Anda di halaman 1dari 14

KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI DITINJAU DARI TINGKAT

PENDIDIKAN ORANG TUA DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA DI SMA


NEGERI 1 PAKEM TAHUN AJARAN 2014/2015

ARTIKEL E-JOURNAL

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Arifa Nisrina Ayuni
NIM 11104244037

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
OKTOBER 2015
Kematangan Karir Siswa .... (Arifa Nisrina Ayuni) 1

KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI DITINJAU DARI TINGKAT


PENDIDIKAN ORANG TUA DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA DI SMA
NEGERI 1 PAKEM TAHUN AJARAN 2014/2015

CAREER MATURITY TO STUDENT OF XI CLASS VIEWED FROM THE EDUCATION LEVEL


OF PARENTS AND FAMILY ECONOMIC SITUATION IN SENIOR HIGH SCHOOL 1 PAKEM
ACADEMIC YEAR 2014/2015

Oleh: Arifa Nisrina Ayuni, Universitas Negeri Yogyakarta


anayunisrina@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kematangan karir siswa kelas XI yang ditinjau dari
tingkat pendidikan orang tua dan keadaan ekonomi keluarga di SMA Negeri 1 Pakem Tahun Ajaran 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian ex post facto (kausal komparatif).
Subjek penelitian ini berjumlah 90 siswa yang ditentukan dengan proportionale stratified random sampling.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji Anova dua arah dan untuk melihat
gambaran kematangan karir, tingkat pendidikan serta keadaan ekonomi keluarga menggunakan
statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan pada kematangan
karir siswa kelas XI ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua dan keadaan ekonomi keluarga di SMA Negeri 1
Pakem Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil perhitungan Two Way Anova yaitu 0,137 yang berarti nilai p-value<alpha
atau sama dengan>0,05 maka gagal terima hipotesis. Pada hasil presentase kematangan karir siswa yang ditinjau
dari tingkat pendidikan orang tua, frekuensi dominan terletak pada siswa dengan kematangan karir sedang berasal
dari tingkat pendidikan orang tua yang tinggi dan pada presentase kematangan karir yang ditinjau dari keadaan
ekonomi keluarga, frekuensi dominan terletak pada siswa dengan kematangan karir sedang berasal dari keluarga
dengan keadaan ekonomi menengah.

Kata kunci:kematangan karir, tingkat pendidikan orang tua dan ekonomi keluarga.

Abstract
This research to determine differences in career maturity XI class students who in terms of the level of
parents' education and family economic situation in Senior High School 1 Pakem Academic Year 2014/2015. The
approach used was quantitative with the type of comparative research. Subject amounted to 90 students with
proportionale stratified random sampling. The data analysis technique used is the two way anova and to see of
career maturity, level of education and family economic circumstances using descriptive statistics. Results of the
data , the processing of the data showed a significant value 0.137 significant p-value <alpha or equal to> 0.05
then failed to accept it. On the results of the percentage of career maturity of students in terms of educational level
of parents, dominant frequency lies in students with career maturity was derived from the level of parental
education are high and the percentage of career maturity were evaluated from family economic circumstances,
dominant frequency lies in students with maturity career were from families with medium economic circumstances.

Keywords: career maturity, the level of parents' education and family income.

PENDAHULUAN pendidikan. Dalam pelaksanaan pendidikan yang


Dewasa ini, persiapan diri untuk bekerja diharapkan adalah adanya langkah awal mendapat
merupakan salah satu tugas dalam masa penguasaan serta pengetahuan mengenai hal-hal
perkembangan (Hurlock, 2002: 209). Dimulai yang menunjang ketercapaian karir di masa
dengan hal yang dianggap penting untuk mendatang. Budaya yang ada di masyarakat
mendapatkan suatu pekerjaan yaitu dengan Indonesia pun menyebutkan semakin tinggi karir
2 E- Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun ke 4 2015
seseorang maka makin tinggi pula status sosial mencapai kematangan karir apabila mereka dapat
ekonomi individu tersebut. (a) Menentukan tujuan tentang keberhasilan masa
Menurut teori perkembangan karir yang depan karir melalui pengumpulan informasi yang
dikemukakan oleh Super (M.T. Manrihu, 1988: mencakup diri, penggunaan kemampuan, dan
74), individu berkembang secara vokasional melakukan konsultasi dengan orang lain, (b)
sebagai salah satu aspek dari perkembangannya Menghubungkan pemilihan kelas dengan tujuan-
secara keseluruhan dengan laju yang sebagian tujuan karir, (c) Mengidentifikasi persyaratan-
ditentukan oleh atribut-atribut psikologis dan persyaratan pendidikan yang spesifik sesuai
fisiologisnya dan sebagian oleh kondisi-kondisi dengan kebutuhan untuk mencapai keberhasilan,
lingkungan, termasuk orang-orang penting (d) Mengklarifikasi nilai-nilai tentang diri ketika
lainnya. Tugas-tugas vokasional perkembangan mereka menghubungkan dengan karir atau waktu
khusus dikuasai untuk mencapai taraf-taraf luang.
kematangan vokasional berikutnya. Sesuai Kematangan karir ialah keberhasilan
dengan hal tersebut, tercapainya suatu seorang individu untuk menyelesaikan tugas
kematangan seorang individu terlihat apabila ia perkembangan yang khas pada tahap
mampu untuk melewati tugas perkembangannya perkembangannya. Menurut Donald Super,
dengan baik. dikatakan matang atau siap untuk membuat
Masa SMA untuk para siswanya keputusan karir jika pengetahuan yang
merupakan masa dimana memulai memikirkan dimilikinya untuk karir didukung oleh informasi
masa depan mengenai karir (Hurlock, 2002: 221). yang akurat mengenai pekerjaan berdasarkan
Harapan-harapan timbul seiring dengan peralihan eksplorasi diri yang telah dilakukan.
ke masa remaja. Menurut Super (Agus Dariyo, Pembahasan mengenai perencanaan karir
2003: 69-70), siswa SMA kelas XI sedang berada untuk berlatih membuat keputusan kerja yang
pada masa kristalisasi. Dimana individu memulai dibutuhkan tidak hanya pengetahuan dan
pendidikan formal maupun non formal untuk keterampilan kerja yang didapatkan pada masa
mempersiapkan masa depan hidupnya. pembelajaran di sekolah (Munandir, 1996: 70).
Pendidikan formal didapatkan siswa di Dalam perencanaan dibutuhkan pula dukungan
sekolah dengan proses pengajaran berjenjang dan dari orang tua, dukungan tersebut berupa sarana,
berkesinambungan sedangkan untuk pendidikan tukar pendapat serta nasihat mengenai keputusan
nonformal, contohnya keluarga. Dalam keluarga atau rencana jangka panjang yang akan
diperkenalkan tentang pendidikan, pengajaran, berpengaruh pada masa depan anak.
bimbingan mengenai agama, moral, etika serta Rendahnya kematangan karir dapat
budaya sehingga latar belakang keluarga harus menyebabkan kesalahan dalam mengambil
diperhatikan guna tercapainya pendidikan yang keputusan karir bagi siswa SMA.Hal tersebut,
maksimal. dapat mengakibatkan kerugian waktu, finansial,
Sciarra (dalam Sharf, 1992: 103) dan kegagalan belajar karena kurang motivasi
menjelaskan bahwa siswa kelas XI SMA untuk belajar. Tugas perkembangan yang
Kematangan Karir Siswa .... (Arifa Nisrina Ayuni) 3
dilaksanakan dengan baik dapat membuat seorang Studi pendahuluan yang dilakukan
individu merasakan kebahagiaan sebaliknya peneliti selama melakukan PPL di SMA Negeri 1
individu yang kurang berhasil melaksanakan Pakem, dapat terlihat bahwa siswa yang
tugas perkembangannya akan merasa tidak bersekolah disana terdiri dari latar belakang
bahagia dan cenderung kurang dapat keluarga yang berbeda-beda. Data tersebut
menyesuaikan diri sehingga melakukan diperoleh dari keterangan pada data diri siswa
penolakan diri terhadap lingkungan. yang mencakup kehidupan siswa antara lain data
Dalam menentukan pilihan karir, siswa orang tua didalamnya terdapat pendidikan,
membutuhkan informasi yang dapat membantu pekerjaan serta pendapatan orang tua selain itu
siswa dalam pengambilan pilihan karir yang juga ditambah dengan wawancara guru BK.
tepat. Informasi tersebut dapat diperoleh dari Dilihat dari latar belakang keluarga seperti
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah pendidikan, terdapat keberagaman jenjang
khususnya pelayanan bimbingan karir. Adanya dimulai dari orang tua yang tidak bersekolah,
pelayanan tersebut, diharapkan siswa lebih hanya menyelesaikan pendidikan sampai tingkat
mantap dalam menentukan pilihan karir sebab sekolah dasar hingga yang memiliki gelar doktor.
para siswa dibantu untuk memilih dan Untuk aspek pekerjaan, terdapat orang tua yang
menentukan apa yang akan dilakukan setelah bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS),
menyelesaikan pendidikan. Banyak kemungkinan anggota kesatuan TNI / POLRI, wiraswasta,
yang dapat terjadi, siswa mungkin akan memilih petani, buruh serta ada pula yang tidak bekerja.
untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih Pembahasan mengenai latar belakang keluarga,
tinggi atau memilih untuk bekerja agar dapat dimulai dari pengertian keluarga itu sendiri. Keluarga
membantu meringankan beban orang tua. adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terbentuk
Tentunya pilihan tersebut adalah pilihan yang berdasarkan sukarela dan cinta yang asasi antara dua
dibuat oleh individu dengan mempertimbangkan subyek manusia (suami-istri). Adanya cinta yang asasi
berbagai aspek yang ada. inilah, melahirkan anak sebagai generasi penerus. Sebagai
Pelayanan bimbingan karir di SMA unit terkecil, keluarga memiliki peranan yang penting
Negeri 1 Pakem yang diberikan kepada siswa dalam tumbuh kembang anak sebagai makhluk sosial.
khususnya kelas XI sudah terlaksana dengan Dimana keluarga merupakan tahap pertama anak
cukup baik. Hal tersebut dapat terlihat dari mengenal peradaban, sikap dan sopan santun serta sifat-
adanya jam masuk kelas, sehingga guru BK dapat sifat individu dan sosial.
memberikan informasi terkait dengan karir pada Dalam sebuah keluarga, anak pertama kali
saat bimbingan klasikal. Ditambah lagi dengan belajar tentang sesuatu dari orang tuanya. Peran
komunikasi tatap muka dengan guru BK di ruang orang tua untuk membimbing dan mengasuh anak
BK pada saat waktu luang serta update atau sangatlah penting. Pendidikan yang sudah
pergantian berkala pada papan bimbingan terlebih dahulu diampu oleh orang tua, sedikit
mengenai karir. banyak memberi pengaruh pada sikap serta cara
pandang orang tua terhadap sesuatu hal. Sebagai
4 E- Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun ke 4 2015
contoh yaitu tentang cara pandang orang tua tngkat pendidikan orang tua serta ekonomi
mengenai pendidikan anak. keluarga, peneliti menambahkan informasi
Terdapat tiga unsur penting yang tentang gambaran bahwa kematangan karir siswa
bertanggungjawab atas keberhasilan dalam dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
sebuah pendidikan yaitu orang tua, masyarakat Faktor internal merupakan faktor yang
dan pemerintah. Dalam hal ini, yang berlaku berasal dari dalam seperti contohnya kurang
sebagai penyedia sarana dan prasarana siapnya diri menghadapi laju karir yang semakin
terselenggaranya proses pendidikan ialah pesat, pesimis tentang kemampuan diri serta
masyarakat dan pemerintah sedangkan orang tua kurangnya mencari informasi mengenai
sebagai pemenuh kebutuhan pendidikan anak. karir.Sementara faktor eksternal merupakan
Namun seiring berjalannya waktu, banyak orang faktor yang berasal dari luar individu seperti
tua yang tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga, lingkungan masyarakat dan penunjang
pendidikan anak yang semakin mahal. Tentunya informasi mengenai karir.
hal tersebut berpengaruh pada proses Ketidaksamaan keinginan serta perlakuan
pembelajaran yang dilakukan anak. Bagaimana antara orang tua terhadap siswa menjadi salah
tidak, karena mahalnya kebutuhan pendidikan satu faktor eksternal yang ditemukan, sehingga
maka yang dapat memenuhinya hanyalah siswa untuk para siswa sendiri menjadi kurang
dengan latar belakang keluarga kaya sedangkan bersemangat untuk memikirkan karir ke
siswa dengan latar belakang miskin terhambat depannya. Keinginan yang tidak sama tersebut
dalam proses pembelajaran. dapat terjadi karena beberapa alasan mendasar.
Pendapatan keluarga yang memadai akan Seperti yang diperoleh peneliti dalam studi
menunjang tumbuh kembang anak. Karena orang pendahuluan, bahwa terdapat orang tua yang
tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak mampu untuk mencukupi kebutuhan termasuk
baik primer maupun sekunder (Soetjiningsih, tentang rencana karir serta putusan karir yang
2004: 43). Hal tersebut menjadikan adanya jarak akan diambil oleh anak kedepannya menjadikan
antara kelompok kaya dan miskin. anak berpikir bahwa karir itu mudah. Di sisi lain
Teori Karl Marx menjelaskan bahwa terdapat orang tua yang kurang mampu untuk
selama masyarakat itu masih terbagi atas kelas mencukupi kebutuhan, sehingga mendorong anak
maka yang berkuasalah yang akan memiliki supaya dapat memiliki karir yang baik.
kekuatan. Artinya sampai kapanpun selama Keadaan yang demikian dapat kita lihat di
masyarakat itu dibedakan antara yang kaya dan SMA Negeri 1 Pakem. Adanya perbedaan tingkat
yang miskin maka yang terjadi adalah orang yang pendidikan dan ekonomi orang tua para siswa
memiliki kekayaanlah yang menguasai.Karena tersebut mempunyai andil bagian terhadap proses
dengan uang kita bisa melakukan apapun yang perencanaan karir yang tentunya menjadi salah
kita inginkan. satu indikator dari kematangan karir.
Untuk mencari ada atau tidaknya Berdasarkan uraian di atas, maka
perbedaan kematangan karir siswa ditinjau dari peneliti mencoba mengungkapkan adanya
Kematangan Karir Siswa .... (Arifa Nisrina Ayuni) 5
perbedaan kematangan karir siswa kelas XI Michael, yang didasarkan pada tingkat kesalahan
yang ditinjau dari tingkat pendidikan orang 5%.Berdasarkan tabel, populasi 122 tidak
tua dan keadaan ekonomi keluarga di SMA disebutkan, sehingga peneliti melakukan
Negeri 1 Pakem Tahun Ajaran 2014/2015 pembulatan populasi yaitu sebanyak 120, didapat
sampel sebanyak 90. Selanjutnya untuk
METODE PENELITIAN
mendapatkan jumlah sampel per kelas dihitung
Jenis Penelitian dengan menggunakan rumus (jumlah
Penelitian ini menggunakan pendekatan sampel/jumlah populasi) x 100, (90/122) x 100,
kuantitatif dengan jenis penelitian ex post facto diperoleh hasil yaitu 74%, sehingga masing-
(kausal komparasi).Penelitian komparasi masing kelas akan diambil sampel 74% dari
merupakan jenis penelitian yang dilakukan untuk jumlah siswa di kelas.
mengetahui perbedaan perbandingan antara dua
variabel atau lebihdimana peneliti tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung Prosedur

karena eksistensi dari variabel tersebut telah Peneliti melaksanakan penelitian yang
terjadi atau karena variabel tersebut pada terdiri dari rangkaian kegiatan yaitu observasipra-
dasarnya tidak dapat dimanipulasi. penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan
penelitian dengan membagikan instrumen skala
Waktu dan Tempat Penelitian kematangan karir dan angket tingkat pendidikan
Proses penelitian dilakukan pada Minggu orang tua serta keadaan ekonomi keluarga untuk
ke-3 bulan Juni 2015. Penelitian ini dilakukan di mendapatkan data penelitian berupa angka yaitu
kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pakem skor kematangan karir dan tingkat pendidikan
yang beralamat di Jl. Kaliurang Km. 17,5 Pakem, orang tua serta keadaan ekonomi keluarga untuk
Sleman. mengetahui perbandingannya.

Subjek Penelitian Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan


Data
Populasi dalam penelitian ini adalah
Teknik pengumpulan data menggunakan
seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Pakem
skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini
Tahun Ajaran 2014/2015 kecuali siswa yang telah
adalah skala kematangan karir. Skala tersebut
dijadikan subjek ujicoba yang berjumlah 122
terdiri atas lima jawaban yaitu Sangat Sesuai
siswa.
(SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangan
Teknik pengambilan sampel pada
Tidak Sesuai (STS). Skala ini memiliki rentang
penelitian ini adalah teknik proportional
skor 1-4, skor tertinggi adalah 4 dan skor
stratifiedrandom sampling.Pengambilan sampel
terendah adalah 1.
dalam penelitian ini dihitung dengan
Dalam penelitian ini, ada dua instrumen
menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari
yaitu skala kematangan karir yang terdiri dari 40
populasi yang dikembangkan oleh Isaac dan
6 E- Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun ke 4 2015
itemdan angket tingkat pendidikan serta keadaan Hasil penghitungan tersebut digunakan
ekonomi keluarga. untuk menentukan kategorisasi pada tiap-tiap
Sebelum dilakukan penelitian, peneliti variabel dengan menggunakan ketentuan sebagai
melakukan uji validitas dengan menggunakan uji berikut:
validitas konten/isi dengan validitas Kategori tinggi : ( + 1,0) X
item.Selanjutnya, uji reliabilitas item maupun uji Kategori sedang : ( + 1,0) X < ( + 1,0)
reliabilitas instrumen dilakukan bersamaan Kategori rendah : X < ( + 1,0)
dengan pengambilan data. Uji validitas item Keterangan:
menggunakanvaliditas item total, setelah X = jumlah skor nilai tes
dilakukan uji validitas item, terdapat 37 item = mean ideal
yang lolos pada skala kematangan karir. Namun, = standar deviasi
karena dianggap penting maka peneliti
menambahkan 3 item yang gugur sehingga total HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
item yang dipertahankan yaitu 40 item.
Deskripsi Data Kematangan karir
Uji reliabilitas instrument menggunakan
rumus alpha cronbach, dengan koefisien Deskripsi analisis data yang disajikan merupakan
reliabilitas minimal 0,6. Nilai koefisien analisis data secara umum yang meliputi skor
reliabilitas pada skala kematangan karir sebesar minimal, skor maksimal, mean, dan standar
0,832, sehingga dapat dikatakan instrument sudah deviasi. Ringkasan hasil analisis data kematangan
reliabel. karir dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1.Ringkasan Hasil Analisis Data
Teknik Analisis Data Kematangan karir
Skor
Teknik analisis data yang digunakan dalam Variabel
Skor Skor
Kematangan Mean SD
penelitian ini meliputi uji persyaratan analis yaitu Min Maks
karir
94 150 119,47 12,2
uji normalitas dan uji homogenitas, serta uji
hipotesis. Adapun untuk menghitung kategorisasi Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat dilihat

mengacu pada pendapat Saifuddin Azwar (2013: bahwa skor minimal dari pengisian skala

147-150), langkah-langkah pengkategorian tiap- kematangan karir sebesar 94, skor maksimal

tiap variabel sebagai berikut: sebesar 150, mean sebesar 119,47 dan standar

1. Menentukan skor tertinggi dan terendah deviasi (SD) sebesar 12,2. Nilai mean dan standar

Skor tertinggi = 4 x jumlah item deviasi selanjutnya digunakan untuk menentukan

Skor terendah = 1 x jumlah item kategorisasi. Hasil kategorisasi kematangan karir

2. Menghitung mean ideal (M) disajikan pada tabel 2 berikut.

M = (skor tertinggi skor terendah)


3. Menghitung standar deviasi (SD)
SD = 1/6 (skor tertinggi skor terendah)
Kematangan Karir Siswa .... (Arifa Nisrina Ayuni) 7
Tabel 2. Distribusi FrekuensiKematangan Karir Tabel 3. Ringkasan Hasil Analisis Data Tingkat
Siswa Pendidikan Orang Tua

Rentang
No. Kategori Frekuensi % No. Kategori Frekuensi %
Skor
1. Rendah 40 80 0 0% 1. Pendidikan Rendah 10 11,1
2. Sedang 81 120 50 55,6% 2. Pendidikan Menengah 38 42,2
3. Tinggi 121 160 40 44,4% 3. Pendidikan Tinggi 42 46,7

Berdasarkan tabel 2 di atas, dari 90 siswa Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui


terdapat sebanyak 50 siswa (55,60%) termasuk bahwa terdapat siswa yang tingkat pendidikan
dalam kategori sedang dan 40 siswa (44,40%) orang tuanya rendah mencakup jenjang
termasuk dalam kategori tinggi. Dari hasil yang pendidikan SD SMP yaitu masing-masing
diperoleh dapat disimpulkan bahwa tingkat sebanyak 10 siswa atau setara dengan 11,1%.
kematangan karir siswa di SMA Negeri 1 Pakem Tingkat pendidikan menengah mencakup jenjang
termasuk dalam kategori sedang. Hasil pendidikan SMA, sebanyak 38 siswa atau setara
kategorisasi kematangan karir di atas kemudian dengan 42,2%. Tingkat pendidikan tinggi
disajikan dalam bentuk diagram seperti pada mencakup jenjang pendidikan diploma, sarjana
gambar 1. dan pascasarjana sebanyak 42 siswa atau setara
dengan 46,7%.
Data distribusi frekuensi tersebut dapat
disajikan dalam bentuk grafik, sebagai gambar 2
berikut

Gambar 1.Grafik Kematangan karir

Deskripsi Data Tingkat Pendidikan Orang


Tua
Deskripsi analisis data yang disajikan merupakan
analisis data secara umum yang meliputi Gambar 2. Grafik Frekuensi Tingkat Pendidikan
Orang Tua.
frekuensi tingkat pendidikan.Ringkasan hasil
analisis data tingkat pendidikan orang tua dapat Deskripsi Data Keadaan Ekonomi Keluarga
dilihat pada tabel 3 berikut. Deskripsi analisis data yang disajikan merupakan
analisis data secara umum yang meliputi
frekuensi tingkat pendidikan.Ringkasan hasil
analisis data tingkat pendidikan orang tua dapat
dilihat pada tabel 4 berikut.
8 E- Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun ke 4 2015
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Keadaan Ekonomi Deskripsi Data Kematangan Karir Ditinjau
Keluarga
dari Tingkat Pendidikan Orang Tua
No. Kategori Frekuensi % Ringkasan hasil analisis data tingkat
1. Ekonomi Rendah 22 24,4% pendidikan orang tua dapat dilihat pada tabel 5
2. Ekonomi Menengah 61 67,8%
3. Ekonomi Tinggi 7 7,8% berikut:

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kematangan Karir
Siswa Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
keadaan ekonomi keluarga siswa yang paling Orang Tua
dominan terdapat pada kategori ekonomi
menengah yaitu sebanyak 61 siswa atau setara Tingkat Kematangan Karir
dengan 67,8%. Kategori menengah yaitu keluarga Pendidikan
Tinggi % Sedang %
Orang Tua
dengan pendapatan Rp 1.200.000,00-Rp
Tinggi 18 20,0 24 26,7
5.000.000,00 /bulan, sehingga cukup untuk Menengah 19 21,1 19 21,1
Rendah 3 3,3 7 7,8
memenuhi kebutuhan keluarga serta menunjang
persiapan anak dalan karir. Keadaan ekonomi
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui
keluarga yang masuk dalam kategori ekonomi
bahwa siswa yang memiliki kematangan karir
rendah yaitu pendapatan sampai dengan Rp
tinggi dan orang tuanya memiliki tingkat
1.200.000,00 /bulan sehingga apabila digunakan
pendidikan yang tinggi pula sebanyak 18 siswa
hanya cukup untuk kebutuhan keluarga saja yang
atau setara dengan 20,0%. Siswa yang memiliki
jumlajnya sebanyak 22 siswa atau setara dengan
kematangan karir tinggi dan orang tuanya
24,4%. Sementara itu, yang termasuk dalam
memiliki tingkat pendidikan menengah sebanyak
kategori keadaan ekonomi tinggi yaitu
19 siswa atau setara dengan 21,1%. Siswa yang
pendapatan diatas Rp 5.000.000,00 /bulan yang
memiliki kematangan karir tinggi dan
berarti untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
orangtuanya memiliki tingkat pendidikan rendah
menunjang persiapan karir anak serta masih dapat
sebanyak 3 siswa atau setara dengan 3,3%
digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersier
Pada tabel 5 terlihat bahwa sebanyak 24
laini. Sebanyak 7 siswa atau setara dengan 7,8%
siswa atau setara dengan 26,7% dalam kategori
yang termasuk dalam kategori ekonomi tinggi.
siswa yang memiliki kematangan karir sedang
Data distribusi frekuensi tersebut dapat disajikan
dan orangtuanya memiliki tingkat pendidikan
dalam bentuk grafik, sebagai berikut
yang tinggi, sebanyak 19 siswa atau setara
dengan 21,1% termasuk dalam kategori
kematangan karir sedang dan orang tuanya
memiliki tingkat pendidikan yang menengah,
sedangkn sebanyak 7 siswa atau setara dengan
7,8%termasuk dalam kategori siswa yang
memiliki kematangan karir sedang dan orang
Gambar 3. Grafik Frekuensi Keadaan Ekonomi
Keluarga tuanya memiliki tingkat pendidikan rendah. Data
Kematangan Karir Siswa .... (Arifa Nisrina Ayuni) 9
distribusi frekuensi tersebut dapat disajikan dalam berasal dari keluarga berekonomi menengah.
bentuk grafik, sebagai berikut Sebanyak 11 siswa atau setara dengan 12,2%
berasal dari keluarga berekonomi rendah dan
sebanyak 5 siswa atau setara dengan 5,6% berasal
dari keluarga berekonomi tinggi. Data distribusi
frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk
grafik, sebagai berikut

Gambar 4. Grafik Frekuensi Kematangan Karir


Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Orang Tua

Deskripsi Data Kematangan Karir Ditinjau


dari Keadaan Ekonomi Keluarga
Ringkasan hasil analisis data keadaan
ekonomi keluarga dapat dilihat pada tabel 6
berikut
Gambar 5. Grafik Frekuensi Kematangan Karir
Ditinjau dari Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan Kematangan Karir
Ekonomi Pembahasan
Keluarga tinggi F % sedang f %
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
Tinggi 5 5,6 2 2,2
adanya perbedaan yang signifikan pada
menengah 24 26,7 37 41,1
kematangan karir siswa yang orang tuanya
Rendah 11 12,2 11 12,2
memiliki tingkat pendidikan rendah, menengah

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui dan tinggi serta siswa yang berasal dari keadaan

bahwa kematangan karir siswa yang masuk dalam ekonomi keluarga rendah, menengah dan tinggi.

kategori sedang serta berasal dari keadaan Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan Two

ekonomi keluarga menengahmenjadi yang paling Way Anova yaitu, hasil pengolahan data

dominan yaitu sebanyak 37 siswa atau setara menunjukkan nilai sig 0,099, 0,601 dan 0,137

dengan 41,1%. Selain keadaan ekonomi keluarga yang berarti nilai p-value<alpha atau sama

menengah, terdapat pula siswa yang memiliki dengan>0,05 maka gagal terima hipotesis. Pada

kematangan karir sedang berasal dari keadaan hasil presentase kematangan karir siswa yang

ekonomi keluarga rendah sebanyak 11 siswa atau ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua,

setara dengan 12,2% dan keadaan ekonomi tinggi frekuensi dominan terletak pada siswa dengan

sebanyak 2 siswa atau setara dengan 2,2%. Pada kematangan karir sedang berasal dari tingkat

kematangan karir kategori tinggi terlihat bahwa pendidikan orang tua yang tinggi dan pada

sebanyak 24 siswa atau setara dengan 26,7% presentase kematangan karir yang ditinjau dari
10 E- Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun ke 4 2015
keadaan ekonomi keluarga, frekuensi dominan Menurut Naidoo (dalam Sharf, 1992: 73)
terletak pada siswa dengan kematangan karir salah satu faktor kematangan karir adalah
sedang berasal dari keluarga dengan keadaan educational level atau tingkat pendidikan.Dalam
ekonomi menengah. hal ini, tingkat pendidikan yang dimaksudkan
Hasil analisis data menunjukkan bahwa bukan merupakan tingkat pendidikan orang tua
siswa dengan tingkat pendidikan orang tua tinggi namun tingkat pendidikan individu itu sendiri.
memiliki kematangan karir sedang, hal ini berarti Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi
bahwa kematangan karir siswa tidak dibentuk pula kematangan karir yang dimiliki. Hal tersebut
atas dasar tingkat pendidikan orang tua. Asumsi mengindikasikan kematangan karir meningkat
yang dapat terlihat bahwa pendidikan orang tua seiring tingkat pendidikan.
memiliki peran dalam kematangan karir siswa Hasil analisis data mengenai kematangan
menurut teori kognitif yakni adanya pengaruh karir yang ditinjau dari keadaan ekonomi
lingkungan terhadap suatu hal sebatas bagaimana keluarga menunjukkan bahwa siswa yang berasal
lingkungan tersebut memperlakukan anak dalam dari keluarga dengan keadaan ekonomi menengah
pencapaian kematangan karir namun tetap pada memiliki kematangan karir yang menengah pula.
akhirnya kematangan karir siswa terbentuk dari Menurut teori Maslow, terdapat kebutuhan akan
dalam diri. Anne Roe menyebutkan bahwa teori aktualisasi diri di puncak piramida kebutuhan.
pemilihan karir dengan pendekatan kebutuhan, Aktualisasi diri, meliputi bagaimana individu
memandang pilihan karir seseorang dipengaruhi dapat berkembang dengan didukung oleh
oleh tiga komponen yang mendasar dalam hidup kemampuan diri serta kesempatan di lingkungan.
yaitu keturunan (genetis), pengalaman masa kecil Asumsi bahwa ekonomi membentuk kematangan
serta kebutuhan-kebutuhan hidup. diri sebatas kemampuan individu mengelola
Ditinjau dari teori di atas, menyebutkan kesempatan yang dimiliki. Menurut Hamalik
bahwa ada faktor genetis yang dominan yakni (dalam Maftukhah, 2007: 53) bahwa keadaan
Roe memandang bahwa pada prinsipnya individu sosial ekonomi yang baik dapat yang
memiliki berbagai potensi bawaan yang akan menghambat ataupun mendorong dalam belajar
menentukan sifat-sifat, minat, bakat dan Terdapat individu yang berasal dari latar
tempramen. Pada akhirnya potensi tersebut belakang sosial ekonomi rendah menunjukkan
memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan nilai yang tinggi pada kematangan karir. Hal ini
seseorang terutama dalam pemilihan karir yang menunjukkan bahwa faktor kepribadian menurut
akan dilalui pada masa yang akan datang. teori Roe masih menjadi faktor dominan dalam
Seorang anak yang terlahir dari keluarga yang kematangan karir siswa. Menurut penelitian
bekerja pada bidang jasa cenderung juga akan Dhillon dan Kaur (2005: 59), individu dengan
bekerja pada bidang jasa ketika ia dewasa kelak, kematangan karir tinggi cenderung memiliki
demikian juga halnya dengan bidang pekerjaan locus of control internal, dimana ketika ia
lainnya. Sifat, minat, bakat dan temperamen dihadapkan pada pemilihan karir, maka akan
individu diturunkan dari orang tua mereka. melakukan usaha untuk mengenal diri, mencari
Kematangan Karir Siswa .... (Arifa Nisrina Ayuni) 11
tahu tentang pekerjaan, langkah-langkah dan kematangan karir sedang sebanyak 50
pendidikan serta mengatasi masalah yang siswa atau setara dengan 55,6%.
dihadapi dalam pencapaian karir tersebut 2. Gambaran tingkat pendidikan orang tua
termasuk ekonomi keluarga. Secara riil di siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Pakem
lapangan terdapat individu yang sangat gigih secara umum berdasarkan hasil analisis data
berjuang menggapai karir walaupun ia berasal yang dilakukan yaitu mereka memiliki
dari keluarga dengan keadaan ekonomi yang kecenderungan tingkat pendidikan tinggi
rendah. yang mendominasi yaitu sebesar 42 orang
Berdasarkan uraian diatas maka dapat atau setara dengan 46,7% Disusul oleh
disimpulkan bahwa tidak adanya perbedaan yang tingkat pendidikan menengah dengan jumlah
signifikan dikarenakan kemungkinan- 38 orang atau setara dengan 42,2%. Orang
kemungkinan beberapa faktor. Dalam penelitian tua yang tingkat pendidikannya rendah pun
ini, ditunjukkan bahwa adanya asumsi faktor ada sejumlah 10 orang atau setara dengan
eksternal yang membentuk kematangan karir 11,1%.
tidak lebih dominan dibandingkan faktor 3. Gambaran keadaan ekonomi keluarga siswa
internalnya. Data-data penelitian yang sudah kelas XI di SMA Negeri Pakem secara
diperoleh dapat digunakan sebagai alat evaluasi umum berdasarkan hasil analisis data yang
penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan dilakukan yaitu mereka memiliki
dan konseling dalam hal kematangan karir. Hal kecenderungan keadaan ekonomi menengah
ini dapat menjadi sarana wawasan bagi para yang mendominasi yaitu sebesar 61 siswa
pendidik dan penyelenggara program pendidikan atau setara dengan 67,8%. Disusul oleh
sekaligus sebagai acuan evaluasi pemberian dan keadaan ekonomi rendah dengan jumlah 22
pelayanan bimbingan dan konseling di SMA orang atau setara dengan 24,4% dan
Negeri 1 Pakem. keluarga dengan ekonomi tinggi sejumlah 7
siswa atau setara dengan 7,8%.
4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
SIMPULAN DAN SARAN
terdapat perbedaan yang signifikan
Simpulan
kematangan karir siswa kelas XI ditinjau dari
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
tingkat pendidikan orang tua serta keadaan
kematangan karir siswa ditinjau dari tingkat
ekonomi keluarga di SMA Negeri 1 Pakem
pendidikan orang tua dan keadaan ekonomi
Tahun Ajaran 2014/2015.
keluarga dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Gambaran kematangan karir secara umum Saran
berdasarkan hasil analisis data yang Peneliti selanjutnya sebaiknya mengkaji
dilakukan yaitu mereka memiliki hal lain yang berkontribusi terhadap kematangan
kecenderungan kematangan karir tinggi karir seperti keturunan, minat, kepribadian siswa
sebanyak 40 siswa atau setara dengan 44,4% yang dapat menunjang karir di masa depannya.
12 E- Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun ke 4 2015
DAFTAR PUSTAKA
M.T. Manrihu. (1992). Pengantar Bimbingan
Agus Dariyo. (2003). Psikologi Perkembangan
dan Konseling Karir. Jakarta: PT
Dewasa Muda. Jakarta: PT Gramedia
Gramedia Pustaka Utama
Widiasarana Indonesia.
Munandir. (1996). Program Bimbingan Karir di
Dhillon, U., Kaur, R. (2005). Career Maturity Of
Sekolah. Jakarta: Jalan Pintu Satu.
School Children. Journal Of The Indian.
Academy Of Applied Psychology, 31(2),
Saifuddin Azwar. (2003). Sikap Manusia Teori
71-76.
Skala dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka
Pelajar
Hurlock, Elizabeth. (2002). Psikologi Perkembangan.
Sharf, Richard S. (1992). Applying Career
Edisi 5. Jakarta: Erlangga
Development Theory To Counseling.
California: Books/Cole Publishing
Maftukhah. (2007). Pengaruh Kondisi Sosial
Company
Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMPN 1
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja
Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun
dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung
2006/2007, Skripsi. Pendidikan Geografi.
Seta.
Universitas Negeri Semarang, (Online).
diakses pada tanggal 25 Maret 2015
(digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/inde
x/assoc/HASH0152/.../doc.pdf)

Anda mungkin juga menyukai