Anda di halaman 1dari 7

Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa yang mengandung gugusan karboksil,

suatu istilah yang berasal dari karbonil dan hidroksil. Gugusan yang terikat pada gugusan
karboksil dalam asam karboksilat bisa gugus apa saja, bahkan bisa gugus karboksil lain.

Dalam asam karboksilat gugus -COOH terikat pada gugus alkil (-R) atau gugus aril
(-Ar). Meskipun yang mengikat gugus COOH daspat berupa gugus alifatik atau aromatic,
jenuh atau tidak jenuh, tersubstitusi atau tidak tersubstitusi sifat yang diperlihatkan oleh
gugus COOH tersebut pada dasarnya sama. Di samping terdapat asam yang mengandung
satu gugus karboksil (asam monokarboksilat), diketahui juga terdapat asam yang memiliki
dua gugus karboksil (asam dikarboksilat) dan tiga buah gugus karboksil (asam trikarboksilat).
Perbedaan banyaknya gugus COOH ini tidak mengakibatkan perubahan sifat kimia yang
mendasar.

A. STRUKTUR DAN IKATAN DALAM ASAM KARBOKSILAT


Atom karbon karbonil dalam gugusan karboksil adalah sp 2 hibrida. Setiap
atom oksigen mempunyai dua pasang elektron sunyi. Atom-atom oksigen ini
bersifat elektonegatif dibandingkan karbonil-karbonil dan hidrogen hidroksil. Jadi,
gugusan karboksil polar.
Karena polaritas dari ikatan O-H dan karena ion karboksilat (RCO 2-) adalah
resonansi stabil, asam karboksilat dapat kehilangan proton menjadi basa kuat atau
basa agak kuat.
B. SIFAT-SIFAT FISIK DARI ASAM KARBOKSILAT
Suatu molekul asam karboksilat mengandung gugusan OH dan dengan
sendirinya dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Karena adanya ikatan
hidrogen, maka asam karboksilat yang mengandung satu sampai empat atom
karbon dapat bercampur dengan air. Asam karboksilat yang mempunyai atom
karbon lebih banyak kebanyakan larut sebagian.
Asam karboksilat juga membentuk ikatan hidrogen dengan molekul asam
karboksliat lainya dimana terjadi dua ikatan hidrogen antara dua gugusan
karboksil. Dalam larutan yang yang tidak mempunyai ikatan hidrogen, sam
karboksilat berada sebagai sepasang molekul yang bergabung, disebut dimer.

Rumus Nama IUPAC TI (C) Td (C)


H CO2H Metanoat 8 101
CH3CO2H Etanoat 17 118
CH3 CH2 CO2H Popanoat -22 141
CH3CH2 CH2CO2H Butanoat -5 163
CH3(CH2)3CO2H Pentanoat -34 187

Data Spektroskopi untuk asam karboksilat

a. Spektra Inframerah
Karena adanya ikatan hydrogen dan bentuk dimer, serapan yang paling
menonjol adalah dari O-H yang sangat lebar dan besar mulai dari 3300 /cm
merambat ke daerah HC alifatik . Lebarnya pita OH sering kali mengaburkan
adanya serapan CH aromatik dan alifatik, maupun serapan OH dan NH lainnya .
Serapan karbonil antara 1700 1725 /cm dengan intensitas cukup kuat . Daerah
sidik jari ditunjukkan oleh vibrasi ulur C O sekitar 1250 / cm dan vibrasi tekuk O
H sekitar 1400 dan 920 /cm
b. Spektrum NMR
Serapan proton asam dari asam karboksilat berupa singlet jauh dibawah
medan . Proton C alfa hanya sedikit sekali dipengaruhi serapan C O . Tak
terdapat pola penguraian yang khas kelompok asam karboksilat karena protonnya
tidak mempunyai tetangga lainnya .
C. NOMENKLATUR DARI ASAM KARBOKSILAT
Nama IUPAC dari asam karboksilat sederhan diambil dari nama asal alkana
dengan akhiran ana diganti menjadi asam anoat. Karbon karboksilnya adalam
karbon 1, seperti karbon karbonil pada aldehid.
Asam karboksilat rumus-berat-rendah biasanya dihungkan oleh nama
trivialnya, yang sering berasal dari sumber asam atau bau. Nama asam formiat
berasal dari bahasa latin untuk semut (formica). Pada suatu waktu asam ini dibuat
dari destilasi semut merah. Nama asam aetat berasal dari bahasa latin
asetumVinegar. Cuka adalah larutan 5-6 % asam asetat dalam air. Asam butirat adalah bahan
utama untuk memberi bau pada mentega tengik. Asam valerat diambil dari bahasa latin yang
berarti menjadi kuat. Bukan karena asam kuat melainkan mempunyai bau yang sangat kuat.

Jumlah atom rumus Nama asal


karbon
1 H CO2H Formiat Semut
2 CH3CO2H Asetat Cuka
3 CH3 CH2 CO2H Propinoat Susu, mentega,
dan keju
4 CH3CH2 CH2CO2H Butirat Metega
5 CH3(CH2)3CO2H valerat Akar valerian
6 CH3(CH2)4CO2H Kaproat Kambing
7 CH3(CH2)5CO2H Enanthat Bunga vine
8 CH3(CH2)6CO2H Kaprilat Kambing
9 CH3(CH2)7CO2H Pelargonat Pelargonium
roseum
10 CH3(CH2)8CO2H kaprat Kambing
Seperti pada nama aldehid, awalan kata yunani dapat dipakai untuk
menunjukan posisi substituent dalam hubungannya dengan gugusan karbonil.
Awalan yunani ini hanya dipakai pada nama trivial; dalam sistem IUPAC dipakai
angka-angka.
Apabila suatu gugusan karboksil terikat pada cincin karbon, bagian siklik
dari molekulnya diberi nama dan akhiran asam karboksilat ditambahkan. Asam
benzoate tersubstitusi diberi nama seperti benzena tersubstitusi, dengan asam
benzoate sebagai nama asal. Substitusi yang kedua bisa orto, meta, atau para
terhadap gugusan karboksil. Apabila cincin mengandung lebih dari dua substituen,
angka harus dipakai.
Suatu asam bermartabat dua diberi nama sebagai suatu asam anadinoat
dalam sistem IUPAC. Nama trivial dari asam-asam ini lebih sering digunakan
daripada nama IUPAC.

rumus Nama iupac Nama trivial

HO2C CO2H Ethanadioat Oksalat


HO2CCH2CO2H Propanadioat Malonat
HO2C(CH2)2CO2H Butanadioat Suksinat
HO2C(CH2)3CO2H Pentanadioat Glutarat
HO2C(CH2)4CO2H Heksanadioat Adipat
HO2C(CH2)5CO2H heptanadioat pimalat
D. BEBERAPA ASAM KARBOKSILAT PENTING
Asam asetat (CH3CO2H) sejauh ini merupakan asam karboksilat yang palilng
penting di perdagangan, industi, dan laboratorium. Bentuk murninya disebut asam
asetat glacial karena senyawa ini menjadi padat seperti es bila didinginkan. Asam
asetat glacial tidak berwarna, cairan mudah terbakar (titik leleh 17C, titik leleh
118C) dengan bau pedas menggigit. Dapat bercampur dengan air dan dengan
banyak pelarut organik. Dalam bentuk cair dan uap, asam asetat glaasial sangat
korosif terhadap kulit dan jaringan lain.
Asam asetat glacial komersial dibuat dengan mereaksikan methanol dan
karbon monoksida atau oksida etilen. Bahan asal dari reaksi ini disintesa dari gas
alam, minyak bumi, atau batubara.
Asam asetat dipakai dalam sintesa hasil industi, termasuk serat dan platik.
Juga dipakai sebagai pelarut dan seebagai pereaksi untuk sintesa dalam
laboratorium.
Cuka, larutan 3-6% asam asetat dalam air, dibuat melalui peragian dari
sari buah apel sari buah lain, atau anggur atau dari pengeceran asam asetat
sintesis.
Asam oksalat (HO2C CO2H) zat padat yang korosif dan beracun . terdapat
dalam jumlah sedikit dalam banyak tanaman, seperti oksalis dan bayam. Asam
oksalat dipakai sebagai penghilang karat dan sebagai pereaksi dalam pembuatan
zat warna.
(+)-asam tartrat zat padat yang larut dalam air yang ada dalam buah-
buahan. Dalam perdagangan, digunakan sebagai hasil samping dari pembuatan
anggur.
Asam tartat dipakai juga untuk mengasamkan minuman, permen, dan
makanan lain. Juga dipakai dalam fotografi keramik, menyamak, dan dalam proses
produksi. Kalium hidrogen tartrat dipaki terutama sebagai pupk pembuat kue.

E. PEMBUATAN ASAM KARBOKSILAT


I. Hidrolisa dari asam karboksilat
Hidrolisa berarti pemecahan suatu molekul oleh air. Suatu senyawa
yang menghasilkan asam karbokslilat apabila dihidrolisa oleh air disebut turunan
asam karboksilat.
Gugusan karbonil dari turunan asam karboksilat (kecuali nitril)
mempunyai dua ikatan. Satu dari ikatan ini ialah pada hidroogen, gugusan alkil
atau aril. Ikatan lainya ke atom yang elektronegatif: X,O, atau N.
Apabila turunan tersebut dipanaskan dalam larutan asam atau basa, maka
atom yang elektronegatif dapat pecah dari atom karbonilnya. Bila pemecahan
dilakukan dalam larutan asam, bagian karbonil dari turunan asam diubah menjadi
suatu asam karboksilat. Bila reaksi dilakukan dalam larutan basa maka bagian
karbonil membentuk ion karbokslilat. Ion karboksilat ini berubah menjadi asam
karboksilat dengan jalan mengasamkan.
II. Oksidasi alkohol primer dan aldehid
Oksidator kuat seperti kromoksida (CrO3) atau kalium permagnat (KMnO4)
mengubah alkohol primer menjadi asam karboksilat dalam suasana asam atau
menjadi karboksilat dalam suasana basa. Oksidasi dari aldehid dengan oksidator
kuat atau lemah juga menghasilkan asam karboksilat atau karboksilat.
III. Oksidasi alkena
Oksidasi alkena yang mengandung satu atom hidrogen pada satu dari atom
karbon yang mempunyai ikatan rangkap (=CH R) dengan oksidator kuat
menghasilkan asam karboksilat.
IV. Oksidasi senyawa alkil aromatik
Asam karboksilat aromatik dapat dibuat melalui oksidasi dari alkil
benzena. Cincin aromatik, seperti benzena atau cincin piridin, tanpa cincin
samping alkil tidak mudah dioksidasi.
V. Reaksi Grignard
Karbon negatif dari pereaksi Grignard (RMgX) dapat masuk ke karbon
positif. Dari gugusan karbonil. Karbon dioksida mempunyai gugusan karbonil dan
seperti senyawa karbonil lainnya, atom karbonnya dapat dimasuki oleh pereaksi
Grignard. Hasil tambahan adalah magnesium karboksilat, yang mengendap dari
campuran dan tidak akan bereaksi lagi. Campuran diasamkan menghasilkan asam
karboksilat.lebih menyenagkan bila, dipakai es kering (CO 2 padat) daripada gas
karbondioksida sebagai pereaksi.
F. KEASAMAN DARI ASAM KARBOKSILAT
I. Pengukuarn kekuatan asam
Dalam air asam karboksilat berada pada kesetimbangan dengan ion
karboksilat dan ion hidronium. Satu ukuran dari kekuatan asam ialah besarnya
ionisasi daslam air. Lebih besar jumlah ionisasi, lebih kuat asamnya. Asam
karboksilat umumnya asam yang lebih lemah daripada H 3O+; daslam larutan air,
kebanyakan molekul asam karboksilat tidak terionisasi.
Kekuatan asam dinyatakan sebagai konstanta asam Ka, konstanta
kesetimbangan ionisasi dalam air.
Ka= RCO2-H3O+RCO2H
Dimana : [RCO2H] = molaritas dari RCO2H
[RCO2] = molaritas dari RCO2-
[H3O+] atau [H+] = molaritas H3O+ atau H+
Harga Ka yang lebih besar berarti asam tersebut lebih kuat sebab
konsentrasi dari RCO2- dan H+ lebih besar. Untuk mempermudah maka harga pKa=
adalah pangkat megatifdari pangkat dalam Ka. Apabila Ka bertambah, pKa
berkurang; oleh sebab itu makin kecil pKa berarti makin kuat asamnya.
II. Resonansi dan kekuatan asam
Sebab utama asam karboksilat bersifat asam adalah resonansi stabil dari
ion karboksilat. Kedua struktur dari ion karboksilat adalah ekivalen; muatan
negatif dipakai sam oleh kedua atom oksigen.
Delokalisasi dari muatan negatif ini menjelaskan mengapa asam
karboksilat lebih asam daripada fenol. Walaupun ion fenoksida merupakan
resonansi stabil kontribusi utama struktur resonansi mempunyai muatan negatif
berada pada satu atom.
III. Efek induksi dan kekuatan asam
Factor lain disamping resonansi stabil dari ion karboksilat mempengaruhi
keasaman dari senyawa. Delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif ion karboksilat
menstabilkan anion, relative terhadap asamnya. Penambahan kestabilan dari anion
menyebabkan bertambahnya keasaman dari suatu asam. Misalnya, khlor
elektronegatif. Dalam asam khloroasetat, khlor menarik keerapatan elektron dari
elektron dari gugusan karboksil ke dirinya. Penarikan elektron ini menyebabkan
delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif, jadi menstabilkan anion dan
menambah kekuatan asam dari asamnya. Asam khloroasetat lebih kuat dari asam
asetat.
Makin besar penarikan elektron oleh efek induktif, lebih kuat asamnya.
Asam dikloroasetat mengandung dua atom khlor yang menarik elektron dan
merupakan asam yang lebih kuat dari pada asam khlorasetat. Asam trikhloroasetat
mempunyai tiga atom khlor dan lebih kuat lagi daripada asam dikhloroasetat.
IV. Garam dari asam karboksilat
Air salah satu basa telalu lmah untuk menghilangkan proton dalam jumlah
besardari kebanyakan asam karboksilat. Basa lebih kuat seperti natrium hidroksida
mengalami reaksi sempurna dengan asam karboksilat memmbentuk garam yang
disebut karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi netralisasi asam basa.
Karboksilat adalah garam berperilaku seperti garam organik; tidak berbau,
titik leleh relatif tinggi dan sering mudah larut dalam air. Karena bentuknya ion ,
maka sukar larut dalam pelarut organik. Garam natrium dari asam karboksilat
ranatai hidrokarbon panjang disebut sabun.
Karboksilat diberi nama sama seperti garam anorganik. Nama ion
karboksilat diambil dasri nama asam karboksilat asal.
Asam karboksilat bereaksi dengan natrium bikarbonat (Na +HCO3-)
menghasilkan natrium karboksilat dan asam karbonat (H 2CO3). Asam karbonat tidak
stabil dan membentuk gas karbon dioksida dan air. Alkohol dan kebanyakan fenol
tidak membentuk garam bila ditambah NaHCO3 karena mereka kurang asam
dibandingkan asam karbonat
Asam karboksilat juga bereaksi dengan ammonia dan amina menghasilkan
ammonium karboksilat. Reaksi dengan amina penting sekali dalam kimia protein
sebab molekul protein kaya akan gugusan karboksil dan gugusan amino.
Dengan mereaksikan asam karboksilat dengan asam kuat atau sedang kan
mengubah garam kembali menjadi asam karboksilat.
G. REAKSI LAIN DARI ASAM KARBOKSILAT
I. Reduksi
asam karboksilat tidak diredusi oleh hidrogenisasi katalitik. Gugusan tak
jenuh lainnya dalam molekul dapat direduksi tanpa reduksi dari gugusan karboksil.
Asam karboksilat segera tereduksi menjadi alkohol primer, dengan reduktor sangat
reaktif lithium aluminium hidrida (Li +AlH4-). Pereaksi ini juga mereduksi gugusan
karbonil lain seperti gugusan keto tetapi biasanya tidak mereduksi ikatan rangkap
karbon-karbon.
II. Esterfikasi
Reaksi asam karboksilat dengan alkohol dan sedikit asam kuat sebagai
katalisator menghasilkan suatu ester, reaksinya dinamakan esterfikasi. Dalam
reaksi ini, gugusan hidroksil dari asam karboksilat diganti oleh gugusan alkoksil(
-OR) dari alkohol.
Reaksi esterfikasi reversible. Oleh karena itu, campuran reaksi adalh suatu
campuran kesetimbangan dari pereaksi dan hasil reaksi.

Anda mungkin juga menyukai