Case Report HSP
Case Report HSP
NEFRITIS HSP
Disusun oleh :
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kiri sejak 7 jam sebelum masuk
rumah sakit ( SMRS ), nyeri yang dirasakan hilang timbul dan seperti di remas. Awal
mulanya pasien sedang tidak melakukan aktivitas dan tiba tiba pasien merasakan
nyeri didaerah perut kirinya. Pasien mengaku rasa sakitnya berkurang saat pasien
merubah posisi tidur ke arah kiri dan bertambah sakit saat pasien terlentang. Keluhan
lain yang dirasakan kaki pasien menjadi bengkak. Batuk disangkal, BAB tidak ada
keluhan dan demam disangkal. Pasien pernah di operasi appendiktomi 2 minggu
sebelumnya. Tidak ada riwayat alergi dan di keluarga tidak ada yang pernah
mengalami penyakit seperti pasien ataupun hipertensi dan kencing manis.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan hemodinamik normal, berupa
tekanan nadi 120x/menit (kuat angkat, isi cukup, teratur), suhu 38.1C ( axilla ) serta
respirasi 33x/menit. Pada pemeriksaan mata didaptkan kedua kelopak mata tidak
cekung, inspeksi mulut didapatkan mukosa bibir lembab. Leher pasien simetris, tidak
ada pembesaran disekitar leher pasien.
A/ Nefritis HSP
P/ diet : 1700 kalori, 40 gram protein, 2 gram garam
CIV : -. Tridex 27 B 20 TPM ( makro )
-. NaCl 0.9 % + 7500 iu Heparin
Mm/ Bioxon 2 x 1 gr + 10 NaCl ( IV ), Rocet 1 x 20 mg ( IV ), Fujimin 3 x 1 caps (
PO ), Met. Prednisolon 2 x 4 mg ( PO ), Cavit D3 3 x 1 ( PO ), Fenocin 3 x 1 tab ( PO
).
A/ Nefritis HSP
P/ diet : 2000 kalori, 80 gram protein, 1 gram garam
CIV : -. Tridex 27 B 20 TPM ( makro )
-. NaCl 0.9 % + 7500 iu Heparin
Mm/ Bioxon 2 x 1 gr + 10 NaCl ( IV ), Rocet 1 x 20 mg ( IV ), Fujimin 3 x 1 caps (
PO ), Met. Prednisolon 2 x 4 mg ( PO ), Cavit D3 3 x 1 ( PO ), Fenocin 3 x 1 tab ( PO
).
A/ Nefritis HSP
P/ diet : 2000 kalori, 80 gram protein, 1 gram
CIV : -. Tridex 27 B 20 TPM ( makro )
-. NaCl 0.9 % + 7500 iu Heparin
Mm/ Bioxon 2 x 1 gr + 10 NaCl ( IV ), Rocet 1 x 20 mg ( IV ), Fujimin 3 x 1 caps (
PO ), Met. Prednisolon 2 x 4 mg ( PO ), Cavit D3 3 x 1 ( PO ), Fenocin 3 x 1 tab ( PO
), Torasik 3x 1 amp (IV)
A/ Nefritis HSP
Diare akut tanpa dehidrasi
Disentri
P/ diet : 2000 kalori, 80 gram protein, 1 gram garam
CIV : -. Tridex 27 B 20 TPM ( makro )
-. NaCl 0.9 % + 7500 iu Heparin STOP
Mm/ Bioxon 2 x 1 gr + 10 NaCl ( IV ), Rocet 1 x 20 mg ( IV ), Fujimin 3 x 1 caps (
PO ), Met. Prednisolon 2 x 4 mg ( PO ), Cavit D3 3 x 1 ( PO ), Fenocin 3 x 1 tab ( PO
), Torasik 3x 1 amp (IV), Liprolac 2x 1 sach (PO), Zinc tab (PO), PCT Drip
500mg(IV) K/P, Ranitidine 2x 1amp (IV)
DISKUSI KASUS
HSP sering muncul dengan gejala palpable purpura, odema, nyeri abdomen,
nyeri sendi dan gangguan ginjal. Prognosis biasanya baik apabila belum terdapat
gejala gangguan ginjal. Gejala gangguan ginjal bervariasi mulai dari hematuria and
proteinuria intermiten sampai rapid progressive glomerulonephritis. Henoch-
Schnlein nephritis (HSN) merupakan penyakit yang lebih sering memiliki prognosis
baik tetapi 1-3% penderita akan mengalami end stage renal disease (ESRD) dan 20-
35% menjadi penyakit ginjal kronik menurut penelitian jangka panjang.
Penyebab penyakit belum diketahui dengan pasti tetapi beberapa faktor
diketahui menjadi pencetusnya, diperkirakan sebanyak 70-80% penderita HSP
mengalami infeksi saluran nafas saat mulainya perjalanan penyakit. Beberapa faktor
pencetus, khususnya infeksi streptokokus dibuktikan dengan kultur hapusan
tenggorokan dilaporkan menjadi pencetus yang paling sering yaitu dalam 20-36%
kasus. Di beberapa negara musim memiliki pengaruh dimana puncak musim dingin
merupakan waktu puncak terjadinya infeksi, sedangkan obat-obatan (antibiotika, ACE
inhibitors, NSAIDs) dan beberapa toksin (gigitan serangga, vaksinasi dan alergi
makanan) juga dikatakan memiliki peranan. Beberapa faktor-faktor pencetus antara
lain:
a. Bakteri: streptococcus pyogenes, staphylococcus aureus, mycoplasma,
shigella, yersinia, legionella, salmonella, helicobacter pylori, campylobacter
b. Virus: adenovirus, parvovirus, hepatitis B, varicella zoster, Ebstein-Barr,
coxsackie, herpes simplex, HIV
c. Obat: thiazides, antibiotika, ACE-inhibitors, NSAID
d. Lain-lain: gigitan serangga, alergi makanan, toxocara canis
e. Vaksinasi: tuberkulosis, measles, kolera, yellow fever, hepatitis B, influenza,
pneumokokus, meningokokus.
Telah dilaporkan sebuah kasus penderita HSP yang dalam perjalanan mengalami
appendisitis. HSP merupakan penyakit yang umumnya muncul pada anak-anak dan
bisa mengalami remisi spontan, namun prognosis yang lebih buruk bisa terjadi
apabila ditemukan pada usia dewasa, gejala yang disertai dengan proteinuria,
hematuria, hipertensi serta biopsi ginjal yang menunjukkan > 50% crescent. Dari
keseluruhan data yang ada maka dapat disimpulkan bahwa kasus ini merupakan
penyakit HSP yang baru terdiagnosis saat dewasa dengan manifestasi vaskulitis pada
kulit, atralgia, nyeri abdomen, perdarahan saluran cerna serta gangguan ginjal yang
progresif sehingga memberikan prognosis jangka panjang yang lebih buruk.
Perjalanan penyakit ini telah berlangsung tanpa pengawasan dan penanganan yang
baik sehingga berlangsung progresif dan memberikan hasil akhir manifestasi sistemik.
Belum adanya standar terapi yang baku untuk penanganan HSP terutama yang telah
mengalami gangguan ginjal menyebabkan penanganan menjadi sulit walaupun terapi
steroid memberikan perbaikan pada gejala ekstrarenal tetapi belum memberikan
perbaikan pada fungsi ginjal. Pendekatan yang komperhensif harus dilakukan
meliputi edukasi, perencanaan diet, obat-obatan serta dialisis untuk mempertahankan
kualitas hidup dan prognosis penderita.
DAFTAR PUSTAKA
7. Goel SS, Langford C A, Case Report: A 72 Years Old Man With a Purpuric Rash.
Cleveland Clinic Journal of Medicine, No 6. Vol 76, 2009.
8. Knoll BM et al, Case Report: 56 Year Old Man With Rash, Abdominal pain, and
Atralgias. Mayo Clinic Foundation for Medical Education and Research, June
2007;82(6):745-748. Available at www.mayoclinicproceedings.com.
10. Glomerular Disease, in: Harrissons Principles of Internal Medicine, 17th edition,
McGraw-Hill Inc., USA, 2008.
11. Mills JA, Michel BA, Bloch DA, et al.: The American College of Rheumatology
1990 criteria for the classification of Henoch-Schnlein purpura. Arthritis Rheum,
33:11141121, 1990.