidak diatur maka mengakibatkan
Permasalahan terkait pemanfaatan ruang saat ini pemanfaatan ruang yang tidak efisien. Untuk itu
sudah menjadi fenomena global khususnya di diperlukan upaya penataan ruang agar
pemanfaatan ruang yang dilakukan tidak
ISSN 2337-7062 2015 mendorong ke arah ketidakseimbangan dan
This is an open access article under the CC-BY-NC-ND license ketidaklestarian lingkungan.Dalam konteks
(http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/). lihat pemanfaatan dan penataan ruang stakeholder
halaman depan 2015
memiliki peran tersendiri dalam merealisasikan
Diterima 3 Juli 2015, disetujui 30 Juli 2015
program program penataan ruang. Stakeholder

1 M. S. Rahajeng, A. Manaf/ JPK Vol. 3 No. 2 (2015) 112 119


yang terlibat antara lain pemerintah, swasta dan belum terlaksana dan belum diketahui
masyarakat. Salah satu penerapan perencanaan keberlanjutan program. Salah satu upaya yang
kolaboratif dalam program pemerintah adalah ditempuh dalam keberlanjutan program PLPBK
PLPBK. Pemerintah melalui Departemen Pekerjaan adalah dengan menjalin kemitraan. Kemitraan yang
Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya menciptakan terjalin disini melibatkan sektor pemerintah, swasta
Program Penataan Lingkungan Permukiman dan masyarakat. Salah satu kemitraan yang dapat
berbasis Komunitas (PLPBK) yang mendukung serta terjalin yaitu antara komunitas dan swasta dalam
memfasilitasi perencanaan langsung dari bentuk kegiatan corporate social responsibility
masyarakat. Semua pemangku kepentingan di (CSR). CSR merupakan suatu komitmen perusahaan
dalam program tersebut ikut terlibat baik dari tahap untuk membangun kualitas hidup yang lebih baik,
persiapan, perencanaan dan pemasaran sosial, bekerjasama dengan masyarakat lokal dan
pelaksanaan pembangunan kawasan prioritas, serta lingkungan sosial dimana perusahaan tersebut
keberlanjutan. PLPBK merupakan salah satu berdiri yang dilakukan secara terpadu dengan
intervensi di dalam Program Nasional kegiatan usahanya (Fatmawati, 2012). Dengan
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri- adanya CSR diharapkan perusahaan dapat
Perkotaan yang sedang berorientasi membangun berkontribusi dalam hal pendanaan untuk
transformasi menuju masyarakat madani. menangani lingkungan permukiman kumuh, yang
pada akhirnya dapat mewujudkan komunitas yang
Tidak semua program PLPBK dapat mencapai berkelanjutan. Kesadaran perusahaan untuk turut
keberhasilan dan keberlanjutan. Hal tersebut salah serta dalam program pembangunan melalui
satunya dipengaruhi oleh kemitraan yang terjalin kegiatan CSR merupakan peluang untuk
didalamnya. Menurut Notoatmodjo (2003) dalam mewujudkan pengembangan masyarakat. Adanya
Kuswanti (2008) pada hakikatnya kemitraan dikenal CSR menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari kepedulian terhadap lingkungan sosial di
berbagai pihak, baik secara individual maupun sekitarnya. Lewat CSR secara tidak langsung akan
kelompok. Kemitraan juga merupakan kerja sama meningkatkan hubungan kemitraan antara swasta
formal antara individu-individu, kelompok- dan masyarakat.
kelompok atau organisasi-organisasi untuk
mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Selain Penelitian ini mengangkat aspek kemitraan dalam
itu, kemitraan juga merupakan suatu upaya upaya keberlanjutan program PLPBK yang ada di
kolaboratif antara aktor pemerintah, swasta dan Kota Pekalongan dan Kabupaten Kendal. Melalui
masyarakat itu sendiri yang terus menerus guna penelitian ini dapat diketahui bentuk bentuk
mencapi tujuan bersama sebagai mitra dan sebagai
kemitraan antara pemerintah, swasta dan
perwujudan bersama dan dengan adanya
komitmen bersama (Putera, 2012). Dalam alam masyarakat dalam upaya keberlanjutan program
program PLPBK terlihat pemerintah sudah PLPBK yang ada di Kota Pekalongan dan Kabupaten
memperhatikan aspek keberlanjutan program. Hal Kendal. Selain itu, dapat pula digali
tersebut terdapat pada siklus PLPBK yang keberlangsungan kegiatan CSR dalam peogram
mencakup persiapan, perencanaan dan pemasaran PLPBK, faktor penunjang dan kendala apa yang
sosial, pelaksanaan pembangunan, serta dihadapi dalam menjalin kemitraan dalam program
keberlanjutan. Di Jawa Tengah sendiri terdapat 185 PLPBK, serta upaya apa yang sudah dilakukan dalam
BKM yang mewakili desa/kelurahan untuk
keberlanjutan kemitraan guna keberlanjutan
mendapat bantuan program PLPBK dari tahun 2008
hingga tahun 2013. Berdasarkan penelitian program PLPBK di Kota Pekalongan dan Kabupaten
terdahulu (Aprinasari, 2014) tiga lokasi di Kendal.
Kabupaten Kendal yakni Kelurahan Kebondalem,
Desa Kutoharjo dan Sidorejo serta tiga lokasi di Kota 2. METODE PENELITIAN
Pekalongan yakni Kelurahan Podosugih, Kramatsari
dan Kraton Kidul dinilai baik dalam menjalankan Metode penelitian yang digunakan dalam
program PLPBK. Bahkan dua diantaranya yakni penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode
Kelurahan Kebondalem dan Podosugih merupakan penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini
lokasi pilot project program PLPBK. dengan tujuan untuk menggali bentuk bentuk
kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat
Sebagian besar indikasi program dari keenam dalam keberlanjutan program PLPBK di Kota
kelurahan/desa di Kabupaten Kendal dan Kota Pekalongan dan Kabupaten Kendal. Metode
Pekalongan yang telah direncanakan telah pengumpulan data primer dilakukan dengan
terimplementasi dengan baik. Namun masih wawancara mendalam dengan informan yang
terdapat beberapa indikasi program yang juga dianggap dapat mewakili menjawab pertanyaan

M. S. Rahajeng, A. Manaf/ JPK Vol. 3 No. 2 (2015) 112 119 113


(key person) dan menggunakan teknik purposive 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
sampling. Wawancara tersebut bertujuan untuk
menggali bentuk bentuk kemitraan pemerintah, Berdasarkan analisis hasil penelitian yang didapat
swasta dan masyarakat dalam program PLPBK. dari penemuan di lapangan adalah bahwa program-
Pengumpulan data sekunder dilakukan apabila data
program yang memiliki keterkaitan kemitraan
yang didapatkan belum dapat dijadikan sebagai
suatu informasi yang berkualitas dan diperlukan sektor pemerintah, swasta dan masyarakat dalam
untuk mendukung fakta - fakta yang didapatkan merealisasikan dan keberlanjutannya antara lain
dari wawancara yang dilakukan. Pengumpulan data semua program PLPBK 6 lokasi yang terdapat di
sekunder yang dilakukan yaitu survei instansi dan Kota Pekalongan maupun Kabupaten Kendal
kajian literatur. Berikut ini adalah tabel kebutuhan dimitrakan. Dalam melakukan kegiatan kemitraan
data yang diperlukan dalam penelitian beserta tersebut terdapat pelaku kemitraan/ stakeholder
pengumpulan datanya terkait. Pelaku kemitraan tersebut memiliki peran
masing masing antara lain BKM dan masyarakat
Tabel 1 sebagai perencana. Dalam hal ini, BKM dan
Informan Penelitian masyarakat sebagai perencana bahwa terasa sekali
Peran Responden dalam bahwa lebih menguntungkan jika masyarakat
Informan
Penelitian merencanakan sendiri. Dengan adanya PLPBK, jika
Koordinator/ Melakukan monitoring dihitung ada penghematan volume dalam
Asisten pelaksanaan dan kualitas pembangunan. Volume itu bisa lebih dengan yang
Koordinator program PLPBK dalam skala melaksanakannya masyarakat bersama BKM.
Kota PLPBK kota/kabupaten
Anggota Pelaku PLPBK tahap Selain itu, peran yang lain adalah pemerintah
BKM perencanaan, pemasaran dan sebagai pendamping. Pemerintah atau tim teknis
pelaksanaan pembangunan berperan sebagai mengarahkan, memantau dan
Tim Teknis Perwakilan SKPD yang terlibat juga ikut mendampingi agar kegiatan yang
Pemda dalam kegiatan PLPBK dilakukan tidak meleset dan tepat sasaran.
Perusahaan Pelaku dari sektor swasta yang Pemerintah disini ikut dalam kegiatan PLPBK dari
(CSR) ikut memberikan dana dalam awal program sampai akhir program. Begitupun
kemitraan selanjutnya pemerintah mengawasi dari
berjalannya program tersebut.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data model interaktif Miles dan Huberman Selain peran pemerintah, terdapat peran swasta
digunakan untuk memperoleh informasi yang dapat dalam program PLPBK. Swasta berperan sebagai
menjawab pertanyaan dan tujuan penelitian. rekan bermitra.Dalam program PLPBK sendiri,
Berikut merupakan gambaran analisis tersebut peran dari swasta adalah hanya sebagai rekan
bermitra. Swasta tidak ikut dari awal, perannya
disini adalah hanya sebagai pendonor saja.

Analisis Bentuk Bentuk Kemitraan, Kemitraan


dalam program PLPBK selain untuk menjawab
permasalahan pendanaan adalah upaya agar
program tersebut terus mengalami keberlanjutan.
Berdasarkan hasil analisis bentuk bentuk
kemitraan tersebut antara lain berupa bentuk
Gambar 1. Komponen Analisis Data: Model Alir. bantuan fisik. Bentuk kemitraan bantuan fisik
Sumber: (Miles & Huberman, 2009) merupakan bantuan berwujud fisik biasanya
berupa sarana prasarana yang dapat mendukung
Berdasarkan gambar diatas, maka dalam model program PLPBK yang diwujudkan. Bentuk fisik
interaktif Miles dan Huberman (2009) dilakukan tersebut antara lain seperti jalan, penyediaan air
melalui 3 tahapan yakni reduksi data, penyajian bersih dan sanitasi, fasilitas umum, bak sampah.
data, serta penarikan kesimpulan/verifikasi data. Diberikan baik dari swasta, pemerintah sampai ke
masyarakat sendiri. Ada kepedulian dari

114 M. S. Rahajeng, A. Manaf/ JPK Vol. 3 No. 2 (2015) 112 119


masyarakat sendiri, masyarakat sadar dan sebagian tersebut. Selanjutnya hasil yang didapatkan yaitu
ada yang merelakan lahannya untuk digunakan tujuan adanya suatu kemitraan terbagi menjadi
dalam program hal tersebut terjadi di Kelurahan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
Podosugih dalam program Binatur River Walk menjawab permasalahan pendanaan,
menumbuhkan kepedulian terhadap kegiatan
Bentuk kemitraan yang lain adalah bantuan uang lingkungan, agar berkelanjutan dan efektif. Peran
berasal dari CSR dengan pihak swasta. Ada CSR dalam program PLPBK dirasa cukup penting
keterlibatan pihak swasta dalam bentuk CSR, salah untuk itu digali juga mengenai pelaksanaan CSRdan
satu programnya adalah PKBL (Program Kepedulian pelaksanaan forum CSR.
Bina Lingkungan). Hal tersebut biasanya
berdasarkan dari kebijakan perusahaan Selanjutnya adalah pelaksanaan CSR dalam
perusahaan masing masing mengenai CSR yang program PLPBK. Selama ini CSR memang menjadi
ada. Banyak bank atau perusahaan yang terlibat salah satu dana penyokong untuk berjalannya
seperti bank Mandiri, Bank Muamalat, Jamsostek program PLPBK, disamping itu juga adanya forum
(sekarang BPJS Ketenagakerjaan) CSR dirasa sangat membantu untuk mengelola CSR
di Kota Pekalongan dan Kabupaten Kendal. Namun
Selain itu, bentuk yang lain adalah bantuan non pelaksanaan forum tersebut belum sepenuhnya
fisik. Bantuan non fisik berupa program seperti berjalan. Seperti di Kota Pekalongan forum CSR
pelatihan pelathian dan channeling program. Ada tidak lagi terlaksana karena SK sudah tidak berlaku
channeling dalam bentuk program yang dilakukan lagi. Sedangkan di Kabupaten Kendal memang
dengan SKPD terkait, channeling program inilah forum CSR tersebut belum berjalan karena
yang selalu berhasil. Jika ada non fisik program, lambatnya keaktifan forum sendiri.
terdapat juga bentuk bantuan non fisik berupa
event-event tertentu. Bantuan non fisik berupa Analisis Faktor Penunjang dan Kendala Kemitraan.
sponsor yang bersifat insidental atau ketika ada Dalam menjalin kemitraan antar stakeholder terkait
event event tertentu saja dilaksanakan pihak terdapat kendala kendala yang terjadi juga ada
swasta. Ada keterlibatan swasta dengan yang mengalami keberhasilan. Berdasarkan
memberikan sponsor contoh bentuknya adalah pengamatan lapangan faktor faktor tersebut
umbul umbul terbagi menjadi faktor penunjang dan faktor
kendala. Faktor penunjang tersebut antara lain
Analisis Proses Kemitraan. Menjalin kemitraan faktor komunikasi dan koordinasi dalam kemitraan.
sudah ditentukan memang bahwa membutuhkan Kemitraan dapat berjalan baik jika memiliki
proses. Berdasarkan penemuan di lapangan bahwa kesamaan pemikiran atau satu suara, maka dari itu
proses kemitraan tersebut dapat dibagi menjadi untuk mencapai satu suara koordinasi dan
dua yaitu pengajuan proposal dengan SKPD terkait komunikasi harus berjalan baik
dan pengajuan proposal dengan swasta.
Selain itu juga faktor kepercayaan penting dalam
Dalam proses kemitraan dengan pengajuan SKPD kemitraan. Kemitraan dapat berjalan baik jika ada
terkait proposal dirasa lebih pasti karena sudah kepercayaan antar stakeholder, dengan adanya
ada channeling. Proses kemitraan dengan kemitraan dari mitra tentunya akan terus support
pemerintah atau SKPD terkait dilakukan dengan antar stakeholder. Adanya kepercayaan antar
pengajuan proposal, yang diawali dengan melihat stakeholder sehingga akan terus support antar
anggaran yang ada di SKPD terkait. Ada proses stakeholder. Faktor pendukung yang lain adalah tim
kemitraan dengan swasta melalui pengajuan pemasaran yang mengerti konsep. Pemasaran yang
proposal namun belum pasti karena tidak mengerti konsep dapat membuat pemasaran
semuanya bisa disetujui. program menjadi menarik sehingga mitra mau
menjalin kemitraan dengan masyarakat. Adanya
Sementara itu, untuk pengajuan dengan swasta bidang pemasaran yang mengerti konsep sehingga
dilakukan juga dengan pengajuan proposal. Lalu mampu menyusun proposal yang menarik bagi
kemudian menunggu persetujuan pihak swasta rekan mitra.

M. S. Rahajeng, A. Manaf/ JPK Vol. 3 No. 2 (2015) 112 119 115


Melihat anggaran Pengajuan Pengajuan masuk Pengajuan diterima
yang terdapat di proposal dengan ke Musrenbang dan program
SKPD SKPD terkait dilaksanakan

Gambar 2, Proses Kemitraan dengan SKPD Terkait dalam Program PLPB

Dalam hal kendala kemitraan yang dirasakan antara memang tim pengelola belum terlibat aktif dalam
lain badan pengelola yang belum efektif. Jika program PLPBK terutama saat pasca program
pengelola belum efektif, dirasa memang adanya dibangun. Untuk itu, sangat penting jika dilakukan
kesulitan memasarkan program dengan pihak kelembangaan BKM untuk memperkuat
swasta.Kendala lain adalah tidak banyak lembaga lembaganya. Upaya lain yang dilakukan adalah
yang memberi respon. Adanya beberapa dengan konsistensi kesepakatan bersama. Selama
perusahaan yang tidak memberikan respon karena ini yang dirasakan masyarakat bahwa memang
beberapa lembaga swasta tidak memiliki CSR atau masyarakat sendiri kurang konsisten dalam
tidak match dengan program mereka, hal tersebut menjalankan kesepakatan bersama. Padahal
menjadi kendala dalam. Tidak banyaknya lembaga kesepakatan tersebut sudah dibuat namun
yang memberi respon menyebabkan tidak dapat komitmen dari masyarakat sendiri kurang.
menjalin kemitraan
Lessons Learn dalam Kemitraan Pemerintah, Swasta
Selanjutnya, kendala lain yaitu kesulitan dana dan Masyarakat dalam Program PLPBK.
pendonor. Dana pemerintah dan swasta untuk Berdasarkan dari analisis yang telah dilakukan
memberi bantuan dan menjalin kemitraan sehingga bahwa masyarakat sendiri merasakan manfaat dari
terkadang kemitraan tidak berjalan. Minimnya adanya suatu kemitraan, karena dengan menjalin
anggaran anggaran untuk memberi bantuan kemitraan mereka dapat menyelesaikan masalah
khususnya bagi bantuan dana dari pemerintah. dan dapat menjalankan program sesuai dengan
yang direncanakan. Namun terkait dengan kegiatan
Analisis Upaya Keberlanjutan Kemitraan. kemitraan tersebut lesson learn yang dapat diambil
Berdasarkan hasil di lapangan selama ini memang dari kegiatan kemitraan program PLPBK ini antara
beberapa program terus dimitrakan. Seperti lain keterlibatan masing masing stakeholders
Kelurahan Kebondalem di Kabupaten Kendal sangat penting dalam menjalankan peran masing
kemitraan yang ada terus mengalami keberlanjutan masing. Seperti yang telah dilakukan analisis,
sampai saat ini. Meskipun tidak setiap waktu hanya bahwa setiap masing maisng stakeholder memiliki
saat saat event tertentu saja namun kawasan RTH peran masing masing. Oleh karena itu, masing
kalireyeng ini terus mengalami keberlanjutan. Hal masing stakeholder sangat penting menjalankan
tersebut salah satunya memang dikarenakan perannya masing masing agar kemitraan terus
kemitraan yang terus mengalami keberlanjutan. dapat berjalan. Stakeholder tersebut antara lain
Namun beberapa kawasan memang kemitraan dari pemerintah, swasta dan masyarakat
tersebut tidak terus menerus, masyarakat sendiri
sudah melakukan upaya upaya agar kemitraan Selanjutnya pelajaran yang dapat diambil adalah
terus berlanjut. Upaya upaya yang telah dilakukan bahwa koordinasi dan komunikasi antara
tersebut antara lain keberlanjutan kemitraan antara pemerintah dan swasta penting untuk ditingkatkan.
lain dengan aktif memasarkan program. Aktif Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
memasarkan program merupakan salah satu upaya koordinasi dan komunikasi anatar pemerintah dan
yang ditempuh agar kemitraan tersebut mengalami masyarakat dapat dikatakan kurang berjalan
keberlanjutan. Dengan aktif memasarkan program, dengan baik ini terlihat dari berjalannya kegiatan
rekan bermitra menjadi tau dan dapat ikut bermitra Forum CSR. Padahal Forum CSR ini dirasa
guna keberlanjutan program PLPBK memberikan hal yang positif bagi swasta yang akan
bermitra dengan masyarakat. Pemerintah sebagai
Selanjutnya adalah dengan memperkuat pendamping semestinya juga tetap menjalin
kelembagaan BKM dan tim pengelola. Upaya ini koordinasi dan komunikasi yang baik dengan swasta
dilakukan karena dirasa masyarakat sendiri guna berjalannya forum CSR.

116 M. S. Rahajeng, A. Manaf/ JPK Vol. 3 No. 2 (2015) 112 119


Tim Pemaparan tim Dilakukan Penandatanganan
pemasaran pemasaran Proposal survey oleh tim MOU dengan
mengajukan dengan pihak disetujui survey dari pihak swasta
proposal swasta pihak swasta

Proposal tidak Kemitraan tidak berjalan


disetujui

Gambar 3. Proses Kemitraan dengan Swasta dalam Program PLPBK

Selain itu juga dalam program ini peran swasta Kebondalem yang masih terus menjalin kemitraan
hanya sebagai penyumbang donor. Keterlibatan dengan pihak swasta maupun pemerintah. Seperti
swasta dalam program PLPBK ini memang tidak bisa dengan sering mengadakan event event tertentu
diharapkan banyak karena dalam hal ini swasta sehingga RTH Kalireyeng terus termanfaatkan
hanya berperan sebagai penyumbang donor. dalam event event tersebut.
Swasta juga dalam hal ini tidak terlibat dari awal
pelaksanaan program. Berbeda dengan pemerintah 4. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
yang memang ikut langsung dari awal berjalannya
program sampai keberlanjutan program. Kesimpulan ini didasarkan hasil penelitian
sebelumnya (Wahyudi, 2014) akan membahas hasil
Selanjutnya, dari masyarakat sendiri memang dari penelitian yang dilakukan mengenai bentuk
penting untuk memiliki keaktifan dan kreatifitas bentuk kemitraan pemerintah, swasta dan
dalam bermitra. Sangat dirasa masyarakat dan BKM masyarakat dalam keberlanjutan program
dalam hal ini bahwa keaktifan dari tim pemasaran Penataan Lingkungan Permukiman berbasis
BKM sendiri sangat penting dalam berjalannya Komunitas di Kota Pekalongan dan Kabupaten
kemitraan dalam program PLPBK, karena seperti
Kendal. Terdapat 3 titik lokasi program PLPBK di
yang dapat dilihat di Kelurahan Kebondalem.
Kota Pekalongan yaitu di Kelurahan Podosugih,
Sampai saat ini kemitraan di Kelurahan Kebondalem
Kelurahan Kramatsari, dan Kelurahan Kratonkidul.
terus berjalan walaupun hanya saat event event
tertentu karena memang BKM nya aktif dalam Sedangkan di Kabupaten Kendal yaitu Kelurahan
mempromosikan dan aktif menjalin kemitraan baik Kebondalem, Desa Kutoharjo dan Desa
ke pemerintah dan swasta. Berbeda jika dilihat di Sidorejo.Dari hasil studi lapangan di 6 titik lokasi
Desa Sidorejo yang BKM dan masyarakat belum program Penataan Lingkungan Permukiman
terlalu aktif dalam memasarkan programnya Berbasis Komunitas didapat empat kesimpulan
sehingga belum dapat berjalan secara optimal. yang disesuaikan berdasarkan sasaran yaitu:
1. Program-program yang memiliki keterkaitan
Selanjutnya adalah keberlanjutan dalam hal kemitraan sektor pemerintah, swasta dan
kemitraan mempengaruhi keberlanjutan dalam masyarakat dalam merealisasikan dan
program PLPBK. Hal tersebut memang sangat keberlanjutannya antara lain semua program
terlihat bahwa dengan berlanjutnya kemitraan PLPBK yang terdapat di Kota Pekalongan
berrati berlanjutnya juga kerjasama antar maupun Kabupaten Kendal dimitrakan. Namun
stakeholder dan ini sangat mempengaruhi selain itu juga dalam kemitraan yang terlibat
keberlangsungan program sendiri. Contohnya masing masing pelaku kemitraan dan memiliki
memang dapat terlihat di Kelurahan Kramatsari di peran masing masing. Peran tersebut antara
Kota Pekalongan dan Kelurahan Kebondalem di lain BKM dan masyarakat sebagai perencana,
Kabupaten Kendal. Kelurahan Kramatsari sampai Pemerintah sebagai pendamping dan swatsa
saat ini maish terus menjalin kemitraan berupa
sebagai rekan bermitra. BKM dan masyarakat
program dan pelatihan sehingga program kampung
sebagai perencana.
edukasi terus berjalan dan termanfaatkan samapi
2. Bentuk-bentuk kemitraan terbagi menjadi
saat ini. Sama halnya juga dengan Kelurahan
empat antara lain bentuk kemitraan bantuan

117 M. S. Rahajeng, A. Manaf/ JPK Vol. 3 No. 2 (2015) 112 119 117
fisik, bantuan uang, bentuk kemitraan non fisik: kemudian diperkuat dengan poin 1 dan 3, untuk
program dan non fisik yang bersifat insidental. poin 4 sebagai refrensi upaya yang telah dilakukan
Sedangkan, proses kemitraan terbagi dua yaitu masyarakat dalam keberlanjutan kemitraan.
proses kemitraan dengan pengajuan proposal
kepada SKPD terkait dan pengajuan proposal Rekomendasi ini bertujuan sebagai masukan untuk
kepada swasta. Dalam proses kemitraan dengan pelaksanaan kemitraan dalam program PLPBK
pengajuan SKPD terkait proposal lebih pasti selanjutnya agar dapat dijalankan lebih baik lagi dari
karena sudah ada channeling berbeda dengan kondisi PLPBK di enam titik lokasi di Keota
swasta yang tidak pasti. Selanjutnya hasil yang Pekalongan dan Kabupaten Kendal.Rekomendasi
didapatkan dari penelitian yang dilakukan ditujukkan bagi masing masing stakeholder yang
adalah tujuan kemitraan terbagi menjadi empat terlibat yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.
antara lain meningkatkan kesejahteraan Rekomendasi ini muncul dari kendala kendala
masyarakat, menjawab permasalahan yang peneliti temukan maupun kekurangan
pendanaan, menumbuhkan kepedulian kekurangan yang peneliti hadapi dalam melakukan
terhadap kegiatan lingkungan, agar penelitian PLPBK ini.
berkelanjutan dan efektif. Peran CSR dalam
program PLPBK dirasa cukup penting untuk itu Rekomendasi untuk Pemerintah Daerah
digali juga mengenai pelaksanaan CSR dan 1. Konteks keterlibatan pemerintah daerah sudah
pelaksanaan forum CSR yang dilakukan di cukup baik. SKPD terkait sudah diikutsertakan
Kabupaten Kendal dan Kota Pekalongan dari awal yang berperan sebagai pengawas
3. Faktor penunjang dan kendala kemitraan sektor berjalannya program PLPBK. Namun pemerintah
pemerintah, swasta dan masyarakat dalam aktif terlibat hanya sampai pembangunan saja
upaya keberlanjutan program PLPBK yaitu untuk untuk dalam hal perawatan program untuk
faktor penunjang terdapat faktor komunikasi keberlanjutan program belum ada keterlibatan
dan koordinasi dalam kemitraan, faktor aktif dari pihak pemerintah.
kepercayaan dalam kemitraan dan tim 2. Adanya forum CSR berdampak positif dalam
pemasaran yang mengerti konsep. Sedangkan keberlanjutan suatu kemitraan. Karena dalam
untuk kendala kemitraan yang dirasakan adalah forum CSR anggota bisa berkomunikasi sesama
badan pengelola yang belum efektif, kendala anggota forum untuk pelaksanaan CSR baik di
dana pendonor, tidak banyak lembaga yang Kota Pekalongan dan Kabupaten Kendal. Ada
memberi respon. baiknya pemerintah meninjau ulang SK terkait
4. Kemitraan yang terjadi beberapa ada yang forum CSR agar forum CSR yang ada dapat aktif
mengalami keberlanjutan khususnya jika kembali.
kemitraan antara pemerintah masyarakat 3. Hubungan keterlibatan antar stakeholder
karena dalam hal ini pemerintah ikut dari awal pemerintah dan swasta kurang terjalin.
dalam perencanaan. Namun untuk kemitraan Seharusnya ada komunikasi antar pemerintah
dengan pihak swasta tidak terus terjadi dan swasta salah satunya adalah dalam
walaupun memang berlanjut karena berdampak pengawasan forum CSR yang sudah dibentuk.
cukup pada program, hanya memanfaatkan Sehingga dengan komunikasi dan koordinasi
event event tertentu dalam kegiatannya. yang baik akan terjalin hubungan antara
Dalam hal ini sudah dilakukan beberapa upaya pemerintah dan swasta tersebut.
dalam keberlanjutan kemitraan antara lain aktif
memasarkan program, memperkuat Rekomendasi untuk Swasta
kelembagaan BKM dan tim pengelola dan 1. Tidak bisa dipungkiri memang keterlibatan
konsistensi kesepakatan bersama. swasta tidak terlalu aktif dalam program PLPBK
ini karena keterlibatan tersebut hanya berupa
Dari beberapa kajian sasaran yang disimpulak bantuan insidental untuk memenuhi
diatas, maka pertanyaan penelitian mengenai persyaratan pelaksanaan CSR. Selain itu
bagaimana bentuk-bentuk kemitraan sektor kesulitan dalam pengajuan proposal yang tidak
pemerintah, swasta dan masyarakat dalam upaya pasti
keberlanjutan program PLPBK di Kabupaten Kendal 2. Dalam hal pelaksanaan survey swasta kurang
dan Kota Pekalongan dapat dilihat pada poin 2 yang memiliki keterbukaan, oleh sebab itu informasi

118 M. S. Rahajeng, A. Manaf/ JPK Vol. 3 No. 2 (2015) 112 119


yang didapat dari swasta tidak banyak. Sehingga Keaktifan tim pemasaran dalam mempromosikan
hasilnya kurang mendalam memahami karakter program seharusnya lebih ditingkatkan guna
swasta dalam program PLPBK ini seperti apa. menjalankan kemitraan dengan pihak luar. Karena
Seharusnya swasta terbuka mengenai hal jika tidak ada keaktifan dari maysrakat sendiri akan
tersebut, karena dalam hal ini tujuannya adalah tidak mungkin menjalin kemitraan dengan pihak lar,
mencari informasi untuk kepentingan studi. pihak luar tidak tau tentang program yang
3. Ada baiknya swasta memiliki program program dijalankan. Selain itu memang tantangannya adalah
yang berkelanjutan dalam hal kemitraan. Karena mempromosikan program tidak semudah
jika hanya sekali memberi atau bentuk bantuan mempromosikan barang, sehingga butuh kreatifitas
tersebut memberi kesan hanya sumbangan dari tim pemasaran untuk mempromosikannya.
bukan sebuah kemitraan. Sebab dengan
kemitraan ini, swasta dapat menunjukkan DAFTAR PUSTAKA
kepedulian terhadap lingkungan sekitar
Aprinasari, A. (2014). Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan Lokal dan Efektivitas Pelaksanaan
Rekomendasi untuk Masyarakat
Program Penataan Lingkungan Permukiman di
1. Tim pengelola dan pemasaran sebaiknya
Perkotaan. (Master), Universitas Diponegoro,
diikutsertakan dari awal perencanaan, karena Semarang.
agar tim pengelola dan pemasaran tau kendala Fatmawati, S. (2012). Peluang dan Tantangan
yang dihadapi dari awal dan dapat menyusun Penanganan Lingkungan Permukiman Kumuh
konsep dalam menjalin kemitraan dengan Berbasis Kawasan Melalui Kerjasama
pemerintah maupun swasta. Selain itu juga Komunitas-Swasta (Studi Kasus: Desa
keefektifan kinerja badan pengelola harus Kutoharjo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten
ditingkatkan. Kendal). (ST), Universitas Diponegoro,
2. Perlu ditingkatkannya konsistensi terhadap Semarang.
Kuswanti. (2008). Gambaran Umum Kemitraan. Jakarta:
kesepakatan bersama yang telah dibuat agar
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
perencanaan yang diinginkan dapat terwujud Universitas Indonesia.
sesuai dengan apa yang direncanakan. Karena Miles, M. B., & Huberman, A. M. (2009). Analisis Data
program ini ada sesuai dengan apa yang Kualitatif. Jakarta: UI Press.
diinginkan masyarakat dari masyarakat, oleh Putera, R. E. (2012). Analisis terhadap Program-program
masyarakat dan untuk masyarakat. Oleh karena Penanggulangan Kemiskinan dan
itu, masyarakat haruslah konsisten terhadap apa Pemberdayaan Masyarakat di Indonesia.
yang sudah dibangun dari awal karena ini untuk Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
mereka sendiri.
3. Keterlibatan masyarakat selama ini sudah aktif
dalam pelaksanaan program PLPBK. Namun
dalam hal menjaga dan merawat dari program
yang sudah dibangun memang sedikit sulit
karena terkendala dana dan juga pola pikir
masyarakat. Biasanya masyarakat memang
hanya semangat saat membangun daripada
menjaga. Oleh sebab itu alangkah lebih baiknya
masyarakat lebih aktif dalam merawat dan
menjaga apa yang sudah dibangun bersama
sama karena program tersebut dibuat oleh
masyarakat dan untuk masyarakat sendiri.

M. S. Rahajeng, A. Manaf/ JPK Vol. 3 No. 2 (2015) 112 119 119

Anda mungkin juga menyukai