Anda di halaman 1dari 113

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada dasarnya manusia membutuhkan pelayanan yang tidak dapat

dipisahkan dari setiap individu. Keinginan mendapatkan pelayanan yang baik

tidak memandang kaya atau miskin, tua ataupun muda semua lapisan

menginginkan pelayanan yang terbaik. Pelayanan publik pada dasarnya diberikan

melalui beberapa organisasi birokrasi pemerintah, karena pemerintahlah yang

memiliki hak untuk memonopoli atau menyediakan barang atau jasa publik

kepada setiap warga negara mulai dari seorang warga negara itu lahir sampai

akhir hayatnya.

Reformasi pemerintahan yang terjadi di Indonesia telah mengakibatkan

terjadinya pergeseran paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari peradigma

sentralistis ke arah desentralisai nyata yang di tandai dengan pemberian otonomi

yang lebih luas dan nyata pada daerah. Pemberian ini dimaksudkan khususnya

untuk lebih memandirikan daerah serta pemberdayaan masyarakat (empowering)1.

Paradigma baru mengenai organisasi pelayanan publik pada dasarnya berasal dari

tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas dari waktu ke

waktu.Tuntutan tersebut semakin berkembang seiring dengan tumbuhnya

kesadaran bahwa warga negara memiliki hak untuk dilayani dan kewajiban bagi

pemerintah untuk dapat memberikan pelayanan, karena pada hakekatnya

1
Widjaja, Otonomi Daerah Dan Daerah Otonom, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), Cet.
6, hlm. 27.
2

pemerintahan memang memberi pelayanan pada rakyatnya. Paradigma baru

mengenai pelayanan publik tersebut menuntut perubahan dalam orientasi

pelayanan, dari yang suka mengatur berubah menjadi yang suka melayani.

Semenjak diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2015

tentang Pemerintah Daerah, pemerintah daerah secara terus-menerus

meningkatkan pelayanan publik. Seiring dengan hal itu tuntutan masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan yang berkualitas terus meningkat dari waktu ke waktu.

Tututan tersebut semakin berkembang seirama dengan tumbuhnya kesadaran

bahwa warga negara memiliki hak untuk dilayani dan kewajiban pemerintah

daerah untuk dapat memberikan pelayanan. Tantangan yang dihadapi dalam

pelayanan publik adalah bukan hanya menciptakan sebuah pelayanan yang

efisien, namun juga bagaimana pelayanan juga dapat dilakukan tanpa membeda-

bedakan status sosial masyarakat yang dilayani, atau dengan kata lain bagaimana

menciptakan pelayanan yang adil dan demokratis.

Beberapa hal di atas menjadi salah satu latar belakang masyarakat

Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya yang menginginkan terjadinya pemekaran

kecamatan. Alasan lain yang penulis dapatkan pada saat melaksanakan Praktek

Kerja Lapangan (PKL) pada hari Kamis, tanggal 05 Mei 2016 pemekaran

Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya terjadi karena adanya tuntutan dan keluhan

dari masyarakat yang disampaikan kepada kepala desa dan perangkat desa serta

tokoh-tokoh masyarakat di desa masing-masing. Sebelumnya masyarakat

Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya ini tergabung dalam Kecamatan Peninjauan.

Kecamatan Peninjauan terlalu luas cakupan wilayah kerjanya sehingga ada


3

beberapa masyarakat merasa terabaikan karena begitu banyak yang mengantri

untuk mengurus keperluannya ke kantor dan jarak kantor kecamatan terlalu jauh.

Terabaikan disini misalnya ada sebagian masyarakat yang sudah mengantri lama

menunggu begitu sampai gilirannya pegawai sudah istarahat atau sibuk

mengerjakan berkas-berkas lain sehingga kepentingan masyarakat yang sudah

mengantri tadi terabaikan dan harus kembali datang esok harinya. Selain itu, ada

beberapa masyarakat desa yang mengeluhkan terlalu jauhnya jarak desa mereka

ke kantor kecamatan dan hal itu terkadang membuat mereka malas atau kurang

bersemangat berurusan kekantor kecamatan karena belum tentu sampai disana

urusan mereka dapat diselesaikan saat itu juga.

Efektivitas merupakan unsur pokok dalam aktivitas untuk mencapai tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan dengan pencapaian sasaran

dan tujuan yang akan dicapai. Secara sederhana efektifitas dapat diartikan sebagai

bentuk penyelesaian yang telah ditentukan sebelumnya. Jika tingkat kekecewaan

masyarakat pengguna jasa terhadap pelayanan yang diberikan oleh birokrasi

masih relatif tinggi, maka hal ini akan menunjukkan bahwasanya kinerja

pelayanan aparat birokrasi belum sepenuhnya mampu mewujudkan nilai-nilai

akuntabilitas, responsivitas, dan efisiensi pelayanan.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul Persepsi Perangkat Desa Terhadap

Efektivitas Pelayanan Publik Sebelum Dan Sesudah Pemekaran Kecamatan

Kedaton Peninjauan Raya Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumsel Tahun

2017.
4

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya

dengan apa yang terjadi, penyimpangan antara teori dengan praktik,

penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, penyimpangan antara rencana

dengan pelaksanaan, dan penyimpangan antara pengalaman masa lampau dengan

yang terjadi sekarang 2 . Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari

identifikasi maslah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain rumusan masalah

ini merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup

masalah yang akan di teliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan

masalah.

Masalah adalah kesenjangan yang terjadi antara yang diharapkan dan yang

terjadi dilapangan 3 . Masalah juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan yang

bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi

yang menimbulkan tanda tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk

mencari suatu jawaban.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang

menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah persepsi

perangkat desa terhadap efektivitas pelayanan publik sebelum dan sesudah

pemekeran Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya Kabupaten Ogan Komering Ulu

Provinsi Sumatera Selatan?.

2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitaitf dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 20,
hlm. 35.
3
Surharsimi arikunto, Prosedur penelitian; suatu pendekatan praktik. (Jakarta: Rineka Cipta,
2013). Hlm. 96
5

1.3 Tujuan penelitian

Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum

tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan

pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah

data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian

berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-

raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti

memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada4.

Tujuan penelitian adalah menemukan pengembangan dan menguji

kebenaran pengetahuan, usaha yang dilakukan dengan suatu metode ilmiah.

Tujuan adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya hasil, sesuatu hal yang

ingin diperoleh/dicapai setelah penelitian selesai.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

persepsi perangkat desa terhadap efektivitas pelayanan publik sebelum dan

sesudah pemekaran Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya Kabupaten OKU.

1.4 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum

data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisipasi masalah5.

4
Ibid., hlm. 3.
5
Ibid.
6

Manfaat adalah suatu kegunaan. Manfaat dalam suatu penelitian penting

sebagai kelanjutan dari tujuan penelitian. Apa yang nantinya akan dicapai dalam

penelitian ini akan terlihat sejauh mana sumbangannya terhadap institusi,

kelompok maupun kemajuan ilmu pengetahuan. Setelah penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat baik bagi yang berkepentingan dalam penelitian ini.

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini

adalahsebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

terhadap pengembangan ilmu pemerintahan, pada khususnya dalam kajian

pemekaran wilayah kecamatan.

2. Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi pemerintah

dalam meningkatkan pelayanan publik di Kecamatan Kedaton Peninjauan

Raya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Persepsi

2.1.1 Definisi Persepsi

Dilihat dari segi umunya persepsi adalah pandangan atau pengamatan

terhadap suatu objek yang telah diamati. Persepsi pada hakikatnya adalah proses

kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang

lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan

penciuman. Kunci untuk memahami bahwa persepsi adalah terletak pada

pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap

situasi, dan bukannya suatu tatanan yang benar terhadap situasi. 6 Dalam bahasa

Inggris, persepsi adalah perception yaitu cara pandang sesuatu atau mengutarakan

pemahaman hasil olahan daya pikir, artinya persepsi berkaitan dengan faktor-

faktor eksternal yang direspon melalui panca indra, daya ingat, dan daya jiwa.7

Persepsi adalah tentang memahami bagaimana kita menerima

stimulus/rangsangan dari lingkungan dan bagaimana kita memproses stimulus

tersebut. Persepsi biasanya dimengerti sebagai bagaimana informasi yang berasal

dari organ yang terstimulasi diproses, termasuk bagaimana informasi tersebut

diseleksi, ditata dan ditafsirkan.8 Dengan kata lain persepsi atau tanggapan adalah

suatu proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukan

bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, memberi, serta meraba (kerja

6
Miftah Thoha, Ilmi Administrasi Publik Kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007), hlm. 141.
7
Marliani, Ilmu Psikologi Sosial (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010), hlm. 93.
8
David Matsumoto, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), hlm. 59.
8

indera) disekitar kita 9 . Persepsi juga merupakan proses akhir dari pengamatan

yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat

indera, kemudian individu ada perhatian dan diteruskan ke otak, selanjutnya

individu menyadari tentang adanya sesuatu. Melalui persepsi individu menyadari

dan dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya maupun

tentang hal-hal yang ada dalam diri individu yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

asalah suatu cara pandangan seseorang yang berbeda terhadap objek yang dilihat

dan dirasakannya berdasarkan pengamatan, pengetahuan dan pengalaman yang

telah dilakukan oleh seseorang tersebut sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

2.1.2 Syarat-syarat Persepsi

Setiap orang yang akan melakukan persepsi harus memenuhi beberapa

syarat, seorang individu bisa dikatakan mengadakan persepsi terhadap suatu

obyek apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:10

1. Perhatian

Biasanya seseorang tidak akan menangkap seluruh ransangan yang ada

disekitarnya sekaligus, tetapi akan memfokuskan perhatiannya pada suatu

atau dua objek. Perbedaan fokus akan menyebakan perbedaan persepsi.

2. Setting

Harapan seseorang akan rangsangan yang timbul, misalnya seorang pelari

akan melakukan start terhadap setting akan terdengar bunyi pistol, dan di

saat itu harus mulai berlari.

9
Widayatun, Psikologi Sosial (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 112.
10
Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), ( Yogyakarta: Penerbit Andi, 2003), hlm.
99.
9

3. Kebutuhan

Kebutuhan sesaat maupun kepada diri seseorang akan mempengaruhi

persepsi orang tersebut.

4. Sistem Nilai

Sistem yang berlaku pada suatu masyarakat juga berpengaruh pada

persepsi.

5. Ciri Kepribadian

Misalnya A dan B berkerja disebuah kantor, si A seseorang yang penakut

akan mempersepsikan atasanya sebagai tokoh yang menakutkan,

sedangkan si B yang penuh percaya diri menganggap atasanya sebagai

orang yang bisa diajak bergaul seperti orang yang lain.

6. Gangguan Kejiwaan

Hal ini akan menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut dengan

halusinasi.

Berdasarkan dengan diketahuinya syarat-syarat yang mempengaruhi

persepsi seseorang, sangat ditentukan dari kepribadian, keadaan jiwa, dan harapan

dalam melakukan persepsi. Persepsi yang positif mengakibatkan motivasi yang

tepat bagi seseorang sedangkan persepsi negatif mengakibatkan motivasi

seseorang berkurang atau tidak baik.


10

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Ada dua hal yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu:11

1. Faktor Fungsional

Faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal lain

yang termasuk dalam faktor personal yang menentukan persepsi bukan

jenis stimulan tapi karakteristik seseorang yang memberikan respon pada

stimulan itu, faktor ini terdiri atas:

a. Kebutuhan, kebutuhan sesaat dan kebutuhan menetap pada seseorang

akan mempengaruhi atau menentukan persepsi seseorang, dengan

demikian perbedaan kebutuhan akan menimbulkan perbedaan persepsi.

b. Kesiapan mental

c. Suasana emosi seperti pada saat senang, sedih, gelisah, marah akan

mempengaruhi persepsi.

d. Latar belakang budaya

2. Faktor Struktural

Faktor ini berasal dari sifat stimulasi fisik sistem saraf individu, yang

meliputi:

a. Kemampuan berpikir

b. Daya tangkap duniawi

c. Saluran daya tangkap yang ada pada manusia

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diatas dapat

disimpulkan pada umunya persepsi merupakan suatu proses yang sangat

11
Djalaludin Rahmat, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: PT. TIneka Cipta, 2009), hlm.
59.
11

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu cara belajar, latar belakang budaya,

pendidikan, pengalaman masa lalu, latar belakang dimana kondisi tersebut berada

sehingga akan menghasilkan persepsi yang bermacam-macam seperti setuju,

netral, tidak setuju terhadap suatu objek yang diteliti.

2.2 Perangkat Desa

2.2.1 Definisi Perangkat Desa

Menurut Peraturan Pemerintah No. 113 Tahun 2014 Pemerintahan Desa

adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 12

Berdasarkan Undang Undang No. 6 Tahun 2014 Pemerintah desa adalah kepala

desa atau yang disebut dengan nama lain yang dibantu oleh perangkat desa

sebagai unsur penyelenggaraan desa.13 Sesuai dengan penjelasan Undang-Undang

No. 6 Tahun 2014, kepala desa atau yang disebut dengan nama lain merupakan

kepala pemerintah desa yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa.

Kepala desa yang disebut nama lain memili peran penting dalam kedudukannya

sebagai kepanjagan tangan negara yang dekat dengan masyarakat desa dan

sebagai pemimpin masyarakat desa. Pemerintah desa terdiri dari kepala desa dan

perangkat desa yang meliputi sekretaris, kepala urusan dan perangkat desa yang

lainnya.

2.2.2 Peran Perangkat Desa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran didefinisikan sebagai

seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

12
Peraturan Pemerintah Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Desa.
13
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Desa.
12

dalam masyarakat. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas yang harus

dilaksanakan oleh orang tersebut. 14 Peranan merupakan konsep yang dipakai

untuk mengetahui pola-pola tingkah laku yang teratur dan relatif bebas dari orang-

orang tertentu yang kebetulan menduduki berbagai posisi, dan menunjukan

tingkah laku. Jadi dapat dikatakan bahwa peran yang dijalankan oleh individu

tersebut berkaitan erat dengan posisi atau kedudukannya dalam suatu bentuk

sistem sosial tertentu. peranan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang

diharapkan masyarakat dari orang yang menduduki suatu tertentu. Sejumlah peran

disebut sebagai perangkat peran (role-set). Dengan demikian perangkat peran

adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang dimiliki

oleh orang karena menduduki status-status sosial khusus15.

Tak dapat dipungkiri bahwa kelangsungan atau keberhasilan pembangunan

daerah sangat bergantung pada pemimpin desa yang bersangkutan. Begitupun

dalam pembangunan desa, kepala desa sebagai pemimpin desa mempunyai peran

penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan di desannya. Kepala desa

adalah wakil desa yang ditunjuk secara formal dan dipercaya oleh pemerintah

serta masyarakat desa untuk menjalankan tugas maupun fungsinya sebagai pucuk

pimpinan organisasi pemerintahan desa. Kepala desa sebagai wakil pemerintah di

desa yang bersangkutan adalah penguasa tunggal dalam arti:16

1. Memimpin pemerintahan desa

2. Mengkoordinasikan pembangunan desa

14
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2008)
15
Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), hlm. 67.
16
Taliziduhu Ndraha, Ilmu Pemerintahan Baru 1 dan 2. (Jakarta: PT. Rineka CIpta, 2003), hlm.
152.
13

3. Membina kehidupan masyarakat di segala bidang.

Kepala desa sebagai bagian integral pembangunan desa, memegang tugas

yang lebih besar termasuk tanggung jawab masyarakat desa dibanding pemerintah

atasan yang memberi tugas dan wewenang. Sebagai bagian integral dari

pembangunan desa, kepala desa tak terlepas dari pemerintahan desa sebagai

organisasi tempat ia bekerja dan menjalankan perannya. Dalam 2 (dua) konsepsi

peran yang telah dikemukakan diatas, kepala desa juga berinteraksi dengan

organisasinya yaitu pemerintahan desa. Kepala desa harus dapat mengintegrasikan

antara kepribadian dan kebutuhannya dengan struktur dan sasaran pemerintahan

desa. Hal ini penting dilakukan untuk menjamin peran yang dilakukan oleh kepala

desa tersebut dengan baik dan sesuai dengan keinginan serta kebutuhan

masyarakat17.

Dengan peran yang dijalankannya, kepala desa dapat berinteraksi dengan

pemerintahan desa. Kepala desa adalah bagian dari pemerintahan desa dan

memegang tugas dan kewajiban untuk kelangsungan dan keberhasilan pemerintah

desa. Kepala desa menempati posisi strategis yang bukan saja mewarnai

melainkan juga menentukan ke arah mana suatu desa tersebut akan dibawa.

Kepala desa menjadi penting peranannya karena dialah yang bertugas untuk

memimpin dan menggerakkan partisipasi masyarakat dalam mempercepat

pembangunan desa.

Kepala desa sebagai pemimpin dalam masyarakat desa itu sudah demikian

adanya dalam kehidupan masyarakat pedesaan. Keberadaan sosok kepala desa ini

17
Direktorat Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kepemimpinan Desa,
(Jakarta:Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transsmigrasi Republik
Indonesia, 2015), hlm. 33.
14

menjadi penting manakala ia dapat bertindak sebagai fasilitator, innovator

maupun motivator. Disamping itu juga dapat bertindak sebagai pemimpin diantara

semua perangkat desa untuk secara bersama melaksanakan pemerintahan desa.

Kepemimpinan merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin, sebab seorang

pemimpin harus berperan sebagai organisator kelompoknya untuk mencapai

tujuan yang telah digariskan 18 . Dalam hal ini, kepala desa berperan sebagai

organisator pemerintahan di desannya untuk mencapai tujuan pembangunan

desanya dalam otonomi desa. Dalam otonomi desa, kepala desa mempunyai peran

untuk mengurus kepentingan masyarakat desanya sesuai dengan kondisi sosisal

budaya setempat.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2005, yang dimaksud

dengan Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia19.

Pemerintahan desa dijalankan oleh Pemerintah Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa:

1. Pemerintah desa, terdiri atas:

a. Kepala Desa

Kepala desa dipilih melalui Pemilihan Kepada Desa (Pilkades) oleh

penduduk desa setempat. Kepala desa bertugas menyelenggarakan urusan

18
Direktorat Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, op,cit , hlm. 45
19
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2005 tentang tentang Pemerintah daerah
15

pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Wewenang kepala desa

antara lain:

a) Memimpin penyelenggaran pemerintahan desa berdasarkan kebijakan

yang ditetapkan bersma BPD.

b) Mengajukan rancangan peraturan desa.

c) Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama

BPD.

d) Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) untuk dibahas dan

ditetapkan bersama BPD.

Masa jabatan kepala desa adalah enam tahun yang dapat dipilih kembali

dalam satu periode selanjutnya. Kepala desa mempunyai kewajiban

memberikan laporan penyelenggaran pemerintahan desa kepada

bupati/walikota melalui camat, memberikan laporan keterangan

pertanggung jawaban kepada BPD, dan menginformasikan laporan

penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat20.

2) Perangkat Desa

Perangkat desa bertugas membantu kepala desa melaksanakan tugas

dan wewenangnya. Perangkat desa ini terdiri dari:

a. Sekretaris Desa

Sekretaris desa adalah staf yang memimpin sekretariat desa dimana

kedudukannya diisi dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan.

20
Wikipedia, Kepala Desa, https://id.wikipedia.org/wiki/Kepala_desa
16

Sekretaris desa bertugas membantu kepala desa di bidang pembinaan

adminitrasi dan memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh

perangkat pemerintah desa. Ia diangkat oleh sekretaris daerah

kabupaten/kota atas nama bupati/walikota.

b. Perangkat Desa Lainnnya

a) Kepala Urusan (KAUR) Umum

Tugas pokok kepala urusan umum adalah membantu sekretaris desa

dalam melaksanakan administrasi umum, tata usaha dan kearsipan,

pengelolaan inventaris kekayaan desa, serta mempersiapkan bahan

rapat dan laporan.

b) Kapala Urusan (KAUR) Keuangan

Tugas pokok : Membantu sekretaris desa dalam melaksanakan

pengelolaan sumber pendapatan desa, pengelolaan administrasi

keuangan desa dan mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa.

c) Kepala Urusan (KAUR) Pemerintahan

Tugas pokok : Membantu kepala desa dalam melaksanakan

pengelolaan administrasi kependudukan, administrasi pertahanan,

pembinaan, ketentraman dan ketertiban masyarakat desa,

mempersiapkan bahan perumusan kebijakan penataan, kebijakan

dalam penyusunan produk hukum desa.

d) Kepala Urusan (KAUR) Pembangunan

Tugas pokok : Membantu kepala desa dalam melaksanakan penyiapan

bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan ekonomi


17

masyarakat dan potensi desa, pengelolaan administrasi pembangunan,

pengelolaan pelayanan masyarakat serta penyiapan bahan usulan

kegiatan dan pelaksanaan tugas pembantuan.

e) Kepala Urusan Kesejahteraaan Rakyat (KAUR KESRA)

Tugas pokok : Membantu kepala desa dalam melaksanakan penyiapan

bahan perumusan kebijakan teknis penyusunan program keagamaan,

serta melaksanakan program pemberdayaan masyarakat dan sosial

kemasyarakat.

f) Pelaksana teknis lapangan

g) Unsur kewilayahan

h) Dan lain sebagainya.

2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa merupakan lembaga perwujudan demokrasi

dalam penyelenggaraan pemerintah desa. BPD berfungsi menetapkan peraturan

desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

BPD beranggotakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah

yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat 21 . Anggota BPD terdiri

dari ketua rukun warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama, dan

tokoh masyrakat lainnya.

Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan

kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutya. Pimpinan dan anggota BPD tidak

diperbolehkan merangkap jabatan sebagai kepala desa dan perangkat desa. Selain

21
Wikipedia, Badan Permusyawaratan Desa,
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Permusyawaratan_Desa
18

pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa, terdapat lembaga-lembaga lain

yang dapat dibentuk di desa-desa, yaitu lembaga kemasyarakatan yang ditetapkan

dengan peraturan desa, asalkan pembentukannya berpedoman pada peraturan

perundang-undangan. Lembaga kemasyarakatan dimaksud bertugas membantu

pemerintah desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat desa.

Lembaga kemasyarakat ini ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Salah satu fungsi lembaga kemasyarakatan adalah sebagai penampungan

dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan. Lembaga

kemasyarakatan desa ini misalnya seperti Rukun Tetangga, Rukun Warga, PKK,

Karang Taruna, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.

Tidak dimuatnya pasal mengenai status kepegawaian para abdi negara di

pemerintahan desa memberikan konsekuensi para pamong desa tidak menyandang

status sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang hak dan kewajibannya telah

diatur dalam Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok

kepegawaian yang telah dijamin oleh negara seperti sistem kompensasi yang

jelas22, pengembangan yang menyinggung mengenai status PNS terdapat dalam

pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 mengenai kedudukan

Sekretaris Desa yang diisi dari formasi PNS23. Dalam Keputusan Menteri Dalam

Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 200124, apabila kepala desa terpilih

sebelumnya telah berstatus pegawai negeri sipil dicopot sementara dari jabatan

organiknya sebagai PNS, walaupun tanpa kehilangan hak-haknya.

22
Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
23
Peraturan Pemerintah Nomo 72 Pasal 25 tentang Kedudukan Sekretaris Desa
24
Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2001
19

2.3 Otonomi Daerah

2.3.1 Pengertian Otonomi Daerah

Istilah otonomi berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu autos (sendiri),

dan nomos (peraturan) atau undang-undang. Oleh karena itu, otonomi berarti

penyerahan urusan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah yang bersifat

operasional dalam rangka sistem birokrasi pemerintahan. Kata otonomdalam

terminologi ilmu pemerintahan dan hukum administrasi negara sering

dihubungkan dengan otonomi daerah dan daerah otonom. Oleh karena itu akan

dibahas pengertian otonomi, otonomi daerah dan daerah otonomi.

Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

aspirasi masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah

otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah

tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia25.

Menurut Undang-Undang Otonomi Daerah Nomor 9 tahun 2015, otonomi

daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Asas otonomi adalah prinsip

dasar penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan otonomi daerah 26 .

25
Widjaja, op.cit., hlm. 76.
26
PP No. 9 Tahun 2015, Tentang Pemerintah Daerah. Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 No. 5.
20

Daerah otonom atau disebut juga dengan daerah, adalah kesatuan masyarakat

hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan

Republik Indonesia27.

Dari beberapa pengertian tentang otonomi, otonomi daerah, dan daerah

otonomi diatas, disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Tujuan yang hendak dicapai dalam pemberian otonomi kepada daerah

adalah meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan

pemerintahan, di mana pelimpahan kewenangan oleh pemerintahan pusat

kepada daerah mengandung konsekuensi yang berupa hak, wewenang, dan

kewajiban bagi rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Dalam penyerahan otonomi kepada daerah, harus dilihat kemampuan rill

daerah tersebut atau dengan kata lain setiap penambahan urusan kepada

daerah (pengembangan otonomi daerah secara horizontal) harus mampu

memperhitungkan sumber-sumber pembiayaan atau kemampuan rill

daerah.

3. Pada dasarnya otonomi daerah adalah urusan-urusan pemerintahan yang

diserahkan kepada daerah untuk diselenggarakan menjadi urusan rumah

tangga daerah.

27
Ibid., No. 12.
21

4. Desentralisasi merupakan suatu sistem pemerintahan di mana urusan-

urusan pemerintah pusat diserahkan penyelenggaraannya kepada satuan-

satuan organisasi pemerintahan di daerah-daerah yang disebut daerah

otonom.

Proses peralihan dari sistem dekosentrasi ke sistem desentralisasi disebut

pemerintah daerah dengan otonomi. Otonomi adalah penyerahan urusan

pemerintah kepada pemerintah daerah yang bersifat operasional dalam rangka

sistem birokrasi pemerintahan. Tujuan yang hendak dicapai dalam penyerahan

urusan ini adalah antara lain menumbuhkembangkan daerah dalam berbagai

bidang, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, menumbuhkan kemandirian

daerah, dan meningkatkan daya saing daerah dalam proses pertumbuhan28.

Menurut Rasyid, ada beberapa keuntungan yang dapat diraih melalui

kebijakan desentralisasi dilingkungan organisasi pemerintahan dari sudut pandang

Ilmu Administrasi Negara. Pertama, lebih mendekatkan pengambilan keputusan

dengan masyarakat yang menjadi sasarannya sehingga operasionalisasi keputusan

dapat lebih realistik, efektif dan efisien. Kedua, meringankan beban organiasi

pada level yang lebih tinggi sehingga dapat menggunakan waktu, energi dan

perhatiannya ke sasaran permasalahan yang lebih srategik. Ketiga, membina

kemampuan bertanggung jawab demi para penerima wewenang pada tingkat yang

lebih rendah, sehingga secara langsung menciptakan iklim kaderisasi yang lebih

empirikal dan sistematika. Keempat, dengan kewenangan yang diterimanya,

kebanggaan para pengambilan keputusan dan pelaksana keputusan pada tingkat

28
Widjaja, loc.cit.
22

yang lebih rendah akan terbangun karena merasa dipercaya oleh pemerintah yang

lebih tinggi. Kebanggan ini bisa menjadi landasan bagi tertanamnya sikap

dedikasi di kalangan aparatur di daerah.29

Otonomi daerah pada dasarnya bukanlah tujuan, melainkan alat bagi

terwujudnya cita-cita, keadilan, demokrasi dan kesejahteraan rakyat. Kebijakan

otonomi daerah yang berorientasi kepada kepentingan rakyat tidak akan pernah

terwujud apabila pada saat yang sama agenda demokratisasi tidak berlangsung.

Penjelasan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang

Otonomi Daerah diterangkan bahwa sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemerintahan Daerah adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan

perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 194530. Pemberian otonomi kepada daerah diarahkan

untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu melalui

otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan

kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

29
Dharma Setyawan, Otonomi Daerah Dalam Presfektif Lingkungan, Nilai dan Sumber Daya
(Jakarta: Sapdodadi 2004), hlm. 10.
30
PP No. 9 Tahun 2015, op.cit., No. 2.
23

Hakikat dan tujuan pemberian otonomi daerah, salah satunya adalah

mendekatkan pemerintah pada pelayanan publik. Persoalannya sejauh mana

pemerintah daerah sudah memberikan pelayanan publik yang prima sesuai dengan

tujuan dari kebijakan otonomi daerah tersebut. Untuk dapat memberikan

pelayanan publik yang prima paling tidak tergantung pada dua faktor. Pertama,

dukungan aparat birokrasi dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan

masyarakat. Kedua, faktor kepemimpinan kepala daerah yang mendorong dan

memacu agar aparaturnya bekerja maksimal sebagai abdi masyarakat dengan

melakukan inovasi-inovasi untuk menggerakan roda pemerintahan.31

Agar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan yang

hendak dicapai, pemerintah wajib melakukan pembinaan yang berupa pemberian

pedoman seperti dalam penelitian, pengembangan, perencanaan dan pengawasan.

Di samping itu diberikan pula standar, arahan, bimbingan, pelatihan, supervisi,

pengendalian, koordinasi, pemantauan, dan evaluasi. Bersamaan itu pemerintah

wajib memberikan fasilitasi yang berupa pemberian peluang kemudahan, bantuan,

dan dorongan kepada daerah agar dalam melaksanakan otonomi dapat dilakukan

secara efisien dan efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi sebagai daerah otonomi

menurut Widjaja. Pertama, adanya kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM)

Aparatur yang berkeahlian. Kedua,adanya sumber dana yang pasti untuk

membiayai berbagai urusan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan

31
Romli dan Lili, Potret Otonomi Daerah dan Wakil Rakyat Tingkat Lokal, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2007), hlm 71-72.
24

masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah. Ketiga, tersedianya

fasilitas pendukung pelaksanaan pemerintahan daerah. Keempat, bahwa otonomi

daerah yang diterapkan adalah otonomi daerah dalam koridor Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)32.

Pelaksanaan otonomi daerah yang sedang dilakukan dewasa ini adalah

dalam rangka upaya memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah

untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri yang hanya dapat

diharapkan apabila perangkat daerah mempunyai kinerja tinggi, efisien dan efektif

dalam mengelola pembangunan daerah dan pelayanan publik. Dampak pemberian

otonomi ini tidak hanya terjadi pada organisasi/administratif pemerintah daerah,

tetapi berlaku pula pada masyarakat (publik) dan badan atau lembaga swasta

dalam berbagai bidang. Demikian pula dengan otonomi ini terbuka kesempatan

bagi pemerintah daerah secara langsung membangun kemitraan dengan publik

dan pihak swasta.

Oleh karena itu, otonomi daerah adalah sebagai kesatuan masyarakat

hukum yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Dengan

demikian desentralisasi sebenarnya menjelma menjadi otonomi mayarakat

setempat untuk memecahkan berbagai masalah dan pemberian pelayanan yang

bersifat lokalitas (daerah setempat) demi kesejahteraan masyarakat yang

bersangkutan.

32
Widjaja. Op.cit., hlm. 91.
25

Tujuan utama dari desentralisasi ini adalah disatu pihak membebaskan

pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak perlu dalam menangani urusan

domestik, sehingga pemerintah pusat berkesempatan mempelajari, memahami,

merespon, berbagai kecenderungan global dan mengambil manfaat dari kondisi

tersebut. Pada saat yang sama, pemerintah pusat diharapkan lebih mampu

berkosentrasi pada perumusan kebijakan makro nasional yang bersifat strategis.

Dilain pihak, dengan desentralisasi maka daerah akan mengalami proses

pemberdayaan yang signifikan. Kemampuan prakarsa dan kreativitas daerah akan

terpacu, sehingga kapabilitasnya dalam mengatasi berbagai masalah domestik

akan semakin kuat.

Desentralisasi merupakan simbol adanya kepercayaan dari pemerintah

pusat kepada daerah. Hal ini akan dengan sendirinya mengembalikan harga diri

pemerintah dan masyarakat daerah. Kalau dalam sistem yang sentralistik,

pemerintah daerah tidak dapat berbuat banyak dalam mengatasi berbagai masalah,

dalam sistem otonomi ini mereka ditantang untuk secara kreatif menemukan

solusi-solusi dari berbagai masalah yang dihadapi.

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

pemerintah daerah yang merupakan hasil revisi dari Undang-Undang Nomor23

Tahun 2014, kewenangan-kewenangan tersebut didesentralisasikan ke daerah.

Artinya pemerintah dan masyarakat di daerah dipersilahkan mengurus rumah

tangganya sendiri secara bertanggung jawab 33 . Pemerintah pusat tidak lagi

mempatron, apalagi mendominasi kepentingan di daerah. Hal ini dibuktikan

33
PP No. 9. Tahun 2015. Loc.cit.
26

dengan dilimpahkannya segala urusan kepada pemerintah daerah kecuali yang

menyangkut hukum dan perundang-undangan, agama, pertahanan dan keamanan,

kebijakan dan politik luar negeri serta kebijakan fiskal.

2.3.2 Prinsip Otonomi Daerah

Penjelasanyang terdapat dalam Undang-Undang Otonomi Daerah Nomor 9

tahun 2015 disebutkan bahwa prinsip otonomi daerah adalah Pemerintahan

Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan

dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. 34 Prinsip otonomi yang nyata adalah suatu

prinsip bahwa urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas wewenang,

dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan

berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Otonomi yang

bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraanya harus benar-

benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi yakni

memberdayakan daerah.

2.4 Pemekaran Kecamatan

Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah

kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan.

Kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah

34
Ibid.
27

kabupaten/kota. Kedudukan kecamatan merupakan perangkat daerah

kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah

kerja tertentu dan dipimpin oleh camat35.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Bab I pasal (1)

pembentukan kecamatan adalah pemberian status pada wilayah tertentu sebagai

kecamatan di kabupaten/kota36. Kecamatan di bentuk di wilayah kabupaten/kota

dengan Peraturan Daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah37. Pembentukan

kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 19

2008 harus memenuhi syarat administratif, teknis, dan fisik kewilayahan.

Syarat administratif pembentukan kecamatan adalah:38

1. Batas usia penyelenggaraan pemerintahan minimal 5 (lima) tahun/

2. Batas usia penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan yang

akan dibentuk menjadi kecamatan minimal 5 (lima) tahun.

3. Keputusan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau nama lain untuk

Desa dan ForumKomunikasi Kelurahan atau nama lain untuk kelurahan di

seluruh wilayah kecamatan baikyang menjadi calon cakupan wilayah

kecamatan baru maupun kecamatan induk tentang persetujuan

pembentukan kecamatan.

4. Keputusan Kepala Desa atau nama lain untuk desa dan keputusan Lurah

atau nama lain untuk kelurahan di seluruh wilayah kecamatan baik yang

35
Wikipedia, Kecamatan, https://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatan.
36
PP No. 19 Tahun 2008. Peraturan Pemerintah Tentang Kecamatan. Bab 1 Pasal 1.
37
Ibid., Pasal 2.
38
Ibid., Pasal 4.
28

akan menjadi cakupan wilayah kecamatan baru maupun kecamatan induk

tentang persetujuan pembentukan kecamatan.

5. Rekomendasi Gubernur.

Syarat fisik kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008meliputi cakupan wilayah, lokasi calon

ibukota, sarana dan prasarana pemerintahan 39 . Persyaratan teknis sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 meliputi:40

1. Jumlah penduduk

2. Luas wilayah

3. Rentang kendali penyelenggaraan pelayanan pemerintahan

4. Aktivitas perekonomian

5. Ketersediaan sarana dan prasarana

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 129 tahun 2000

pasal 2 disebutkan pembentukan daerah atau disebut juga dengan pemekaran

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melalui:41

1. Peningkatan pelayanan terhadap masyarakat

2. Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi

3. Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah

4. Percepatan pengelolaan potensi daerah.

5. Peningkatan kecamatan dan ketertiban

6. Peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah

39
Ibid.,Bab 2 Pasal 5.
40
Ibid., Pasal 7.
41
PP No. 129 Tahun 2000, Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan
Penggabungan Daerah. Bab 2 Pasal 2.
29

Dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 memberikan

wewenang kepada daerah untuk mengurusi wilayahnya sendiri sesuai dengan

kebutuhannya. Hal ini mengingat bahwa sebenarnya yang mengetahui segala

permasalahan yang terjadi di daerah adalah pemerintah daerah, bukan pemerintah

pusat.

Semakin meningkatnya volume kegiatan di bidang pemerintahan,

pelayanan, dan kemasyarakatan serta dengan meningkatnya komposisi jumlah

penduduk, luas wilayah yang cukup, dan memiliki sarana/prasarana yang

memadai sebagai prasyaratan pendirian kecamatan, maka Pemerintahan

Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) merasa siap untuk mengeluarkan

kebijakan pemekaran kecamatan. Pemekaran wilayah setidaknya harus menjawab

tiga isu pokok, diantaranya:42

1. Urgensi dan Relevansi; apakah urgensi pemekaran wilayah berkaitan

dengan penuntasan masalah kemiskinan dan marginalitas etnik. Jika

tidak, pemekaran wilayah akan berdampak negatif dan proses pemiskinan

rakyat akan semakin cepat. Pertimbangan umum pemekaran wilayah

biasanya didasari oleh adanya potensi sumber daya alam yang siap untuk

dieksploitasi sementara kemampuan daerah, terutama menyangkut

finansial dan sumber daya manusia amat terbatas. Jalan keluar yang

paling mungkin adalah mengundang pihak luar menjadi investor dan

ketika keputusan seperti ini diambil maka tidak lama setelah itu akan

terjadi proses eksploitasi yang sangat besar terhadap kekayaan alam yang

42
Wahyudi, dkk., Etnis Pakpak Dalam Pemekaran Wilayah, (Sidikalang:Yayasan Sada Ahmo,
2008), hlm. 56.
30

dimiliki daerah itu. Cara berfikir seperti ini yang sangat

mengkhawatirkan dan berpotensi mengundang terjadinya proses

pemiskinan.

2. Prosedur; apakah prosedur pemekaran wilayah ini akan berbelit-belit

karena rantai birokrasi yang mengurus persoalan seperti ini juga cukup

panjang.

3. Implikasi; yakni sejauhmana pemekaran wilayah memberi dampak yang

signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat dan secara politis

berimplikasi terhadap terpilihnya identitas etnik dan agama. Selain itu,

potensi terjadinya konflik horizontal berkaitan dengan ide pemekaran

wilayah itu. Diluar pihak yang memberikan dukungan, pasti ada pihak-

pihak tertentu yang tidak menyetujui ide pemekaran itu.

2.5 Efektivitas Pelayanan Publik

2.5.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas dalam setiap organisasi merupakan unsur pokok aktivitas untuk

mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain

suatu efektivitas disebut efektif apabila tercapai tujuan atau sasaran yang telah

ditetntukan sebelumnya. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan

gambaran seberapa jauh target dapat dicapai. Pengertian efektivitas ini lebih

berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang


31

menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas maka

walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu efisiensi meningkat43.

Efektifitas merupakan keadaan yang mengandung pengertian mengenai

terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki. Kalau seseorang melakukan

suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang dikehendaki, maka perbuatan itu

dikatakan efektif kalau menimbulkan akibat atau mencapai maksud sebagaimana

yang dikehendaki. Sondang P. Siagian berpendapat bahwa ada beberapa kriteria

yang dapat digunakan untuk mengukur efektifitas kerja dari organisasi yang

memberikan pelayanan 44 . Pertama, Faktor waktu, di sini maksudnya adalah

ketepatan waktu dan kecepatan waktu dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi

pelayanan. Hanya saja penggunaan ukuran tentang tepat tidaknya atau cepat

tidaknya pelayanan yang diberikan berbeda dari satu orang ke orang lain. Terlepas

dari penilaian subjektif yang demikian, yang jelas ialah faktor waktu dapat

dijadikan sebagai salah satu ukuran efektifitas kerja. Kedua, Faktor kecermatan,

Faktor kecermatan dapat dijadikan ukuran untuk menilai tingkat efektifitas kerja

organisasi yang memberikan pelayanan. Faktor kecermatan disini adalah faktor

ketelitian dari pemberi pelayanan kepada pelanggan. Pelanggan akan cenderung

memberikan nilai yang tidak terlalu tinggi kepada pemberi pelayan, apabila terjadi

banyak kesalahan dalam proses pelayanan, meskipun diberikan dalam waktu yang

singkat dan yang Ketiga, Faktor gaya pemberian pelayanan, merupakan salah satu

ukuran lain yang dapat dan biasanya digunakan dalam mengukur efektifitas kerja.

Yang dimaksud dengan gaya disini adalah cara dan kebiasaan pemberi pelayanan

43
Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja (Bandung: CV Mandar Maju,
2009), hlm. 59.
44
Siagian, op.cit., hlm. 151.
32

dalam memberikan jasa kepada pelanggan. Bisa saja si pelanggan merasa tidak

sesuai dengan gaya pelanggan yang diberikan oleh pemberi pelayanan. Jika

berbicara tetang sesuatu hal yang menyangkut kesesuaian, sesungguhnya apa yang

dibicarakan termasuk hal yang tidak terlepas kaitannya dengan nilai-nilai sosial

yang dianut oleh orang yang bersangkutan.

Moenir mengatakan bahwa pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam

berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa 45 . Jadi dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat harus seefektif mungkin. Secara umum pelayanan

yang efektif dapat berarti tercapainya tujuan pelayanan yang telah ditetapkan

organisasi dan masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang didapatnya. Dari

bermacam-macam pendapat di atas terlihat bahwa efektifitas lebih menekankan

pada aspek tujuan dari suatu organisasi, jadi jika suatu organisasi telah berhasil

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka dapat dikatakan telah mencapai

efektifitas. Dengan demikian efektifitas pada hakekatnya berorientasi pada

pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Tingkat pelayanan dan derajat kepuasaan masyarakat merupakan salah

satu ukuran efektivitas. Ukuran ini tidak mempertimbangkan berapa biaya, tenaga

dan waktu yang digunakan dalam memberikan pelayanan, tetapi lebih menitik

beratkan pada tercapainya tujuan organisasi pelayanan publik. Senada dengan

pendapat tersebut Sedarmayanti mengatakan bahwa ukuran efektivitas untuk suatu

organisasi atau lembaga dapat dilihat dari beberapa kriteria berikut ini:

45
Moenir, op.cit., hlm, 7.
33

1. Input

2. Proses produksi

3. Hasil (output)

4. Produktivitas

Input di atas dapat dijelaskan bahwa input sebagai dasar dari sesuatu yang

akan diwujudkan atau dilaksanakan berdasarkan apa yang direncanakan yang

berpengaruh pada hasil dan merupakan bagian awal dari sesuatu yang akan

dilaksanakan berdasarkan rencana atau ketentuan yang telah ditetapkan dan

berpengaruh pada hasil akhir 46 . Dari pendapat para ahli di atas maka dapat

disimpulkan bahwa efektivitas berhubungan dengan pelayanan yang bercorak

maupun mutunya dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat 3 hal yang menonjol dalam

unsur efektifitas, yakni:

1. Pencapai tujuan, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat

mencapai tujuan/sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Ketetapan waktu, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila penyelesaian atau

tercapai tujuan sesuai atau bertepatan dengan waktu yang telah ditentukan.

3. Manfaat, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan itu memberi

hasil.

Menurut Siagian, efektifitas sebagai orientasi kerja menyoroti 4 hal:47

1. Sumber daya, dana, sarana dan prasarana yang dapat digunakan oleh

organisas/perusahaan yang jumlahnya sudah ditentukan dan dibatasi.

46
Ibid., hal. 60.
47
Siagian Sondang, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), hlm. 17.
34

2. Jumlah dan mutu pelayanan jasa yang diberikan sudah ditentukan sesuai

dengan sasaran yang ingin dicapai.

3. Batas waktu dalam penyelesaian pekerjaan sasuai dengan apa yang telah

ditentukan sebelumnya.

4. Tata cara yang ditempuh untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang

telah ditentukan

2.5.2 Pengertian Pelayanan Publik

Secara sederhana pelayanan berarti melayani suatu jasa yang dibutuhkan

oleh masyarakat disegala bidang. Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara (KepMenPAN), pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah baik pusat, di daerah,

BUMN dan BUMD dalam bentuk barang maupun jasa dalam rangka pemenuhan

kebutuhan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku48.

Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan 49 . Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa pelayanan adalah suatu usaha untuk

membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain 50. Pelayanan

merupakan usaha apa saja yang mempertinggi kepuasaan pelanggan dalam hal ini

adalah masyarakat. Selain itu, membangun kesan yang dapat memberikan citra

positif dimata pelanggan karena jasa pelayanan yang diberikan dengan biaya yang

48
KepMenPAN No. 81 Tahun 1995 Tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum
49
KepMenPAN No.63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Pelayanan Publik.
50
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Loc.cit.
35

terkendali/terjangkau bagi pelanggan (masyarakat) yang membuat pelanggan

terdorong/termotivasi untuk bekerjasama/berperan aktif dalam pelaksanaan

pelayanan yang baik.

2.5.3 Makna dan Tujuan Pelayanan Publik

Pelayanan masyarakat (publik) memang merupakan fungsi paling

mendasar dari keberadaan pemerintah dimanapun. Namun pelayanan publik tidak

akan pernah terwujud tanpa sejumlah prasyarat lain seperti adanya peluang dan

kesempatan yang sama bagi semua unsur masyarakat, rasa aman dan tegaknya

supremasi hukum, serta adanya saling percaya di antara pemerintah dan

masyarakat itu sendiri. Karena itu fungsi pemerintah, baik pusat maupun daerah

mencakup fungsi-fungsi stabilitas, distribusi dan pelayanan publik sekaligus.

Tujuan dari pelayanan publik adalah memuaskan dan atau sesuai dengan

keinginan masyarakat. Pada umumnya, untuk mencapai hal ini diperlukan kualitas

pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Kualitas/mutu pelayanan adalah kesesuaian antara harapan dan keinginan dengan

kenyataan.

Hakikat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada

masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai

abdi masyarakat51.

2.5.4 Kualitas Pelayanan Publik

Suatu pelayanan yang berkualitas yang sesuai dengan yang diharapkan

perlu berdasarkan pada system kualitas yang memiliki ciri atau karakteristik

51
Ibid.
36

tertentu. Dwiyanto menyebutkan bahwa untuk menilai kualitas pelayanan publik

itu sendiri, terdapat sejumlah indikator yang dapat digunakan52. Menurut Levine

dalam Dwiyanto, produk pelayanan publik di dalam negara demokrasi setidaknya

harus memenuhi tiga indikator yaitu responsiveness, responsibility, dan

accountability.

1. Responsivitas, adalah daya tanggap penyedia layanan terhadap harapan

keinginan, aspirasi maupun tuntutan pengguna layanan.

2. Responsibilitas, adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh

proses pemberian pelayanan publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-

prinsip atau ketentuan-ketentuan administrasi dan organisasi yang benar

dan telah ditetapkan.

3. Akuntabilitas, adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar

proses penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan kepentingan dan

norma-norma yang berkembang dalam masyarakat.

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar

pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima

pelayanan. Standar pelayanan adalah ukuran yang diberlakukan dalam

peyelenggaraan pelayanan yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima

pelayanan. adapun standar pelayanan menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara (KepMenPAN) Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum

Pelayanan Publik yakni meliputi sebagai berikut:

52
Agus Dwiyanto, Mewujudkan Good Governonce Melalui Pelayanan Publik, (Yogyakarta:Gadjah
Mada University Press, 2014), hlm. 143-144.
37

1. Prosedur pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima

pelayanan termasuk pegaduan.

2. Waktu peyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan

sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

3. Biaya Pelayanan

Biaya atau tarif pelayanan termasuk rincian yang ditetapkan dalam

proses pemberian pelayanan.

4. Produk Pelayanan

Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan.

5. Sarana dan Prasarana

Penyedian sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh

penyelenggaraan pelayanan publik.

6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan

Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat

berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku

yang dibutuhkan.
38

2.5.5 Prinsip-prinsip Pelayanan Publik

Moenir menyatakan bahwa sebagai pihak yang ingin memperoleh

pelayanan yang baik dan memuaskan, wujud pelayanan yang didambakan

masyarakat ialah:53

1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan

cepat dalam arti tanpa hambatan yang kadang kala dibuat-buat.

2. Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa gerutu, sindirian, untaian kata

lain semacam itu yang nadanya mengarah pada permintaan sesuatu, baik

dengan alasan untuk dinas atau alasan untuk kesejahteraan.

3. Mendapat perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan

yang sama, tertib dan tidak pandang bulu.

4. Mendapatkan pelayanan yang jujur dan terus terang, artinya apabila ada

hambatan karena suatu masalah yang tidak dapat dielakkan hendaknya

diberitahukan, sehingga orang tidak menunggu sesuatu yang tidak

menentu.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

(KepMenPAN) Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoaman Umum Pelayanan

Publik, dinyatakan bahwa hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan

prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur

pemerintahan sebagai abdi masyarakat54. Pernyataan tersebut menguatkan peranan

pemerintah sebagai instansi yang berkewajiban memberi pelayanan yang prima

kepada masyarakat karena pada dasarnya, konsumen/masyarakat adalah warga

53
Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 40.
54
KepMenPAN, loc.cit.
39

negara yang harus dipenuhi hak-haknya tidak terkecuali sehingga pemerintah

sebagai instansi yang memberikan pelayanan publik harus dapat memberikan

pelayanan yang sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan kondisi nyata, terdapatnya pedoman pelayanan publik tersebut belum

dapat menjamin bahwa hak-hak masyarakat terpenuhi, buktinya masih banyak

terdapat penyelewengan-penyelewangan dalam pelaksanaan kewajiban

memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak mendapat

pelayanan yang prima atau masyarakat menemui hambatan dalam mendapatkan

pelayanan tersebut.

2.6 Kerangka Pikir

Menurut Bussiness Research dalam Sugiyono, kerangka pikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting 55 . Berdasarkan pada uraian

tersebut diatas, maka kerangka pemikiran penelitian yang bejudul Efektivitas

Pelayanan Publik Kecamatan Pemekaran (Studi kasus Komparasi Sebelum dan

Sesudah Pemekaran di Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya Kabupaten OKU

Provinsi SUMSEL Tahun 2017) ini membandingkan asas-asas efektivitas

pelayanan publik. Indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini

diambil dari teori-teori para ahli sebagai pedoman umum pelayanan publik,

dengan indikator yaitu responsivitas, responbilitas, akuntabilitas serta sarana dan

prasarana dan ukuran efektivitas pelayanan publik yaitu faktor waktu, faktor

kecermatan, dan faktor gaya pemberian pelayanan.

55
Sugiyono, op.cit., hal. 60
40

Bagan 2.1
Kerangka Pikir

Persepsi Perangkat Desa

Unsur Analisis:
1. Responsivitas
2. Responbilitas
3. Akuntabilitas
4. Sarana dan Prasarana

Sebelum Pemekaran Sesudah Pemekaran


Kecamatan Kedaton Kecamatan Kedaton
Peninjauan Raya Peninjauan Raya

Terciptanya Pelayanan Publik Yang


Efektif dan Efiesien Di Kecamatan
Kedaton Peninjauan Raya
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya

Kabupaten Ogan komering Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan

Kedaton Peninjauan Raya merupakan kecamatan yang baru dimekarkan pada

tahun 2014 lalu, hal ini menarik bagi peneliti untuk melihat bagaimana

perbandingan antara efektivitas pelayanan publik sebelum dan sesudah pemekaran

kecamatan.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis56.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (bangunan), analisis

data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi.57.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian

ini merupakan penelitian kualitatif adalah diartikan dengan mendeskripsikan dan

56
Ibid., hal. 2.
57
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif(Bandung: CV Alfabeta, 2014), Cet. 1, hal. 1.
42

menguraikan data hasil penelitian untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu

data yang mengandung makna atau data yang sebenarnya. Penelitian ini juga

menggunakan unsur dari metode kuantitatif untuk mengetahui bagaimana data di

disajikan dalam bentuk besaran rata-rata dan untuk memastikan tingkat

perbandingan antara sebelum dan sesudah pemekaran kecamatan.

3.3 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam peneltian ini adalah pendekatan

perilaku. Salah satu pemikiran pokok dari pelopor-pelopor pendekatan perilaku

adalah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal karena

bahasan itu tidak banyak memberi informasi mengenai proses politik yang

sebenarnya. Sebaliknya, lebih bermanfaat bagi peneliti untuk mempelajari

manusia itu sendiri serta perilaku politiknya, sebagai gejala yang benar-benar

dapat diamati.58. Pendekatan perilaku ini dipilih karena definisi dari pendekatan

ini sendiri sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu mengetahui perbedaan

kualitas pelayanan yang dirasakan masyarakat sebelum dan sesudah pemekaran

kecamatan yang diberikan oleh pihak pemerintahan.

3.4 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini merupakan domain tunggal atau beberapa domain

yang terkait dari situasi sosial dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam

penelitian diperoleh dari situasi sosial (lapangan).59 Fokus daripada penelitian ini

sendiri sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yaitu untuk

58
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia, 2008), hal. 96.
59
Sugiyono. op.cit., hal: 209.
43

mengetahui bagaimana persepsi perangkat desa terhadapa efektivitas pelayanan

publik sebelum dan seudah pemekaran kecamatan Kedaton Peninjauan Raya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam data

menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu:

1. Pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut

dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:60

a. Metode Wawancara, yaitu cara pengumpulan data melalui tanya jawab

atau diskusi dengan informan yang mengetahui tentang kondisi

pembangunan dan pelayanan publik baik sebelum maupun setelah

pemekaran wilayah di daerah penelitian.

b. Motode Observasi, yaitu suatu proses yang komplek, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara

yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Penelitian ini menggunakan metode observasi terstruktur.

c. Metode Angket (kuisioner), yaitu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

60
Sugiyono, op.cit., hal 137.
44

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahun

dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan

dengan cara menelaah sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/arsip

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.6 Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini, teknik sampling yang peneliti gunakan

adalah purpossive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut

yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia

sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi

sosial yang diteliti.61 Informan adalah orang yang memberikan informasi tentang

segala aspek mengenai pemekaran wilayah Kecamatan Kedaton Peninjauan raya.

Informan terdiri atas pihak yang banyak megetahui proses pembentukan

Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya dan sejumlah pihak yang saat ini banyak

mengetahui atau terlibat dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan publik

di Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya. Adapun informan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

61
Sugiyono, op.cit., hal. 54
45

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No. Desa Nama Informan Jabatan


1. Alexander Kepala Desa
2. Bahril Sekretaris Desa
3. Bunglai Pengki Subhi Bendahara Desa
4. Bambang Irawan KAUR Umum
5. Edi Antoni BPD
6. Feriyanto Kepala Desa
7. M. Endang Sekretaris Desa
8. Kedaton Sofriyadi Bendahara Desa
9. A. Rais KAUR Umum
10. Burhan ZH BPD
11. Heri Ariyansa Kepala Desa
12. Mulyadi Sekretaris Desa
Lubuk
13. Gun Efendi Bendahara Desa
Kemiling
14. Lesman Yadi KAUR Umum
15. Johan Safri BPD

3.7 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah

human instrument, dimana peneliti berfungsi menetapkan fokus penelitian,

memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai

kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas

semuanya 62 . Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini instrumen

penelitian yang utama adalah peneliti sendiri, namun setelah fokus penelitian

menjadi jelas maka dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang dapat

mempertajam serta melengkapi data hasil pengamatan dan observasi.

62
Ibid., hal. 60
46

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data kualitatif. Data yang didapatkan di lapangan akan dianalisis secara kualitatif.

Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara efektivitas

pelayanan publik sebelum dan sesudah pemekaran Kecamatan Kedaton

Peninjauan Raya.

Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis dengan tahapan-tahapan

sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Reduksi data

diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi data berlangsung terus-menerus, terutama

selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung atau selama pengumpulan

data. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan reduksi, yaitu

membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus,

membuat partisi, dan menulis memo.

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi

data sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan

diverivikasi. Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah

penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun63.

63
Sugiyono, Op.Cit., Hal 68
47

Jadi dalam penelitian kualitatif dapat disederhanakan dan

ditransformasikan dalam aneka macam cara: melalui seleksi ketat, melalui

ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan dalam suatu pola yang lebih luas,

dan sebagainya.

2. Triangulasi

Selain menggunakan reduksi data peneliti juga menggunakan teknik

Triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam

pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara

terhadap objek penelitian64.

Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda

(Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini

selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk

memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna

untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi

bersifat reflektif.

Ada empat macam triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan

penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat

macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan

dengan memanfaatkan sumber. Triangulasi dengan sumber artinya

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

64
Sugiyono, Op.Cit., Hal. 71
48

Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai

berikut65:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Selanjutnya, peneliti juga mengkonversikan hasil wawancara menjadi nilai

dalam bentuk persentase untuk memperjelas besaran nilai dari setiap unsur serta

aspek yang dianalisis. Tabel penilaian hasil wawancara tersebut akan di ubah

dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus persentase, yaitu:66

F
P= x 100%
N

Dimana:

P = Persentase

F = Frekuensi

N = Total Nilai

65
Sugiyono, Loc.cit.,
66
Anas Sudijono,
49

Selanjutnya, data persentase penilaian hasil wawancara di kategorikan

berdasarkan level, yaitu:

Persentase Kategori
81 % 100 % Sangat Baik
61 % - 80 % Baik
41 % - 60 % Rata-rata
21 % - 40 % Buruk
0 % - 20 % Sangat Buruk

3. Menarik Kesimpulan

Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan verivikasi. Ketika

kegiatan pengumpullan data dilakukan, seorang penganalisis kualitatif mulai

mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,

konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi.

Kesimpulan yang mula-mulanya belum jelas akan meningkat menjadi lebih

terperinci. Kesimpulan-kesimpulan final akan muncul bergantung pada

besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan,

dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan

pemberi dana, tetapi sering kali kesimpulan itu telah sering dirumuskan

sebelumnya sejak awal.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah terbentuknya Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya

Sejarah terbentuknya Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya ini peneliti

dapatkan dari hasil wawancara dengan bapak Marwansyah sebagai Kasi

Pemerintahan dan Trantib di kantor Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya pada

tanggal 06 Juni 2017. Terbentuknya Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya

dimulai dari tahun 2014 yang di prakarsai oleh Tim Pemrakarsa Pemekaran

Kecamatan dan Kabar Seraton Jakarta ( Keluarga besar Serumpun Kedaton).

Pada tanggal 14 November 2014 terbentuklah Tim Pemrakarsa Pemekaran

Kecamatan dan yang didukung oleh 8 (delapan) desa, antara lain Desa Kedaton,

Desa Bunglai, Desa Rantau Panjang, Desa Kampai, Desa Sukapindah, Desa

Lubuk Kemiling, Desa Kedaton Timur, dan Desa Sinar Kedaton. Berkat

dukungan dari :

1. Drs. H. Kuryana Aziz sebagai Bupati Ogan Komering Ulu (OKU)

2. Drs. H. Johan Anwar sebagai Ketua DPRD Kabupaten Ogan Komering

Ulu (OKU)

3. Ari Murcono sebagai Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Kabag Tapem)

Pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)

4. Kabar Seraton Jakarta (Keluarga Besar Serumpun Kedaton)

5. Prof. Dr. Jimly Assidiqi

6. Serta unsur masyarakat dari delapan desa


51

7. Dekan Fisip dan segenap Dosen Universitas Baturaja

Setelah satu tahun diproses, akhirnya pada tanggal 21 September 2015,

pemekaran kecamatan ini disetujui dan disahkan dengan dikeluarkannya Perda No

11 tahun 2015.

4.1.2 Lokasi dan Keadaan Geografis

Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya merupakan salah satu pemerintahan

kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Berdasarkan Peraturan

Daerah (Perda) Kabupaten Ogan Komering Ulu No 11 tahun 2015 Kecamatan

Kedaton Peninjauan Raya beribukota di desa Kedaton. Jarak Kecamatan Kedaton

dengan Ibukota Kabupaten Ogan Komering Ulu yakni 97.6 Km. Kecamatan

Kedaton Peninjauan Raya memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara :Kabupaten Ogan Ilir

- Sebelah Selatan : Kecamatan Sinar Peninjauan


52

- Sebelah Timur :Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

- Sebelah Barat : Kecamatan Peninjauan

Berdasarkan letak geografisnya Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya

memiliki iklim tropis dan basah dengan temperatur bervariasi antara 22oC - 31oC,

dengan curah hujan terendah 3.038 mm, dengan ketinggian wilayahTopografi dan

ketinggian diwilayah Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya berkisar antara 100 -

1.000 meter lebih diatas permukaan laut.

4.1.3 Wilayah dan Pemerintahan

Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya mempunyai luas 183,31 Km2. Secara

administratif Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya terdiri dari 8 desa dengan

jumlah penduduk 12.391 jiwa. 8 desa tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Desa Bunglai

2. Desa Kedaton

3. Desa Kedaton Timur

4. Desa Rantau Panjang

5. Desa Kampai

6. Desa Sukapindah

7. Desa Lubuk Kemiling

8. Desa Sinar Kedaton

Sedangkan jumlah sarana dan prasarana pemerintahan desa, kantor, instansi,

sekolah se-kecamatan, di lingkungan Pemerintah Kecamatan Kedaton Peninjauan

Raya adalah sebagai berikut:


53

1. Kantor Kecamatan

2. Balai desa,

3. Kantor desa

4. Sarana perekonomian

- Koperasi

5. Sarana sosial atau budaya

- Taman Kanak-kanak / PAUD

- Sekolah Dasar Negeri

6. Tempat Ibadah

- Masjid

- Mushola

7. Sarana Kesehatan

- Puskesmas
54

4.1.4 Struktur Organisasi Kecamatan


55

4.2 Hasil Penelitian

Pemekaran wilayah pada dasarnya bertujuan untuk lebih mendekatkan

jarak antara pemerintah sebagai pelaksana pelayanan publik dengan masyarakat

sebagai penerima pelayanan. Pemekaran wilayah juga bertujuan untuk menjadikan

pelayanan publik bisa menjadi lebih efektif dan efisien. Namun yang sebenarnya

yang menjadi tujuan utama dari pemekaran wilayah adalah meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di wilayah yang dimekarkan. Ironisnya, tidak sedikit

yang terjadi pada wilayah yang baru dimekarkan justru beberapa fungsi pelayanan

publik tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Hal tersebut disebabkan oleh

beberapa hal diantaranya kesiapan dari aparatur yang ditempatkan di wilayah-

wilayah yang baru dimekarkan biasanya adalah kendala dalam mengisi struktur-

struktur pemerintahan yang berfungsi melakukan pelayanan publik bagi

masyarakat.

Masyarakat sebagai pihak yang dilayani tentunya mengharapkan bisa

mendapatkan pelayanan yang maksimal dari pihak-pihak yang sudah diberikan

wewenang untuk itu. Pihak-pihak dimaksud adalah aparat pemerintah khususnya

dalam hal ini yaitu aparatur pemerintah di Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya.

Dalam melakukan penelitian tentang persepsi perangkat desa terhadap efektivitas

pelayanan publik sebelum dan sesudah pemekaran kecamatan, penulis melakukan

wawancara dengan beberapa pihak yang penulis anggap bisa memberikan data

tentang objek yang diteliti. Pihak-pihak yang dimaksud merupakan kepala desa,

perangkat desa seperti sekretaris desa dan kepala urusan umum, serta anggota

badan permusyawaratan desa.


56

4.2.1 Responsivitas

Responsivitas disini merupakan daya tanggap pihak kecamatan atau pihak

pemerintahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terhadap harapan,

keinginan, aspirasi maupun tuntutan dari masyarakat di Kecamaran Kedaton

Peninjauan Raya, serta kepuasan dan kemudahan masyarakat dalam melakukan

urusan atau kegiatan di lingkungan Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya. Dengan

adanya pemekaran kecamatan, masyarakat yang ada di Kecamatan Kedaton

Peninjauan Raya berharap adanya kemauan dari pihak pemerintahan kecamatan

untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat

kepada masyarakat, dengan penyampaian informasi yang jelas. Responsivitas

pegawai sangat diperlukan dalam pelayanan publik karena hal ini menjadi bukti

serta tindakan nyata yang dilakukan organisasi dalam menjawab serta mengenali

kebutuahan dan aspirasi dari masyarakat. Terutama dalam hal sikap, pihak

pemberi pelayanan harus mempunyai serta memberikan sikap yang ramah serta

sopan terhadap masyarakat. Hal ini didukung dari hasil wawancara yang

dilakukan pada informan Alexander (46 tahun), selaku Kepala Desa Bunglai yang

menyatakan:67

Sikap yang ditunjukan oleh petugas yang ada, dengan memberikan salam
yang menandakan sikap persahabatan, dan juga bagaimana tutur kata saat
melakukan komunikasi dengan masyarakat, dan juga cara pelayanan yang
dilakukan pada saat masyarakat belum jelas dan mengerti mengenai
persyaratan yang dibuthkan,dengan sikap yang sopan dengan tutur kata
yang baik, petugas pun memberikan penjelasan dengan baik dan masyarakat
pun merasa nyaman bahwa dirinya dihargai dan dihormati lewat sikap yang
ditunjukan.

67
Wawancara dengan Alexander selaku Kepala Desa bunglai di Kantor Kecamatan Kedaton
Peninjauan Raya pada hari Selasa pukul 10.30 WIB.
57

Selanjutnya, Feriyanto (40 tahun) selaku Kepala Desa Kedaton

mengatakan:68

Menurut saya ya dek, sebagai seorang kepala desa, petugas disini sangat
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan dan meyelesaikan pelayanan,
memberikan sikap yang sangat ramah karena memang tugas mereka kan
melayani masyarakat. Jadi kita sangat terbantu sama pelayanan yang mereka
berikan

Selanjutnya menurut menurut Edi Antoni (48 Tahun) selaku BPD Desa

Bunglai menyatakan bahwa pihak kecamatan sudah sangat efektif dan responsif

dalam melayani masyarakat sehingga masyarakat merasa puas akan pelayanan

yang diberikan pihak kecamatan serta kesopanan dan ramah-tamah pihak

kecamatan terhadap masyarakat juga dirasakan sangat puas oleh masyarakat.

Sikap yang harus dilakukan adalah dengan menerima dan ramah terhadap

masyarakat. Berbicara mengenai sikap aparatur dalam pelayanan pengurusan

KTP, berkaitan dengan tugas pemerintah sebagai abdi masyarakat dengan sikap

ramah dan sopan, pembicaraan yang wajar dalam arti tidak dibuat-buat, cukup

jelas, tidak menimbulkan keraguan, disampaikan dengan terbuka. Dengan sikap

aparatur yang seperti itu maka akan memperlancar proses pelayanan pengurusan

Kartu Tanda Penduduk, dengan sikap ini masyarakat akan merasa puas dan

dihargai. Berikut hasil wawancaranya:69

Menurut saya sikap para aparat pemerintahan yang ada di kecamatan


terhadap pelayanan kepada masyarakat sebelum dan sesudah Kecamatan
Kedaton Peninjauan Raya dimekarkan jauh lebih maksimal setelah
dimekarkan, mungkin karena sebelumnya banyak hal yang harus

68
Wawancara dengan Feriyanto selaku Kepala Desa Kedaton di Kantor Desa Kedaton pada hari
Selasa Pukul 10.30 WIB.
69
Wawancara dengan Edi Antoni selaku BPD Desa Bunglai di Kantor Desa Bunglai pada hari
Rabu pukul 09.00 WIB.
58

dilakukan aparat pemerintah karena terlalu luasnya daerah kecamatan,


sedangkan setelah dimekarkan cakupan daerah pemerintahannya menjadi
lebih sedikit yang membuat aparat pemerintahan lebih tanggap dalam
melayani masyarakat.

Selanjutnya, Pengki Subhi (37 Tahun) selaku Bendahara Desa Bunglai

mengatakan bahwa:70

Kalo setelah dimekarkan sikap pelayanan pihak kecamatan lebih ramah ya


dek, misalnya dari yang bapak lihat waktu saya mengurus berkas-berkas
atau surat-surat, pegawainya ramah, membantu kalo saya kebingungan, nah
kalo untuk sikap tanggap. Kalo dulu, sikap pihak kecamatan agak kurang
ramah dek mungkin karena saat saya mengurus berkas dikecamatan banyak
warga serta perangkat desa yang mengantri, jadi pihak kecamatan agak
kurang ramah.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Johan Safri (37 tahun), selaku BPD

Desa Lubuk Kemiling mengatakan:71

Setelah pemekaran petugas dikantor kecamatan lebih ramah dan sopan,


mereka selalu memberi senyum salam dan sapa. Berbeda dengan sebelum
pemekaran petugasnya terkadang lupa tersenyum dan tidak memberi salam.
Jadi agak segan kalau mau mengurus administrasi. Kalau kita dilayani
dengan baik kan enak, bisa lebih fokus.

Dari pernyataan-pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang

dilakukan oleh aparatur pemerintah Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya dalam

proses pengurusan administrasi sudah baik dengan menunjukan sikap yang ramah

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Setelah pemekaran, aparat

kecamatan di kantor Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya lebih sopan dan ramah,

selalu memberikan senyum, salam dan sapa kepada masyarakat yang datang baik

70
Wawancara dengan Pengki Subhi selaku Bendahara Desa Bunglai di Kantor Desa Bunglai pada
hari Rabu pukul 09.30 WIB.
71
Wawancara dengan Johan Safri selaku BPD Desa Lubuk Kemiling di Kantor Desa Lubuk
Kemiling pada hari Rabu pukul 13.00 WIB.
59

itu untuk melakukan pengurusan surat-surat ataupun kepentingan lainnya. Petugas

kecamatan paham betul akan tugasnya untuk selalu memberikan pelayanan yang

baik kepada masyarakat, bukan hanya memberikan pelayanan tapi juga perilaku

sopan dan ramah mereka. Sedangkan sebelum pemekaran petugas pelayanan di

kecamatan lama lebih acuh tak acuh tentang sikap sibuk mengurusi kepentingan

pengurusan daripada memberi sikap ramah tamah kepada masyrakat.

Pihak pemberi pelayanan seharusnya bisa memberikan pelayanan yang

mampu membuat pihak penerima pelayanan merasa puas akan pelayanan yang

diberikan. Salah satu hal yang bisa membuat pihak penerima pelayanan merasa

puas alan pelayanan yang diberikan adalah kemudahan dalam proses pelayanan

sangat dibutuhkan bagi pengguna layanan agar proses pelayanan lebih cepat. Hal

ini didukung dengan hasil wawancara dari Bendahara Desa Kedaton Bapak

Safriyadi (37 tahun) sebagai berikut72:

Sebelum pemekaran kecamatan dulu mengurus administrasi susahnya


karena satu jaraknya jauh, susah kalau semisalnya ada berkas yang masih
ketinggalan dan harus pulang mengambil berkas tersebut, yang kedua
karena sebelum pemekaran kecamatan penduduknya belum terbagi ya, jadi
banyak yang mengurus administrasi dikecamatan, jadi agak lama prosesnya,
ngantrinya juga lama. Sekarang karena sudah dimekarkan jadi lebih mudah,
jarak lebih dekat, jumlah penduduk perkecamatan sudah dibagi juga, jadi
yang semakin cepat dalam hal pelayanan.

Selanjutnya Berdasarkan M Endang (34 tahun) selaku Sekretaris Desa

Kedaton, mengatakan bahwa:73

72
Wawancara dengan Safriyadi selaku Bendahara Desa Kedaton di Kantor Kecamatan Kedaton
Peninjauan Raya pada hari Selasa pukul 10.30 WIB.
73
Wawancara dengan M. Endang selaku Sekretaris Desa Kedaton di Kantor Desa Kedaton pada
hari Selasa pukul 10.30 WIB.
60

Di Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya, prosedur pelayanan yang mereka


berikan cukup baik dan tidak menyulitkan masyarakat dan saya lihat disini
sepertinya mereka pihak kecamatan telah berupaya untuk membantu
masyarakat dalam melakukan urusan dikantor kecamatan, mengurus
administrasi, dll.

Berdasarkan hasil wawancara diatas setelah adanya pemekaran, Kecamatan

Kedaton Peninjauan Raya sudah menerapkan kemudahan bagi pengguna layanan

yang ingin mengurus keperluannya di bagian pelayanan. Salah satu contoh

kemudahan yang diberikan adalah luas wilayah yang cukup, serta jarak kecamatan

yang sudah semakin dekat. Kemudian setelah pemekaran kecamatan, jumlah

penduduk yang ada di kecamatan sebelumnya terbagi dua sehingga berkurang

pula jumlah masyarakat yang mengurus administrasi dikantor kecamatan.

Kemudahan dalam proses pelayanan ini sangat diperlukan agar pengguna layanan

tidak merasa kesulitan dan kebingungan dalam mengurus urusannya di kantor

pelayanan Kecamatan Pengasih.

Unsur analisis ketiga dari responsivitas adalah komunikasi pihak kecamatan

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Komunikasi mengarahkan

suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada

pihak lain, komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat

dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat

aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi

tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi

tersebut. Komunikasi merupakan syarat utama bagi keberhasilan implementasi

kebijakan, dimana para pelaksana harus mengetahui apa yang seharusnya mereka

lakukan. Komunikasi menunjukkan proses penyampaian pesan dari sumber


61

kepada penerima. Komunikasi akan berhasil dengan baik apabila pesan yang

disampaikan dapatdimengerti oleh penerima pesan, sehingga isi pesan tersebut

tidak melenceng dari apa yang telah menjadi tujuan pesan tersebut. Pesan-pesan

dalam berkomunikasi dianggap sebagai suatu yang kongkrit dari suatu tempat

ketempat lain dan pesan-pesan tersebut dalam berkomunikasi dianggap sebagai

suatu yang konkrit dan relatif bersifat tetap, sehingga ketika dipindahkan akan

tetap dengan jumlah yang sama dan relatif bersifat tetap. Hal ini serupa dengan

pernyataan Kepala Desa Lubuk Kemiling Bapak Heri Ariyansyah (48 tahun)

bahwa:74

Komunikasi yang diberikan pihak pelayanan pun juga lebih baik dan tidak
tergesa-gesa dalam memandu dan mengarahkan masyarakat dikantor
kecamatan. Komunikasi yang pihak Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya
lakukan sudah sangat maksimal dan berjalan dengan baik sesuai dengan
tujuan dari pelayanan publik dan mudah dipahami oleh semua masyarakat
mengurus administrasi dikantor kecamatan.

Berdasarkan hasil wawancara diatas, setelah adanya pemekaran kecamatan,

komunikasi antara pihak kecamatan dan pihak yang menerima pelayanan sudah

sangat baik. Proses dari komunikasi itu sendiri adalah siapa yang menjadi

komunikator dan siapa yang menjadi komunikan. Hubungan aparatur dengan

komunikasi adalah dua faktor yang berkesinambungan dan berkaitan satu sama

lain. Aparatur merupakan orang yang akan menjadi komunikator, dan komunikasi

adalah salah satu variabel penting dalam menjalankan suatu kebijakan. Peranan

komunikator di dalam strategi komunikasi sangatlah penting, strategi komunikasi

harus fleksibelsedemikian rupa sehingga komunikator sebagai pelaksana

74
Wawancara dengan Heri Ariyansyah selaku Kepala Desa Lubuk Kemiling di Kantor Kecamatan
Kedaton Peninjauan Raya pada hari Rabu pukul 13.00 WIB.
62

kebijakan dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang

mempengaruhi, suatu pengaruh yang menghambat komunikasi bisa datang

sewaktu-waktu, faktor-faktor yang mempengaruhi bisa terdapat pada komponen

media atau komponen komunikan, sehingga tujuanyang diharapkan dari suatu

program atau juga kebijakan tidak segera tercapai. Hambatan yang sewaktu-waktu

datang seperti ketidakhadirannya aparatur yang menjadi komunikan yang

contohnya disebabkan oleh sakit atau juga keterlambatan kehadiran para aparatur

yang tidak sesuai jadwal yang telah ditentukan dan terkadang dipengaruhi oleh

komponen media sebagai alat bantu dalam mengkomunikasikan sebuah kebijakan

kepada para aparatur pelaksana kebijakan atau program itu sendiri.

Selanjutnya, Pegawai kecamatan harus berkomitmen bersama untuk

melakukan upaya semaksimal mungkin mewujudkan pelayanan publik yang

prima yaitu dengan bertindak selalu untuk mengutamakan pelayanan diatas

kepentingan pribadi sehingga pelayanan yang diberikan murni untuk kepentingan

pelanggan/masyarakat tanpa mengharap imbalan diluar ketentuan yang berlaku

termasuk dalam merespon dan menanggapi masalah atau kebutuhan pelanggan.

Maka dari itu, bagaimana respon pegawai kecamatan dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat dapat dilihat pada hasil wawancara dengan Bapak

Alexander (46 tahun) selaku Kepala Desa Bunglai sebagai berikut:75

Kalau dulu sebelum dimekarkan agak kurang responnya, pegawai


kecamatan banyak mengerjakan hal-hal lain yang harus mereka selesaikan
mungkin karena kurangnya pegawai administrasi yang tidak sebanding
dengan masyarakat yang ingin dilayani jadi agak kurang responsif, mereka
lebih dulu mengerjakan kepentingan lain padahalkan masyarakat juga perlu

75
Wawancara dengan Alexander selaku Kepala Desa Bunglai di Kantor Kecamatan Kedaton
Peninjauan Raya pada hari Rabu pukul 09.30 WIB.
63

dilayani dengan cepat, kalau sekarang setelah pemekaran kecamatan respon


pihak kecamatan lebih meningkat lah dibandingkan dengan sebelum
dimekarkan, dilihat dari jumlah pegawai administrasi kecamatan yang masih
sebanding dengan jumlah masyarakat yang ingin dilayani.

Menurut pengamatan penulis dari hasil wawancara tersebut, dapat diartikan

bahwa sebelum dimekarkan respon pegawai kurang karena jumlah pegawai

administrasi kecamatan tidak sebanding dengan masyarakat yang ingin dilayani

sehingga adanya ketidaknyaman masyarakat saat mengurus administrasi dikantor

kecamatan. Sebaliknya, setelah dimekarkan menjaid dua kecamatan otomatis

jumlah masyarakat yang ingin dilayani juga semakin sedikit sehingga

memudahkan pegawai administrasi untuk memberikan respon yang baik kepada

masyarakat. Dari hasil observasi penulis, kebanyakan masyarakat merasa bahwa

pada awal datang sampai keluar dari kantor kecamatan ini, merasa sudah dilayani

cukup baik. Karena begitu masuk ke dalam kantor, masyarakat langsung ditanya

dengan ramah, apa yang dibutuhkan. Ini menunjukkan bahwa respon aparatur di

kelurahan ini terhadap masyarakat sudah cukup baik.

Kemudian aspek daya tanggap yang harus diberikan oleh suatu kantor

pelayanan terhadap masyarakat yaitu dengan memberikan respon yang baik, cepat

dan tanggap dalam menanggapi setiap keluhan masyarakat serta memberikan

pelayanan yang maksimal khusunya dalam setiap pelayanan di Kecamatan

Kedaton Peninjauan Raya. Hal ini akan menimbulkan rasa puas kepada

masyarakat sebagai penggguna jasa. Daya tanggap itu sendiri merupakan suatu

prosedur pelayanan kependudukan dalam hal ini kesederhanaan pelayanan dan

keterbukaan layanan kepada masyarakat sudah baik. Daya tanggap disini dapat
64

berarti respon atau kesigapan petugas dalam membantu masyarakat yang

membutuhkan pelayanan.

Hasil wawancara dengan KAUR umum di Desa Kedaton Kecamatan

Kedaton Peninjauan Raya juga menunjukan bahwa daya tanggap pihak kecamatan

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sudah jauh lebih baik

dibandingkan dengan sebelum dimekarkan. Seperti yang dikatakan oleh A. Rais

(39 tahun) selaku KAUR Umum Desa Kedaton bahwa:76

Kalau dulu sebelum dimekarkan, daya tanggap pihak kecamatan masih


sangat kurang mungkin karena banyak yang dikerjakan, jadi kalau ada
keluhan masalah dari masyrakat sangat sulit untuk meminta ketanggapan
pihak kecamatan. Setelah kecamatan dimekarkan, ketika ada keluhan
masyarakat mengenai permasalahan perselisihan tanah budel, maka aparat
kecamatan selalu cepat dan tanggap dalam mengatasi masalah tersebut tanpa
membuang waktu-buang waktu agar permasalahan segera selesai dan tidak
berkepanjangan.

Dari hasil wawancara diatas menunjukan bahwa sebelum pemekaran

kecamatan adanya ketidaktanggapan pihak atau aparat kecamatan dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat karena terlalu banyaknya hal yang

harus diurusi sehingga masyarakat sedikit terabaikan. Kesopanan dan keramahan

merupakan sikap yang harus dimiliki oleh aparat pemerintahan dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat serta saling menghargai dan

menghormati. Sebaliknya, daya tanggap dari aparat pemerintahan yang ada di

Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya sudah sangat baik setelah adanya

pemekaran kecamatan. Masyarakat menjadi lebih mudah dalam melakukan urusan

di kantor kecamatan. Masyarakat juga menganggap bahwa sikap pihak kecamatan

76
Wawancara dengan A. Rais selaku KAUR Umum Desa Kedaton di Kantor Desa Kedaton pada
hari Selasa pukul 10.30 WIB.
65

dalam memberikan pelayanan sopan dan ramah, artinya mereka sudah benar-

benar memposisikan diri sebagai seorang public server (pelayan rakyat) karena

tugas mereka memang memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Hal ini

juga sesuai dengan pengamatan peneliti dilapangan. Setiap masyarakat yang

datang untuk berbagai keperluan, aparat kecamatan bersikap dengan sopan dan

ramah. Hal ini berarti tujuan dari pemekaran ini sudah mulai tercapai, yaitu

dengan sedikitnya jumlah penduduk, berarti semakin sedikit pula yang diurusi,

sehingga aparat kecamatan bisa semakin fokus. Kondisi seperti inilah yang

diharapkan dari seorang birokrat, karena tugas mereka memang memberikan

pelayanan yang terbaik, bukan justru meminta untuk dilayani.

4.2.2 Responbilitas

Responsibilitas adalah suatu ukuran untuk menujukan seberapa jauh proses

pemberian penyelenggalaran pelayanan sesuai dengan prinsip-prinsip atau

ketentuan-ketentuan administrasi dan organisasi yang benar dan telah ditetapkan,

yaitu seperti pemenuhan persyaratan administrasi yang ditetapkan pihak

kecamatan, penggunaan nomor antri pada pelayanan administrasi di kecamatan,

rantai birokrasi yang disediakan oleh pihak kecamatan, kepedulian pihak

kecamatan dalam memberikan pelayanan, serta ketepatan waktu dan disiplin

waktu kerja pegawai di Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya.

Responsibilitas menggambarkan apakah program atau kegiatan organisasi

pemerintah dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau

sesuai dengan kebijakan organisasi baik yang implisit maupun eksplisit.Ini berarti

bahwa responsibilitas menggambarkan tingkat kecocokan antara pelaksanaan


66

program/kegiatan dengan prosedur administrasi dan ketentuan yang ada dalam

organisasi pemerintah itu. Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik itu

dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip atau ketentuan-ketentuan administrasi dan

organisasi yang benar dan telah ditetapkan. Responsibilitas menjelaskan apakah

pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-

prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik

yang eksplisit maupun implicit. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada

suatu ketika berbenturan dengan responsivitas. Kaitannya dengan responsibilitas

ini akan dilihat dari apakah pelaksanaan kegiatan organisasi dilakukan sesuai

dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar sesuai dengan kebijakan

organisasi, yang diukur dengan tingkat pelanggaran masyarakat terhadap aturan

serta upaya penanggulangannya.

Persyaratan administrasi serta tata cara pelayanan yang dilakukan oleh

pihak kecamatan juga sangat berpengaruh terhadap kenyaman dan kepuasan

masyarakat terhadap pemerintah kecamatan. Tata cara pelayanan yang dilakukan

bersifat mudah, lancar, tepat, tidak berbelit-belit serta mudah dipahami oleh

masyarakat. Dari indikator ini setelah dianalisa berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan, bahwa pelayanan yang dilakukan oleh aparatur pemerintah Kecamatan

Kedaton Peninjauan Raya dalam proses administrasi dilakukan dengan baik,

dengan memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan ketentuan yang ada, dan

tidak mempersulit masyarakat.


67

Aspek pemenuhan persyaratan administrasi yang baik sangat dibutuhkan

dalam proses pelayanan publik. Masyarakat akan merasa puas apabila adanya

kemudahan dalam pemenuhan persyaratan administrasi. Hal ini dibuktikan lewat

wawancara yang dilakukan pada informan Heri Ariansyah (48 tahun), selaku

Kepala Desa Lubuk Kemiling, dimana hasil yang didapatkan:77

Dulu sebelum dimekarkan agak susah kalo memenuhi syarat karena saat
mengurus administrasi misalnya ada persyaratan yang kurang jadi
mengharuskan kita untuk balik kerumah atau ke kantor desa kan agak lama
dan jauh jaraknya, jadi agak ribet lah, kalau sekarang sudah agak lebih
mudah dan terbantu. Kalau untuk syarat administrasi yang harus dipenuhi,
menurut bapak sudah lebih mudah dari sebelumnya karena prosedur
pelayanan yang harus dipenuhi mudah dipahami.

Pernyataan kepala desa tersebut kembali dibuktikan lewat wawancara yang

dilakukan pada A. Rais (39 tahun) selaku BPD Desa Kedaton, yang

mengatakan:78

Pelayanan yang diberikan pada saya oleh petugas kecamatan menurut


saya sudah baik, dimana pada saat saya menyediakan syarat-syarat
administrasi untuk membuat dan mengurusi administrasi kependudukan,
secara lengkap, petugas pun dengan sigap melayani saya dengan segera
diberikan formulir untuk diisi dan memberikan arahan-arahan bagaimana
mengisi formulir dengan baik agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengisian.

Informan Feriyanto (40 tahun), selaku Kepala Desa Kedaton juga

mengatakan hal yang serupa:79

Setelah ditetapkan menjadi kecamatan, warga atau masyarakat jelas


terbantu, karena jarak menuju kantor untuk mereka mengurus administrasi

77
Wawancara dengan Heri Ariansyah selaku Kepala Desa Lubuk Kemiling di Kantor Desa Lubuk
Kemiling pada hari Rabu pukul 13.00 WIB.
78
Wawancara dengan A. Rais delaku KAUR umum desa Kedaton di Kantor Desa Kedaton pada
hari Selasa pukul 10.30 WIB.
79
Wawancara dengan Feriyanto selaku Kepala Desa Kedaton di Kantor Desa kedaton pada hari
Selasa pukul 10.30 WIB.
68

kependudukan menjadi lebih dekat. Sebagai pemerintah yang diamanatkan


rakyat, mereka sepertinya sudah berusaha menjalankan tugas dengan
semaksimal mungkin sesuai dengan peraturan yang ada. Dalam melayani
masyarakat khususnya dalam setiap pengurusan hal-hal yang menyangkut
administrasi kependudukan, pemerintahan kecamatan berusaha memenuhi
akan setiap kebutuhan masyarakat tentunya denga mekanisme dan
ketentuan yang ada. Dalam proses pengurusan administrasi, sebagai
pelayan masyarakat pihak kecamatan selalu mengsosialikasikan pada
masyarakat akan persyaratan yang dibutuhkan dan ini juga berlaku untuk
setiap pengurusan administrasi kependudukan yang lain, agar supaya
dalam proses pembuatannya tidak mengalami hambatan-hambatan yang
berarti.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Safriyadi (37 Tahun) selaku Sekretaris

Desa Lubuk Kemiling yang mengatakan:80

Ya menurut saya sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Kalo


sebelumnya masih terlalu ribet harus bolak balik dari kantor desa ke kantor
kecamatan karena kurangnya pemahaman terhadap prosedur yang ada.
Setelah pemekaran pelayanan menjadi lebih baik, kita tidak disusahkan
lagi dengan berbagai persyaratan pengurusan yang rumit

Setelah pemekaran masyarakat tidak disusahkan lagi dengan berbagai

syarat kepengurusan yang rumit. Contohnya saja dalam pengurusan KK

masyarakat tidak perlu lagi membawa pengantar dari desa karena data yang

mereka butuhkan sudah tercatat di kecamatan, berbeda sebelum pemekaran

masyarakat tidak lebih dulu diberitahu mengenai persyaratan yang diperlukan

untuk kepengurusan KK, jadi biasaynya masyarakat harus bolak-balik dalam

melakukan pengurusannya.

Aspek selanjutnya dari responbilitas adalah tentang penggunaan nomor

antrian pada pelayanan administrasi dikecamatan. Penggunaan nomor antrian

80
Wawancara dengan Safriyadi selaku Bendahara Desa Kedaton di Kantor Desa Kedaton pada
hari Selasa pukul 10.30 WIB.
69

sangat penting dan efektif jika diterapkan karena bisa membantu tertibnya jalan

administrasi. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Bahril (40 tahun) selaku

Sekretaris Desa Bunglai bahwa:81

Dalam melayani pengguna layanan, pegawai tidak boleh membeda-


bedakan pengguna layanan yang akan mengurus keperluannya di kantor
pelayanan. Semua harus dilayani sesuai dengan nomor antrian yang
disediakan. Jadi penggunaan nomor antrian sangat efektif ya, karena bisa
membuat masyarakat itu lebih tertib kalau lagi mengantri jadi
meminimalisir keributan dan kekacauan kalau lagi ramai yang mengantri.
Kalau untuk sebelum dimekarkan itu belum ada nomor antrian yang bapak
tahu selama ini. Sepertinya memang belum diterapkan penggunaan nomor
antrian. Nah, kalau yang sekarang setelah dimekarkan memang ada
penggunaan nomor antrian ya dek, namun nomor antriannya tidak
seterusnya dipakai, Cuma kadang-kadang saja kalau lagi ramai yang
mengurus administrasi, tapi lebih baik dari sebelumnya.

Dari pernyataan informan diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

nomor antrian sangat efektif untuk menunjang ketertiban di kantor kecamatan.

Selain itu, penggunaan nomor antrian juga bisa menjadikan tolak ukur keadilan

bagi pihak kecamatanan, karena dari sini kita bisa lihat bahwa dengan nomor

antrian semua orang akan mendapatkan pelayanan sesuai dengan nomor antrian

yang didapat sehingga tidak ada yang dibeda-bedakan antara masyarakat yang

mempunyai jabatan dengan masyarakat umum. Informan tersebut menjelaskan

bahwa sebelum dimekarkan tidak penggunaan nomor antrian di kantor kecamatan,

sehingga masyarakat bisa saja kadang-kadang tidak tertib ketika minta dilayani.

Namun setelah adanya pemekaran kecamatan, penggunaan nomor antrian kadang

81
Wawancara dengan Bahril selaku Sekretaris Desa Bunglai di Kantor Kecamatan Kedaton
Peninjauan Raya pada hari Rabu pukul 09.30 WIB.
70

digunakan untuk meminimalisir kegaduhan dan keributan ketika sedang ramai

orang yang mengantri untuk mengurus administrasi.

Aspek selanjutnya adalah kerapian dan keseragaman petugas pemberi

pelayanan di kantor kecamatan. Dalam memberikan pelayanan khususnya

pelayanan pengurusan dokumen pertanahan, penampilan personil yang rapi akan

menimbulkan kesan baik kepada masyarakat sehingga akan menimbukan

penilaian terhadap pemberi pelayanan. Dalam hal ini berdasarkan penelitian di

lapangan, penulis masih menemukan beberapa pegawai yang belum disiplin

dalam menjalankan aturan terutama dalam masalah penampilan pegawai.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan KAUR Umum Desa Lubuk

Kemiling Bapak Lesman Yadi (48 tahun) yang penulis tanyakan mengenai aspek

kerapian pegawai yang melayani, mengatakan:82

Sebelum dimekarkan, masih ada beberapa pegawai yang belum


menggunakan atribut dengan lengkap dan baik seperti masih ada beberapa
pegawai yang memakai sandal jepit dalam melayani urusan saya serta
terkadang saya perhatikan atribut (seragam PNS) yang mereka gunakan
ada yang berbeda antara salah satu porsonil dengan personil lainnya juga
tidak dipasang dengan rapih.

Berdasarkan pernyataan diatas tentu perlu adanya disiplin pegawai serta

ketegasan dalam memahami pentingnya kerapihan dalam melayani masyarakat

sehingga masyarakat akan beranggapan bahwa mereka merasa dihargai sama

seperti yang lainnya. bahwa kesadaran pegawai merupakan hal yang sangat

penting dalam menciptakan asumsi positif dari masyarakat. Kesadaran para

pejabat dan petugas yang berkecimpung dalam pelayanan publik dapat

82
Wawancara dengan Lesman Yadi selaku KAUR Umum Desa Lubuk Kemiling di Kantor
Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya pada hari Rabu pukul 13.00 WIB.
71

83
mendukung berjalannya suatu pelayanan dengan baik. Kesadaran akan

pentingnya pelayanan yang berkualitas ternyata bisa dicederai dengan hal-hal

yang kecil seperti kerapihan misalnya, kerapihan yang kurang baik akan

menimbulkan asumsi masyarakat kecil bahwa mereka tidak dilayani seperti

masyarakat menengah ke atas. Oleh sebab itu perlu adanya dorongan dari

pimpinan untuk menumbuhkan kesadaran yang tinggi terhadap pelayanan yang

mereka lakukan serta konsistensi akan aturan yang berlaku menjadi hal yang

harus diprioritaskan.

Aspek selanjutnya adalah tentang bagaimana kepedulian pihak kecamatan

dalam memberikan pelayanan. Kepedulian atau Empati merupakan rasa peduli

untuk memberikan perhatian kepada masyarakat terhadap kebutuhan yang sedang

membutuhkan pelayanan. Sebagai instansi publik yang memberikan pelayanan

dituntut untuk selalu siap dalam membantu masyarakat yang membutuhkan

pelayanan. Kepedulian pegawai untuk selalu mengutamakan kebutuhan

masyarakat akan mendukung terciptanya kualitas pelayan publik. Hal ini serupa

dengan hasil wawancara bersama Bapak Gun Efendi (45 tahun) selaku Bendahara

Desa Lubuk Kemiling sebagai berikut:84

Pegawai kecamatan yang sekarang setelah dimekarkan sangat


memperdulikan masyarakat yang misalnya kebingungan saat mengurus
administrasi, kalau dulu sebelum kecamatan dimekarkan tidak ya saya
rasa, masih sibuk dengan urusan dan tugas masing-masing. Jadi masyrakat
itu masih merasa kebingungan kalau mengurus administrasi. Mereka kan
sebagai masyarakat awam belum terlalu mengerti ya prosedur-prosedur
pengurusan administrasi, jadi ya sikap kepedulian itu sangat diperlukan
untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang bisa saja terjadi saat
83
Moenir. Op.cit., Hal. 139.
84
Wawancara dengan Gun Efendi selaku Bendahara Desa Lubuk Kemiling di Kantor Kecamatan
Kedaton Peninjauan Raya pada Rabu pukul 13.00 WIB.
72

mengurus administrasi sehingga tidak ada lagi yang merasa direpotkan


dengan persyaratan serta prosedur yang ada dan sebagai abdi negara, ya
pihak kecamatan mau tidak mau harus siap dalam melayani dan juga
membantu masyarakat seperti menjelaskan apa saja yang harus dipenuhi
dalam pembuatan KK, KTP, SKTS, dll.

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui masalah kepedulian petugas

dalam melayani masyarakat sudah baik dengan banyaknya tanggapan yang

menyatakan cukup baik. Pemberian pelayanan kepedulian aparat dalam

memberikan informasi merupakan hal yang perlu mendapat perhatian. kepedulian

pegawai dalam menberikan informasi terhadap masyarakat yang membutuhkan

pelayanan akan dapat memperbaiki cara pelayanan di mata masyarakat.

Sehinngga dalam menciptakan pelayanan prima masyarakat perlu didukung

dengan adanya pegawai yang berempati dalam membantu kebutuhan masyarakat

yang butuh informasi.

Aspek selanjutnya adalah tentang ketepatan waktu dan disiplin kerja

pegawai pelayanan publik di kantor kecamatan. Seperti yang disampaikan oleh

Bapak Bahril (40 tahun) selaku Sekretaris Desa Bunglai, bahwa:85

Setelah dimekarkan, waktu penyelesaian terhadap dokumen


kependudukan yang menjadi tugas, pokok, dan fungsi SKPD Kecamatan
Gamping sudah sesuai dengan target waktu yang ditetapkan, yaitu untuk
KTP selama 3 hari, SKTS selama 3 hari dan KK selama 4 hari dan
pelayanan yang sifatnya rekomendatif dan legalisasi langsung dapat
ditunggu hari itu juga, misalnya legalisasi KK dan KTP, permohonan akta
kelahiran, kematian, dll. Berbeda dengan sebelumnya, banyak masyarakat
yang mengeluh, keluhan yang diungkapkan pengguna layanan yaitu
adanya ketidakpastian waktu sehingga mengakibatkan rendahnya kualitas
pelayanan.

85
Wawancara dengan Bahril selaku Sekretaris Desa Bunglai di Kantor Kecamatan Kedaton
Peninjauan Raya pada hari Rabu pukul 13.00 WIB.
73

Dari hasil wawancara dengan informan diatas, penulis menyimpulkan

bahwa adanya perbedaan pada target waktu penyelesaian administrasi yang telah

ditetapkan. Sebelum adanya pemekaran kecamatan, banyak masyarakat yang

mengeluh akan ketidakpastian waktu yang diberikan pihak kecamatan dalam

memberikan pelayanan. Ketidakpastian waktu dapat menimbulkan citra yang

kurang baik terhadap Instansi pemerintah tersebut. Mengingat fungsi utama

pemerintah adalah melayani masyarakat, maka pemerintah perlu terus berupaya

meningkatkan kualitas pelayanan. Standar waktu yang diberikan yaitu tiga hari

namun pada kenyataannya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan

pembuatan KTP mencapai enam sampai tujuh hari yang dikarenakan bahan dasar

untuk membuat KTP, seperti kartu KTP harus menunggu pengiriman dari kantor

pusat yang membutuhkan waktu. Itulah faktor utama yang menyebabkan jangka

waktu pembuatan KTP tidak sesuai dengan jangka waktu yang seharusnya yaitu

tiga hari.

Selanjutnya Mulyadi (35 tahun) selaku Sekretaris Desa Lubuk Kemiling

mengatakan:86

Setelah pemekaran kecamatan petugas lebih cepat dan tepat dalam


menyelesaikan urusan pelayanan, urusan masyarakat selesai sesuai dengan
waktu yang ditentukan oleh petugas. Berbeda dengan sebelum pemekaran,
penyelesaian urusan biasanya terlambat beberapa hari dari hari yang
dijanjikan, kadang juga tidak pasti kapan selesainya.

M. Endang (34 tahun), selaku Sekretaris Desa Kedaton yang penulis temui

saat melakukan penelitian dikecamatan mengatakan:87

86
Wawancara dengan Mulyadi selaku Sekretaris Desa Lubuk Kemiling di kantor Desa Lubuk
Kemiling pada hari Rabu pukul 13.00 WIB.
74

Sebelum kecamatan ini dimekarkan saya harus bolak-balik ke kantor


camat hanya untuk legalisir KTP, padahal jarak kantor kecamatan dengan
tempat tinggal saya cukup jauh, jadi saya harus mengeluarkan uang lebih
untuk transportasi, kalau setelah dimekarkan lebih enak, lebih mudah,
biaya dan waktu sudah ditetapkan kayaknya mas, jadi sudah jelas dan
pasti.

Dari hasil wawancara tersebut dapat simpulkan bahwa setelah pemekaran

penyelesaian urusan target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang

telah ditentukan oleh petugas penyelenggaraan pelayanan. Petugas pelayanan

menyelesaikan urusan masyarakat dengan waktu yang ditetapkan, walaupun

terkadang ada penyelesaian yang terlambat karena gangguan teknis. Sedangkan

sebelum pemekaran, waktu penyelesasian urusan kurang cepat hal ini disebabkan

karena banyaknya masyarakat yang melakukan pengurusan surat, administrasi,

dan lain sebagainya. Sedangkan sebelum dimekarkan menjadi Kecamatan

Kedaton Peninjauan Raya, masyarakat yang akan melakukan kegiatan harus

menunggu untuk mendapatkan pelayanan, hal tersebut terjadi karena banyanya

masyarakat yang datang untuk melakukan kegiatan administrasi, dan jumlah

aparatur yang tidak seimbang, sehingga tingkat efisiensi waktu dan biaya tidak

berjalan secara efektif. Masyarakat harus menunggu beberapa hari dan harus

mengleuarkan biaya lebih.

Menurut informan Bambang Irawan (29 tahun) selaku KAUR Umum Desa

Bunglai mengatakan bahwa:88

Kalo dulu sih iya, agak terlalu lama mengurusi administrasi, surat-surat
seperti ini karena ya mungkin terlalu banyak warga yang melakukan
87
Wawancara dengan Bahril Selaku Sekretaris Desa Bunglai di Kantor Desa Bunglai pada hari
Rabu pukul 09.30 WIB.
88
Wawancara dengan A. Rais selaku KAUR Umum Desa Kedaton di Kantor Desa Kedaton pada
hari Selasa pukul 10.30 WIB.
75

kegiatan administrasi, pernah waktu itu mengurus akta tanah butuh waktu
3 mingguan sampe selesai, maklum saja, kalo sekarang karena sudah
dimekarkan dan penduduk dari kecamatan sudah terbagi jadi lebih sedikit,
jadi ya proses administrasinya cepat selesai, bahkan 1 hari pun jadi.

Selanjutnya, Pengki Subhi (37 tahun) Bendahara Desa Bunglai

mengatakan:89

Kalo biaya untuk mengurus administrasi, surat-surat, kartu keluarga, kan


sudah ditetapkan sama petugasnya, kita juga dengar dari warga lain, oh
biayanya segitu, jadi kami sudah tau tarifnya. Kantor kecamatan juga lebih
dekat, jadi kalau Cuma mau tanya-tanya soal biaya bisa lebih enak, lebih
gampang, jadi sudah dipersiapkan dulu biayanya sebelum ke kantor
kecamatan

Dari beberapa jawaban informan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara waktu atau proses administrasi yang masyarakat

dapatkan jika akan melakukan kegiatan administrasi dan mengurus surat-surat

tertentu. Sebelum pemekaran kecamatan, hambatan atau kekurangan yang

ditemukan di Kantor Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya adalah lambatnya

pengurusan administrasi. Hal ini dikarenakan terbatasnya jumlah pegawai.

Kurangnya jumlah pegawai mengakibatkan penyelesaian pengurusan administrasi

menjadi lambat, karena satu orang pegawai menangani atau mengurus lebih dari

satu jenis pekerjaan. Di samping kuantitas pegawai yang kurang, kualitas dari

pegawai yang ada pun masih rendah. Menghadapi masalah ini, diperlukan adanya

penambahan jumlah pegawai serta peningkatan kualitas pegawai seperti keilmuan

atau wawasan serta kreativitas pegawai melalui peningkatan pendidikan atau

pelatihan baik formal maupun nonformal yang mengacu pada peraturan

89
Wawancara dengan Pengki Subhi selaku Bendahara Desa Bunglai di Kantor Desa Bunglai pada
hari Rabu pukul 09.30 WIB.
76

perundang-undangan yang telah ditetapkan serta memperhatikan ketepatan

sasaran.

Proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah

diketahui dan dipahami oleh masyarakat baik diminta maupun tidak diminta.

Keinginan masyarakat adalah dilayani dengan jujur. Oleh karena itu aparatur yang

bertugas harus memberikan penjelasan dengan sejujur-jujurnya, apa adanya dalam

peraturan atau norma-norma, jangan menakut nakuti, jangan merasa berjasa dalam

memberikan pelayanan agar tidak timbul keinginan untuk mengharapkan imbalan

dari masyarakat. Diharapkan bagi para aparat memerintah khususnya Kecamatan

Kedaton Peninjauan Raya untuk dapat lebih meningkatkan keramahan dan

kualitas dalam melayani masyarakat dalam berbagai kepengurusan, sehingga bisa

terjalin hubungan yang baik antara aparat pelaksana pelayanan publik dengan

masyarakat yang melakukan pengurusan pelayanan administrasi kependudukan.

Dengan demikian dapat dikatakan pelayanan yang diberikan dilihat dari indikator

responbilitas setelah adanya pemekaran sudah sangat baik, dimana pelayanan

mudah, yang tidak melalui proses yang rumit serta lancar tanpa adanya sikap yang

berbelit-belit, sehingga masyarakat pun merasa nyaman dan puas terhadap

pelayanan yang diberikan.

4.2.3 Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan seberapa besar proses

penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan kepentingan dan norma-norma yang

berlaku dan berkembang dalam masyarakat, yaitu seperti prosedur yang diberikan
77

pihak kecamatan mudah dipahami dan dilaksanakan, rincian tarif biaya kepada

masyarakat yang ingin berurusan di kantor kecamatan, kejelasan persyaratan

teknis dan administratif pada bagian administrasi, keadilan pelayanan yang

diberikan pihak kecamatan kepada masyarakat, serta penjelasan dari pihak

kecamatan mengenai persyaratan jenis pelayanan yang diberikan.

Semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan pelayanan ini perlu

diimbangi dengan pelayanan yang maksimal dan cepat yang menuntut aparatur

untuk cekatan dalam bekerja. Keandalan merupakan kemampuan memberikan

pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan, seperti

ketepatan waktu, kecepatan dan kecermatan dalam penyelesaiaan pelayanan.

Keandalan disini merupakan sejauh mana para aparatur dapat secara cepat, tepat

dan kecermatan dalam setiap pemberian pelayanan kepada masyarakat.

Kehandalan dan profesionalisme dalam memberikan suatu jasa dengan

segera, akurat dan memuaskan sangat diperlukan agar terciptanya kepuasan dalam

diri pelanggan. Kemampuan suatu Kantor Instansi Pemerintah pemberi jasa untuk

memberikan pelayanan sebagaimana yang dijanjikan dengan tepat waktu, akurat,

dan terpercaya serta memberikan pelayanan yang sama adalah merupakan salah

satu elemen penting yang harus dimiliki oleh pemberi jasa layanan. Hal ini

didukung oleh pernyataan dari Bapak Feriyanto selaku Kepala Desa Kedaton yang

mengatakan:90

Setelah ditetapkan menjadi kecamatan, warga atau masyarakat jelas


terbantu, karena jarak menuju kantor untuk mereka mengurus administrasi
kependudukan menjadi lebih dekat. Sebagai pemerintah yang diamanatkan

90
Wawancara dengan Feriyanto selaku Kepala Desa Kedaton di Kantor Kecamatan Kedaton
Peninjauan Raya pada hari Selasa pukul 10.30 WIB.
78

rakyat, mereka sepertinya sudah berusaha menjalankan tugas dengan


semaksimal mungkin sesuai dengan peraturan yang ada. Dalam melayani
masyarakat khususnya dalam setiap pengurusan hal-hal yang menyangkut
administrasi kependudukan, pemerintahan kecamatan berusaha memenuhi
akan setiap kebutuhan masyarakat tentunya denga mekanisme dan
ketentuan yang ada. Dalam proses pengurusan administrasi, sebagai
pelayan masyarakat pihak kecamatan selalu mengsosialikasikan pada
masyarakat akan persyaratan yang dibutuhkan dan ini juga berlaku untuk
setiap pengurusan administras kependudukan yang lain, agar supaya dalam
proses pembuatannya tidak mengalami hambatan-hambatan yang berarti.

Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Desa Lubuk Kemiling Bapak

Heri Ariyansyah dalam wawancaranya yang mengatakan bahwa:91

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, saya rasa pihak


kecamatan selalu melakukannya dengan sebaik mungkin dengan tidak
mempersulit setiap masyarakat yang membutuhkan pelayanan kami, dalam
proses pelayanan yang menyangkut administrasi kependudukan,
menyangkut Kartu Keluarga misalnya masyarakat hanya perlu
menyediakan syarat-syarat yaitu berupa surat keterangan dari kepala desa,
akte nikah, dan mengisi formulir permohonan pembuatan kartu keluarga
yang disediakan oleh kecamatan dan didalam pelayanan yang ada mereka
tidak melakukan pungutan selain biaya administrasi yang ada.

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

terkait dengan pelayanan publik bidang administrasi kependudukan sebelum

pemekaran kecamatan cukup mudah asal masyarakat membawa syarat-syarat

yang dibutuhkan saat akan melaksanakan pelayanan. Namun masih ada juga

masyarakat yang belum paham dengan prosedurnya sehingga masih banyak yang

datang dengan tidak membawa persyaratan yang lengkap sehingga masyarakat

harus melengkapi syaratnya kembali. Jadi prosedur pembuatan administrasi

kependudukan sebenarnya mudah selama persyaratan serta berkas yang

91
Wawancara dengan Heri Ariyansyah selaku Kepala Desa Lubuk Kemiling di Kantor Kecamatan
Kedaton Peninjauan Raya pada hari Rabu pukul 13.00 WIB.
79

dibutuhkan sudah lengkap. Dalam penyelesaian pekerjaan sendiri lama atau

cepatnya berkas itu selesai sangat bergantung pada pemohon sendiri. Hal utama

yang sering menimbulkan keterlambatan adalah kekurangan kelengkapan berkas

yang dibawa oleh pemohon sendiri sehingga membutuhkan waktu lebih dalam

proses penyelesaian.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa

prosedur pembuatan administrasi kependudukan sebenarnya mudah selama

persyaratan serta berkas yang dibutuhkan sudah lengkap. Dalam penyelesaian

pekerjaan sendiri lama atau cepatnya berkas itu selesai sangat bergantung pada

pemohon sendiri. Hal utama yang sering menimbulkan keterlambatan adalah

kekurangan kelengkapan berkas yang dibawa oleh pemohon sendiri sehingga

membutuhkan waktu lebih dalam proses penyelesaian.

Selanjutnya, aspek kejelasan dan kepastian dalam pelayanan khususnya

yang menyangkut biaya dalam memperoleh pelayanan merupakan hal yang

penting dalam sebuah proses pelayanan. Di Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya,

dari aspek ini dapat disimpulkan bahwa kejelasan mengenai biaya pelayanan

dalam mengurus administrasi masih pada taraf wajar tanpa ada pungutan atau

apapun itu yang harus dibayarkan oleh masyarakat. Kesimpulan tersebut diperoleh

penulis setelah melakukan wawancara dengan informan Lesman Yadi (48 tahun),

selaku KAUR Umum Desa Lubuk Kemiling dimana ia mengatakan:92

Biaya administrasi yang dikenakan pada masyarakat masih pada taraf


yang wajar yaitu sekitar Rp10.000 Rp20.000 dan tidak ada pungutan lain
selain biaya administrasi tersebut, jadi saya rasa masyarakat masih

92
Wawancara dengan Heri Ariansyah selaku Kepala Desa Lubuk Kemiling di Kantor Desa Lubuk
Kemiling pada hari Rabu pukul 13.00 WIB.
80

sanggup kalau biayanya kisaran begitu dan juga kan masyarakat tidak
terlalu sering melakukan urusan di kantor kecamatan

Pendapat yang sama juga dikatakan oleh informan Johan Safri (37 tahun)

BPD Desa Lubuk Kemiling yang ketika penulis melakukan penelitian kebetulan

sedang mengurus Kartu Keluarga di Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya,

menurut pengakuannya:93

Biaya yang saya bayar pada saat proses administrasi untuk pembuatan
Kartu Keluarga sebesar Rp10.000 dan aparat atau petugas kecamatan tidak
melakukan pungutan-pungutan lain selain biaya administrasi tersebut,
waktu pembuatan juga relatif cepat, beda sama dulu yang proses
pembuatannya agak lama, pelayanan pihak kecamatan terhadap
masyarakat jadi agak lama.

Pendapat yang sama juga dikatakan oleh beberapa perangkat desa yang

sempat ditemui penulis saat melakukan penelitian. Namun mengenai waktu

selesai dalam proses pembuatan administrasi tersebut terdapat perbedaan antara

sebelum dan sesudah pemekaran kecamatan. Sebelum adanya pemekaran

kecamatan waktu selesai dalam proses pembuatan surat-menyurat perlu mendapat

perhatian oleh pemerintah. Hal itu terkait dari hasil penelitian yang dilakukan,

belum ditemukannya kejelesan dan kepastian pelayanan mengenai waktu selesai.

Dari wawancara yang dilakukan pada beberapa warga masyarakat dan tokoh

masyarakat diperoleh waktu yang bervariasi. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa biaya/tarif pelayanan pada Kantor Camat Kedaton Peninjauan Raya belum

di laksanakan sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan. Para aparat dalam

menetapkan biaya kepada masyarakat pengguna jasa masih jauh menyimpang

dengan aturan yang dtetapkan oleh pihak Kecamatan. ini membuktikan bahwa

93
Wawancara dengan Johan Safri selaku BPD Desa Lubuk Kemiling di Kantor Desa Lubuk
Kemiling pada hari Rabu pukul 13.00 WIB.
81

aparat menggunakan standar yang tidak konsisten dalam menyelenggarakan

pelayanan. Ketika berbicara waktu, ,prosedur dan mekanisme, maka aturan

menjadi sakral dan harus dilaksanakan , tetapi pada saat berbicara masalah biaya

maka aturan sering diabaikan bahkan cenderung dilanggar. Pemerintah dalam

berbagai sosialisainya selalu mengatakan akan mengutamakan kepentingan

pelayanan masyarakat. Pelayanan yang prima (biaya murah, tepat waktu, tidak

berbelit-belit dan lain sebagainya) menjadi keawajiban yang harus dilakukan oleh

pemerintah, tetapi kenyataannya kondisi tersebut tidak mampu direalisasikan

dengan baik bahkan terus menjadi permasalahan pada setiap unit birokrasi.

Apalagi berkaitan dengan biaya pelayanan berbagai aturan dan ketentuan formal

tersebut seakan-akan tidak di hiraukan oleh Birokrasi.

Aspek analisis dari unsur akuntabilitas selanjutnya adalah tentang

kejelasan persyaratan teknis dan administratif pada bagian administrasi.

Penyelenggaraan pelayanan publik pada bagian administrasi kesejahteraan rakyat

Pemerintah Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya harus memenuhi prinsip

kejelasan. Kejelasan dapat didefinisikan dengan pengetahuan terhadap persyaratan

teknis dan administratif pelayanan publik, bagian yang akan mengurusi

pelayanan, pegawai mudah ditemui. Berdasarkan hasil observasi penulis pada

bagian administrasi sebelum adanya pemekaran kecamatan tidak terdapat papan

informasi yang memuat persyaratan-persyaratan maupun informasi yang berkaitan


82

dengan pelayanan pada bagian tersebut. Hal ini serupa dengan pernyataan Bapak

Alexander (46 tahun) selaku Kepala Desa Bunglai yang mengatakan bahwa:94

Kejelasan persyaratan teknis maupun administrasi setelah dimekarkan


sudah sangat jelas menurut bapak, mudah untuk dipahami tidak seperti
sebelumnya. Kalau sekarang semua keperluan administrasi persyaratan
dijelaskan dengan baik tidak terburu-buru seperti sebelumnya, jadi dulu
kalau mengurus keperluan administrasi masih ragu-ragu karena tidak
adanya kejelasan persyaratan teknis maupun administrasi. Dikantor
kecamatan yang sekarang juga sudah papan informasi yang memuat
berbagai prosedur dan persyaratan administrasi, jadi tidak perlu repot-
repot tanya ke pagawai kecamatan, sehingga masyarakat atau penerima
pelayanan bisa dengan mudah mendapatkan kejelasan pesyaratan teknis
dan administrasi, beda dengan dulu sebelum dimekarkan. Di kantor
kecamatan yang lama memang ada papan informasi, Cuma seperti tidak
diurus, bagian-bagian prosedur dan persyaratan administrasinya tidak
terlihat jelas serta tidak ada petunjuk atau rambu yang menunjukan meja
atau tempat melakukan administrasi.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pengguna

pelayanan tentunya harus mengetahui bagian yang akan mengurusi keperluannya.

Akan tetapi berdasarkan hasil observasi pada bagian administrasi, papan petunjuk

yang menunjukan bagian yang akan mengurusi keperluan pengguna pelayanan

tidak terlihat jelas, selain itu tidak ada tulisan yang secara khusus menunjukan

bagian yang akan mengurus, sebagai contoh tidak ada tulisan yang menunjukan

meja mana yang akan melayani pengurusan administrasi.

Aspek analisis dari unsur akuntabilitas yang selanjutnya adalah tentang

keadilan pelayanan yang diberikan pihak kecamatan kepada masyarakat. Keadilan

disini maskudnya adalah tidak adanya perbedaan antara masyarakat awam dan

seseorang yang mempunyai jabatan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara

94
Wawancara dengan Alexander selaku Kepala Desa Bunglai di Kantor Kecamatan Kedaton
Peninjauan Raya pada hari Rabu pukul 09.30 WIB.
83

bersama Bapak Safriyadi (37 tahun) selaku Bendahara Desa Kedaton yang

mengatakan bahwa:95

Setelah adanya pemekaran kecamatan, mengenai pelayanan yang


diberikan oleh aparatur kecamatan kepada masyarakat yang melakukan
aktivitas pengurusan administrasi adalah sama merata tanpa memandang
golongan dan status. Hal ini disebabkan oleh adanya profesionalisme para
aparatur dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta perannya sesuai dengan
tugas yang diemban. Dengan sikap seperti ini akan merubah cara pandang
masyarakat kepada pemerintah, sehingga masyarakat merasa nyaman dan
dihargai didalam proses pengurusan administrasi. Hal ini kami lakukan
dengan baik karena merupakan salah satu hal yang penting untuk
memberikan keadilan bagi masyarakat. Berbeda halnya dengan sebelum
dimekarkan. Dulu pernah ada sebelum dimekarkan, pernah ada
ketidakadilan menurut saya pribadi dek di kecamatan itu, jadi agak
dibedakanlah antara rakyat biasa sama yang punya jabatan.

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pada unsur keadilan

dalam memberikan pelayanan setelah pemekaran kecamatan, petugas sudah cukup

bersikap adil dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat namun sebelum

adanya pemekaran kecamatan masih ada oknum yang berani melakukan

ketidakadilan pada saat mengurus administrasi, ini dapat dilihat dari hasil

wawancara tersebut yang mengatakan petugas pelayanan sudah adil dalam

memberikan pelayanan.

Unsur analisis yang selanjutnya adalah tentang bagaimana pihak

kecamatan memberikan penjelasan mengenai persyaratan jenis pelayanan yang

diberikan. Seperti yang dikatakan oleh Bendahara Desa Lubuk Kemiling Bapak

Gun Efendi (45 tahun), bahwa:

95
Wawancara dengan Safriyadi selaku Bendahara Desa Kedaton di Kantor Kecamatan Kedaton
Peninjauan Raya pada hari Selasa pukul 10.30 WIB.
84

Sebelumnya kita kalau mau mengurus administrasi harus tanya-tanya


dulu ke kantor kecamatan bagian administrasi, kalau sekarang pegawainya
sudah berkomunikasi dengan kami jadi sudah ada penjelasan mengenai
administrasi, masyarakat juga sudah diberitahu. Selain itu juga adanya
papan informasi yang berisi tentang prosedur serta persyaratan
administrasi sehingga kita bisa dengan jelas mengetahui apa saaj prosedur
serta persyaratan yang diperlukan, jadi tinggal dibaca saja. Sekarang juga
Kantor Camat Kedaton Peninjauan Raya sudah menyediakan persyaratan
pelayanan mengenai syarat-sayarat pelayanan di kantor camat ini.
Persyaratan tersebut bisa langsung di peroleh di kecamatan dan bisa juga
di dapat dari perangkat desa masing-masing. Karena dari pihak kecamatan
sudah menginformasikan persyaratan tersebut kepada masing-masing desa
melalui kepala desa.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan menujukkan

bahwa upaya aparat Kecamatan dalam menyediakan informasi yang jelas

mengenai persyaratan pelayanan sudah di laksanakan dengan cukup baik. Selain

menyediakan informasi persyaratan pelayanan di Kantor Kecamatan, Pihak

Kecamatan juga menginformasikan dengan jelas persyaratan pelayanan kepada

setiap masing-masing desa dan masyarakat bisa memperoleh informasi tersebut di

Kantor Desa setempat. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memudahkan

masyarakat mengetahui persyaratan pelayanan tanpa harus datang ke Kantor

Kecamatan. Mengingat persyaratan pelayanan merupakan salah satu hal Yang

sangat penting dalam proses pelayanan, maka pihak Kecamatan berusaha

semaksimal mungkin untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat

setempat. Tindakan petugas terhadap pengguna jasa yang belum mengetahui

persyaratan pelayanan adalah aparat memberitahukan cara melengkapi

persyaratan, dimana masyarakat pengguna jasa harus memenuhi peraturan dan

prosedur yang telah di tentukan terlebih dahulu sebelum pelayanan dapat di


85

proses. Apalagi menyangkut pelayanan KTP dan KK yang merupakan dokumen

penting sebagai bukti identitas diri yang memiliki implikasi terhadap tindakan-

tindakan kriminal/pidana seperti penipuan, pencurian dan terorisme. Dengan

demikian dapat di simpulkan bahwa kejelasan persyaratan pelayanan pada Kantor

Camat Kedaton Peninjauan Raya Kabupaten Ogan Komering Ulu sudah di

informasikan dengan jelas kepada masyarakat pengguna jasa, terbukti dari

kemudahan masyarakat dalam memperoleh persyaratan pelayanan yang sudah di

sediakan pada kantor desa setempat.

Persyaratan pelayanan merupakan hal yang sangat penting di ketahui oleh

masyarakat pengguna jasa, sehingga harus di informasikan dengan baik dan jelas

kepada masyarakat. Persyaratan pelayanan yang di sediakan dengan jelas akan

memudahkan masyarakat dalam melengkapi syarat-syarat pelayanan, sebalikn ya

jika pesyaratan pelayanan tidak di informasikan secara jelas maka masyarakat

akan mengalami kesulitan dalam melengkapi syarat-syarat pelayanan. Oleh karena

itu kejelasan persyaratan pelayanan sangat di butuhkan oleh setiap birokrasi demi

menunjang kelancaran dalam proses pemberian pelayanan kepada masyarakat

luas.

Adapun persyaratan setiap jenis pelayanan pada dikantor kecamatan

sebelum dimekarkan :

1. Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Adapun persyaratan pengurusan KTP di Kecamatan adalah sebagai berikut :

a. Pembuatan KTP baru

- Berumur 17 tahun ke atas atau sudah pernah menikah


86

- Surat Pengantar dari Desa/Kelurahan

- Kartu Keluarga

- Akta Kelahiran

- Akta Nikah bagi penduduk yang belum berumur 17 tahun

- Foto ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar

b. Perpanjangan KTP

- Surat Pengantar dari Desa/Kelurahan

- Kartu Keluarga

- Foto ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar

- KTP yang telah habis masa berlakunya

c. KTP hilang / rusak

- Surat Pengantar dari Desa/Kelurahan

- Foto ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar

- Surat keterangan hilang dari kepolisian (bagi KTP yang hilang)

- KTP yang rusak

- Kartu Keluarga

2. Kartu Keluarga (KK)

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengurus Kartu keluarga (KK), yaitu:

- Surat Pengantar dari desa/kelurahan

- Akta perkawinan

- Akta Kelahiran

3. Surat Keterangan
87

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengurus surat keterangan

yaitu:

- Surat Pengantar dari desa/kelurahan

- KTP

Adapun beberapa jenis surat keterangan yang dapat diurus di Kantor

Kecamatan yaitu:

- Surat keterangan Izin Keramaian

- Surat keterangan izin usaha

- Surat Keterangan berdomisili

- Surat keterangan berkelakuan baik

Selanjutnya, untuk persyaratan pelayanan setelah dimekarkan sebenarnya

sama dengan sebelumnya hanya saja untuk sekarang sudah tidak perlu lagi

meminta surat pengantar dari desa/keluarahan.

Penyelenggaraan pelayanan harus dapat di pertanggungjawabkan, baik

kepada publik maupun kepada atasan/pimpinan unit pelayanan instansi

pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu

pelayanan publik harus di laksanakan secara akuntabel dan transparan.

Akuntabilitas pelayanan seringkali memberikan penilaian kepada masyarakat

terhadap instansi pemerintahan yang bergerak dibidang pelayanan publik. Banyak

penilaian negatif terhadap kualitas pelayanan yang diterima. Untuk menjaga agar

instansi tetap memiliki citra baik dalam pandangan masyarakat maka perlu

dilakukan peningkatan dalam akuntabilitas pelayanan agar tercipta pelayanan

publik yang akuntabel.


88

4.2.4 Sarana dan Prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh

penyelenggaran pelayanan publik antara lain seperti sarana sosial dan budaya

yang terdapat di Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya yang sudah tefasilitasi

dengan baik atau belum, sarana perekonomian yang baik dan memuaskan bagi

masyarakat, fasilitas yang terdapat di setiap kantor desa, fasilitas yang ada di

ruang pelayanan kantor kecamatan seperti kursi tempat menunggu, serta kondisi

kantor kecamatan diruang pelayanan umum seperti kebersihan dan keindahan.

Kenyamanan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam suatu proses

pelayanan publik. Hal itu bisa tercermin diantaranya dari kondisi kantor yang

berkaitan dengan kebersihan dan keindahan, ketersedian fasilitas pendukung

seperti ruang tunggu, parkir, toilet, dll.

Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas perlu dilakukan

perubahan dan perbaikan yang mengarah pada kepuasan masyarakat. Salah satu

aspek yang harus diperbaiki dalam meningkatkan kualitas pelayanan yaitu

masalah fasilitas layanan. Peranan sarana pelayanan sangat penting dan salah satu

yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik karena

dengan adanya sarana pelayanan yang memadai dapat membuat pelayanan pada

masyarakat dapat lebih memberikan kenyamanan dan kepuasan selama berada di

ruangan pelayanan.

Kualitas pelayanan akan langsung terasa bagus apabila bukti langsung ini

diperhatikan, karena hal ini berhubungan dengan penilaian pertama dari


89

masyarakat. Masyarakat yang datang ke kantor kecamatan akan langsung

dihadapkan dengan penilaian fasilitas yang ada dan kebersihan kantor, sehingga

kenyamanan masyarakat akan langsung terasa.

Kantor Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya Kabupaten Ogan Komering

Ulu sebagai kantor yang berwenang menangani masalah kependudukan

khususnya warga Kedaton Peninjauan Raya. Banyaknya masyarakat yang datang

sudah seharusnya mendapatkan kenyamanan selama pelayanan yaitu dengan cara

memberikan rasa aman bagi masyarakat selama pelayanan, baik dilingkungan

kantor maupun di luar kantor. Oleh sebab itu, perlu adanya suatu perbaikan

pelayanan untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat selama pelayanan.

Seperti yang diutarakan oleh Safriyadi (37 tahun) selaku Bendahara Desa Kedaton

yang mengatakan:96

Sarana sosial seperti sekolah sudah baik dek, sudah agak lebih baik
sekarang dari pada sebelumnya. Dulu sebelum dimekarkan kan banyak
desa yang harus diurus jadi terbagi, kalau sekarang sudah lebih sedikit
desa yang diurus jadi lebih terfokus untuk mengurus desa-desa yang
sarana-sarana nya masih dibawah level standar. Dulu fasilitas-faslitas yang
ada disekolah itu sudah banyak yan gtidak layak pakai seperti meja dan
kursi, sehingga kadang mengganggu proses belajara mengajar. Kalau
sekarang bapak lihat dek, seperti sudah ada bantuan sarana dan prasarana
dari pemerintahan untuk sekolah-sekolah yang ada didesa

Hasil dari wawancara diatas menunjukan bahwa sebelum dimekarkan

menjadi dua kecamatan, sarana sosial dan budaya di kecamatan sebelumnya

sangat minimnya fasilitas yang ada disekolah-sekolah di Kecamatan Kedaton

peninjauan Raya yang membuat ketidanyaman terhadap hal tersebut. Namun

96
Wawancara dengan Safriyadi selaku Bendahara Desa Kedaton di Kantor Kecamatan Kedaton
Peninjauan Raya pada hari Selasa pukul 10.30 WIB.
90

setelah dimekarkan sudah adanya beberapa bantuan dari pihak pemerintahan

sehingga sangat membantu dalam keberlangsungan proses belajar mengajar yang

efektif dan efisien.

Aspek selanjutnya dari unsur sarana dan prasarana adalah tentang sarana

perekonomian yang baik dan memuaskan bagi masyarakat. Menurut Bapak

Bambang Irawan (29 tahun) selaku KAUR Umum Desa Bunglai bahwa:97

Sebelum adanya pemekaran kecamatan memang sudah ada sarana


perekonomian di setiap desa akan tetapi belum terlalu banyak, cuma ada
sekitar 2 sampai 3 sarana perekonomian untuk satu desa dan setelah
adanya pemekaran kecamatan terlihat adanya penambahan sarana
perekonomian yang sangat membantu masyarakat, ada sekitar 4 sampai 6
sarana perekonomian untuk satu desa yang baik dan memuaskan bagi
masyarakat.

Dari hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sarana

perekonimian yang terdapat dikecamatan bagi sebelum maupun sesudah

pemekaran kecamatan sudah sangat baik dan memuaskan masyarakat hanya saja

pada saat sebelum dimekarkan jumlah sarana perekonomian yang terdapat

dikecamatan masih sedikit sekitar 2 sampai 3 sarana perekonomian, sedangkan

setelah adanya pemekaran kecamatan sudah ada penambahan sarana

perekonomian sehingga sangat membantu masyarakat.

Aspek selanjutnya adalah tentang fasilitas yang terdapat disetiap kantor

desa. Seperti yang diutarakan oleh Bapak Ahmad Rais (39 tahun)selaku KAUR

Umum Desa Kedaton bahwa:98

97
Wawancara dengan Bambang Irawan selaku KAUR Umum Desa Bunglai di Kantor Kecamatan
Kedaton Peninjauan Raya pada hari Rabu pukul 09.30 WIB.
98
Wawancara dengan Ahmad Rais selaku KAUR Umum Desa Kedaton di Kantor Kecamatan
Kedaton Peninjauan Raya pada hari Selasa pukul 10.30 WIB.
91

Sebelum dimekarkan, dikantor desa masih kurang dalam hal fasilitas, jadi
masyarakat belum bisa terbantu dengan maksimal, contohnya belum ada
komputer yang dapat membantu proses administrasi. Sedangkan setelah
pemekaran kecamatan sudah adanya bantuan fasilitas terhadap kantor-
kantor desa jadi masyarakat sudah sangat puas, seperti bantuan komputer
yang dapat membantu proses administrasi, jadi fasilitas yang ada sudah
mampu memuaskan masyarakat, warga sudah terbantu kalau cuma mau
mengurus administrasi pengantar ke kantor kecamatan misalnya.

Dari hasil wawancara diatas penulis simpulkan bahwa sarana dan

prasarana serta fasilitas yang terdapat di kantor desa setelah adanya pemekaran

kecamatan sudah bisa memuaskan masyarakat, sudah bisa membantu masyarakat

serta perangkat desa dalam mengurus administrasi seperti surat rujukan dari

kepala desa, surat keterangan miskin, dan surat-surat lain yang mengharuskan

adanya surat pengantar dari kepala desa.

Setelah aspek fasilitas yang terdapat di kantor desa, aspek selanjutnya

adalah tentang fasilitas yang terdapat di kantor kecamatan. Seperti pernyataan dari

Bapak Edi Antoni (35 tahun) selaku BPD Desa Bunglai bahwa:99

Sebelum dimekarkan, menurut bapak fasilitas yang ada di kantor


kecamatan sudah lumayan baik dan memuaskan masyarakat, misalnya
kursi tempat menunggu yang sudah cukup lah untuk masyarakat yang
sedang mengantri jadi tidak perlu capek-capek berdiri. Kalau setelah
dimekarkan fasilitas dikantor kecamatan belum cukup lengkap seperti
belum adanya kursi tempat menunggu yang memadai karena masih terlalu
sedikit, takutnya nanti saat ramai orang yang mengurus administrasi jadi
kurang tertib karena capek berdiri terus.

Selain itu, berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di kantor

Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya, sarana dan prasarana seperti ketidakadaan

filing cabinet sebagai tempat untuk penyimpanan arsip yang menyebabkan

99
Wawancara dengan Edi Antoni selaku BPD Desa Bunglai di Kantor Kecamatan Kedaton
Peninjauan Raya pada hari Rabu pukul 09.30 WIB.
92

penyimpanan dokumen tidak tertata dengan sebagai mana mestinya yang pada

akhirnya menyebabkan pegawai mengalami kesulitan dalam menemukan arsip

yang dibutuhkan serta mengganggu kerapian ruang pelayanan. Ketidakrapian ini

menyebabkan ketidaknyamanan pengguna layanan ketika melakukan proses

pelayanan.

Selanjutnya, untuk aspek kondisi kantor kecamatan di ruang pelayanan

umum seperti keindahan serta kebersihan baik sebelum maupun sesudah

pemekaran kecamatan, Gun Efendi (45 tahun) selaku Bendahara Desa Lubuk

Kemiling mengatakan bahwa:100

Kebersihan kantor sangat baik walapun dibeberapa dinding sudah terlihat


agak kotor, tapi kalo untuk keindahan sudah cukup baik dan terlihat hijau
karena banyak tanaman-tanaman, jadi ya sudah cukup baik kondisinya,
bersih, tapi masih kurang rapi menurut saya, kalo sebemunya sama sih
tidak terlalu beda

Sebelum adanya pemekaran kecamatan, pengguna pelayanan menyatakan

bahwa kondisi kantor seperti kebersihan dan keindahan secara keseluruhan sudah

baik. Hal ini dikarenakan kondisi kantor kecamatan sudah lama berdiri sehingga

terlihat banyak tanaman seperti bunga dan sebagainya yang membuat kantor

kecamatan terlihat lebih indah, akan tetapi pemeliharaan kondisi kantor sangat

diperlukan lebih lanjut dikarenakan pada kantor kecamatan telihat kotoran tinta

dan kertas, dindang sudah mulai ada yang retak, dan kaca yang berdebu.

100
Wawancara dengan Gun Efendi selaku Bendahara Desa Lubuk Kemiling di Kantor Desa Lubuk
Kemiling Pada hari Rabu Pukul 13.00 WIB.
93

Mengenai kondisi kantor yang terkait dengan kebersihan juga diakui oleh

beberapa masyarakat yang sempat ditemui oleh peneliti, seperti Alexander (46

tahun) selaku Kepala Desa Bunglai yang mengatakan:101

Sebelum dimekarkan, kondisi kebersihan kantor sangat baik walapun


dibeberapa dinding sudah terlihat agak kotor, tapi kalo untuk keindahan
sudah cukup baik dan terlihat hijau karena banyak tanaman-tanaman,
berbanding dengan setelah dimekarkan, gedung masih baru jadi bisa
dibilang masih bagus sedangkan yang masih kurang adalah kurangnya
taman yang membuat rasa nyaman.

Selanjutnya Burhan HZ (48 tahun), selaku BPD Desa Kedaton

mengatakan:102

Kantor kecamatan yang baru sekarang cukup baik, ini kan kantor baru
jadi untuk, gedung baru, jadi untuk kebersihannya sudah cukup baik,
sayangnya kondisi kantor cukup gersang karena taman atau tanaman-
tanaman yang dibuat dan ditanam di sekitar kantor oleh pegawai
kecamatan belum maksimal, tanaman terlihat tidak terurus bahkan ada
beberapa yang layu, berbeda dengan kantor sebelumnya yang kalo dilihat
sekitarnya enak, lebih sejuk dan terawat.

Ketersedian fasilitas pendukung seperti ruang tunggu, parkir, toilet dll juga

menjadi faktor kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang diberikan

oleh aparat kecamatan. Pengguna pelayanan beranggapan bahwa ketersedian

fasilitas pendukung seperti ruang tunggu, parkir, dan toilet dirasakan oleh

pengguna sudah cukup. Akan tetapi, pengguna banyak yang mengeluh terhadap

ruang tunggu yang minim atau tempat duduk yang dirasakan masih kurang

banyak untuk memfasilitasi pengguna pelayanan yang datang. Pengakuan terkait

dengan hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh beberapa anggota masyarakat
101
Wawancara dengan Alexander selaku Kepala Desa Bunglai di Kantor Kecamatan Kedaton
Peninjauan Raya pada hari Rabu pukul 09.30 WIB.
102
Wawancara dengan Burhan HZ selaku BPD Desa Kedaton di Kantor Desa Kedaton pada hari
Selasa pukul 10.30 WIB.
94

yang sempat ditemui oleh peneliti, diantaranya Johan Safri (37 tahun) selaku BPD

Desa Lubuk Kemiling yang mengatakan:103

Ini kantor yang baru sih bagus cuma ruang tunggu yang kecil, kursi-kursi
masih kurang, coba lebih dibanyakin lagi, kan orang yang datang banyak
jadi lebih enak, lebih nyaman kalo lagi nunggu antrian supaya tertib,
lumayan bersih kalo menurut saya kondisi kantor yang sekarang ini, Cuma
terlihat agak gersang saja. Kalo sebelumnya bagus juga Cuma dindingnya
agak kotor karena sudah terlalu lama.

Dari hasil wawancara dan observasi dapat diketahui bahwa pihak Kantor

kecamatan Kedaton Peninjauan Raya belum memenuhi fasilitas pelayanan yang

memadai untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti masih

sedikitnya kursi diruang tunggu, belum adanya meja untuk menulis di ruang

tunggu, sarana informasi yang belum tersedia. Fasilitas seperti genset kurang

dioptimalkan sehingga ketika listrik mati maka proses pelayanan pun juga akan

berhenti total yang artinya masyarakat tidak dapat mendapatkan pelayanan. Dari

pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya

khususnya bagian pelayanan masih perlu adanya peningkatan fasilitas fisik serta

kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai demi peningkatan pelayanan

administrasi kependudukan. Hal tersebut sesuai dengan salah satu prinsip

pelayanan yang tercantum dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara No.63 Tahun 2003 yaitu tersedianya sarana dan prasarana kerja dan

pendukung lainnya yang memadai termasuk penyedia sarana teknologi

telekomunikasi dan informatika dan dijelaskan bahwa penyediaan fasilitas dan

103
Wawancara dengan Johan Safri selaku BPD Lubuk Kemiling di Kantor Desa Lubuk Kemiling
pada hari Rabu Pukul 13.00 WIB.
95

sarana prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan

publik104.

Kualitas pelayanan akan langsung terasa bagus apabila bukti langsung ini

diperhatikan, karena hal ini berhubungan dengan penilaian pertama dari

masyarakat. Masyarakat yang datang ke kantor kecamatan akan langsung

dihadapkan dengan penilaian fasilitas yang ada dan kebersihan kantor, sehingga

kenyamanan masyarakat akan langsung terasa. Untuk mengatasi kekurangan-

kekurangan diperlukan adanya penambahan atau pengadaan meja dan kursi,

penataan ruang tunggu yang lebih baik, menjaga kebersihan kantor, penyediaan

tempat sampah, memberikan larangan untuk tidak merokok dalam ruangan,

terlebih khusus kepada para aparat kantor kecamatan, penataan atau pengadaan

papan informasi/brosur/leaflet yang dapat membantu masyarakat dalam

pengurusan administrasi di kantor kecamatan.

4.3 Pembahasan

Pelayanan publik diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)

keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi

itu sesuai dengan aturan pokok tata cara yang telah ditetapkan. Selanjutnya

menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 tahun

2003, pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima

pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

104
KepMenPan. No 62 Tahun 2003
96

Pengertian di atas menyebutkan bahwa kualitas pelayanan tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang

dilakukan oleh perusahaan atau organisasi guna memenuhi harapan konsumen.

Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagi jasa atau servise yang disampaikan oleh

pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan

keramah-tamahan yang ditunjukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan

pelayanan untuk kepuasan konsumen.

Pelayanan publik saat ini menjadi bagian kebutuhan setiap masyarakat.

Setiap birokrasi publik perlu berupaya untuk memberikan kualitas pelayanan yang

terbaik kepada masyarakat pengguna layanan. Pelayanan publik pemerintah dalam

hal ini kantor kecamatan Kedaton Peninjauan Raya, saat ini dirasakan semakin

perlu untuk dibenahi dan ditingkatkan, terlebih dalam era seperti ini. Upaya untuk

meningkatkan kualitas pelayanan publik yang lebih baik merupakan suatu

keharusan yang harus segera dilakukan untuk menciptakan pelayanan lebih

efisien, efektif dan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Proses penyelenggaran pelayanan publik pada hakikatnya adalah

pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan

kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Standar pelayanan publik

adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaran pelayanan

dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji

penyelenggaraan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas,

cepat, mudah terjangkau dan terukur. Tabel dibawah ini akan merincikan
97

bagaimana perbandingan antara pelayanan publik sebelum dan sesudah

pemekaran kecamatan.

Tabel 4.1 Perbandingan Pelayanan Publik Sebelum dan Sesudah Pemekaran

Keadaan
No. Unit Analisis
Sebelum Setelah
1. Responsivitas
Sikap Sikap pihak kecamatan Sikap pihak kecamatan
kurang ramah, kurang ramah, sopan dan
senyum dan agak terburu- bertanggung jawab dalam
buru dalam melayani melayani masyarakat yang
masyarakat yang mengurus administrasi
mengurus administrasi seperti Kartu Keluarga
seperti Kartu Keluarga atau KTP. Hal ini
atau KTP. Hal ini buktikan dengan
dibuktikan dengan persentase penilaian hasil
persentase hasil penilaian wawancara sebesar
wawancara sebesar 93.33% artinya sikap
6.67% yang termasuk pihak kecamatan setelah
dalam kategori sangat adanya pemekaran sudah
buruk. sangat baik.
Kepuasan Ada sebagian masyarakat Masyarakat merasa sangat
terhadap yang merasa belum puas puas terhadap pelayanan
pelayanan terhadap pelayanan yang yang diberikan dalam
diberikan pihak mengurus Kartu Keluarga.
kecamatan saat mengurus Hal ini didukung dengan
Kartu Keluarga. Penilaian persentase nilai sebesar
hasil wawancara terhadap 93.33% yang berarti
kepuasan pelayanan masyarakat sudah puas
mendapatkan persentase akan pelayanan yang
sebesar 0.00%, artinya diberikan oleh petugas
kepuasan masyarakat kecamatan.
terhadap pelayanan
sebelum adanya
pemekaran berada pada
level sangat buruk.
98

Komunikasi Penyampaian informasi Sudah terjalin komunikasi


yang kurang dimengerti yang baik antara pihak
saat masyarakat bertanya kecamatan dan
mengenai prosedur masyarakat seperti
administrasi. Persentase pemberitahuan bagaimana
penilaian hasil prosedur pelaksanaan
wawancara yang didapat administrasi. Persentase
dari aspek komunikasi yang didapat aadlah
adalah sebesar 20.00% sebesar 93.33% dengan
yang artinya masih pada kategori level sangat baik.
level sangat buruk.
Respon Persentase penilaian hasil sangat merespon dengan
wawancara yang didapat baik masyarakat yang
adalah sebesar 53.33% mengurus administrasi
dengan kategori level berupa kartu tanda
rata-rata. Itu artinya penduduk. Persentase
pegawai kecamatan masih yang didapat adalah
kurang responsif dalam sebesar 93.33% dengan
melayani masyarakat kategori level sangat baik.
yang mengurus
administrasi berupa kartu
tanda penduduk.
Daya Tanggap Kurang tanggap dalam Adanya daya tanggap
menanggapi aspirasi yang baik terhadap
masyarakat seperti aspirasi masyarakat
peningkatan sarana seperti peningkatan sarana
perekonomian yang perekonomian, contohnya
masih sangat minim, di Desa bunglai yang
contohnya di Desa meningkat jadi 4 sarana
Bunglai yang hanya perekonomian dengan
mempunyai 2 sarana persentase penilaian hasil
perekonomian saja. Hal wawancara sebesar
ini dibuktikan dengan 86.67% dengan level
perolehan persentase sangat baik, artinya daya
sebesar 13.33% yang tanggap petugas
masih pada level sangat kecamatan sangat baik
buruk. setelah adanya pemekaran
kecamatan.
99

2. Responbilitas
Pemenuhan Masyarakat sulit untuk Prosedur pelayanan tidak
Persyaratan memenuhi persyaratan rumit sehingga
Administrasi administrasi karena memudahkan masyarakat
prosedur pelayanan yang memenuhi persyaratan
agak ribet dan berbelit- administrasi seperti saat
belit seperti saat mengurus akte kelahiran
mengurus akte kelahiran. dengan persentase yang
Hal ini didukung dengan didapat sebesar 93.33%
persentase perolehan nilai dengan kategori level
sebesar 26.67% dengan sangat baik.
kategori level buruk.
Nomor Antrian Tidak ada penggunaan Adanya penggunaan
nomor antrian saat nomor antrian jika kantor
mengurus administrasi kecamatan sedang ramai
seperti kartu keluarga, atau banyak yang
kartu tanda penduduk, mengurus administrasi
serta aktek kelahiran. seperti kartu keluarga,
Persentase yang didapat kartu tanda penduduk,
adalah sebesar 33.33% serta aktek kelahiran
dan dalam kategori buruk. dengan persentase yang
didapat sebesar 66.67%
dan dalam kategori level
baik, artinya penggunaan
nomor antrian belum
terlalu efektif.
Kerapian dan Kerapian dan Kerapian dan
Keseragaman keseragaman pegawai keseragaman pegawai
dalam memberikan kecamatan dalam
pelayanan masih memberikan pelayanan
dianggap belum baik, kepada masyarakat sudah
karena masih ada rapi dan menggunakan
beberapa pegawai yang seragam pegawai yang
kadang tidak memakai telah ditetapkan oleh
seragam pegawai. Hal in pemerintah. Perolehan
didukung dengan pernilai nilai persentase yang
hasil wawancara sebesar didapat adalah sebesar
53.33% yang berarti 80% yang berarti sudah
masih dalam kategori berada pada level sangat
rata-rata. baik.
100

Kepedulian Kurang peduli terhadap Sangat peduli terhadap


masyarakat yang masih masyarakat yang masih
merasa bingung dalam merasa kebingungan
mengurus administrasi dalam mengurus
seperti Akte Kelahiran, administrasi seperti Akte
dan agak lama proses Kelahiran, dan waktu
dalam mengurusnya. Hal yang diperlukan tidak
ini serupa dengan telalu lama. Hal ini serupa
persentase nilai yang dengan persentase nilai
diperoleh untuk aspek yang diperoleh untuk
kepedulian sebelum aspek kepedulian sebelum
pemekaran kecamatan, pemekaran kecamatan,
yaitu sebesar 26.67% yaitu sebesar 73.33%
dengan kategori level dengan kategori level
buruk. baik.
Waktu Waktu yang diperlukan Waktu untuk mengurus
untuk mengurus administrasi sudah jauh
administrasi cukup lama lebih cepat dan tepat
dan sering ada waktu tanpa adanya
pengunduran waktu pengunduran, misalnya
pelayanan, misalnya waktu yang diperlukan
waktu yang diperlukan untuk mengurus Akte
untuk mengurus Akte Kelahiran bisa selesai
Kelahiran bisa sampai 1 dalam 3 sampai 4 minggu.
bulan lebih. Hal ini Hal ini dibuktikan dengan
dibuktikan dengan perolehan persentase
perolehan persentase sebesar 93.33% yang
sebesar 6.67% yang berarti berapda pada level
masih pada level sangat sangat baik.
sangat buruk.
3. Akuntabilitas
Prosedur Prosedur pelayanan Prosedur pelayanan
Pelayanan mudah dipahami namun mudah dipahami dan
sulit untuk dilaksanakan dilaksanakan dengan
karena masih rumit harus persyaratan yang
bolak balik antara kantor sederhana, jaraknya juga
kecamatan ke kantor desa jadi lebih dekat, sekitar 1
yang jaraknya sangat sampai 2 km. Hal ini
jauh, berkisar antara 5 dibuktikan dengan
sampai 10 km. Hal ini perolehan persentase
101

dibuktikan dengan sebesar 93.33% yang


perolehan persentase masih pada level sangat
sebesar 46.67% yang baik.
masih pada level sangat
rata-rata.
Biaya Persentase penilaian hasil Persentase penilaian hasil
wawancara yang didapat wawancara yang didapat
adalah sebesar 60% adalah sebesar 93.33%
dengan kategori level dengan kategori level St
baik. Sudah sesuai Bagik Sudah sesuai
dengan tarif biaya dengan tarif biaya
semestinya, berkisar semestinya, berkisar
antara Rp5.000 sampai antara Rp5.000 sampai
dengan Rp20.000 hanya dengan Rp20.000 dan
saja waktu yang waktu pelayanan juga
diperlukan agak lama. relatif lebih singkat.
Persyaratan Pesyaratan teknis dan Kejelasan persyaratan
teknis dan administrasi masih terlalu teknis dan administrasi
administrasi rumit dalam hal sudah sangat jelas dan
mengurus surat pindah. baik dalam hal mengurus
Hal ini dibuktikan dengan surat pindah. Hal ini
perolehan persentase dibuktikan dengan
sebesar 40% yang masih perolehan persentase
pada level sangat rata- sebesar 93.33% yang
rata. berarti sudah berada pada
kategori sangat baik.
Keadilan Persentase penilaian hasil Persentase penilaian hasil
Pelayanan wawancara yang didapat wawancara yang didapat
adalah sebesar 40% adalah sebesar 93.33%
dengan kategori level dengan kategori level
rata-rata. Kurang adil sangat baik. Sudah cukup
dalam memberikan adil, tidak ada yang
pelayanan contohnya dibeda-bedakan dalam
seperti mendahulukan mengurus administrasi
masyarakat yang berupa kartu keluarga
mempunyai jabatan maupun kartu tanda
dalam mengurus penduduk..
administrasi berupa kartu
keluarga maupun kartu
tanda penduduk.
102

Persyaratan Penjelasan administrasi Penjelasan administrasi


Jenis Pelayanan diberitahukan saat bisa dengan mudah dilihat
mengurus administrasi di papan informasi jadi
jadi kadang ada syarat sudah jelas dan pasti saat
yang kurang terpenuhi akan mengurus akte
seperti dalam mengurus kelahiran misalnya. Hal
akte kelahiran yang butuh ini dibuktikan dengan
beberapa syarat. Hal ini persentase hasil penilaian
dibuktikan dengan wawancara sebesar
persentase hasil penilaian 93.33% yang termasuk
wawancara sebesar dalam kategori sangat
53.33% yang termasuk buruk.
dalam kategori rata-rata.
Sarana dan
4.
Prasarana
Sarana Sosial Sudah baik hanya saja Sudah sangat baik, adanya
dan Budaya fasilitas di sekolah-
bantuan dari pemerintah ,
sekolah masih jauh
seperti sekolah-sekolah
tertinggal seperti kursi yang sudah menerima
dan meja yang sudah banyak bantuan seperti
tidak layak lagi. Hal inikursi dan meja yang baru.
dibuktikan denganHal ini dibuktikan dengan
persentase hasil penilaian
persentase hasil penilaian
wawancara sebesar
wawancara sebesar
53.33% yang termasuk 73.33% yang termasuk
dalam kategori rata-rata.dalam kategori baik.
Sarana Sudah ada sarana
Adanya penambahan
Perekonomian perekonomian tapi belum sarana perekonomian
terlalu banyak, cuma ada yang sangat membantu
sekitar 2 sampai 3 saranamasyarakat, ada sekitar 4
perekonomian untuk satu sampai 6 sarana
desa. Hal ini dibuktikan perekonomian untuk satu
dengan persentase hasil desa. Hal ini dibuktikan
penilaian wawancaradengan persentase hasil
sebesar 20% yang
penilaian wawancara
termasuk dalam kategori sebesar 66.67% yang
rata-rata. termasuk dalam kategori
baik.
Fasilitas Kantor Dikantor desa masih Adanya bantuan fasilitas
Desa kurang dalam hal terhadap kantor-kantor
103

fasilitas, jadi masyarakat desa jadi masyarakat


belum bisa terbantu sudah sangat puas, seperti
dengan maksimal, bantuan komputer yang
contohnya belum ada dapat membantu proses
komputer yang dapat administrasi. Hal ini
membantu proses dibuktikan dengan
administrasi. Hal ini persentase hasil penilaian
didukung dengan wawancara sebesar
persentase hasil penilaian 73.33% yang termasuk
wawancara sebesar 40% dalam kategori baik.
yang termasuk dalam
kategori buruk.
Fasilitas Kantor Fasilitas yang ada di Fasilitas dikantor
Kecamatan kantor kecamatan sudah kecamatan belum cukup
lumayan baik dan lengkap seperti belum
memuaskan masyarakat, adanya kursi tempat
misalnya kursi tempat menunggu dan lain
menunggu. Hal ini sebagainya. Hal ini
dibuktikan dengan dibuktikan dengan
persentase hasil penilaian persentase hasil penilaian
wawancara sebesar 80% wawancara sebesar 40%
yang termasuk dalam yang termasuk dalam
kategori sangat baik. kategori buruk.
Kondisi Kantor Kondisi kantor sudah Kondisi kantor sudah
Kecamatan sangat baik, bersih dan baik, tapi masih kurang
rapi dalam hal keindahan dalam hal penghijauan
sehingga membuat yang membuat
masyrakat yang mengurus ketidaknyamanan saat
administrasi merasa masyarakat mengurus
nyaman. Hal ini administrasi. Hal ini
dibuktikan dengan dibuktikan dengan
persentase hasil penilaian persentase hasil penilaian
wawancara sebesar 60% wawancara sebesar 2.67%
yang termasuk dalam yang termasuk dalam
kategori baik. kategori sangat buruk.

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, berikut akan dijelaskan bagaimana perbedaan

pelayanan publik baik sebelum maupun sesudah pemekaran kecamatan. Sebelum


104

dimekarkan menjadi 2 kecamatan, proses penyelenggaraan pelayanan publik di

kecamatan belum maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat hal

ini dikarenakan jumlah masyarakat dan aparatur yang tidak seimbang, dan luas

wilayah yang terlalu besar dapat menjadi kendala terhadap proses penyelenggaran

pelayanan publik. Hal ini dapat dipastikan bahwa kualitas pelayanan yang

diberikan pemerintah atau pihak kecamatan lebih baik dibandingkan dengan

sebelum dilakukan pemekaran kecamatan.

Seperti yang diketahui, bahwa salah satu alasan ataupun tujuan adanya

pemekaran kecamatan ini adalah sebagai solusi atas permasalahan yang terjadi di

masyarakat yakni kuatnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

publik yang lebih baik dari pemerintah kecamatan yang baru. Masyarakat merasa

pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kecamatan sebelum dimekarkan sudah

tidak efektif lagi. Karena wilayah pemerintahanya yang sangat luas, aparat

kecamatan sebelumnya menjadi kurang fokus memberikan pelayanan sehingga

ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan menjadi terabaikan dan tujuan

kecamatan untuk memberikan pelayanan dengan baik tidak dapat tercapai.

Apabila dilihat dari indikator yang digunakan untuk menilai efektifitas

pelayanan publik yang meliputi responsivitas, responbilitas, akuntabilitas, dan

sarana prasarana, maka efektifitas pelayanan publik di Kecamatan Kedaton

Peninjauan Raya sudah termasuk baik. Hal ini terbukti dari hasil wawancara

dengan para informan yang menunjukan bahwa kepuasan masyarakat terhadap

pelayanan publik yang diberikan oleh pihak kecamatan sudah jauh lebih baik

dibandingkan dengan sebelum dimekarkan.


105

Selain itu, kondisi geografis semakin menjadikan tipisnya jarak antara

pusat pelayanan dan masyarakat dapat terwujud sesuai dengan esensi dari

pelayanan publik itu sendiri yang senantiasa harus mengakar dalam masyarakat.

Kondisi inilah yang menyebabkan kedekatan secara sosiologis dan psikologis

antara aparatur dan masyarakat sehingga penyakit birokrasi yang mampu

menghambat proses pelayanan publik dapat di kurangi.

Dilihat dari kemampuan pelayanan yang diberikan oleh pihak

pemerintahan kecamatan dalam menyesuaikan kondisi yang ada pada saat itu juga

tergolong memuaskan, artinya pihak pihak kecamatan sudah bisa bertindak

memberikan pelayanan yang sesuai dengan norma-norma atau peraturan yang ada.

Proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah

diketahui dan dipahami oleh masyarakat baik diminta maupun tidak diminta.

Keinginan masyarakat adalah dilayani dengan jujur. Oleh karena itu aparatur yang

bertugas harus memberikan penjelasan dengan sejujur-jujurnya, apa adanya dalam

peraturan atau norma-norma, jangan menakut nakuti, jangan merasa berjasa dalam

memberikan pelayanan agar tidak timbul keinginan untuk mengharapkan imbalan

dari masyarakat. Diharapkan bagi para aparat memerintah khususnya Kecamatan

Kedaton Peninjauan Raya untuk dapat lebih meningkatkan keramahan dan

kualitas dalam melayani masyarakat dalam berbagai kepengurusan, sehingga bisa

terjalin hubungan yang baik antara aparat pelaksana pelayanan publik dengan

masyarakat yang melakukan pengurusan pelayanan administrasi kependudukan.

Rincian tarif/biaya yang diberikan oleh pihak pemerintahan kecamatan

kepada masyarakat yang ingin berurusan jelas besar biayanya dan


106

diperuntukkannya untuk apa. Bahkan masyarakat tidak dikenankan biaya untuk

mengurus surat-surat keterangan tertentu seperti surat pindah penduduk,

keterangan kematian, dll. Masalah penguluran waktu dalam tugas pelayanan

publik pun hampir tidak pernah dilakukan oleh pihak kecamatan dan juga sikap

mereka dalam memberikan pelayanan dirasakan sopan dan ramah oleh

masyarakat. Hal ini menunjukan bahwasanya pihak pemerintah kecamatan sudah

memposisikan diri sebagai seorang public server (pelayana rakyat). Kondisi

seperti inilah yang memang diharapkan dari seorang birokrat.

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang ada di Kecamatan

Kedaton Peninjauan Raya sudah cukup memadai oleh penyelenggaran pelayanan

publik antara lain seperti sarana sosial dan budaya yang terdapat di Kecamatan

Kedaton Peninjauan Raya yang sudah tefasilitasi dengan baik, sarana

perekonomian yang baik dan memuaskan bagi masyarakat, fasilitas yang terdapat

di setiap kantor desa, dan fasilitas yang ada di ruang pelayanan kantor kecamatan

seperti kursi tempat menunggu, serta kondisi kantor kecamatan diruang pelayanan

umum seperti kebersihan dan keindahan. Namun dari segi kebersihan dan

keindahan, kantor Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya masih perlu diperhatikan

lagi. Dari hasil pengamatan di kantor kecamatan peneliti melihat bahwa akses

jalan dari jalan raya menuju kantor kecamatan belum dikategorikan baik karena

jalan tersebut masih berupa jalan tanah belum diadakannya pembangunan jalan,

oleh karena itu pada saat musim hujan jalan becek dan sulit untuk dilalui. Dalam

hal kebersihan dan keindahan, menurut peneliti kantor kecamatan masih kurang

baik, contohnya taman yang terdapat di kantor kecamatan belum dibangun dengan
107

baik karena kurangnya perawatan yang membuat nilai keindahan menjadi titik

lemah dari kantor kecamatan.

Persyaratan pelayanan umum sebaiknya tidak dibatasi pada hal-hal yang

langsung berkaitan dengan pencapaian sasaran pelayanan karena tetap belum

memperhatikan antara persyaratan dengan produk pelayanan umum yang

diberikan, masih ditemukan adanya pengulangan pemenuhan kelengkapan

persyaratan dalam hal proses pelayanannya mempersyaratkan kelengkapan

persyaratan dari satuan kerja / instansi pemerintah lain yang berkaitan. Kondisi ini

membuat masyarakat menganggap bahwa aparat berbelit-belit dan sering tidak

sopan karena membuat masyarakat harus bolak-balik untuk melengkapi

berkasnya.

Diharapkan aparat pemerintah dapat lebih konsisten melaksanakan

pelayanan dengan tidak membeda-bedakan masyarakat yang dilayani sehingga

masyarakat merasa puas dengan pelayanan publik yang diterima. Diharapkan

adanya suatu standar layanan yang ditetapkan oleh pemerintah yang mengatur

tentang keramahan dan kesopanan para aparat selama melayani masyarakat yang

membutuhkan pelayanan publik.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dianalisi pada bab IV, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemekaran wilayah kecamatan membawa dampak positif bagi kualitas

pelayanan publik di Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya baik dari indokator

responsivitas, responbilitas, maupun dari indikator akuntabilitas. Seperti

dalam hal melakukan pelayanan pengurusan administrasi, analisis data yang

didapat dari hasil wawancara dan observasi menunjukan bahwa adanya

peningkatan kualitas dari segi ketepatan waktu, prosedur yang jelas serta

sosialisasi kebijakan dan keamanan dalam aspek pelayanan publik. Hal

tersebut dikarenakan adanya pemekaran menjadikan jarak baik secara

geografis, sosiologis dan psikologis antara aparatur dan masyarakat yang

semula jauh kini menjadi lebih erat.

2. Perbedaan kualitas pelayanan publik juga dapat dilihat dari kondisi

masyarakat Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya yang masih

mengedepankan nilai-nilai kekerabatan dalam filosofi pelayanan publik serta

mendepankan kearifan local dalam spirit pelayanan publiknya, terlebih lagi

dengan adanya pemekaran kecamatan menjadikan rasio perbandingan

aparatur dan masyarakat yang harus dilayani menjadi lebih seimbang.


109

3. Dari segi ketepatan waktu dan disiplin kerja juga terdapat perbedaan yang

sangat signifikan, misalnya saja dari kendala utama persoalan waktu sebelum

terjadi pemekaran lebih mengarah kepada hal-hal yang berbau geografis

dimana keadaan alam serta ruang jarak yang terlampau renggang dapat

dipangkas oleh kebijakan pemekaran. Begitu pula dengan adanya sosialisasi

dan informasi tentang prosedur pelayanan menjadi lebih mudah untuk di

akses.

4. Dari hasil analisis yang penulis dapatkan bahwa pada indikator sarana dan

prasarana masih dirasa sama oleh masyarakat. Masyarakat menggangap

bahwa kondisi kantor kecamatan yang lama lebih nyaman daripada kantor

kecamatan yang sekarang, serupa dengan hasil pengamatan penulis bahwa

terlihat dari tidak adanya sisi keindahan dari kantor kecamatan seperti akses

jalan dari jalan raya menuju kantor kecamatan belum dikategorikan baik

karena jalan tersebut masih berupa jalan tanah belum diadakannya

pembangunan jalan, oleh karena itu pada saat musim hujan jalan becek dan

sulit untuk dilalui. Dalam hal kebersihan dan keindahan, menurut peneliti

kantor kecamatan masih kurang baik, contohnya taman yang terdapat di

kantor kecamatan belum dibangun dengan baik karena kurangnya perawatan

yang membuat nilai keindahan menjadi titik lemah dari kantor kecamatan.
110

1.2 Saran

1. Perlu diadakan upaya mandiri bagi masyarakatnya untuk mengusahakan

infrastruktur kecamatan sebagai pesan kesiapan partisipasi masyarakat dalam

menyongsong pembangunan.

2. Perlu adanya usaha keras dari pemerintah desa dalam mengawal hingga

tingkat kabupaten dalam merealisasikan pengadaan infrastruktur yang tidak

mampu di upayakan secara mandiri oleh masyarakat desa.

3. Pemerintah kecamatan hendaknya mampu menggali potensi desa agar kiranya

menjadi ciri khas tersendiri sehingga ada perhatian lebih dari pemerintah

kabupaten.

4. Membina dan meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam usaha untuk

menunjukan kecamatan yang baru saja dibentuk yang dapat menimbulkan

rasa kecintaan terhadap wilayah tempat tinggalnya, sehingga kecamatan yang

baru dibentuk dapat mengejar ketertinggalannya dari kecamatan induk.

5. Di bandingkan sebelum pemekaran memang terjadi peningkatan kualitas

pelayanan publik namun hal tersebut hendaknya tidak menjadikan pemerintah

kecamatan cepat berpuas diri. Perlu adanya penambahan prasarana publik

dalam mencapai rasio keseimbangan antara masyarakat dan sarana serta

prasarana pelayanan publik.


DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Arikunto, Suharsimi. (2013). Manajemen penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Budiardjo, Miriam. (2008).Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta: Gramedia.

Direktorat Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. (2015)


Kepemimpinan Desa, Jakarta:Kementrian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transsmigrasi Republik Indonesia.

Dwiyanto, Agus. (2014) Mewujudkan good governonce melalui pelayanan publik.


Yogyakarta:Gadjah Mada University.

Marliani. (2010). Ilmu Psikologi Sosial. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Martono, Nanang. (2012). Metode penelitian kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

David Matsumoto. (2008). Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Moenir, H. (2010). Manajemen pelayanan umum di Indonesia. Jakarta: Bumi


Aksara.

Ndraha, Taliziduhu. (2003). Ilmu Pemerintahan Baru 1 dan 2. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Prasetyo, Bambang., Jannah, Lina Miftahul. (2014). Metode penelitian kuantitatif: Teori
dan aplikasi. Depok: PT. Rajagrafindo.

Setyawan, Dharma. 2004. Otonomi daerah dalam persfektif lingkungan nilai dan
sumberdaya. Jakarta: Sapdodadi.

Rahmat, Djalaludin. (2009). Teori dan Praktek Kepemimpinan, Jakarta: PT.


TIneka Cipta.

Raho, Bernard. (2007). Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi Pustaka


Publisher.

Romli, Lili. (2007). Potret otonomi daerah dan wakil rakyat di tingkat lokal.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
112

Sedarmayanti. (2009). Sumber daya manusia dan produktivitas kerja. Bandung:


CV Mandar Maju.

Siagian, S. P. (2000). Organisasi, kepemimpinan dan perilaku administrasi.


Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan


R&D). Bandung: Alfabeta.

Thoha, Miftah. (2007). Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Wahyudi, dkk. (2008). Etnis pakpak dalam pemekaran wilayah. Sidakalang:


Yayasan Sada Ahmo.

Walgito, Bimo. (2003). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Penerbit


Andi.

Widayatun. (2009). Psikologi Sosial. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widjaja, P. D. (2011). Otonomi daerah dan daerah otonom. Jakarta: PT.


Rajagrafindo Persada.

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah :

KepMenPAN No. 25 Tahun 2004. Indeks Kepuasan Masyarakat.

KepMenPAN No. 81 Tahun 1995. Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum

KepMenPAN No.63 Tahun 2003.Pedoman Umum Pelayanan Publik

Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2001

Peraturan Pemerintah Nomo 72 Pasal 25 tentang Kedudukan Sekretaris Desa

Peraturan Pemerintah Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Desa.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2005 tentang tentang Pemerintah daerah,


113

PP No. 129 Tahun 2000. Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran,


Penghapusan dan Penggabungan Daerah

PP No. 19 Tahun 2008. Peraturan Pemerintah Tentang Kecamatan.

PP No. 9 tahun 2015. Pemerintah Daerah. Bab 1 Ketentuan Umum

Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Desa.

Online/Website:

Wikipedia, Badan Permusyawaratan Desa. id.wikipedia.org/wiki/BPD/6-01-2005/17

Wikipedia, Kepala Desa, https://id.wikipedia.org/wiki/Kepala_desa

Wikipedia. Kecamatan. www.wikipedia.org.id/ 8 Februari 2009/2017

Anda mungkin juga menyukai