Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

KERATOMIKOSIS OS

Pembimbing :
dr. Vanessa Maximiliane Tina, Sp.M

Disusun Oleh :
Grace Elizabeth Claudia
(11-2015-161)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE 4 APRIL 2016 7 MEI 2016
RUMAH SAKIT FAMILY MEDICAL CENTER
2016
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
SMF ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT FAMILY MEDICAL CENTER BOGOR

Nama : Grace Elizabeth Claudia Tanda Tangan


NIM : 11.2015.161 ................................
Dr Pembimbing / Penguji: dr. Vanessa Maximiliane Tina, Sp.M
................................

I. IDENTITAS
Nama : Tn. H
Umur : 60 th
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jl. Sampora RT 01/01
Tanggal pemeriksaan : 6 April 2016

II. ANAMNESIS
Auto anamnesis pada tanggal 6 April 2016

Keluhan utama: Laki-laki berusia 60 tahun menderita sakit mata kiri sejak 1
bulan SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang:


Laki-laki berusia 60 tahun menderita sakit pada mata kiri sejak 1 bulan
SMRS. Sakit pada mata dirasakan terus menerus dan semakin lama, semakin
sakit. Selain itu, pasien juga mengeluh penglihatannya terganggu, matanya
menjadi merah, terasa gatal, berair dan silau. Pasien merasakan adanya pusing,
namun tidak merasa mual. Pasien sudah berobat ke puskesmas dan diberikan
obat tetes mata, namun tidak ada perbaikan sehingga dirujuk ke poliklinik mata
di RS. Setelah berobat di poliklinik mata, sakit dan gatal pada mata masih ada
namun sudah mulai berkurang. Pasien bekerja sebagai petani dan matanya sering
tertusuk tanaman. Pasien tidak pernah memakai kacamata dan tidak memiliki
riwayat sakit gula dan darah tinggi.

Riwayat Penyakit Dahulu:


a. Umum
- Asthma : tidak ada
- Hipertensi : tidak ada
- Diabetes Melitus : tidak ada
- Stroke : tidak ada
- Alergi : tidak ada
b. Mata
- Riwayat sakit mata sebelumnya : tidak ada
- Riwayat penggunaan kaca mata : tidak ada
- Riwayat operasi mata : tidak ada
- Riwayat trauma mata sebelumnya : ada

Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak terdapat riwayat penyakit pada keluarga.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital : TD 120/80 mmHg, HR 70x/menit, RR 18x/menit, S 37o C
Kepala/Leher : Normocephali, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Mulut : Tidak dilakukan pemeriksaan
Thorax, Jantung : Tidak dilakukan pemeriksaan
Paru : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Dalam batas normal
Status Ophtalmologi

KETERANGAN OD OS
1. VISUS
- Visus 20/50 PH: 20/30 1/300
- Koreksi S +1.00 -
- Addisi - -
- Distansia pupil Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2. KEDUDUKAN BOLA MATA
- Eksoftalmus - -
- Endoftalmus - -
- Deviasi - -
- Gerakan Bola Mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
3. SUPERSILIA
- Warna Hitam Hitam
- Simetris Normal Normal
4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Edema - -
- Nyeri tekan - -
- Ekteropion - -
- Entropion - -
- Blefarospasme - -
- Trikiasis - -
- Sikatriks - -
- Punctum lakrimal Normal Normal
- Fissura palpebra - -
- Tes anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
5. KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Hiperemis - -
- Folikel - -
- Papil - -
- Sikatriks - -
- Hordeolum - -
- Kalazion - -
6. KONJUNGTIVA BULBI
- Sekret - -
- Injeksi Konjungtiva + +
- Injeksi Siliar - -
- Perdarahan - -
Subkonjungtiva
- Pterigium + (Grade II) + (Grade I)
- Pinguekula - -
- Nevus Pigmentosus - -
- Kista Dermoid - -
7. SKLERA
- Warna Putih Putih
- Ikterik - -
- Nyeri Tekan - -
8. KORNEA
- Kejernihan Jernih Keruh
- Permukaan Rata Tidak Rata
- Ukuran Normal Normal
- Sensibilitas Baik Menurun
- Infiltrat - +
- Keratik Presipitat - -
- Sikatriks - +
- Ulkus - -
- Perforasi - -
- Arcus senilis - -
- Edema - -
- Test Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
9. BILIK MATA DEPAN
- Kedalaman Cukup Cukup
- Kejernihan Jernih Jernih
- Hifema - -
- Hipopion - +
- Efek Tyndal - -
10. IRIS
- Warna Coklat Coklat
- Kripta - -
- Sinekia - -
- Kolobama - -
11. PUPIL
- Letak Tengah Sulit dinilai
- Bentuk Bulat, isokor Sulit dinilai
- Ukuran 3 mm Sulit dinilai
- Refleks Cahaya + Sulit dinilai
Langsung
- Refleks Cahaya Tidak + Sulit dinilai
Langsung
12. LENSA
- Kejernihan Jernih Sulit dinilai
- Letak Tengah Sulit dinilai
- Test Shadow Tidak dilakukan Tidak dilakukan
13. BADAN KACA
- Kejernihan Jernih Sulit dinilai
14. FUNDUS OCCULI
- Batas Tegas Sulit dinilai
- Warna Jingga Sulit dinilai
- Ekskavasio Tidak ada Sulit dinilai
- Rasio arteri : vena 2:3 Sulit dinilai
- C/D rasio 0,3 Sulit dinilai
- Makula Lutea (Refleks + Sulit dinilai
Makula)
- Eksudat Tidak ada Sulit dinilai
- Perdarahan Tidak ada Sulit dinilai
- Sikatriks Tidak ada Sulit dinilai
- Ablasio Tidak ada Sulit dinilai
15. PALPASI
- Nyeri tekan - -
- Massa tumor - -
- Tensi Occuli Normal Normal
- Tonometry Schiotz - -
16. KAMPUS VISI
- Tes Konfrontasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Gula Darah Sewaktu: 95 mg/dl
b. Tonometri Non Kontak:
OD : 17,1 mmHg
OS : 18.0 mmHg
c. Pemeriksaan Slit Lamp: Infiltrat (+) dan Sikatrik (+) OS

V. RESUME
Laki-laki berusia 60 tahun datang ke poliklinik mata dengan keluhan
sakit pada mata kiri sejak 1 bulan SMRS. Pada pasien juga terdapat keluhan
lain yaitu mata merah, gatal, berair, silau dan gangguan penglihatan. Pasien
merasakan adanya pusing dan tidak merasa mual. Setelah berobat di poliklinik
mata, sakit dan gatal pada mata sudah mulai berkurang. Pasien bekerja sebagai
petani dan matanya sering tertusuk tanaman. Pasien tidak pernah memakai
kacamata dan tidak memiliki riwayat DM dan Hipertensi.
Pada pemeriksaan fisik didapati status generalis: tekanan darah 120/80
mmHg. Pada status ophtalmologi didapatkan hasil:

OD OS

Visus 20/50 PH: 20/30 1/300

TIO Normal Normal

Cts Tenang Tenang

Cti Tenang Tenang

Cb Injeksi Konjungtiva (+), Injeksi Konjungtiva (+),


Pterigium Grade II Pterigium Grade I
C Jernih Infiltrat (+), Sikatrik (+)

CoA Cukup Hipopion (+)

P Bulat, 3mm, RC + Sulit dinilai

I Sinekia - Sinekia -

L Jernih Sulit dinilai

F Ratio A:V = 2 : 3 Sulit dinilai


C/D Ratio = 0,3

VI. DIAGNOSIS KERJA


Keratomikosis OS dan Pterigium Grade II OD et Grade I OS.
Keratomikosis atau keratitis jamur adalah penyakit infeksi pada kornea
yang disebabkan jamur.1 Keratitis jamur dimulai dengan suatu trauma pada
kornea oleh ranting pohon, daun dan bagian-bagian tumbuhan.2
Penyebab keratomikosis biasanya berbagai jamur saprofit, seperti
Fusarium, Aspergillus, Curvularia, Candida, dan lain-lain. Pada kornea atau
mata yang imunokompromis seperti mata dengan sindrom mata kering (dry
eye) dan individu dengan infeksi HIV/AIDS, kelainan lebih sering disebabkan
golongan Candida. Penyakit ini ditemukan di banyak negara terutama di daerah
tropik, termasuk Indonesia.1 Keratitis jamur umumnya banyak dijumpai pada
pekerja pertanian.3
Faktor resiko dari keratomikosis adalah trauma yang melibatkan
tanaman atau peralatan perkebunan/pertanian, penggunaan kortikosteroid
topikal jangka panjang, pengguna kontak lens, supresi sistem imunitas tubuh,
dan diabetes melitus.4

1(a) 1(b)
Gambar 1: (a) Fusarium sp., (b) Aspergillus sp.

Pasien akan mengeluh sakit mata yang hebat, berair, penglihatan


menurun dan silau. Gambaran mata pada Keratomikosis yang disebabkan
Candida, terlihat infiltrat kuning putih padat, dan yang disebabkan jamur
yang lain, terlihat warna abu atau kuning putih dengan filamen-filamen halus.
Selain itu, pada mata juga terlihat adanya hipopion, peradangan, ulserasi
superfisial dan lesi satelit bila terletak di dalam stroma. Biasanya disertai
dengan cincin endotel dengan plaque tampak bercabang-cabang, gambaran
satelit pada kornea dan lipatan Descemet.2

Gambar 2:
(a) Keratomikosis et causa Candida, (b) Keratomikosis dengan filamen halus
VII. DIAGNOSIS BANDING
a. Keratitis bakterial
Setiap bakteri seperti Staphylococcus, Pseudomonas, dan
Streptococcus dapat mengakibatkan keratitis bakterial. Faktor predisposisi
nya adalah pemakaian kontak lens, trauma, dan kontaminasi obat tetes.
Pada keratitis bakteri akan terdapat keluhan kelopak mata lengket setiap
bangun pagi, mata sakit, silau, merah, berair dan penglihatan yang
berkurang. Kelainan lebih sering ditemukan pada pemakaian lama lensa
kontak. Kornea menjadi keruh dan dapat menjadi abses di dalam stroma
kornea.2
b. Keratitis virus
Virus yang mengakibatkan infeksi pada kornea termasuk infeksi
virus pada saluran napas seperti adenovirus dan semua yang
menyebabkan demam. Virus herpes simpleks dapat menyebabkan
keratitis, demikian juga virus herpes zoster. Kelainan pada kornea
memberikan gambaran seperti infiltrat halus bertitik-titik pada dataran
depan kornea yang dapat terjadi pada penyakit seperti herpes simpleks,
herpes zoster, infeksi virus, dan trakoma.2

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Pemeriksaan Mikroskopik KOH dari kerokan kornea
b. Kultur Agar Dextrosa Sabouraud dari kerokan kornea

IX. PENATALAKSANAAN
a. Natamycin ED (S 6 dd gtt 1 OS)
b. Tobramycin ED (S 6 dd gtt 1 OS)
c. Ketokonazole tab 400 mg (S 1 dd tab 1)
d. Levofloxacin ED (S 6 dd gtt 1 OS)

X. PROGNOSIS
OD OS

Ad Vitam Bonam Dubia ad Bonam


Ad Functionam Bonam Dubia ad Malam

Ad Sanationam Bonam Dubia ad Bonam

Daftar Pustaka
1. Departemen Parasitologi FKUI. Parasitologi kedokteran. Edisi 4. Jakarta:
FKUI; 2013. h. 345,346.
2. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Edisi 5. Jakarta: FKUI; 2014. h. 152-
74.
3. Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan & asbury: oftalmologi umum. Edisi 17.
Jakarta: EGC; 2014. h. 125-31.
4. Bowling, Brad. Kanskis clinical ophthalmology. 8th Edition. Philadelphia:
Elsevier; 2016. p. 180-3.

Anda mungkin juga menyukai