1. Latar Belakang
penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara melalui Inovasi, pekerjaan, dan
kesempatan untuk mengembangkan diri dan bisnis mereka Pada tahun 2018, jumlah
pengusaha di indonesia hanya sekitar 1,65 persen dari populasi. (Patricia & Silangen,
2016)
Indonesia masuk peringkat 103 dari 132 negara di dunia. Hal ini merupakan tanda
positif sejak di tahun sebelumnya Indonesia hanya berada di peringkat 120 out of 130
negara. Meskipun ada keuntungan besar di peringkat untuk Indonesia, global Indeks
kewiraswastaan ini penting dan sudah menjadi yang utama Perhatian pemerintah
salah satu faktor yang mempengaruhi Niat kewirausahaan (Fayolle & Gailly, 2013;
Peterman & Kennedy, 2003; Zhang et al., 2013) Selain pendidikan kewirausahaan,
kewirausahaan
Penelitian ini akan menguji semua variabel yang disebutkan di atas dan
melihat dampaknya terhadap niat wirausaha mahasiswa dari Jurusan yang berbeda,
studi ini juga akan meneliti mengenai efek moderat dari antusiasme dosen yang
dirasakan siswa, pengaruh sosial teman sekelas, jenis kelamin, dan kewiraswastaan
pra-pendidikan.
Semarang sebagai objek penelitian dan memiliki siswa dari berbagai jurusan yang
bertindak atas kelayakan dan keinginan yang dirasakan. Mereka yang memiliki sense
of self efficicacy (Keinginan) dapat ditarik ke wirausaha lebih dari sekedar bekerja
Lainnya. Dalam kondisi menjadi seorang wirausaha, orang harus juga memutuskan
apakah mereka percaya bahwa mereka memiliki keterampilan dan kemampuan yang
karena orang tua sering mengajarkan anak mereka keterampilan, nilai dan keyakinan
yang relevan itu dibutuhkan untuk membangun bisnis sendiri. Zhang et al. (2013)
mengharapkan teman, saudara, majikan, atau diri juga bisa berperan sebagai peran
serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara
yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan. Dalam
penelitian Mahesa (2012) tentang minat dan wirausaha di atas, minat berwirausaha
adalah kecenderungan hati dalam diri subyek untuk tertarik menciptakan suatu usaha
Menurut Fatrika, et. al. (2009) minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir
overcon_dence / kepercayaan diri yang lebih) dan motif berwirausaha (bekerja dan
kecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang
mewujudkan cita-citanya.
yang kuat untuk berwirasusaha apabila seseorang atau mahasiswa mempunyai minat
berwirausaha yang lebih besar. Dengan adanya minat tersebut, maka akan mendorong
mahasiswa untuk melakukan suatu hal terntu yang didalamnya terkandung suatu
motivasi yang menyebabkan melakukan suatu hal atau aktivitas sesuai dengan tujuan.
Dengan demikian, dengan adanya dorongan yang kuat maka sesuatu cita-cita atau
keinginan untuk berwirausaha akan bias terwujud sehingga apabila keinginan tersebut
sudah terpenuhi maka akan timbul suatu kepuasan, yang dimana kepuasan itu sendiri
sifatnya menyenangkan.
5
Patricia et. Al (2016). Perbedaan dalam penelitian tersebut terletak pada obyek
penelitian.
A. Kegunaan Teoritis
B. Kegunaan Praktisi
a. Bagi Penulis
b. Bagi Siswa
c. Bagi Universitas
2.1.1 Kewirausahaan
2.1.1 Kewirausahaan
atau layanan yang dapat dipasarkan (Schaper, Volery, Weber, & Lewis,
seseorang perhatian, yang mengarah pada pengalaman dan tindakan untuk mencapai
sesuatu.
Niat kewirausahaan adalah keadaan pikiran bahwa orang ingin membuat firma
baru Atau driver nilai baru di dalam yang ada Organisasi. Ini adalah kekuatan
pendorong aktivitas kewirausahaan (Wu et al., 2008). Studi paling populer yang
menjelaskan Model niat kewirausahaan itu teori perilaku terencana yang diajukan
oleh Ajzen (1991) dan model Shapero Acara kewirausahaan (Fitzsimmons &
Douglas, 2011; Lee et al., 2011; Zhang et Al., 2013). Acara wirausaha model melihat
niat untuk memulai yang baru Usaha tergantung pada tiga hal, yaitu persepsi
terencana menguraikan hal itu sikap terhadap tindakan, norma sosial, dan kontrol
8
perilaku yang dirasakan adalah tiga faktor kunci yang mempengaruhi niat individu
untuk melakukan yang diberikan tingkah laku. Kedua model ini telah diuji dan
al., 2000).
niat kewirausahaan (Bae, Qian,Miao, & Fiet, 2014; Fayolle & Gailly, 2013; Zhang et
al., 2013).
khusus maupun terus menerus kepada suatu objek, peristiwa atau topik tertentu minat
sangat dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu: variabel sikap dan norma subyektif.
Dengan kata lain, gabungan dari variabel sikap dan norma subyektif tidak akan
minat, dan minat inilah yang akan berpengaruh langsung pada perilaku (Setiawan,
2001).
9
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minatnya (Djaali, 2008). Jika
seseorang telah melaksanakan kesungguhannya kepada suatu objek maka minat ini
Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang mendorongnya untuk
memperoleh sesuatu atau untuk mencapai suatu tujuan, sehingga minat mengandung
unsur keinginan untuk mengetahui dan mempelajari dari sesuatu yang diinginkannya
menetap pada diri seseorang untuk mengarahkan pada suatu pilihan tertentu sebagai
adanya perhatian pada objek yang diinginkannya itu untuk mencari informasi sebagai
Minat merupakan keadaan psikis yang timbul dari dalam diri seseorang
dimana cenderung lebih suka dan lebih tertarik oleh suatu objek, serta menginginkan
mengetahui dan mempelajari suatu objek tertentu dengan perasaan senang dan berniat
berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau
hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras
berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa
keras untuk berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa
takut dengan risiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang
dialami.
memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi.
Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk
Mahesa (2012) tentang minat dan wirausaha di atas, minat berwirausaha adalah
kecenderungan hati dalam diri subyek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang
Menurut Fatrika, et. al. (2009) minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir
berani mengambil resiko, kebutuhan berprestasi dan independen, evaluasi diri serta
overcon_dence / kepercayaan diri yang lebih) dan motif berwirausaha (bekerja dan
(Suryana, 2006).
menaruh minat yang besar terhadap kegiatan wirausaha. Dengan adanya minat akan
mendorong siswa untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, karena di dalam minat
aktivitas sesuai dengan tujuan. Kuatnya dorongan bagi diri seseorang dapat
kepuasan itu sendiri sifatnya menyenangkan. Hal ini berarti bahwa dorongan untuk
berhubungan lebih aktif dengan obyek yang menarik ini disertai dengan perasaan
pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang
hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan yang
Menurut Soekidjo Notoatmojo (2003: 16), pendidikan adalah segala upaya yang
pendidikan.
Menurut Sugihartono dkk. (2007: 3), pendidikan adalah suatu usaha yang
dilakukan secara sadar untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu
proses pembelajaran untuk mengubah sikap dan pola pikir mahasiswa terhadap
kewirausahaan.
bertumbuh pesat di Eropa dan Amerika Serikat baik ditingkat kursus-kursus ataupun
13
ataupun dalam bentuk konsentrasi program studi. Beberapa mata kuliah yang
Zimmerer, Scarborough dan Wilson (2008: 20), menyatakan bahwa salah satu
kewirausahaan adalah bimbingan yang diberikan seseorang guna mengubah sikap dan
pola pikir seseorang agar berminat untuk menjadi wirausaha. Selain pendidikan
14
semakin melahirkan entrepreneur muda yang memiliki kreativitas dan inovasi dalam
berbagai bidang.
2.2 Hipotesis
Berasal dari teori ini, makalah ini mengusulkan hipotesis berikut ini:
Terkait dengan wirausaha karena orang tua sering mengajar anak mereka
keterampilan, nilai dan keyakinan yang relevan itu dibutuhkan untuk membangun
bisnis sendiri (Carr & Sequeira, 2007). Zhang et al. (2013) mengharapkan teman,
saudara, majikan, atau diri juga bisa berperan sebagai peran model dan secara positif
kewirausahaan seseorang. Oleh karena itu, sebagai akibat dari paparan berbagai
kewirausahaan niat
kewirausahaan, untuk mengajar siswa untuk menerapkan teori, dan sorot jalur
kewirausahaan sebagai pilihan karir (Bae et al., 2014; Fayolle & Gailly, 2013;
Oosterbeek, van Praag, & Ijsselstein, 2010). Peterman dan Kennedy (2003)
16
menunjukkan hal itu program dukungan wirausaha itu Peterman dan Kennedy (2003)
memulai bisnis atau memperbaiki bisnis mereka performa bisnis. Wu dan Wu (2008)
menunjukkan niat yang lebih besar untuk memulai sendiri bisnis. Studi lain oleh
dibutuhkan untuk menemukan dan / atau membuat peluang bisnis baru, yang
promosikan hasil dari niat menjadi pengusaha. Individu dengan modal manusia lebih
tinggi. Pendidikan yang lebih baik, kemampuan yang lebih kuat) adalah Lebih
mungkin untuk menciptakan inovasi, pertumbuhan tinggi usaha dari individu dengan
rendah modal manusia dan jika potensi tinggi ini Individu memilih untuk tidak
mengejar seperti itu peluang, wirausaha dinamis akan menderita (cs et al., 2016).
membutuhkan pengetahuan (Sains), tapi juga cara berpikir baru, jenis keterampilan
baru dan mode baru perilaku (seni). Pengajaran dari kewiraswastaan dalam konteks
dengan kehidupan nyata sebagai mungkin. Akibatnya, peran aktif siswa dalam proses
17
belajar sangat sangat penting (Heinonen & Poikkijoki, 2006). Selama pendidikan
formal, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan dan kognitif keterampilan tapi
dengan belajar dan prestasi. Ini menyiratkan itu emosi yang menyenangkan sangat
sepanjang hayat. Jadi, tujuan yang diinginkan mengajar adalah untuk meningkatkan
emosi prestasi siswa yang menyenangkan (Frenzel, Et al., 2009). Dalam artikelnya,
tentang apa yang diajarkan tapi bagaimana hal itu diajarkan mengembangkan
wirausaha berarti terutama bekerja pada sikap, belum lagi cara guru menyampaikan
materi dan memotivasi siswa untuk menjadi pengusaha. Karena itu, berikut ini
hipotesis terbentuk:
sekolah akademis atau sosial, yang akan menentukan pekerjaan masa depannya.
Makanya, biarpun kita asumsikan siswa itu tidak sadar akan hal itu profesi idealnya
18
depan tertinggi kembali, mereka menjalani proses itu membentuk identitas yang akan
membuat mereka cenderung menuju ide tertentu tentang ideal pekerjaan (Falck,
Heblich, & Luedemann, 2012). Sebagian besar siswa dan rekan mereka berpikir
bahwa itu akan menjadi "luar biasa" untuk menjadi milikmu bos sendiri, jalankan
bisnis sendiri, tidak harus menerima perintah dari orang lain, dan untuk memiliki
pahala keuangan yang tinggi tanpa sepenuhnya menyadari bahwa menjadi seorang
pengusaha membutuhkan lebih banyak dari itu, termasuk penelitian dan perhitungan
resiko. Namun, antara masa remaja dan dewasa di sana adalah penurunan yang
berisiko. Tergantung pada orang dewasa, remaja lebih rentan terhadap pengaruh
teman sebayanya. Dalam beberapa situasi, mereka mungkin mengambil lebih banyak
risiko, mengevaluasi perilaku berisiko lebih positif, dan membuat keputusan yang
lebih berisiko saat mereka adalah dengan rekan-rekan mereka dari pada saat mereka
berada sendiri (Gardner & Steinberg, 2005). Selain itu, Falck, Heblich, & Luedemann
(2012) juga menemukan bahwa teman sebayanya niat kewirausahaan akan meningkat
Kemungkinan seseorang juga akan memiliki niat kewirausahaan Oleh karena itu,
H6a: Pengaruh sosial teman sekelas adalah berhubungan positif dengan niat
kewirausahaan
19
H6b: Pengaruh sosial teman sekelas adalah diharapkan memiliki dampak positif
lebih rendah untuk bekerja sendiri dibandingkan laki-laki karena wanita kurang
berisiko mencari daripada pria (Daz-Garca & Jimnez-Moreno, 2010; Verheul et al.,
2012). Bahkan wanita pun mungkin merasa mampu melakukan wirausaha tugas
seperti yang dilakukan pria, wanita bisa merasakannya lingkungan lebih sulit dan
Institute, telah ada kenaikan 7% pada persentase wanita pengusaha yang berniat
untuk menumbuhkan mereka bisnis sebesar 50% dan mempekerjakan 10 orang dalam
Pengusaha yang ikut dalam beberapa bentuk pendidikan tinggi (Terjesen & Lloyd,
2015). Oleh karena itu, Bae dkk. (2014) disimpulkan bahwa ada kemungkinan
asosiasi antara pendidikan kewirausahaan dan kemauan untuk terlibat dalam memulai
H7a: Pria memiliki niat kewiraswastaan yang lebih tinggi dari pada perempuan
20
H7b: Gender diharapkan memiliki dampak interaktif positif pada hubungan antara
Individu yang pernah mengalami bisnis mereka sendiri mungkin ingin tahu lebih
lanjut tentang bagaimana memelihara dan mengembangkan bisnis mereka untuk
melakukannya, mereka mendaftarkan diri mereka dalam program pendidikan
berwirausaha. Sebuah studi yang dilakukan oleh (Oosterbeek et al., 2010)
menyarankan agar pertimbangan pra-pendidikan niat wirausaha akan membantu
kami memahami hubungan yang sebenarnya antara pendidikan kewirausahaan dan
niat kewirausahaan. Penelitian sebelumnya menyiratkan bahwa niat wirausaha
seorang pelajar mungkin tidak terpengaruh oleh pendidikan kewirausahaan,
melainkan oleh keyakinan sebelumnya sebelum mendaftar. Jadi, kita mengusulkan
hipotesis berikut:
H8a: Siswa dengan pra-pendidikan niat wirausaha miliki niat kewirausahaan yang
lebih tinggi dari pada siswa tanpa niat pra-pendidikan kewiraswastaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang,
tetapi juga objek dan benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar
jumlah yang ada pada subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik
atau sifat yang dimiliki oleh objek ataupun subjek (Sugiyono, 2010).. Sampel adalah
22
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Teknik
pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan non
Z 2
n=
Dimana: E
n = Banyaknya sampel yang diperlukan
95%
1,96 2
z = 1,96 n = [0,20]
= 96
Keterangan:
Angka 1,96 diperoleh dari tabel distribusi normal. Berdasarkan rumus diatas maka
sampel yang diambil sebagai subjek penelitian sebanyak 96. Tetapi peneliti akan
menyebar 100 kuesioner guna untuk memperoleh data yang lebih luas.
1. Observasi
suatu objek yang diteliti. Observasi dalam penelitian ini yaitu dengan mengamati
2. Wawancara
pertanyaan lisan kepada objek penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2013). Dari
wawancara ini, peneliti akan memperoleh informasi spontan dan mendalam dari
setiap responden.
3. Studi Pustaka
4. Kuesioner
dan tertutup
Pengukuran tingkat kepentingan atas unsur citra merek , dan terhadap minat
beli dilakukan dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Riduwan dan Kuncoro, 2012). Dengan menggunakan skala likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub
indikator-indikator yang telah diukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat
item instrument yang berupa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden
Instrumen pernyataan ini akan menghasilkan total skor bagi tiap anggota
sampel yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti instrumen di bawah ini:
pertanyaan responden dan untuk penilaiannya didasarkan pada rentang berikut ini:
Nilai maksimum : 5
Nilai minimum : 1
25
Kategori :
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini merupakan data primer
Data primer menurut Ghozali (2011) adalah data survei, pengamatan, atau
diselidiki. Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan adalah penyebaran
Data sekunder menurut Ghozali (2013) adalah jenis data mencakup informasi
yang telah dikumpulkan dan hanya mungkin relevan dengan permasalahan yang ada.
Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data-data dan informasi yang diperlukan
26
dengan cara membaca literatur, buku, artikel, jurnal, data dari internet, dan skripsi
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu
alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab secara cermat tentang variabel yang
diukur (Ghozali, 2013). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Misalkan mengukur minat beli yang terdiri dari lima pertanyaan ,maka
pertanyaan tersebut harus bisa secara tepat mengungkapkan seberapa besar tingkat
minat beli . Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang
sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.
menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akan diukur
(Ferdinand, 2011) Dasar pengambilan keputusan untuk menguji validitas butir angket
adalah: Jika r hitung dan r hitung > r tabel maka variabel tersebut valid atau
signifikan <0,05.
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013). Dalam pengujian ini, peneliti mengukur
reliabelnya suatu variabel dengan cara melihat Cronbach Alpha dengan signifikansi
yang digunakan lebih besar dari 0,60. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally dalam Ghozali, 2013).
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang baik dan layak
dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat
dilihat dengan beberapa cara, diantaranya yaitu dengan melihat kurva normal
probability plot.
diagonal dari grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar menjauh dari
2013).
2. Uji Multikolinieritas
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
ortogonal adakah variabel independen yang memiliki nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi,
ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan
dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel
independen.
3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance
inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen
variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinieritas adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10.
Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir.
Sebagai misal nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolinieritas 0,95.
3. Uji Heteroskedastisitas
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar).
Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang bertujuan untuk
membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua
Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk menguji variabel regresi yaitu
apakah variabel X1, X2, dan X3 benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y secara
terpisah atau parsial (Ghozali, 2013), Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini
adalah:
variabel dependent.
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
Oleh karena itu, banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai
Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti
nilai R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen