Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ELEKTIF

Oleh :

MOH. KURNIADI HENDRY E


NIM : 1110056

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


ARTHA BODHI ISWARA
PRODI S1 KEPERAWATAN
SURABAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi komplementer dan kedokteran alternatif semakin meningkat dan
diterima oleh masyarakat. Di Amerika serikat terapi komplementer dan
kedokteran alternatif adalah lingkup yang luas dari sumber penyembuhan yang
meliputi sistem kesehatan, modalitas dan praktek yang didasari oleh teori dan
kepercayaan mereka. Atau secara sederhana, pengobatan komplementer bisa
diartikan metode penyembuhan yang caranya berbeda dari pengobatan
konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan operasi.
Terapi modalitas merupakan terapi yang dilakukan perawat secara mandiri
sebagai alternatif pengobatan yang dapat dilakukan klien dan keluarga dalam hal
pengobatan dan sudah dibuktikan secara riset dampaknya terhadap kesehatan
klien.
Terapi komplementer dan alternatif adalah terapi dalam ruang lingkup luas
meliputi system kesehatan, modalitas, dan praktek-praktek yang berhubungan
dengan teori-teori dan kepercayaan pada suatu daerah dan pada waktu/periode
tertentu. Terapi komplementer adalah terapi yang digunakan secara bersama-
sama dengan terapi lain dan bukan untuk menggantikan terapi medis. Terapi
komplementer dapat digunakan sebagaisingle therapy ketika digunakan untuk
meningkatkan kesehatan.
Saat ini gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup
yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga
menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyakit degeneratif.Diabetes
Melitus (DM) adalah salah satu dari penyakit degeneratif tersebut. DM adalah
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik (kadar gula darah tinggi)
sebagai akibat dari kurangnya sekresi insulin, aktifitas insulin ataupun keduanya
(American Diabetes Assosiation, 2003).
Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia. Menurut catatan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1996 di dunia terdapat 120 juta
penderita diabetes mellitus yang diperkirakan naik dua kali lipat pada tahun
2025. Kenaikan ini disebabkan oleh pertambahan umur, kelebihan berat badan
(obesitas), dan gaya hidup.
Menurut dr Sapto Adji H SpOT dari bagian bedah ortopedi Rumah Sakit
Internasional Bintaro (RSIB), komplikasi yang paling sering dialami pengidap
diabetes adalah komplikasi pada kaki (15 persen) yang kini disebut kaki diabetes.
Saat ini, penyakit diabetes melitus (kencing manis) bukan hanya milik kaum
lansia. Semua kalangan usia, mulai balita hingga orang dewasa, juga bisa
terjangkit salah satu jenis sindrom metabolic tersebut. Ada tiga terapi pengobatan
penyakit kencing manis. Yakni, menjalani pola hidup sehat, rutin senam diabetes,
dan minum obat. Namun, obat bukan terapi utama diabetesi, kata Andri
Sumarni, instruktur senam diabetes dari Persadia (Persatuan Diabetes Indonesia)
Unit RSU dr. Soetomo. Karena itu, diabetesi dianjurkan melakukan senam
diabetes secara rutin 3-4 kali seminggu. Rutin senam terbukti bisa mengontrol
kadar gula darah tubuh, agar tak bertambah tinggi.
Dari sudut ilmu kesehatan,tidak diragukan lagi bahwa olah raga apabila
dilakukan sebagaimana mestinya menguntungkan bagi kesehatan dan kekuatan
pada umumnya.selain itu telah lama pula olah raga digunakan sebagai bagian
pengobatan diabetes melitus namun tidak semua olah raga dianjurkan bagi
pengidap diabetes melitus (bagi orang normal juga demikian) karena dapat
menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan salah satu jenis olah raga yang
dianjurkan terutama pada penderita usia lanjut adalah senam kaki.
Karena salah satu tujuan dilaksanakannya senam kaki adalah memperlancar
peredaran darah untuk mencegah kaki diabetes.untuk itu makalah ini membahas
tentang senam kaki pada pasien diabetes.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat memahami dan memperagakan kembali senam kaki pada pasien
penderita diabetes melitus.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami dan menjelaskan pengertian senam kaki.
b. Mampu memahami dan menjelaskan tujuan senam kaki.
c. Mampu memahami dan menjelaskan indikasi dan kontra indikasi senam
kaki.
d. Mampu memahami dan menjelaskan hal-hal yang harus dikaji sebelum
senam kaki.
e. Mampu memahami dan melakukan prosedur pelaksanaandalam senam
kaki.
f. Mampu memahami dan menjelaskan hal-hal yang harus dievaluasi
setelah evaluasi senam kaki.
g. Mampu memahami dan menuliskan dokumentasi tindakan senam kaki.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi
Perawatan kaki merupakan upaya pencegahan primer terjadinya lukapada
kaki diabetes. Salah satu tindakan yang harus dilakukan dalamperawatan kaki
untuk mengetahui adanya kelainan kaki secara dini adalahdengan melakukan
senam kaki diabetes, disamping memotong kuku yangbenar, pemakaian alas kaki
yang baik, dan menjaga kebersihan kaki(Soegondo, et al. 2004).
Kaki diabetes adalah salah satu komplikasi kronik DM yang paling ditakuti.
Angka amputasi akibat diabetes masih tinggi, sedangkan biaya pengobatan juga
sangat tinggi dan sering tidak terjangkau oleh masyarakat umum.
Senam adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan dengan terencana,
disusun secara sistematik dengan tujuan membentuk dan mengembangkan
pribadi secara harmonis (probosuseno, 2007). Berdasarkan pengertiannya, senam
adalah salah satu jenis olahraga aerobik yang menggunakan gerakan sebagian
otot-otot tubuh, dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh (karim,
2002).
Latihan fisik merupakan salah satu prinsip dalam penatalaksanaan penyakit
Diabetes Melitus. Kegiatan fisik sehari-hari dan latihan fisik teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit) merupakan salah satu pilar dalam
pengelolaan diabetes. Latihan fisik yang dimaksud adalah berjalan, bersepeda
santai, jogging, senam, dan berenang. Latihan fisik ini sebaiknya disesuaikan
dengan umur dan status kesegaran jasmani (PERKENI, 2002).
nmjSenam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan
peredaran darah bagian kaki. (S,Sumosardjuno,1986)
Ada 3 alasan mengapa orang dengan diabates lebih tinggi resikonya
mengalami masalah kaki yaitu:
a. Sirkulasi darah kaki dari tungkai yang menurun (gangguan pembuluh darah)
b. Berkurangnya perasaan pada kedua kaki (gangguan saraf)
c. Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi
Senam kaki ini sangat dianjurkan untuk penderita diabetes yang mengalami
gangguan sirkulasi darah dan neuropathy di kaki, tetapi disesuaikan dengan
kondisi dan kemampuan tubuh penderita. Latihan senam kaki DM ini dapat
dilakukan dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya berdiri
dengan kedua tumit diangkat, mengangkat dan menurunkan kaki. Gerakan dapat
berupa gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat, memutar keluar atau ke
dalam dan mencengkram pada jari-jari kaki (Soegondo, et al. 2004).

B. Tujuan
Adapun tujuan yang diperoleh setelah melakukan senam kaki ini adalah
memperbaiki sirkulasi darah pada kaki pasien diabetes, sehingga nutrisi lancar
kejaringan tersebut (Tara, 2003).
Gerakan dalam senam kaki DM tersebut seperti yang disampaikandalam 3rd
National Diabetes Educators Training Camp tahun 2005 dapatmembantu
memperbaiki sirkulasi darah di kaki. Bisa mengurangi keluhan
darineuropathy sensorik seperti: rasa pegal, kesemutan, gringgingen di
kaki.Manfaat dari senam kaki DM yang lain adalah dapat memperkuat otot-
ototkecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki, meningkatkan kekuatan
ototbetis dan paha (gastrocnemius, hamstring, quadriceps), dan
mengatasiketerbatasan gerak sendi (Soegondo, et al. 2004).
Senam kaki DM dapat menjadi salah satu alternatif bagi pasien DM untuk
meningkatkan aliran darah dan memperlancar sirkulasi darah, hal ini membuat
lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak reseptor insulin
yang tersedia dan aktif (Soegondo, et al. 2004). Kondisi ini akan mempermudah
saraf menerima nutrisi dan oksigen yang mana dapat meningkatkan fungsi saraf
(Guyton & Hall, 2006).
Soegondo, et al. (2004), juga menyebutkan bahwa latihan seperti senam kaki
DM dapat membuat otot-otot di bagian yang bergerak berkontraksi. Kontraksi
otot ini akan menyebabkan terbukanya kanal ion, menguntungkan ion positif
dapat melewati pintu yg terbuka. Masuknya ion positif itu mempermudah aliran
penghantaran impuls saraf (Guyton & Hall, 2006).
Secara garis besar tujuan dari senam kaki diabetik adalah:
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi

C. Indikasi dan Kontraindikasi


1. Indikasi
Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes
mellitus dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien
didiagnosa menderita Diabetes Mellitus sebagai tindakan pencegahan dini.
2. Kontraindikasi
a. Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnu atau nyeri
dada.
b. Orang yang depresi, khawatir atau cemas.

D. Hal yang Harus Dikaji Sebelum Tindakan


a. Lihat Keadaan umum dan keadaran pasien
b. Cek tanda-tanda Vital sebelum melakukan tindakan
c. Cek Status Respiratori (adakan Dispnea atau nyeri dada)
d. Perhatikan indikasi dan kontraindiikasi dalam pemberian tindakan senam
kaki tersebut
e. Kaji status emosi pasien (suasanan hati/mood, motivasi)

E. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan Alat : Kertas Koran 2 lembar, Kursi (jika tindakan dilakukan
dalam posisi duduk), hanskun.
2. Persiapan Klien : Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan
senam kaki
3. Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien, Jaga
privacy pasien
4. Prosedur Pelaksanaan :
a. Perawat cuci tangan
b. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas
bangku dengan kaki menyentuh lantai

Gambar 1. Pesien duduk di atas kursi


c. Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan
keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali

Gambar 2. Tumit kaki di lantai dan jari-jari kaki diluruskan ke atas


d. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas.
Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke
atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan
diulangi sebanyak 10 kali.

Gambar 3. Tumit kaki di lantai sedangkan telapak kaki di angkat


e. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

Gambar 4. Ujung kaki diangkat ke atas


f. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar
dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

Gambar 5. Jari-jari kaki di lantai


g. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan
kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
h. Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan
gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
i. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua
kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
j. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan
pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
k. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan
pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian. Gerakan
ini sama dengan posisi tidur.
Gambar 6. Kaki diluruskan dan diangkat
l. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan
kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula
menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja
o Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
o Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
o Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
o Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola

Gambar 7. Membentuk kertas koran


F. Hal yang Harus di Evaluasi Setelah Tindakan
a. Pasien dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki
b. Pasien dapat menyebutkan kembali 2 dari 4 tujuan senam kaki
c. Pasien dapat memperagakkan sendiri teknik-teknik senam kaki secara
mandiri
G. Dokumentasi Tindakan
a. Respon klien
b. Tindakan yang dilakukan klien sesuai atau tidak dengan prosedur
c. Kemampuan klien melakukan senam kaki
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes
melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran
darah bagian kaki yang memiliki tujuan memperbaiki sirkulasi darah,
memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki,
meningkatkan kekuatan otot betis dan paha, mengatasi keterbatasan gerak
sendi. Untuk itu penderita diabetes mellitus di anjurkan untuk melakukan senam
kaki. Peran kita sebagai perawat adalah membimbing klien untuk melakukan
senam kaki agar klien dapat melakukan senam kaki secara mandiri .
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca

Anda mungkin juga menyukai