Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
kimia. Stoikiometri menyangkut cara (perhitungan kimia) untuk menimbang dan menghitung
unsur-unsur. Istilah ini umumnya digunakan lebih luas, yaitu meliputi bermacam pengukuran
yang lebih luas dan meliputi perhitungan zat dan campuran kimia, zat yang dimaksudkan
merupakan unsur-unsur, senyawa dan lainnya (Syukri S, 1999).
S, syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB
2.2.1 hukum-hukum dasar ilmu kimia
Hukum kimia adalah hukum alam yang relevan dengan bidang kimia. Konsep paling
fundamental dalam kimia adalah hukum konservasi massa, yang menyatakan bahwa tidak
terjadi perubahan kuantitas materi sewaktu reaksi kimia biasa. Hukum-hukum dasar ilmu
kimia adalah sebagai berikut:
Hukum Boyle
Boyle menemukan bahwa udara dapat dimanfaatkan dan dapat berkembang bila
dipanaskan. Akhirya ia menemukan hukum yang kemudian terkenal sebagai hukum Boyle:
bila suhu tetap, volume gas dalam ruangan tertutup berbanding terbalik dengan tekananya
P1.V1 = P2.V2
Dimana, P = tekanan
V = volume
g) Hukum Avogadro
Gas-gas yang memiliki volum yang sama, pada temperatur dan tekanan yang sama,
memiliki jumlah partikel yang sama pula.
Artinya, jumlah molekul atau atom dalam suatu volum gas tidak tergantung kepada
ukuran atau massa dari molekul gas.
Hiskia, A dan Tupamahu. 1991. Stoikiometri Energi Kimia. Bandung: ITB Press.
Rumus suatu zat menyatakan banyaknya atom yang menyusun zat tersebut. Ada
beberapa jenis rumus antara lain:
a. Rumus Unsur
Rumus unsur kebanyakan unsur ditulis berdasarkan lambangnya baik yang monoatomik
seperti Na, Ca, dan Fe, diatomik seperti; H2, Cl2, dan F2, maupun berupa poliatomik seperti
S8 dan P4.
b. Rumus Empiris
Rumus empiris menyatakan perbandingan bilangan bulat terkecil dari atom-atom yang
membentuk suatu senyawa, misalnya H2O2 mempunyai rumus empiris HO
c. Rumus molekul
Rumus molekul menyatakan banyaknya atom yang sebenarnya yang terdapat dalam molekul
atau satuan terkecil dari suatu senyawaan.
(Sastrohamidjojo H, 2005).
Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta: UGM
Satuan yang digunakan untuk reaktan atau produk adalah mol, gram, liter atau satuan lainnya,
kita menggunakan satuan mol untuk menghitung jumlah produk yang terbentuk dalam reaksi
kimia. Pendekatan ini disebut metode mol (mole method), yang berarti bahwa koefisien
stoikiometri dalam persamaan kimia dapat diartikan sebagai jumlah mol dari setiap zat.
Sebagai contoh, pembakaran karbon monoksida di udara menghasilkan karbondioksida :
Untuk perhitungan stoikiometri, kita baca persamaan di atas sebagai 2 mol gas karbon
monoksida bergabung dengan 1 mol gas oksigen membentuk 2 mol gas karbon dioksida
(Chang, 2005).
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti,Edisi ketiga, Jilid
1.Erlangga, Jakarta.
tujuan reaksi adalah menghasilkan kuantitas maksimun senyawa yang berguna dari
sejumlah tertentu material awal, seringkali satu reaktan dimasukkan dalam jumlah berlebih
untuk menjamin bahwa reaktan yang lebih mehal seluruhnya diubah menjadi produk yang
diinginkan. Konsekuensinya beberapa rektan akan tersisa pada akhir reaksi. Reaktan yang
pertama kali habis digunakan pada rekais kimia disebut pereaksi pembatas (limiting reagent),
karena jumlah maksimum produk yang terbentuk tergantung pada berapa banyak jumlah awal
dari reaktan ini (Chang, 2005).
Jumlah pereaksi pembatas yang ada pada awal rekasi menentukan hasil teoritis (theoritical
yield) dari rekasi tersebut, yaitu jumlah produk yang akan terbentuk jika seluruh pereaksi
pembatas terpakai pada reaksi. Jadi, hasil teoritis adalah hasil maksimum yang didapat,
seperti yang diprediksi dari persamaan yang setara. Pada praktiknya, jumlah produk yang
didapat hampir selalu lebih kecil dari pada hasil teoritis. (Zumdalh, 2009).
Hasil teoritis adalah banyaknya produk yang diperoleh dari reaksi yang berlangsung
sempurna. Persen hasil adalah ukuran efisiensi suatu reaksi.Dari persamaan reaksi yang
sudah setara dapat dihitung banyaknya zat pereaksi atau produk reaksi. Perhitungan ini
dilakukan dengan melihat angka perbandingan mol dari pereaksi dan produk reaksi. Semua
pereaksi ,tidak semuanya dapat bereaksi.salah satu pereaksi habis bereaksi sedangkan yang
lainnya berlebihan. Pereaksi yang habis bereaksi disebut pereaksi pembatas,karena
membatasi kemungkinan reaksi terus berlangsung. Sehingga produk reaksi ditentukan oleh
pereaksi pembatas.(Achmad, 2001).
Achmad, Hiskia dan Tupamahu.2001. Stoikiometri Energi Kimia. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Hukum perbandingan berganda dari John Dalton menyatakan bahwa zat-zat kimia
tersebut akan ada dalam proporsi yang terbentuk bilangan bulat kecil (misalnya 1:2 ; O:H
dalam air = H2O) ; walaupun dalam banyak sistem (terutama biomakromolekul dan mineral)
rasio ini cenderung membutuhkan angka besar, dan sering diberikan dalam bentuk pecahan.
Senyawa seperti ini dikenal sebagai senyawa non-stoikiometri. (Alfian, 2009)
Persamaan reaksi menyatakan jumlah atom atau molekul yang terlibat dalam reaksi.
Banyaknya zat yang terlibat dalam reaksi kimia ditunjukkan oleh koefisien reaksinya.
Contoh:
Reaksi antara gas hydrogen dan gas klorin membentuk hydrogen klorida diungkapkan
dalam persamaan reaksi berikut:
H2 (g) + Cl2 (g) 2HCl(g)