Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KEPANITERAAN

ILMUN KESEHATAN MASYARAKAT


BALOK SKDN
PUSKESMAS KELURAHAN PEJATEN BARAT III

Disusun Oleh:

ADY FITRA SARAGIH. (030.11.009)

BERTVI MAYDA PUTRI ANDAYANI (030.12.049)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS

KELURAHAN PEJATEN BARAT III

28 AGUSTUS 04 NOVEMBER 2017

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA
Data Penimbangan

DATA Posyandu Wilayah Puskesmas


Pejaten Barat III
S Jumlah seluruh balita di wilayah Jumlah seluruh balita di posyandu
posyandu puskesmas pejaten barat Puskesmas Pejaten Barat III
III
K Jumlah balita yang memiliki KMS Jumlah balita yang memiliki KMS
pada bulan ini pada bulan ini
D Jumlah bayi yang ditimbang bulan Rekapitulasi jumlah balita yang
ini di wilayah kerja posyandu ditimbang bulan ini
Puskesmas Pejaten Barat III
N/T Balita yang ditimbang 2 bulan Rekapitulasi jumlah balita yang N atau
berturut-turut dan garis T dari seluruh posyandu puskesmas
pertumbuhannya pada KMS naik pejaten barat III
(N) atau tidak naik (T)
BGM Balita yang BBnya dibawah garis Rekapitulasi jumlah anak BGM dari
merah pada KMS posyandu Pusekmas Pejaten Barat III

A. Jenis Data
1. Jumlah balita (S) yang ada di posyandu Puskesmas Pejaten Barat III
2. Jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat (K) di Posyandu Puskesmas
Pejaten Barat III
3. Jumlah balita yang datang ditimbang (D) pada bulan penimbangan di Posyandu
Puskesmas Pejaten Barat III
4. Jumlah balita yang naik berat badannya (N) pada bulan penimbangan di Posyandu
Puskesmas Pejaten Barat III
5. Jumlah anak balita Bawah Garis Merah (BGM) di Posyandu Puskesmas Pejaten Barat
III
B. Sumber Data
Data diperoleh dari hasil pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan di posyandu
Puskesmas Pejaten Barat III
C. Periode Waktu
1. Setiap bulan dikumpulkan melalui Posyandu
2. Setiap hari, untuk kasus BGM yang datang ke pelayanan kesehatan di posyandu

D. Pengolahan
Data SKDN dihitung dalam bentuk jumlah misalnya S,K,D,N atau dalam bentuk
proporsi misalnya N/D, D/S, K/S dan BGM/D untuk masing masing Posyandu.
Biasanya setelah melakukan kegiatan di Posyandu atau di pos penimbangan petugas
kesehatan dan kader Posyandu (petugas sukarela) melakukan analisis SKDN.
Analisisnya terdiri dari:
1. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Penimbangan Balita
Yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah
kerja Posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/S x 100%), hasilnya minimal
harus mencapai 80% , apabila dibawah 80% maka dikatakan partisipasi masyarakat
untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat badan sangatlah
rendah. Hal ini akan berakibat pada balita tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan
ataupun kader Posyandu dan memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan
berat badannya atau pola pertumbuhan berat badannya.
2. Tingkat Liputan Program
Yaitu jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi dengan jumlah seluruh balita yang
ada di wilayah Posyandu atau dengan menggunakan rumus (K/S x 100%). Hasil yang
didapat harus 100%. Alasannya balita balita yang telah mempunyai KMS telah
mempunyai alat instrumen untuk memantau berat badannya dan data pelayanan
kesehatan lainnya. Apabila tidak digunakan atau tidak dapat KMS maka pada
dasarnya program POSYANDU tersebut mempunyai liputan yang sangat rendah atau
bisa juga dikatakan balita yang seharusnya mempunyai KMS karena memang mereka
(Balita) masih dalam fase pertumbuhan ini telah kehilangan kesempatan untuk
mendapat pelayanan sebagaimana yang terdapat dalam KMS tersebut. Khusus untuk
Tingkat Kehilangan Kesempatan ini menggunakan rumus ((S-K)/S x 100%), yaitu
jumlah balita yang ada di wilayah Posyandu dikurangi Jumlah balita yang
mempunyai KMS, hasilnya dibagi dengan jumlah balita di wilayah posyandu tersebut,
semakin tinggi Presentasi Kehilangan Kesempatan, maka semakin rendah kemauan
orang tua balita untuk dapat memanfaatkan KMS. Padahal KMS sangat baik untuk
memantau pertumbuhan berat badan balita atau juga pola pertumbuhan berat badan
balita.
3. Indikator lainnya
Adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang naik berat badannya dibandingkan
dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang. Sebaiknya semua balita yang ditimbang
harus mengalami peningkatan berat badannya.
4. Indikator Lainnya dalam SKDN adalah indicator Drop-Out
Yaitu balita yang sudah mempunyai KMS dan pernah datang menimbang berat
badannya tetapi kemudian tidak pernah datang lagi di Posyandu untuk selalu
mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumusnya yaitu jumlah balita yang telah
mendapatkan KMS dikurangi dengan jumlah balita yang ditimbang, dan hasilnya
dibagi dengan balita yang mempunyai KMS ((K-D)/K x 100%)
5. Indikator Bawah Garis Merah
Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator perbandingan antara jumlah balita
yang status gizinya berada di Bawah Garis Merah (BGM) dibagi dengan banyaknya
jumlah balita yang ditimbang pada bulan penimbangan (D). Rumusnya adalah
(BGM/D x 100%).

E. Penyajian
1. Penyajian dalam bentuk tabel dan grafik
2. Di tingkat Posyandu dapat ditampilkan tabel SKDN

Tabel SKDN Puskesmas Kelurahan Pejaten Barat III Periode Juli 2017
September 2017
Juli 2017 Agustus 2017 September 2017
S K D N BGM S K D N BGM S K D N BGM
45 45 42 26 1 50 50 45 7 0 40 40 37 33 0
60

50

40 S
K
30 D
N

20 BGM

10

Keterangan Juli Agustus September

Jumlah balita yang ada (S) di Posyandu 45 50 40


Puskesmas Pejaten Barat III
Jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju 45 50 40
Sehat (K) di Posyandu Puskesmas Pejaten
Barat III
Jumlah balita yang datang ditimbang pada 42 45 37
bulan penimbangan (D) di Posyandu
Puskesmas Pejaten Barat III
Jumlah balita yang naik berat badannya pada 26 7 33
bulan penimbangan (N) di Posyandu
Puskesmas Pejaten Barat III

Proporsi D/S, N/D, K/S, BMG/D, (K-D)/K Posyandu Puskesmas Pejaten Barat III

Rumus Juli Agustus September

D/S (%) 93,3% 90% 92,5%

N/D (%) 61,9% 15,6% 89,2%

K/S (%) 100% 100% 100%

D/K (%) 93,3% 90% 92,5%


BGM/D (%) 2,38% 0% 0%

(K-D)/K (%) 0,07% 0,1% 0,08%

GRAFIK PENCAPAIAN PROGRAM SKDN

120.00%

100.00%

D/S
80.00%
N/D
K/S
60.00%
D/K
BGM/D
40.00%
(K-D)/K

20.00%

0.00%

Penjelasan Pencapaian Program SKDN

Penilaian data SKDN dihitung dalam bentuk jumlah misalnya S,K,D,N atau dalam
bentuk proporsi misalnya N/D, D/S, K/S, D/K dan (K-D)/K (%) untuk posyandu Puskesmas
Pejaten Barat III
Berikut ini adalah analisis SKDN berdasarkan hasil pencapaian program SKDN yang
telah disebutkan di atas:
1. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Penimbangan Balita
Yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah
kerja Posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/S x 100%). Target tingkat
partisipasi masyarakat di wilayah Posyandu Pejaten Barat III adalah 80%. Berdasarkan
tabel di atas, didapatkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita
baik bulan Juli, Agustus, dan September 2017 yaitu 93,30%, 90%, dan 92,5%. Pada
ketiga bulan tersebut sudah memenuhi target.
2. Kesinambungan Program
Yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang memiliki KMS di
wilayah posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/K x 100%). Target
kesinambungan program di wilayah Puskesmas kelurahan Pejaten Barat III adalah 80%.
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa tingkat kesinambungan program adalah
95.66%, 87.51% dan 88.33% dimana pada ketiga bulan tersebut sudah memenuhi target.
3. Indikator-indikator lainnya dalam SKDN adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang
naik berat badannya dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang. Target
pencapaian indikator ini adalah 100% dimana semua balita yang ditimbang mengalami
kenaikan berat badan. Pada posyandu Pejaten Barat III, cakupannya belum mencapai
target dimana pada bulan Juli 2017 hanya mencapai 51,9%, bulan Agustus 2017 15,6%,
dan September 2017 89,2%.
4. Indikator lainnya adalah Indikator Drop Out yaitu balita yang sudah mempunyai KMS
dan pernah datang menimbang berat badannya tetapi kemudian tidak pernah datang lagi
di posyandu untuk selalu mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumusnya adalah jumlah
balita yang telah mendapat KMS dibagi dengan jumlah balita ditimbang hasilnya dibagi
dengan balita yang punya KMS yaitu (K-D)/ K x 100 %. Pada Posyandu Pejaten Barat
III presentase drop out pada bulan Juli 0,07%, Agustus 0,10%, dan September 0,08%.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat drop out di posyandu Puskemas Pejaten Barat III
rendah.

5. Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator perbandingan jumlah balita yang status
gizinya berada di Bawah Garis Merah (BGM) dibagi dengan banyaknya jumlah balita
yang ditimbang pada bulan penimbangan(D), rumusnya adalah (BGM/Dx100%). Angka
yang dicapai di Posyandu Pejaten Barat III pada bulan Juli 2,38% sedangkan bulan
Agustus dan September 0% . Pencapaian pada indikator ini sudah baik, karena pada
bulan Juli masih ada balita yang berada di bawah garis merah, dan pada follow-upnya
jumlah balita di bawah garis merah sudah 0.
KESIMPULAN

Dari hasil penilaian data SKDN di wilayah Puskesmas Kelurahan Pejaten Barat III
didapatkan bahwa Jumlah balita yang ada (S), Jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju
Sehat (K), Jumlah balita yang datang ditimbang (D) pada bulan penimbangan, dan jumlah
balita yang naik berat badannya (N) pada bulan penimbangan serta Penilaian perhitungan
data SKDN atau dalam bentuk proporsi misalnya N/D, D/S, K/S, D/K dan (K-D)/K (%)
untuk Posyandu Pejaten Barat III, didapatkan hampir seluruh indikator sudah mencapai target
kecuali pada indikator peningkatan berat badan.
Diharapkan ke depannya, setiap berat balita yang ditimbang di posyandu mengalami
kenaikan pada setiap pemeriksaan dan tidak ditemukan lagi balita di bawah garis merah.
Caranya adalah melalui peningkatan kualitas kader sehingga informasi dan edukasi mengenai
pilihan makanan yang tepat kepada setiap orangtua balita melalui kader dapat disalurkan
dengan baik. Outcomenya adalah status gizi balita yang baik (warna hijau pada KMS).

Anda mungkin juga menyukai