Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Penyakit Berbasis Lingkungan
Oleh
Kelompok 3
Dwi Sulistyaningsih 1606953820
Indah Febriani 1606953985
Meilania Regina 1606954110
Nadia listiani 1606954161
Nafi Ruhmita 1606954174
Shifa Nur Annisa Y 1706106476
Siska Amalia R 1606954483
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki oleh manusia dan merupakan
faktor lingkungan yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan. Berdasarkan
Surat Keputusan (SK) Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep.Men-
48/MEN.LH/11/1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha
atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan, termasuk ternak, satwa, dan sistem
alam.
Kebisingan dirasakan pada tingkat individu, tetapi ketika individu mengalami
kebisingan sebagai masalah yang menyebabkan masalah pendengaran, mengganggu
fungsi kognitif dan mengurangi kesejahteraan, kebisingan menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Paparan kebisingan secara signifikan berdampak pada kesehatan, baik
fisiologis maupun psikologis.
Secara umum polusi suara di daerah perkotaan dihasilkan melalui sumber yang
berbeda, di antaranya lalu lintas jalan, konstruksi dan kegiatan komersial, industri,
bandara dan daerah perumahan. Salah satu contohnya terjadi pada warga sekitar yang
terkena dampak kebisingan setelah peresmian landasan pacu Bandara Kertomukti dan
Jalan Tol oleh presiden beberapa minggu lalu.
2. Tujuan
a. Dapat memahami definisi kebisingan, alat ukur, dan cara mengukur kebisingan.
b. Dapat memahami agen energi fisik yang dipancarkan dan dampak yang
ditimbulkan.
c. Dapat memahami penyakit yang ditimbulkan dan cara mengurangi kebisingan.
d. Dapat memahami high risk group kebisingan dan potensi bahaya kebisingan.
e. Dapat memahami patofisiologi dampak kebisingan.
BAB II
ISI
1. Kasus
Sejak landasan pacu Bandara Kertomukti beserta Jalan Tol diresmikan oleh
Presiden beberapa minggu yang lalu, produksi ayam petelur pak haji Jupri berkurang.
Ketika betina siap-siap mengeluarkan telur, tiba-tiba bunyi suara jet menggelegar
https://civitas.uns.ac.id/titikmuslimah/2017/05
sehingga membuat telurnya tidak bisa keluar. Beberapa telur juga ada yang pecah.
/07/media-audio/Lain lagi pengalaman Paijo yang tidak bia tidur semalaman akibat berisiknya
jalan tol lalu lalang kendaraan, padahal beliau bekerja di pabrik gelas. Mandor sangat
ketat dalam mengabsen karyawan.
2. Kebisingan
a. Definisi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.718/Menkes/Per/XI/1987:
kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak diinginkan sehingga mengganggu dan
atau dapat membahayakan kesehatan. Bising ini merupakan kumpulan nada-nada
dengan macam-macam intensitas yang tidak diinginkan sehingga mengganggu
kesehatan orang terutama pendengaran. Sedangkan menurut Surat Edaran Menteri
Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No. SE 01/Men/1978, kebisingan di tempat
kerja adalah semua bunyi atau suara-suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat di tempat kerja (Depkes RI, 1993).
Dalam bahasa K3, National Institute of Occupational Safety and Health
(NIOSH) telah mendefinisikan status suara atau kondisi kerja dimana suara berubah
menjadi polutan secara lebih jelas, yaitu : ( Tambunan, 2005)
1) Suara - suara dengan tingkat kebisingan lebih dari 104 dBA
2) Kondisi kerja yang mengakibatkan seorang karyawan harus menghadapi tingkat
kebisingan lebih besar dari 85 dBA selama lebih dari 8 jam.
3. Agen Fisik
a. Definisi
Agen fisik merupakan energi yang diradiasikan/dipancarkan dari sumbernya
melalui sebuah pancaran atau radiasi atau dirambatkan melalui komponen lingkungan,
misalnya benda padat, atau benda cair, bahkan udara. Beberapa agen fisik merupakan
energi yang dipancarkan dan memiliki panjang gelombang serta kekuatan. Suhu panas
dapat dipancarkan melalui media udara, namun dapat pula dirambatkan melalui media
lainnya. Demikian pula kebisingan dan radiasi elektromagnetik (Anies, 2008; Anies,
2009; Lucia et al. 2009).
b. Klasifikasi
Agen fisik dapat dikelompokkan ke dalam berbagai macam ragam klasifikasi.
Namun intinya adalah energi yang diradiasikan. Dari perspektif energi, agen fisik
terbagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1) Kebisingan
Bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki
ataupun yang merusak kesehatan. Secara umum kebisingan diartikan sebagai
unwanted sound atau suara yang tidak diinginkan. Saat ini, kebisingan merupakan
salah satu satu penyebab penyakit lingkungan yang penting. Potensi penyakit dari
suara itu sendiri tergantung frekuensi dan intesitasnya. Pada umumnya batasan
kebisingan lebih diartikan kepada suara yang memiliki frekuensi dan intesitas
tinggi yang memiliki energi lebih besar dan cenderung memiliki potensi bahaya
kesehatan.
Di Indonesia yang masih terus membangun, taraf kebisingan akan terus
naik, terutama dari jalan raya dan industri. Untuk itu pemerintah Indonesia telah
mengeluarkan aturan guna mengatur tingkat kebisingan yang diperuntukan di
kawasan tertentu yang tampak pada tabel berikut.
2) Getaran
Getaran / Vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh objek dengan
getaran isolasi misalnya mesin, peralatan kerja yang bergetar dan memajani
pekerjaan melalui transmisi. Getaran dan kebisingan merupakan hal yang
berkaitan satu sama lain. Suara keras dapat menimbulkan getaran atau vibrasi.
Getaran dapat dikelompokkan akibat alamiah atau kegiatan manusia.
Secara alamiah misalnya debur ombak, desir angin, halilintar bahkan gempa bumi
juga menimbulkan getaran hebat. Sedangkan kegiatan manusia banyak
menggunakan alat-alat yang menimbulkan getaran. Misalnya mesin gerindra,
mesin pesawat jet, mesin diesel, dan lain-lain. Banyak jenis-jenis pekerjaan yang
menggunakan mesin menimbulkan getaran yang terus menerus. Misalnya alat
pengeras jalan, drilling, grinding, dan lain sebagainya.
Getaran dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan secara perlahan
tapi pasti, dimulai dari rasa nyeri, perubahan-perubahan otot rangka, tulang,
gangguan sirkulasi organ tubuh dan lain sebagainya dengan cara mempengaruhi
beberapa sistem kerja tubuh manusia antara lain pada sistem peredaran darah,
misalnya kesemutan pada jaringan tangan dan kadang-kadang ujung jari memucat
yang disertai rasa nyeri. Pada sistem tulang sendi dan otot terjadi gangguan
ostevartikuler terutama pada tulang karpal, sendi siku. Dan pada sistem saraf yaitu
kelainan saraf sensoris yang menimbulkan kesemutan.
3) Cahaya
Cahaya merupakan sumber yang memancarakan energi. Sebagian dari
energi diubah menjadi cahaya tampak. Cahaya yang kurang atau terlalu terang
dapat merusak mata. Sering atau terus menerus bekerja di bawah cahaya yang
redup (insufisiensi) dalam jangka pendek menimbulkan ketidaknyamanan pada
mata (eye strain), berupa nyeri atau kelelahan mata, sakit kepala, mengantuk, dan
fatigue, dalam jangka panjang dapat menimbulkan rabun dekat (myopia) atau
mempercepat terjadinya rabun jauh pada usia yang lebih muda (presbyopia).
Biasanya terjadi pada pemahat, tukang emas, tukang jam, tukang pos bagian sortir.
Selain itu, cahaya yang menyilaukan juga dapat menimbulkan eye strain
dan kelainan visus. Semua pekerja berpotensi mengalami insufisiensi cahaya
dalam bekerja bila tidak memerhatikan kecukupan cahaya yang dibutuhkan untuk
pekerjaan tertentu, terutama dalam melaksanakan pekerjaan yang memerlukan
cahaya yang cukup dan ketelitian tinggi. Sedangkan pekerja berisiko terpajan
silaunya cahaya contohnya pekerja yang menggunakan visual display terminal
seperi komputer dan televisi.
4) Temperatur
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indoonesia (KBBI) temperatur adalah
panas dinginnya badan atau hawa; sedangkan suhu adalah ukuran kuantitatif
terhadap temperatur, panas dan dingin, sesuatu yang diukur thermometer. Manusia
memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur luar jika
perubahannya tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi
dingin terhadap temperatur normal 24 C.
Perubahan suhu juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan
antara lain seperti:
a) Chilblain terjadi karena bekerja ditempat yang cukup dingin dalam waktu
yang cukup lama.
b) Frosbite terjadi akibat suhu yang sangat rendah dibawah titik beku.
c) Heat carmp dialami dalam lingkungan suhu yang tinggi sebagai akibat
bertambahnya keringat yang disertai hilangnya Na dari tubuh, yang
selanjutnya hanya diberi air saja tanpa diberi tambahan Na yang hilang.
d) Heat exhaustion terjadi karena cuaca yang sangat panas dan orang yang belum
teraklimatisasi.
e) Heat stroke terjadi pada orang yang melakukan pekerjaan berat didalam
lingkungan yang panas dan belum teraklimitasi.
f) Trenchfoot terjadi karena terendam dalam air dingin yang cukup lama.
e) Zat radioaktif
Sumber-sumber zat-zat radioaktif secara ilmiah selain sinar cosmos,
adalah pertambangan zat-zat radioaktif. Sumber buatan zat radioaktif termasuk
buangan reactor nuklir, sisa-sisa pembakaran batu bara dan minyak bumi
(dalam jumlah kecil), detonasi bom nuklir, serta kebocoran-kebocoran reaktor
nuklir seperti yang baru-baru ini terjadi di Chernobyl. Isotop radioaktif
digunakan di berbagai industri, di bidang pertanian, kedokteran, dan
penelitian. Efek kesehatan radioaktivitas dapat dipelajari dari eksperimen
alam yang terlanjur terjadi sewaktu perang dunia kedua, yaitu dijatuhkannya
bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Mereka yang tidak mati terbakar,
kebanyakan menderita kanker darah (leukemia), termasuk bayi-bayi yang saat
itu masih berada di dalam kandungan. Selain itu didapat banyak anak lahir
cacat, keguguran, katarak karena radiasi, tumor kelenjar ludah, dan lain-lain
penyakit radiasi. Kelainan karena zat radioaktif dalam dosis rendah ditemukan
di antara mereka yang mendapat paparan karena kerja, atau paparan
diagnostik, ataupun terapi.
Kebisingan lalu lintas Kebisingan lalu lintas berasal dari suara yang dihasilkan
dari kendaraan bermotor,terutama dari mesin kendaraan, knalpot, serta akibat interaksi
antara roda dengan jalan.Kendaraan berat (truk, bus) dan mobil penumpang merupakan
sumber kebisingan utama di jalan raya.Secara garis besar strategi pengendalian bising
dibagi menjadi tiga elemen yaitu pengendalian terhadap sumber bising, pengendalian
terhadap jalur bising dan pengendalian terhadap penerima bising.
3) SIMPUL C (HOST)
Bagian luar telinga mengumpulkan suara gelombang dari udara dan
menyalurkannya ke dalam liang telinga, di mana mereka diangkut ke gendang telinga.
Dikumpulkan gelombang suara menyebabkan gendang telinga untuk bergerak maju
mundur dalam gerakan mekanik bergetar yang diteruskan ke tulang dari telinga
tengah Gelombang gerakan di udara mengatur getaran simpatik yang ditularkan oleh
gendang telinga dan tiga tulang di telinga tengah ke ruang cairan dari telinga bagian
dalam. Dalam proses ini, yang relatif besar tapi lemah udara-induced getaran gendang
telinga dikonversi menjadi getaran mekanik jauh lebih kecil tetapi lebih kuat oleh tiga
ossicles, dan akhirnya menjadi getaran cairan. Gerak gelombang dalam cairan
dirasakan oleh saraf di koklea, yang mengirimkan pesan saraf ke otak. Suara dengan
intensitas yang tinggi mempengaruhi organ Corti di koklea terutama sel-selrambut.
Daerah yang pertama terkena adalah sel-sel rambut luar yang menunjukkan adanya
degenerasi yang meningkat sesuai dengan intensitas dan lama paparan.Stereosilia
pada sel-sel rambut luar menjadi kurang kaku sehingga mengurangi respon terhadap
stimulasi. Dengan bertambahnya intensitas dan durasi paparan akan dijumpai lebih
banyak kerusakan seperti hilangnya stereosilia. Daerah yang pertama kali terkena
adalah daerah basal. Dengan hilangnya stereosilia, sel-sel rambut mati dan digantikan
oleh jaringan parut. Semakin tinggi intensitas paparan bunyi, sel-sel rambut dalam
dan sel-sel penunjang juga rusak. Kerusakan sel rambut luar mengurangi sensitifitas
dari bagian koklea yang rusak . Dengan semakin luasnya kerusakan pada sel-sel
rambut, dapat timbul degenerasi pada saraf yang juga dapat dijumpai di nukleus
pendengaran pada batang otak.
4) SIMPUL D (DAMPAK KESEHATAN)
Kebisingan dapat menyebabkan gangguan pendengaran meliputi tinnitus atau
telinga ber-dengung, kesulitan membedakan kata berfrekuensi tinggi dan dampak
auditory yang paling serius adalah ketulian jenis sensorineural (sensorineural hearing
loss) Tuli syaraf adalah akibat dari kerusakan sel-sel rambut didalam telinga bagian
dalam (inner ear). Tepatnya terletak di membrane basilaris di organ corti di cochlea.
Sel rambut dalam membentuk sebaris sel yang berjalan spiral disepanjang kochlea
dekat aksis sentral. Sedangkan sel rambut luar mempunyai 3-4 baris sel rambut yang
berjalan pada kochlea namun tidak berdekatan dengan axis sentral. Bagian dasar sel-
sel rambut menempel pada membrana basilaris , sedangkan pada bagian permukaan
ditempat stereosilia berada terletak membrana tektorial. Sedangkan membrana
basilaris dan membrana tektorial berhubungan dibagian sentral. Suara akan
mengerakkan kedua struktur ini pada arah yang berlawanan, sehingga stereosilia yang
berada dipermukaan sel rambut akan menekuk. Akibat dari pergerakan stereosilia
akan membuka dan menutup ion channels, yang menghasilkan potensial reseptor di
sel rambut dalam. Bila potensial reseptor ada maka hal ini menyebabkan
neurotransmitter keluar menuju serabut 2 saraf aferen tertentu. Sel-sel rambut kochlea
mempunyai sifat dengan frekwensi yang spesifik , dimana stimulasinya dari input
suara tergantung pada tonotopic map membrana basilaris. Suara dengan frekwensi
tinggi dideteksi dibagian basis koklea, sedangkan suara dengan frekwensi rendah
dideteksi dibagian apeks.Properti mekanik membrana basilaris sendiri kemudian yang
menentukan tonotopik ini. Sel-sel rambut dalam berperan sebagai auditory receptor
cells yang klasik , bertanggung jawab mengirim sinyal dalam bentuk frekwensi suara
yang spesifik keotak . Sedangkan sel-sel rambut luar memberikan efek amplifikasi
dari stimulus suara kepada sel -sel rambut dalam yang terdekat, dan mempertajam
respon frekwensi sel sel- rambut dalam yang terdekat. Sel-sel rambut luar memendek
dan memanjang bila ada stimulasi suara.Gerakan kontraksi seperti ini dapat
mempengaruhi sel-sel rambut dalam dengan merubah gerakan membrana basilaris
dan meningkatkan sensitifitas dan selektifitas frekwensi untuk output kochlear ( sinyal
menuju otak ). Ada protein prestin terdapat pada sel-sel rembut luar yang memberi
kemampuan untuk berkontraksi ini.
Pada kasus pengalaman Paijo yang tidak bisa tidur semalaman gara-gara berisik
jalan tol lalu lalang kendaraan, gambarkan proses kejadian gangguan kesehatan akibat
kebisingan pada kasus, yaitu :
1) Simpul 1 (Sumber agen panyakit) :
Suara berisik yang dihasilkan dari pertambahan atau lalu lalang kendaraan
bising dipengaruhi oleh intensitas bunyi kendaraan setiap hari terdengar dalam satuan
decibel (dB), frekuensi tinggi yang membahayakan telinga, durasi (lamanya pajanan)
telinga terpapar efek bising dan sifat distribusi energi bunyi terhadap waktu dimana
kendaraan yang lalu lalang tidak mengenal waktu dan jumlah, termasuk kedalam jenis
keadaan tempat tinggal/rumah Paijo yaitu jarak dari kebisingan, layout bangunan
perilaku Paijo yang juga dapat terpapar kebisingan di area kerjanya di pabrik gelas,
gelombang sura dari udara ke dalam liang telinga diangkut ke gendang telinga.
Gendang telinga bergerak maju dan mundur, gerakan mekanik ini diteruskan ke tulang
dari telinga tengah. Getaran simpatik dilanjutkan ke ruang cairan dari telinga dalam
(getaran cairan). Getaran cairan dirasakan oleh saraf di koklea dan mengirimkan
sel-sel rambut. Terjadi degenarasi sel-sel rambut luar sesuai dengan intensitas dan
durasi paparan sperti hilangnya stereosilia, sel-sel rambut mati digantikan oleh
jaringan parut. Kerusakan mengurangi sensitifitas dari bagian koklea yang rusak.
yaitu perubahan ambang batas sementara akibat kebisingan, perubahan ambang batas
permanan akibat kebisingan dan akibat fisiologis yaitu rasa tidak nyama, stress
kejengkelan dan kebingungan, gangguan gaya hidup seperti gangguan tidur atau
istirahat, hilangnya konsentrasi waktu bekerja, membaca dsb serta gangguan
Berdasarkan kasus kebisingan landasan pacu Bandara Kertomukti dan Jalan Tol,
menimbulkan dampak negatif baik pada warga sekitar maupun populasi lain seperti hewan
ternak milik pak Haji Jupri. Kebisingan merupakan terjadinya bunyi yang tidak diinginkan
sehingga mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. Alat ukur yang digunakan
antara lain sound level meter. Populasi risiko akibat kebisingan antara lain warga sekitar dan
hewan ternak milik warga.
Agen fisik merupakan energi yang diradiasikan/dipancarkan dari sumbernya melalui
sebuah pancaran atau radiasi atau dirambatkan melalui komponen lingkungan, misalnya
benda padat, atau benda cair, bahkan udara. Klasifikasi agen fisik antara lain, yaitu
kebisingan, getaran, cahaya, radiasi pengion, dan radiasi non-pengion.
Gangguan yang ditimbulkan akibat kebisingan yaitu gangguan pendengaran, fisiologi,
psikologis, dan komunikasi. Kelompok berisiko yang paling sering disebutkan dalam
literature adalah anak-anak, orang tua, sakit kronis dan orang-orang dengan gangguan
pendengaran serta orang-orang yang berada disumber kebisingan dalam jangka waktu lama
atau terus-menerus.
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/1-teori-simpul-efek-kebisingan-terhadap-gangguan-
pendengaran.html diunduh tanggal 12 November 2017
http://library.usu.ac.id/download/ft/07002749.pdf
http://www.pu.go.id/uploads/services/service20130717122457.pdf diunduh tanggal 12
November 2017
http://www.who.int/occupational_health/publications/noise3.pdf