Anda di halaman 1dari 9

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala nikmat
dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
Rasulullah Muhammad Shallallahualaihi wa sallam. Kepada keluarganya, para sahabatnya
dan tak lupa kepada kita semua selaku umatnya sampai akhir zaman.
Akhirnya pembuatan makalah Mikrobiologi Analisis ini telah terselesaikan, meskipun
masih terdapat banyak kekurangan dalam penyampaian materinya. Untuk itu, penulis
berterima kasih kepada pengajar mata kuliah Mikrobiologi Analisis, termasuk semua pihak
yang telah membantu penulis baik moril maupun materil.
Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, terutama dalam hal ini dapat menambah wawasan bagi kita semua. Memang makalah
ini masih jauh dari kata sempurna maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Palu, 09 OKTOBER 2017

Penuils

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Antibiotik...............................................................................................4

II.2 Metode Uji Potensi Antibiotik.................................................................................4

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan...........................................................................................................8

2
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Antibiotika sudah banyak digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan


berbagai penyakit terutama penyakit infeksi. Akan tetapi akibat pemakaian yang tidak
rasional dan pemakaian yang tidak tuntas dari antimikroba malah dapat membahayakan
bagi pasien. Bakteri penyebab penyakit ini dapat menjadi resistensi terhadap pengobatan
dengan antimikroba. Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat
kuman atau juga untuk prevensi infeksi, misalnya pada pembedahan besar.
Uji potensi antibiotika secara mikrobiologik adalah suatu teknik untuk
menetapkan suatu potensi antibiotika dengan mengukur efek senyawa tersebut terhadap
pertumbuhan mikroorganisme uji yang peka dan sesuai. Efek yang ditimbulkan pada
senyawa uji dapat berupa hambatan pertumbuhan.
Antibiotika adalah suatu substansi kimia yang dibentuk atau diperoleh dari
berbagai spesies mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah mampu menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Antibiotika tersebar di dalam alam dan
memegang peranan penting dalam mengatur populasi mikroba dalam tanah, air, limbah,
dan kompos. Antibiotika ini memiliki susunan kimia dan cara kerja yang berbeda-beda
sehingga masing-masing antibiotika memiliki kuman standar tertentu. Dari sekian
banyak antibiotika yang telah berhasil ditemukan, hanya beberapa saja yang cukup tidak
toksik untuk dapat dipakai dalam pengobatan

I.2 Tujuan
1. Memahami makna antibiotik
2. Metode apa saja yang digunakan dalam uji potensi antibiotik

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Antibiotika

Antibiotik adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang pada
konsentrasi rendah dapat memusnahkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
lain. Pengujian potensi antibiotik dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa kualitas
dan mutu antibiotik yang digunakan dalam pengobatan memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan

Antibiotik digunakan untuk membasmi mikroba penyebab terjadinya infeksi. Gejala


infeksi terjadi akibat gangguan langsung oleh mikroba dan berbagai zat toksik yang
dihasilkan mikroba. Pada dasarnya suatu infeksi dapat ditangani oleh sistem pertahanan
tubuh, namun adakalanya sistem ini perlu ditunjang oleh penggunaan antibiotik.
Antibiotik yang digunakan untuk membasni mikroba penyebab infeksi pada manusia,
harus memiliki sifat toksisitas selektif. Artinya antibiotik harus bersifat toksik untuk
mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Toksisitas selektif tergantung kepada
struktur yang dimiliki sel bakteri dan manusia misalnya dinding sel bakteri yang tidak
dimiliki oleh sel manusia, sehingga antibiotik dengan mekanisme kegiatan pada dinding
sel bakteri mempunyai toksisitas selektif relatif tinggi

Prinsip penetapan potensi antibiotik dalam sediaan obat adalah membandingkan dosis
larutan sediaan uji terhadap dosis larutan baku pembanding yang menghasilkan derajat
hambatan yang sama pada mikroorganisme uji

II.2 Metode Uji Potensi Antibiotik

Pada umumnya, pengujian potensi antibiotik secara mikrobiologi menggunakan dua


metode, yaitu metode turbidimetri dan metode lempeng silinder atau difusi agar.

II.2.1 Metode Turbidimetri

Prinsip metode turbidimetri adalah berdasarkan hambatan pertumbuhan biakan


mikroorganisme dalam media cair yang mengandung larutan antibiotik

4
II.2.2 Metode Lempeng Silinder/Difusi cair

Prinsip metode lempeng silinder adalah membandingkan zona hambatan


pertumbuhan mikroorganisme uji oleh dosis senyawa antibiotik yang diuji terhadap
zona hambatan oleh dosis antibiotik baku pembanding pada media lempeng agar

Keampuhan (kekuatan) kandungan antibiotik dalam sampel (jumlah antibiotik murni)


dapat ditentukan secara kimiawi, fisik dan biologis. Uji biologis adalah yang termudah
untuk melakukan penetapan semacam itu. Cara penetapan secara mikrobiologis yang
digunakan adalah cara penetapan difusi (lempeng) yaitu zat yang diperiksa berdifusi dari
pencadang (reservoir) kedalam medium agar yang telah diinokulasikan jasad renik,
setelah diinkubasikan maka hambatan pertumbuhan mikroba diukur dan dibandingkan
hasilnya

Pada umumnya metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteri adalah
metode Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan
mikroorganisme oleh ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar kertas cakram (paper
disk) yang tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona hambatan pertumbuhan inilah
yang menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap bahan anti bakteri. Sensitivitas suatu
bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter zona hambat yang terbentuk.
Semakin besar diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannya, sehingga
diperlukan standar acuan untuk menentukan apakah bakteri itu resisten atau peka
terhadap suatu antibiotik

Tujuan dari proses uji sensisitivitas ini adalah untuk mengetahui obat-obat yang
paling cocok (paling poten) untuk kuman penyebab penyakit terutama pada kasus-kasus
penyakit yang kronis dan untuk mengetahui adanya resistensi terhadap berbagai macam
antibiotik. Penyebab kuman resisten terhadap antibiotik yakni memang kuman tersebut
resisten terhadap antibiotik yang diberikan, akibat pemberian dosis dibawah dosis
pengobatan dan akibat penghentian obat sebelum kuman tersebut betul-betul terbunuh
oleh antibiotic

Suatu bahan diklasifikasikan sebagai antibiotika apabila :

Bahan tersebut merupakan produk metabolisme (alami maupun sintesis).

5
Bahan tersebut adalah produk sintesis yang dihasilkan sebagai analog struktur suatu

antibiotika yang terdapat di alam.

Bahan tersebut mengantagonis pertumbuhan atau keselamatan suatu spesies

mikroorganisme atau lebih.

Bahan tersebut efektif dalam konsentrasi rendah.

Secara umum antibiotika terbagi atas:

Penisilin

Penisilin-G dan turunannya bersifat bakterisid terhadap terutama

kuman Gram-positif (khususnya Cocci) dan hanya beberapa kuman Gram-

negatif. Contohnya : Benzilpenisilin, Fenoksimetilpenisilin Kloksasilin, Asam

Klavulanat, Ampisilin.

Sefalosporin

Spektrum kerjanya luas dan meliputi banyak kuman Gram-positif dan

Gram-negatif termasuk Escherichia coli. Berkhasiat bakterisid dalam fase

pembunuhan kuman, berdasarkan penghambatan sintesa peptidoglikan yang

diperlukan kuman untuk ketangguhan dindingnya. Contohnya : Sefaleksin,

Sefamandol, Sefouroksin, Sefotaksim, Seftazidim, Aztreonam.

Aminoglikosida

Aktivitasnya bakterisid, berdasarkan dayanya untuk mempenetrasi

dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Proses translasi

(RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan. Efek

ini tidak saja terjadi pada fase pertumbuhan juga bila kuman tidak membelah

diri. Contohnya : Streptomisin, Gentamisin, Amiksin, Neomisin Paromomisin.

6
Tetrasiklin

Mekanisme kerja berdasarkan diganggunya sintesa protein kuman.

Spectrum kerjanya luas dan meliputi banyak cocci Gram-positif dan Gram-

negatif serta kebanyakan bacilli, kecuali pseudomonas dan proteus. Contohnya

: Tetrasiklin, Doksisiklin,

Makrolida dan linkomisin

Eritromisin bekerja bakteriostatis terhadap terutama bakteri Gram-

positif, dan spectrum kerjanya mirip penisilin-G. Mekanisme kerjanya melalui

pengikatan reversible pada ribosom kuman, sehingga sintesis proteinnya

dirintangi. Contohnya : Eritromisin, Azitromisin, Spiramisin, Linkomisin.

Polipeptida

Khasiatnya adalah bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya dan

kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga

permeabilitas sel meningkat dan akhirnya sel meletus. Contohnya : Polimiksin

B, Basitrasin, Gramsidin.

Antibiotika lainnya

Khasiatnya bersifat bakteriostatis terhadap enterobacter dan

Staphylococcus aureus berdasarkan perintangan sintesa polipeptida kuman.

Contohnya : Kloramfenikol, Vankomisin, Asam fusidat, Mupirosin,

Spektinomisin.

7
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

1. Antibiotik adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang pada
konsentrasi rendah dapat memusnahkan atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme lain.
2. Pada umumnya, pengujian potensi antibiotik secara mikrobiologi menggunakan dua
metode, yaitu metode turbidimetri dan metode lempeng silinder atau difusi agar.
Prinsip metode turbidimetri adalah berdasarkan hambatan pertumbuhan biakan
mikroorganisme dalam media cair yang mengandung larutan antibiotik sedangkan
prinsip metode lempeng silinder adalah membandingkan zona hambatan pertumbuhan
mikroorganisme uji oleh dosis senyawa antibiotik yang diuji terhadap zona hambatan
oleh dosis antibiotik baku pembanding pada media lempeng agar

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. Penuntun Praktikum Analisis Mikrobiologi Farmasi. Universitas Muslim


Indonesia : Makassar.

Djide, M.N, 2003. Mikrobiologi Farmasi. Jurusan Farmasi Unhas, Makassar.

Dwidjoseputro, D.1998, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

Ganiswarna, S.G, 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Jawetz, G., Melnick, J. L., dan Adelberg, E. A. 1991, Mikrobiologi untuk Profesi
Kesehatan. EGC, Jakarta.

Pelczar, M., E.C.S. Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Universitas Indonesia.
Jakarta.

Radji, DR. Maksum. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi &
Kedokteran.
Tjay, Tann Hoan., Rahardja, Kirana. 2008. Obat-Obat Penting. Penerbit Elexmedia
Komputindo. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai