Anda di halaman 1dari 8

About

'Abdullah ibnu Shodiq


Semangat Belajar Islam, Hidup dengan Ilmu dan 'Amal
02 Nov 2011
3 Comments
Adat yang salah dalam Kehamilan dan Kelahiran

APAKAH ACARA : 3 BULANAN (TELONAN), 7 BULANAN (MITONI), DAN TINGKEPAN,


DALAM MASA KEHAMILAN MERUPAKAN BAGIAN DARI AJARAN ISLAM??

Kita tidak akan menemukan acara-acara tersebut dalam ajaran Islam, bahkan hal
tersebut berasal dari agama lain. Seorang mantan Pandita Hindu ditanya :
[Sebelum masuk Islam beliau bernama Pandita Budi Winarno, setelah masuk Islam
bernama Abdul Aziz]
Pertanyaan : Apakah Telonan, Mitoni dan Tingkepan dari ajaran Islam ?
[Telonan : Upacara 3 bulan masa kehamilan, Mitoni dan Tingkepan : Upacara 7 Bulan
masa kehamilan; biasanya dengan mandi-mandi]

Jawab : Telonan, Mitoni dan Tingkepan yang sering kita jumpai di tengah-tengah
masyarakat adalah tradisi masyarakat Hindu. Upacara ini dilakukan dalam rangka
memohon keselamatan anak yang ada di dalam rahim (kandungan). Upacara ini
biasa disebut Garba Wedana [garba : perut, Wedana : sedang mengandung].
Selama bayi dalam kandungan dibuatkan tumpeng selamatan Telonan, Mitoni,
Tingkepan [terdapat dalam Kitab Upadesa hal. 46]

Intisari dari sesajinya adalah :

1. Pengambean, yaitu upacara pemanggilan atman (urip).


2. Sambutan, yaitu upacara penyambutan atau peneguhan letak atman (urip) si jabang
bayi.
3. Janganan, yaitu upacara suguhan terhadap Empat Saudara [sedulur papat] yang
menyertai kelahiran sang bayi, yaitu : darah, air, barah, dan ari-ari. [orang Jawa
menyebut : kakang kawah adi ari-ari]

Hal ini dilakukan untuk panggilan kepada semua kekuatan-kekuatan alam yang tidak
kelihatan tapi mempunyai hubungan langsung pada kehidupan sang bayi dan juga
pada panggilan kepada Empat Saudara yang bersama-sama ketika sang bayi
dilahirkan, untuk bersama-sama diupacarai, diberi pensucian dan suguhan agar
sang bayi mendapat keselamatan dan selalu dijaga oleh unsur kekuatan alam.

Sedangkan upacara terhadap ari-ari, ialah setelah ari-ari terlepas dari si bayi lalu
dibersihkan dengan air yang kemudian dimasukkan ke dalam tempurung kelapa
selanjutnya dimasukkan ke dalam kendil atau guci. Ke dalamnya dimasukkah tulisan
AUM agar sang Hyang Widhi melindungi. Selain itu dimasukkan juga berbagai
benda lain sebagai persembahan kepada Hyang Widhi.
Kendil kemudian ditanam di pekarangan, di kanan pintu apabila bayinya laki-laki, di kiri
pintu apabila bayinya perempuan.

Kendil yang berisi ari-ari ditimbun dengan baik, dan pada malam harinya diberi lampu,
selama tiga bulan. Apa yang diperbuat kepada si bayi maka diberlakukan juga
kepada Empat Saudara tersebut. Kalau si bayi setelah dimandikan, maka airnya juga
disiramkan kepada kendil tersebut.
(Kitab Upadesa, tentang ajaran-ajaran Agama Hindu, oleh : Tjok Rai Sudharta, MA. dan
Drs. Ida Bagus Oka Punia Atmaja, cetakan kedua 2007)
Maka janganlah orang Islam menjalankan ibadah orang lain
***

Berikut kami nukil beberapa ketetapan NU berkaitan hal ini :

Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya menanam ari-ari (masyimah) dengan menyalakan lilin dan
menaburkan bunga-bunga di atasnya ?

Jawab :
Menanam ari-ari (masyimah/tembuni) hukumnya sunnah. Adapun menyalakan lilin
(lampu) dan menaburkan bunga-bunga di atasnya itu hukumnya HARAM, karena
membuang-buang harta (tabzir) yang tidak ada manfaatnya.

[KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA (NU) KE-7 Di Bandung, pada tanggal 13


Rabiul Tsani 1351 H / 9 Agustus 1932 M. Lihat halaman : 71.]
***

Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya melempar kendi yang penuh air hingga pecah pada waktu orang-
orang yang menghadiri UPACARA PERINGATAN BULAN KE TUJUH dari umur
kandungan pulang dengan membaca shalawat bersama-sama, dan dengan harapan
supaya mudah kelahiran anak kelak. Apakah hal tersebut hukumnya haram karena
termasuk membuang-buang uang (tabzir) ?

Jawab :
Ya, perbuatan tersebut hukumnya H A R A M karena termasuk tabdzir.

[KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA (NU) KE-5 Di Pekalongan, pada tanggal


13 Rabiul Tsani 1349 H / 7 September 1930 M. Lihat halaman : 58.]
***
Sehingga jelas bagi masyarakat kebanyakan yang mengaku sebagai warga NU bahwa
hal yang sedemikian adalah TIDAK DIBENARKAN.
***
[Adakah] Cara Menguburkan Tembuni (Ari-Ari) secara Syari ?
Assalamuallaikum wr. wb.
Pak Ustaz,
saya mau menanyakan tata cara menguburkan Tembuni/ari-ari secara syari. Mohon
perinciannya pak Ustaz, soalnya Isteri saya sebentar lagi akan melahirkan anak kami
yang pertama.
Waallaikumsalam wr. wb..

jawaban
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Tidak ada aturan dalam syariah Islam tentang menguburkan ari-ari. Sedangkan
kepercayaan bahwa ari-ari harus diperlakukan dengan cara tertentu, karena
berpengaruh kepada bayi, hanyalah kepercayaan kosong yang tidak ada dasarnya
dalam syariah.
Kala kepercayaan ini diteruskan, pelakunya bisa terjerumus ke dalam lembah syirik.
Resikonya tentu sangat besar, karena orang yang mati dalam keadaaan syirik, dosa-
dosa yang dibawa mati tidak akan diampuni.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS. An-
Nisa: 48)
Karena itu jangan sampai iman kita gugur hanya karena kepercayaan salah tentang ari-
ari. Cukup dibuang atau dikubur dengan niat agar kalau membusuk, tidak
membahayakan manusia. Sama halnya dengan mengubur bangkai, perlu dikubur
bukan karena takut bangkai itu menjelma menjadi syetan, tetapi agar tidak terjadi
pencemaran.
Cara yang paling aman dan mudah adalah dengan menguburnya di dalam tanah.
Demikian juga ar-ari, boleh hukumnya untuk dikuburkan di dalam tanah. Tapi
haram hukumnya kalau diikuti dengan beragam kepercayaan terhadap mitos-mitos
tertentu tentang ari-ari.

Wallau alam bishshawab, wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Ahmad Sarwat, Lc.

demikian agar dapat menjadi pengingat bagi kaum Muslimin bahwa terlarang bagi
mereka mengadakan suatu acara atau perbuatan yang tidak terdapat tuntunan
terhadapnya di dalam agama Islam atau menyelisihi syariat apalagi jika dengan hal
tersebut akan menyelesihi pokok ajaran Islam yakni Tauhid.
Ancaman yang keras sebagaimana firman Allah dalam QS An-Nisa : 48 tersebut
hendaknya menjadikan mereka berhati-hati dari syirik. Karena syirik kecil (riya)
akan menggugurkan (pahala) amal yang dikerjakan dengan riya tersebut dan dia di
ancam adzab, sementara syirik besar akan membuat seseorang keluar dari Islam
sehingga seluruh amal baiknya akan gugur tanpa sisa dan tiada balasan baginya
kelak kecuali kekal dalam neraka dan tidak akan masuk surga. Naudzubillahi min
dzalik (kami berlindung kepada Allah terhadap perkara yang demikian).
Akan sangat disesalkan jika seseorang terjatuh ke dalam syirik tanpa dia sadari, dia
melakukan perbuatan sekedar ikut-ikutan tanpa mengetahui bahwa hal tersebut
adalah perkara yang dilarang.

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya penglihatan, pendengaran dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggung jawabnya. QS al-Israa : 36

dan Kami telah memberikan penglihatan, pendengaran dan hati; tetapi penglihatan,
pendengaran dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena
mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan merela telah diliputi oleh siksa yang
dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.
QS al-Ahqaaf : 26

Pembahasan beberapa masalah di atas dinukil dari :


1. Buku Santri Bertanya, Mantan Pendeta (Hindu) Menjawab
2. Buku : Masalah Keagamaan hasil Muktamar/Munas Ulama NU ke I s/d 30 (yang
terdiri dari 430 masalah) oleh KH. A. Aziz Masyhuri ketua Pimpinan Pusat Rabithah
Maahid Islamiyah dan Pengasuh Ponpes Al Aziziyyah Denanyar Jombang, Kata
Pengantar : Menteri Agama Maftuh Basuni.
3. http://hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com/2010/06/apakah-3-bulanan-telonan-7-
bulanan.html
4. http://hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com/2011/03/hukum-memberi-lampu-
pada-ari-ari-bayi.html
5. http://www.ustsarwat.com/search.php?id=1157429369

[gambar diambil dari http://sund1310.rubbiku.com/wp-


content/uploads/2011/04/pregnancy.jpg ]
share this :

Facebook60
Twitter1
Cetak
Digg

Like this:
Posted in An Nasehat and tagged 3 bulanan, 7 bulanan, ari-ari, bid'ah, kehamilan,
mitonan, mitos, selapan, selapanan, telonan, tembuni, tingkepan
Older Entry
Newer Entry
3 pemikiran pada Adat yang salah dalam Kehamilan dan Kelahiran

rasyid pada 4 September 2012 pada 07.01 berkata:

sok tau sampean itu,, islam ya islam jangan disamakan dengan agama lain.
islam datang dengan memadukan budaya tapi tidak melangggar larangan Nya.
membaca sholawat itu banyak manfaatnya, kenapa melarang.
Balas
ibnushodiq pada 6 November 2012 pada 14.10 berkata:

Saya pribadi malah berlindung kepada Allah dari sikap sok tau. Lagian, saya ini
belum tau apa-apa je, bagaimana mau sok tau? Bener mas, Islam jelas tidak sama
dengan agama lain. Karenanya, jangan melakukan perbuatan yang bernilai ibadah
kecuali jika hal tersebut telah diajarkan oleh Islam.
Ibadah itu adalah segala sesuatu yang dicintai dan dridhoi oleh Allah subhanahu wa
taala dari perkataan dan perbuatan, yang nampak maupun yang tersembunyi (yang
zahir maupun yang batin).
doa, dzikir, tawakkal, takut, harap, itu juga ibadah mas. Ya harusnya dilakukan
sesuai tatacara yang diajarkan oleh Islam, bukan mengambil ajaran agama lain.
Adat budaya itu bisa diambil sehubungan dengan muamalah yang baik terhadap
sesama, tapi tidak bisa dipakai jika menyangkut perkara ibadah. Karena Islam telah
mengajarkan dengan komplit semuanya.
Bersholawat kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam itu bukan hanya banyak
manfaat namun juga dianjurkan bahkan diperintahkan oleh Allah. Bahkan terdapat
celaan terhadap mereka yang tidak mau bersholawat ketika Nama Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam disebut. Dan saya tidak pernah melarang,
lho. Tapi ingat, sholawat itu juga ibadah, maka kalo caranya ngawur, maksudnya
jika ada yang sholawatan dengan cara atau bacaan yang tidak pernah diajrkan di
dalam Islam, maka itu tidak boleh. Wallahu alam.
Balas
kurma madu pada 6 Januari 2013 pada 00.12 berkata:

jgan campur adukan antara yg haq dgn yg bathil.karena ISLAM tlah sempurna dan
rahmat bagi skalian alam.
Balas

Tinggalkan Balasan

blog ini
"hanya kumpulan catatan milik seorang awam, beberapa diantaranya adalah copy
paste dari situs lain atau nukilan buku, beberapa diantaranya adalah ungkapan
pribadi. Jika banyak kurang dan salah, mohon dimaklumi. Jika ingin memberi kritik
dan saran, tak usah sangsi." "Jika menginginkan info yang akurat, merujuklah ke
blog para ustadz atau kitab para ulama yang sesuai dengan Al Qur-aan dan As-
Sunnah" "Mari Semangat Belajar Islam dan Beramal Dengan Ilmu yang Benar"
"Yang Lalu Takkan Kembali Esok Tiada Pasti Hidupmu Cuma Hari ini Cuma Saat ini
Isilah dengan Berbuat Kebajikan Atau Meperbanyak Istighfar"
Cari mp3 ceramah atau kajian? Klik dibawah ini :
Kajian.Net
Koleksi Ceramah Islam MP3
Blogroll
Documentation
Plugins
Suggest Ideas
Support Forum
Themes
WordPress Blog
WordPress Planet
Tulisan Terkini
LUPA, Mengapa dan Bagaimana?
sms1
Puasa Muharram dan Shalat Malam
Cara Pengucapan Yang Benar
DOA MASUK RUMAH DAN DOA KELUAR RUMAH
Arsip
November 2012
Maret 2012
November 2011
September 2011
Agustus 2011
Juli 2011
Oktober 2010
Halaman
About
Kategori
Al Hadits
Al Midah
Al Qur'an
An Nasehat
As Sunnah
Erti Kata
Shalat
Uncategorized

Blog pada WordPress.com. Tema: Bold Life oleh Jay Hafling.


Ikuti
Follow 'Abdullah ibnu Shodiq

Get every new post delivered to your Inbox.

Powered by WordPress.comN

Anda mungkin juga menyukai