Anda di halaman 1dari 5

ISSN: 2252-3979

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio

Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Hormon IBA (Indole Butyric


Acid) terhadap Pertumbuhan Akar pada Stek Batang Tanaman Buah
Naga (Hylocereus undatus)

Arini Shofiana, Yuni Sri Rahayu, Lukas S. Budipramana


Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK
Buah Naga (Hylocereus undatus) merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki daya tarik tersendiri
dan bernilai ekonomis tinggi. Dengan bertambahnya permintaan konsumen terhadap buah naga, maka perlu
dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan berkualitas serta tepat guna produksinya dan pemenuhan kebutuhan
akan permintaan buah naga dapat terpenuhi dengan baik. Perbanyakan bibit yang efektif dilakukan dengan cara
stek batang. Salah satu usaha untuk meningkatkan persentase pertumbuhan stek ialah dengan menggunakan
hormon IBA (Indole Butyric Acid) untuk merangsang pertumbuhan akar, karena IBA memiliki kandungan kimia yang
lebih stabil dan daya kerjanya lebih lama sehingga dapat memacu pertumbuhan akar. Tujuan penelitian ini ialah
mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi IBA terhadap pertumbuhan akar pada stek batang serta mengetahui
konsentrasi IBA yang optimal untuk pertumbuhan akar pada stek batang tanaman buah naga. Penelitian dilakukan
secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 1 faktor perlakuan, yaitu konsentrasi IBA
meliputi 0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm, dan 4000 ppm. Faktor tersebut diulang 5 kali sehingga diperoleh 25
sampel perlakuan. Parameter yang diukur yaitu persentase stek yang berakar, panjang akar, dan biomassa akar. Data
analisis menggunakan analisis varian (ANAVA) satu arah dan dilanjutkan dengan Uji Duncan untuk mengetahui
perbedaan di antara perlakuan. Hasil yang diperoleh menunjukkan, bahwa pemberian berbagai konsentrasi hormon
IBA berpengaruh positif terhadap petumbuhan akar pada stek batang tanaman buah naga, dan konsentrasi hormon
IBA yang optimal untuk pertumbuhan akar pada stek batang tanaman buah naga yaitu 2000 ppm.

Kata kunci : tanaman buah naga (Hylocereus undatus), IBA (Indole Butyric Acid), stek batang, pertumbuhan akar.

ABSTRACT
Dragon fruit (Hylocereus undatus) is a plant of high economic value. With increasing consumer demand for dragon
fruit, it is necessary to the provision of quality seeds. Effective seed multiplication is done by stem cuttings. One effort to increase
the percentage growth of cuttings is to use hormone IBA (Indole Butyric Acid) to stimulate root growth, because the IBA has a
more stable chemical content and workability for longer so that it can stimulate root growth. The purpose of this study was to
determine the effect of various concentrations of IBA on root growth in cuttings of dragon fruit plants and determine the optimal
concentration of IBA for root growth in cuttings of dragon fruit plants. The study was conducted experimentally using a
randomized block design with one treatment factor, namely the concentration of IBA include 0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 2000
ppm and 4000 ppm. Factor is repeated 5 times to obtain 25 samples treatment. Parameters, that were measured, were the
percentage of root cuttings, root length, and root biomass. Data was analyzed using analysis of variance (ANOVA) one-way and
followed by Duncan test to determine differences among treatments. The results showed that various concentrations of IBA
hormone affected positively on root growth of dragon fruit plant cuttings, and the optimal concentration of IBA on root growth
was 2000 ppm.

Keywords: dragon fruit (Hylocereus undatus), IBA (Indole Butyric Acid), stem cuttings, root growth
.

PENDAHULUAN pemenuhan kebutuhan akan permintaan buah


Buah naga atau dragon fruit merupakan salah naga dapat terpenuhi dengan baik. Agar bibit
satu jenis tanaman yang memiliki daya tarik tetap tersedia, maka perlu dilakukan tindakan
tersendiri. Dengan bertambahnya permintaan perbanyakan atau pembudidayaan tanaman.
konsumen terhadap buah naga, maka perlu Menurut Widarto, (1999 dalam Nababan, 2009),
dilakukan penyediaan bibit yang cukup dan secara garis besar perbanyakan tanaman dapat
berkualitas serta tepat guna produksinya dan
102 LenteraBio Vol. 2 No. 1 Januari 2013:101105

digolongkan perbanyakan secara generatif dan pertumbuhan akar pada stek batang tanaman
vegetatif. buah naga serta konsentrasi hormon IBA yang
Perkembangbiakan secara vegetatif optimal untuk mempercepat pertumbuhan akar
merupakan alternatif yang perlu diperhatikan, pada stek batang tanaman buah naga
salah satunya ialah dengan cara stek. sehingga diharapkan dapat memperbanyak
Perkembangbiakan dengan cara stek diharapkan bibit buah naga untuk budidaya tanaman buah.
dapat menjamin sifat-sifat yang sama dengan Tanaman buah naga yang dipilih adalah
induknya (Nababan, 2009), dan waktu berbuah buah naga daging putih (Hylocereus undatus).
relatif lebih pendek. Menurut Wudianto (1991), Pemilihan buah naga putih ini karena memiliki
perbanyakan dengan cara stek dapat memperoleh syarat tumbuh yang cocok untuk ditanam di
sifat seperti induknya. Sifat ini meliputi dataran rendah yakni dengan suhu yang tidak
ketahanan terhadap serangan penyakit, rasa buah, terlalu sejuk, jika buah naga putih ditanam pada
dan sebagainya. suhu yang relatif sejuk maka produktivitasnya
Salah satu usaha untuk meningkatkan akan berkurang karena akan lebih banyak
persentase pertumbuhan stek ialah dengan tumbuhnya tunas daripada buah.
menggunakan jenis hormon IBA (Indole Butyric
Acid) yang merupakan jenis hormon yang
digunakan untuk merangsang pembentukan akar BAHAN DAN METODE
(Nababan, 2009). Hormon IBA digunakan karena Penelitian ini merupakan penelitian
perbanyakan stek mempunyai beberapa kendala, eksperimental menggunakan Rancangan Acak
yaitu zat tumbuh tidak tersebar merata sehingga Kelompok dengan satu faktor perlakuan, yaitu
pertumbuhan stek tidak seragam. IBA memiliki konsentrasi IBA. Sasaran penelitian ini ialah stek
kandungan kimia yang lebih stabil dan daya batang tanaman buah naga putih (Hylocereus
kerjanya lebih lama sehingga dapat memacu undatus). Parameter yang diukur yaitu persentase
pembentukan akar. IBA yang diberikan pada stek stek yang berakar, panjang akar, dan biomassa
akan tetap berada pada tempat pemberiannya akar. Data dianalisis menggunakan analisis varian
sehingga tidak menghambat pertumbuhan dan (ANAVA) satu arah dan dilanjutkan dengan Uji
perkembangan tunas (Ramadiana, 2008). Duncan untuk mengetahui perbedaan di antara
Hasil penelitian yang dilakukan oleh perlakuan. Alat yang digunakan dalam penelitian
Ramadiana (2008) menunjukkan bahwa ini ialah timbangan elektrik, gelas ukur 100 ml,
pemberian IBA pada stek lidah mertua (Sansevieria gelas kimia 100 ml, gelas kimia 1000 ml, penggaris
trifasciata var. Lorentii) dengan konsentrasi 2000 (cm), spidol, kertas label, polybag, hand spayer, dan
ppm mampu menghasilkan pertumbuhan akar kamera digital. Bahan yang digunakan dalam
terbaik pada pengukuran waktu muncul akar dan penelitian ini ialah stek batang buah naga, larutan
jumlah akar daripada IBA dengan konsentrasi 0 hormon IBA dengan berbagai konsentrasi, tanah
ppm, 1000 ppm, dan 4000 ppm. Sementara itu sebagai media tanam, pasir dan pupuk organik
penelitian yang dilakukan oleh Nababan (2009) sebagai campuran media tanam, fungisida untuk
menunjukkan bahwa pemberian hormon IBA mencegah tumbuhnya jamur, alkohol 70%,
pada stek ekaliptus dengan konsentrasi 2000 ppm aquades, dan kertas tissue.
akan memberikan hasil terbaik dibanding Penelitian ini terdiri dari 5 variasi konsentrasi
pemberian hormon dengan konsentrasi 0, 500, hormon IBA, yaitu 0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm,
1000, 4000, dan 8000 ppm. Pada panelitian yang 2000 ppm, dan 4000 ppm dengan setiap perlakuan
dilakukan oleh Asl, Shakueefar, dan Valipour diulang 5 kali sehingga didapatkan 25 unit
(2012) menunjukkan bahwa pemberian IBA pada eksperimen. Prosedur kerja yang dilakukan
stek Bougainvillea sp. dengan konsentrasi 2000 pertama kali yaitu pemilihan batang, batang yang
ppm mampu menghasilkan pertumbuhan akar digunakan untuk stek harus dalam keadaan sehat,
terbanyak dibandingkan dengan konsentrasi 0 keras, tua, tanaman sudah pernah berbuah dan
ppm, 3000 ppm, dan 4000 ppm. Selain itu juga berwarna hijau tua. Perendaman batang pada
didukung oleh hasil uji pendahuluan yang larutan hormon dilakukan pada masing-masing
menggunakan hormon IBA dengan konsentrasi 0, konsentrasi dengan lama waktu perendaman
500, 1000, 2000, dan 4000 ppm, dimana selama 2 jam. Selanjutnya stek yang sudah diberi
konsentrasi yang menghasilkan pertumbuhan perlakuan hormone ditaman dalam polybag yang
akar optimal pada stek batang tanaman buah berisi campuran tanah, pasir dan pupuk organik
naga adalah konsentrasi 2000 ppm. sebagai media pertumbuhan dengan
Dalam penelitian ini akan dikaji tentang perbandingan tanah : pasir : pupuk ialah 2 : 1 : 1.
pengaruh konsentrasi hormon IBA terhadap Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian
Shofiana dkk.: Pengaruh pemberian berbagai konsentrasi hormon IBA 103

yakni pada minggu ke-3. Pengamatan dilakukan HASIL


terhadap pertumbuhan akar yang meliputi Berdasarkan hasil penelitian diketahui
persentase stek yang berakar, panjang akar dan bahwa perlakuan berbagai konsentrasi hormon
biomassa akar. IBA memberikan pengaruh positif terhadap
pertumbuhan stek batang tanaman buah naga
(Gambar 1).

Gambar 1. Histogram persentase stek yang berakar, panjang akar, dan biomassa akar tanaman buah naga

PEMBAHASAN yang rendah. Sementara itu pada konsentrasi 0


Semakin tinggi konsentrasi IBA, maka ppm yang merupakan kontrol tidak menunjukkan
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan akar adanya pertumbuhan akar baik itu panjang akar,
pada stek batang tanaman buah naga yang biomassa akar, maupun persentase stek yang
meliputi persentase stek yang berakar, panjang berakar. Pada konsentrasi 4000 ppm terjadi
akar, dan biomassa akar. Setelah mencapai penurunan nilai pada panjang akar, biomassa
kondisi optimal selanjutnya akan turun akibat akar, dan persentase stek yang berakar, yang
penambahan konsentrasi IBA (Gambar 1). semula mengalami peningkatan sampai pada
Perlakuan dengan konsentrasi 2000 ppm konsentrasi 2000 ppm. Hal ini dikarenakan pada
terjadi peningkatan paling tinggi sedangkan pada stek batang buah naga mempunyai batas optimal
perlakuan dengan konsentasi 500 ppm terhadap konsentrasi IBA, sehingga jika
memberikan pengaruh terhadap persentase stek konsentrasinya melebihi batas optimal maka
yang berakar, panjang akar, dan biomassa akar justru akan menghambat proses pertumbuhan
104
102 LenteraBio Vol. 2 No. 1 Januari 2013:101105

dan perkembangan akar pada stek batang menyebabkan dinding sel mudah meregang yang
tanaman buah naga (Abidin, 1990). mengakibatkan tekanan dinding sel akan
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menurun sehingga terjadilah proses pelenturan
dengan uji ANAVA satu arah yang menunjukkan sel. pH rendah juga dapat mengaktivasi enzim
bahwa perbedaan konsentrasi hormon IBA tertentu pada dinding sel yang dapat
berpengaruh signifikan terhadap panjang akar mendegradasi bermacam-macam protein atau
tanaman buah naga dengan nilai Fhitung lebih besar polisakarida yang menyebar pada dinding sel
dari Ftabel0,05. Analisis data kemudian dilanjutkan yang lunak dan lentur, sehingga pembentangan
dengan uji lanjutan Uji Jarak Ganda Duncan. Dari dan pembesaran sel dapat terjadi yang diikuti
uji Duncan diketahui bahwa konsentrasi IBA 2000 oleh pembelahan sel (Catala, dkk., dalam
ppm berbeda nyata terhadap perlakuan Aslamyah, 2002).
konsentrasi 0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, dan 4000 Proses perakaran sangat dipengaruhi oleh
ppm dengan taraf signifikansi 0,05, sedangkan impermeabilitas kulit batang terhadap air, dengan
perlakuan dengan konsentrasi 500 ppm dan 4000 kemampuan auksin (IBA) yang dapat memutus
ppm tidak berbeda nyata. ikatan hidrogen dan menyebabkan pelenturan
Perangsangan pengakaran merupakan salah dinding sel epidermis pada batang. Hormon
satu aplikasi penggunaan auksin dalam auksin mampu mengendurkan dinding sel
perbanyakan vegetatif yaitu dengan cara stek. epidermis, sehingga dinding sel epidermis yang
Dalam tanaman perkebunan dan hortikultura, sudah kendur menjadi mengembang, kemudian
penyediaan bahan tanaman melalui stek sel epidermis ini membentang dengan cepat, dan
merupakan hal yang umum. Stek adalah bahan pembentangan ini menyebabkan sel sub
perbanyakan yang diambil dari organ tanaman epidermis yang menempel pada sel epidermis
dan dirangsang untuk membentuk akar atau juga mengembang. Hal ini dapat memudahkan air
tunas agar menjadi tanaman baru. Akar yang masuk ke dalam batang. Masuknya air ke dalam
terbentuk pada stek batang disebut akar adventif. batang akan memacu proses perakaran, selain itu
Akar adventif dari tanaman berbatang lunak pada masuknya hormon IBA ke dalam dinding sel
umumnya berasal dari sel parenkim yang epidermis mampu mempengaruhi aktivitas gen
terdapat di sekitar jaringan pembuluh. Sel-sel dalam memacu transkipsi berulang DNA menjadi
parenkim ini dapat menjadi sel meristem, yaitu m-RNA. Tersedianya m-RNA ini maka akan
sel yang aktif membelah diri. Sel-sel meristem ini terjadi tranlasi m-RNA menjadi enzim yang
kemudian berkembang menjadi bakal akar mempunyai aktivitas katalis tinggi pada
(primordia) yang akan menebus kulit batang konsentrasi yang rendah. Tersedianya enzim ini
untuk membentuk akar yang sesungguhnya. maka bahan-bahan protein atau polisakarida yang
Dalam primordia akar, juga terbentuk jaringan menyebar pada dinding sel epidermis dapat
pembuluh yang tersambung dengan jaringan dipecah dengan segera untuk menghasilkan
pembuluh batang di dekatnya. Pada tanaman energi yang akan mendukung proses
berkayu, akar dapat berasal dari sel-sel floem pembentangan dan pembesaran sel, sehingga
sekunder yang masih muda, kambium, atau mendorong pembelahan sel dan terjadi
empulur. Jadi pada umumnya, akar berasal dari pertumbuhan akar. Efek seluler auksin meliputi
dalam batang (Harjadi, 2009). peningkatan dalam sintetis nukleotida DNA dan
Tujuan pemberian hormon auksin (hormon RNA, pada akhirnya peningkatan sintetis protein
IBA) adalah untuk meningkatkan persentase stek dan produksi enzim, peningkatan pertukaran
yang berakar, mempercepat pertumbuhan akar, proton, muatan membran dan pengambilan
meningkatkan jumlah dan kualitas akar,serta kalium (Salisbury dan Ross, 1995).
untuk menyeragamkan munculnya akar Induksi auksin juga dapat meningkatkan
(Budiman, 2000). Hormon IBA mendorong jumlah DNA, RNA, dan protein. Secara molekuler
pembelahan sel dengan cara mempengaruhi perubahan ekspresi gen akan meningkatkan
dinding sel epidermis. Induksi auksin dapat jumlah dan aktivitas RNA polymerase I, RNA
mengaktivasi pompa proton (ion H+) yang ribosom, mRNA dan kutub-kutub poliribosom.
terletak pada membran plasma sehingga Berbagai titik kendali dalam aliran informasi
menyebabkan pH pada bagian dinding sel lebih genetik, dari DNA sampai menjadi sebuah
rendah dari biasanya, yaitu mendekati pH produk molekul. Salah satunya terdapat pada
membran plasma (sekitar pH 4,5 dari pH normal tingkat transkipsi. Titik kendali lainnya juga
7). Aktifnya pompa proton tersebut dapat terdapat pada inti, mencakup pengolahan mRNA,
memutuskan ikatan hidrogen di antara serat sebab sebagian besar molekul mRNA terurai
selulosa dinding sel. Putusnya ikatan hidrogen sebagian dan beberapa bagiannya terangkai lagi
Shofiana dkk.: Pengaruh pemberian berbagai konsentrasi hormon IBA 105
103

sebelum meninggalkan inti. Langkah pengolahan manfaat dari hormon sangat tergantung dari dosis
ini dikendalikan oleh enzim yang kerjanya pasti yang diberikan, jika dosisnya tepat akan sangat
diatur, dan yang bertidak sebagai pengatur membantu dan didapatkan sistem perakaran yang
tersebut adalah hormon. Selanjutnya mRNA baik dalam waktu relatif singkat. Namun jika
meninggalkan inti melauli pori inti. Pada sitosol, dosisnya tidak sesuai maka justru akan
mRNA dapat ditranslasikan pada ribosom atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan
dirusak oleh ribonuklease. Apabila mRNA akar.
ditranslasi menjadi enzim, perubahan
pascatranslasi enzim tersebut dapat terjadi SIMPULAN
melalui berbagai proses, di antaranya fosforilasi, Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan
metilasi, asetilasi, glikosidasi, yang semuanya bahwa pemberian berbagai konsentrasi hormon
merupakan pengaruh dari hormon (Salisbury dan IBA (Indole Butyric Acid) berpengaruh terhadap
Ross, 1995). pertumbuhan akar pada stek batang tanaman
Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa, buah naga (Hylocereus undatus) dan konsentrasi
hormon IBA memberikan pengaruh yang terbaik hormon IBA yang optimal untuk pertumbuhan
pada konsentrasi optimal, yaitu konsentrasi 2000 akar pada stek batang tanaman buah naga adalah
ppm, sedangkan konsentrasi di bawah atau di 2000 ppm.
atas 2000 ppm memberikan pengaruh yang
sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa DAFTAR PUSTAKA
konsentrasi IBA yang optimal dapat mempercepat Abidin Z, 1990. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat
pertumbuhan tanaman, akan tetapi jika Pengatur Tumbuh. Badung: Penerbit Angkasa.
konsentrasi dinaikkan melebihi batas optimal, Aslamyah S, 2002. Peranan Hormon Tumbuh dalam
maka pertumbuhan tanaman justru akan di Memacu Pertumbuhan Algae. (Online),
hambat (Abidin, 1990). Penghambatan ini karena (http://tumoutou.net/702_05123/siti_aslamyah.h
sifat auksin itu sendiri, yaitu hormon IBA yang tm, diakses tanggal 4 Oktober 2012).
berlebihan akan menghasilkan etilen. Menurut Budiman A, 2000. Pengaruh Hormon IBA terhadap
Taiz dan Zeiger (2010) dengan mekanisme Pertumbuhan Stek Shorea balangeran Korth. pada
kenaikan konsentrasi hormon IBA maka akan Medium Air (Water Rooting System). (Online),
meningkatkan ACC sintase yang merupakan (http://library.forda-
enzim untuk mengubah prekursor S-Adenosyl- mof.org/libforda/data_pdf/hormon%20iba.pdf,
methionine (AdoMet) menjadi 1- diakses tanggal 21 Desember 2012).
Gardner F P, Perace, R. B., dan Mitchell, R. L. 1991.
Aminocyclopropane-1-carboxylic acid (ACC)
Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Penerbit
yang selanjutnya menjadi etilen melalui Siklus
Universitas Indonesia.
Yang. Etilen akan menghambat pemanjangan
Harjadi S S, 2009. Zat Pengatur Tumbuh. Depok :
akar karena pemelaran sel ke samping lebih
Penebar Swadaya.
terpacu. Penyebabnya yaitu orientasi mikrofibril
Kusumo S, 1990. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Bogor :
selulosa yang baru diendapkan di dinding sel
CV. Yasaguna.
lebih ke arah memanjang sehingga menghambat Nababan D, 2009. Penggunaan Hormon IBA terhadap
pemelaran yang sejajar dengan mikrofibril Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon IND 48. (Online),
tersebut dan hanya memungkinkan pemelaran (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789
terjadi pada arah tegak lurus terhadap mikrofibril /7668/3/09E00911.pdf, diakses tanggal 14 oktober
(Salisbury dan Ross, 1995). 2010).
Menurut Gardner, Pearce, dan Mitchell Ramadiana S, 2008. Respon Pertumbuhan Stek Lidah
(1991), respon auksin berhubungan dengan Mertua (Sansevieria trifasciata var. Lorentii) pada
konsentrasinya. Konsentrasi yang tinggi bersifat Pemberian Berbagai Konsentrasi IBA dan Asal Bahan
menghambat, yang dapat dijelaskan sebagai Tanam. (Online), (http://
persaingan untuk mendapatkan peletakan pada www.unila.ac.id/jurnal/jurnal_natur/vol6%281%
tempat kedudukan penerima, yaitu penambahan 29/Ramadiana.pdf, diakses tanggal 14 oktober
konsentrasi meningkatkan kemungkinan 2010).
terdapatnya molekul yang sebagian melekat Salisbury B F, Cleon W R, 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid
menempati tempat kedudukan penerima, yang 3. Bandung : ITB Press.
menyebabkan kurang efektifnya gabungan Taiz L, Zeiger E, 2010. Plant Physiology. Sunderland :
tersebut. Di samping itu, respon sangat bervariasi Sinauer Associates Inc.
tergantung pada kepekaan organ tanaman. Hal ini Wudianto R, 1991. Membuat Stek, Cangkok, dan
sesuai dengan pendapat Wudianto (1991) dan Okulasi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kusumo (1990), yang mengemukakan bahwa

Anda mungkin juga menyukai