Latar Belakang
Latar Belakang
Perkembangan zaman membuat pesatnya teknologi yang ada di muka bumi ini menjadi
mukhtahir. Seluruh teknologi mulai dari hal terkecil hingga terbesar terus di kembangkan hingga
tercanggih. Tidak saja teknologi saja, bahan-bahan yang digunakanpun mulai dibuat agar ramah
lingkungan.
Dalam Hal konstruksi dunia teknik sipil khususnya, teknologi dan bahan-bahan
konstruksi bangunan terus di kembangkan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
nomor: 26/PRT/M/2008, bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas atau di dalam
tanah atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk
hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus. Bangunan ramah lingkungan terus di gencar-gencarkan. Bangunan
tingkat tinggipun terus menuai hasil yang sangat mengesankan. Seperti bangunan-bangunan di
dunia yang sudah mencakar langit dengan ketinggiannya contohnya bangunan Burj Khalifa yang
mencapai ketinggian 2.717 feet/kurang lebih 828 meter.
Dengan pesatnya bangunan bertingkat tinggi, angka keamanan harus perlu ditingkatkan
juga. Dalam hal ini, Khususnya kasus kebakaran yang menelan korban jiwa sudah marak
terdengar di telinga kita. Mulai kasus terjebak di bangunan bertingkat hingga meninggal karena
terlambatnya evakuasi penduduk sipil yang berada didalam bangunan. Seperti berita dari
vivanews, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran, Paimin Napitulu, mengatakan, Sepanjang tahun
ini korban jiwa akibat kebakaran sudah mencapai 20 orang dan korban luka-luka lebih dari 22
orang. Tentu saja dalam bangunan bertingkat, sudah memiliki tangga darurat untuk jalan
evakuasi darurat. Tetapi karena sifat manusia yang alamiah yakni cepat panik membuat manusia
berfikir singkat. Lamanya waktu, lebar tangga, dan volume menusia saat melewati tangga darurat
juga faktor penyebab adanya korban jiwa maupun luka-luka.
Berdasarkan pemaran dan kasus di atas, Untuk mengimbangi pesatnya pembangunan
gedung bertingkat dan mengurangi adanya kasus khususnya karena kebakaran gedung bertingkat
maka solusi yang ditawarkan adalah SERAT Bangunan (Seluncur Darurat Bangunan)
pengganti tangga darurat sebagai upaya meningkatkan efisiensi waktu evakuasi untuk
mencegah adanya korban jiwa pada kebakaran bangunan bertingkat. SERAT bangunan
adalah sebuah desain seluncur untuk evakuasi manusia. Prinsip ini sama seperti seluncur pada
kolam renang. Namun permasalahan kali ini kami mencoba menerapkan seluncur untuk jalan
evakuasi pertama pada gedung bertingkat yang sedang terbakar.
Dari
1.2 Tujuan Gagasan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari gagasan penulisan ini adalah:
1) Memberikan desain SERAT Bangunan dan gambaran tentang strategi evakuasi pertama
saat terjadinya kebakaran gedung bertingkat.
2) Dengan diimplementasikan gagasan ini, diharapkan berkurangnya korban jiwa maupun
korban luka-luka dalam evakuasi saat terjadinya kebakaran gedung bertingkat.
1.3 Manfaat Gagasan
Manfaat yang akan di peroleh jika gagasan ini dapat diimplementasikan adalah:
1) Bagi Masyarakat
Memberikan desain seluncur darurat bangunan untuk mengurangi korban jiwa dalam
evakuasi saat terjadinya kebakaran pada bangunan bertingkat
2) Bagi Kontraktor
Memberikan solusi penganti tangga darurat untuk mengurangi korban jiwa dalam
evakuasi saat terjadinya kebakaran pada bangunan bertingkat. Selain itu juga dapat
sebagai kemajuan teknologi pada konstruksi bangunan.
3) Bagi Pemerintah
Program ini dapat membantu pemerintah sebagai solusi atas kasus kebakaran bangunan
bertingkat yang menelan korban jiwa. Selain itu juga dapat sebagai bahan masukkan
untuk menetapkan peraturan pekerjaan umum.