Kelelahan Otot
Kelelahan Otot
Kelompok: E4
Tujuan Percobaan
Cara Kerja
IV. Rasa Nyeri, Perubahan Warna, dan Suhu Kulit akibat Iskemia
1. Latihan ini dilakukan pada orang percobaan lain dan tanpa pencatatan egograf
2. Pasanglah manset pada lengan atas kanan OP dan berikan pembebanan yang cukup
berat sehingga penarikan hanya akan memperlihatkan penyimpangan ujung pencatat
yang kecil saja
3. Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP
4. Dilakukan 1 tarikan tiap 1 detik sambil diadakan oklusi sehingga terjadi kelelahan
total atau sampai terjadi rasa sakit yang tak tertahan
5. Hentikan tindakan oklusi segera setelah OP merasa nyeri yang hebat sekali.
Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP
Hasil Pemeriksaan
Pembahasan
Otot adalah spesialis kontraksi pada tubuh. Otor rangka merekat ke tulang. Kontraksi
otot rangka menyebabkan tulang tempat otot tersebut melekat bergerak yang memungkinkan
tubuh melaksanakan aktifitas motorik. Kontraksi otot dapat menghasilkan yang untuk
mengatur suhu tubuh. Otot rangka juga digunkan dalam aktifitas nonhomeoostastik misalnya
mengoperasikan komputer. Otot rangka memiliki ciri ciri yang dapat dibedakan dengan otot
yang lainnya seperti serabut otot sangat panjang sampai 30cm, berbentuk silindris, dengan
lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron, setiap serabut memiliki banyak inti yang
tersusun di bagian perifer, serta kontraksinya cepat dan kuat. (anatomi dan fisiologi untuk
pemula.120)
Otot mulai berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot juga dikenal dengan nama
model pergeseran filament. Proses terjadinya kontraksi pada otot tentunya memerelukan
energy yang berasal dari ikatan Adenosi Trifosfat atau ATP. Diawal siklus kontaksi, ATP
akan berikatan dengan kepala myosin di sisi enzim yang menghidrolisasi. Kemdian enzim
tersebut akan memecah ATP menjadi ADP , Phospat dan energy. Energy inilah yang akan
mengaktivaso kepala myosin sehinga bisa mengikat aktin. Siklus ini terus berulang selama
masih ada rangsangan saraf dengan jumlah kalsium yang mencukupi. Secara lebih rinci
proses kontraksi dijelaskan sebagai berikut :
1. Potensial aksi berjalan sepanjang saraf motoric sampai ke ujung serat saraf.
2. Setap ujung serat saraf mensekresi substansi yang neurotransmitter yang bertugas
untuk meneruskan rangsangan yang dalam hal ini adalah asetilkolin atau (Ach).
3. Asetikolin bekerja untuk area setempat pada membrane serat otot yang berguna untuk
membuka saluran Ach melalui molekul protein dalam membrane serat otot.
4. Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama seperti
potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf.
5. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natriummengalir
kebagian dalam membrane serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini
menimbulkan potensial aksi serat saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, berjalan dalam
serat otot ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkolema melepas sejumlah
ion kalsium, yang disimpan dalam reticulum ke dalam myofibril.
7. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan miosin yang
menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali kedalam retikulum
sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.
Relaksasi otot terjadi ketika stimulasi syaraf berhenti mengalir ke sarkolema, dan ion kalsium
tak lagi dilepas.ion kalsium dipompa kembali ke dalam membrane reticulum sarkoplasma.
Akibatnya troposin-tropomiosin kembali menghalangi kerja filament aktin-miosin.
Pada keadaan relaksasi ujung-ujung filamen aktin berasal dari dua lempeng saling tumpang
tindih satu sama lainnya. Pada waktu yang bersamaan menjadi lebih dekat pada filament
miosin, tumpang tindih satu sama lain secara meluas. Lempeng ini ditarik oleh filamen
sampai ke ujung miosin.
Selama kontraksi kuat, filamen aktin dapat ditarik bersama-sama, begitu eratnya sehingga
ujung filamen miosin melekuk. Kontraksi otot terjadi karena mekanisme pergeseran filamen.
Kekuatan mekanisme di bentuk oleh interaksi jembatan penyebrangan dari filamen miosin
dengan filamin aktin. Bila sebuah potensial aksi berjalan ke seluruh membran serat otot akan
menyebabkan reticulum sarkoplasmik melepaskan ion kalsium dalam jumlah besar yang
dengan cepat menembus myofibril.
Kelelahan otot terjadi jika otot terus menerus mengalami kontraksi sehingga mengakibatkan
kram. Pada saat lelah, otot yang beraktifitas tidak lagi dapat merespon rangsangan dengan
derajat kontraksi yang sama. Kelelahan otot merupakan mekanisme pertahanan yang
melindungi otot dimana ATP sudah tidak dapat lagi diproduksi. Keadaan ini dapat
menyebabkan terjadinya kekakuan pada otot.
- Meningkatnya ADP dan fosfat inorganic loal dari uraian ATP yang menggangu siklus
pelepasan dan penyerapan kembali Ca2+ oleh reticulum sarkoplasma.
- Akumulasi atau menumpukan asam laktat.
- Terkurasnya energy cadangan glikogen.
- Kegagalan pasok darah untuk memasukan energy metabolism yang esensial dan
membuang sisa metabolism.
Sumber : Sherwood
Kesimpulan