Anda di halaman 1dari 4

Pembuatan Sabun Cair

Latar Belakang
Penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak asing lagi, terutama sesuai
dengan fungsi utamanya yaitu membersihkan. Berbagai jenis sabun ditawarkan dengan
beragam bentuk mulai dari sabun cuci (krim dan bubuk), sabun mandi (padat dan cair), sabun
tangan (cair) serta sabun pembersih peralatan rumah tangga (krim dan cair).
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami.
Surfaktan mempunyai struktur bipolar. Bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor
bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak)
dari badan dan pakaian. Selain itu, pada larutan, surfaktan akan menggerombol membentuk
misel setelah melewati konsentrasi tertentu yang disebut Konsentrasi Kritik Misel.Sabun juga
mengandung sekitar 25% gliserin. Gliserin bisa melembabkan dan melembutkan kulit,
menyejukan dan meminyaki sel-sel kulit juga.
Penggolongan
Dalam kehidupan sehari-hari kita temukan berbagai macam jenis sabun seperti : toilet soap,
bar soap dan industrial soap. Ditinjau dari bahan dasarnya sebenarnya sabun digolongkan
dalam dua kelompok, yaitu:
1. Sabun yang dibuat dari asam lemak dan logam yang digaramkan. Logam yang digunakan
adalah jenis logam alkali, misalnya natrium dan kalium. Jenis sabun yang dihasilkan adalah
sabun mandi padat dan cair.
2. Sabun yang dibuat dari bahan dasar zat aktif permukaan (ZAP). Jenis ZAP yang digunakan
biasanya dari jenis anionik. Sabun yang dihasilkan adalah sabun dalam bentuk cair.

Pembuatan sabun
Membuat sabun bukanlah pekerjaan yang terlalu sulit, mengingat sabun memiliki peran yang
begitu penting dalam kehidupan masyarakat sehingga membuat sabun dapat dipandang
sebagai suatu kegiatan ekonomi yang menguntungkan dalam bentuk industri rumah tangga.
Sabun dapat dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan minyak atau
lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak / Lemak menjadi Sabun.
Proses ini disebut Saponifikasi.
Dalam kegiatan kali ini akan menjelaskan sabun dari zat aktif permukaan. Zat aktif
permukaan adalah suatu zat yang dapat mengubah tegangan permukaan suatu larutan. Sifat -
sifat khusus ZAP adalah pembasahan, daya busa, dan daya emulsi. Zat aktif permukaan
anionik adalah zat aktif permukaan yang akn terionisasi dan membawa muatan negatif bila
dilarutkan dalam air. Salah satu contohnya adalah alkil benzena sulfonat. Senyawa ini
memiliki rantai lurus panjang yang bercabang dan dibuat dengan mereaksikan parafin dan
benzena.
Beberapa sifatnya yang terpenting adalah :
1. Tahan sadah karena tidak mengandung gugus karboksilat
2. Tahan asam maupun alkali

Alat dan bahan


Alat :
Ember
Gelas Ukur
Pengaduk Kayu
Masker (jika diperlukan)

Bahan :
Texapon 10%
Sodium sulfat 5%
Camperlan 2%
Asam sitrid 1%
EDTA 0,1%
Parfum atau essensial secukupnya
Propilin glikol secukupnya
Pewarna secukupnya
Air 70% sampai 80%
Dalam pembuatan sabun cair terdapat beberapa peran zat pembantu dan pengisi yang
biasa digunakan yaitu :
Garam, berfungsi sebagai pengental
Alkali, pengatur pH larutan sabun dan penambah daya deterjen
Zat pemberi busa, untuk meningkatkan daya busa sehingga dapat menjamin hasil pencucian
bersih
EDTA, sebagai pengikat logam sadah dan pengawet.
Parfum atau essensial, untuk memberikan aroma tertentu pada sabun
Pewarna, untuk memberi warna pada sabun

Cara kerja
1. Texapon dan sodium sulfat diaduk rata sampai memutih
2. Bahan pertama dicampur dengan air sedikit demi sedikit sampai 50%
3. Setelah dicampur dengan air, Masukkan camperlan dan aduk rata
4. Lalu sisa ( 20-30 )% air dimasukkan sedikit demi sedikit
5. Bersamaan dengan air, Masukkan sodium sulfat sedikit demi sedikit hingga terlihat
mengental.
6. Masukkan pewarna secukupnya dan aduk rata
7. Masukkan parfum atau essensial secukupnya
8. Sabun cair siap dikemas

Hasil
Dari bahanbahan yang digunakan diatas, kurang lebih akan menghasilkan 30 liter sabun cair
kualitas baik.
Macam - Macam Sabun
a. Shaving Cream
Shaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium. Bahan dasarnya adalah campuran
minyak kelapa dengan asam stearat dengan perbandingan 2:1.
b. Sabun Cair
Sabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan minyak jarak serta
menggunakan alkali (KOH). Untuk meningkatkan kejernihan sabun, dapat ditambahkan
gliserin atau alcohol.
c. Sabun kesehatan
Sabun kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan kadar parfum yang
rendah, tetapi mengandung bahan-bahan antiseptic dan bebas dari bakteri adiktif.
Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun ini adalah tri-salisil anilida, tri-klor carbanilyda,
irgassan Dp 300 dan sulfur.
d. Sabun Chip
Pembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalam menggunakan sabun
yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan beberapa pilihan komposisi tertentu.
Sabun chip dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu melalui pengeringan, atau menggiling
atau menghancurkan sabun yang berbentuk batangan.
e. Sabun Bubuk untuk mecuci
Sabun bubuk dapat diproduksi melalui dry-mixing. Sabun bubuk mengandung bermacam-
macam komponen seperti sabun, sodasah, sodium metaksilat, sodium karbonat, sodium
sulfat, dan lain-lain.
Berdasarkan ion yang dikandungnya, sabun dibedakan atas :
a. Cationic Sabun
Sabun yang memiliki kutub positif disebut sebagai kationic detergents. Sebagai tambahan
selain adalah bahan pencuci yang bersih, mereka juga mengandung sifat antikuman yang
membuat mereka banyak digunakan pada rumah sakit. Kebanyakan sabun jenis ini adalah
turunan dari ammonia.
b. Anionic Sabun
Sabun jenis ini adalah merupakan sabun yang memiliki gugus ion negatif.
c. Neutral atau Non Ionic Sabun
Non ionic sabun banyak digunakan untuk keperluan pencucian piring. Karena sabun jenis
ini tidak memiliki adanya gugus ion apapun, sabun jenis ini tidak beraksi dengan ion yang
terdapat dalam air sadah. Non ionic sabun kurang mengeluarkan busa dibandingkan dengan
ionic sabun.
Sifat Sifat Sabun
a. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial
oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
CH3(CH2)16COONa + H2O CH3(CH2)16COOH + OH-
b. Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan
terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg
atau Ca dalam air mengendap.
2CH3(CH2)16COONa + CaSO4 Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2
c. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid, sabun
(garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar
maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Molekul sabun
mempunyai rantai hydrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat
hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organic sedangkan COONa+sebagai kepala
yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air.
Non polar : CH3(CH2)16 (larut dalam minyak, hidrofobik dan juga memisahkan kotoran non
polar)
Polar : COONa + (larut dalam air, hidrofilik dan juga memisahkan kotoran polar)

Anda mungkin juga menyukai