DIANOSIS
Di susun oleh
RINA FEFRI WENTI
99\126267/KH /04531
Pada tanggal 18 oktober 2004 telah dilakukan nekropsi seekor ikan gurami
(Osphronumous gourami) diambil dari kolam berukuran 8mx4mx1m dengan
populasi 600 ekor . Air berasal dari sungai dan pakan dari sisa makanan. Gejala
yang di perlihatkan adalah hewan berenang lambat di permukaan kolam, mata
exopthalmus dan terdapat lesi keputihan pada kulit serta hemorhagi pada sirip.
Pemeriksaan patologi makroskkopik terlihat lesi keputihan pada kulit dan
hemorhagi pada sirip dada, kedua mata oxsopthalmus (menonjol) hepar bintik-
bintik hitam difus ,usus hemorhagi , insang pucat.
Hasil pemeriksaan parasitologi, ditemukan infestasi cacing nematoda pada usus
yaitu cacing Philometra. Hasil pemerikasaan mikrobiologi terisoloasi dan
teridetifikasi bakteri Aeromonas hydrophila . Hasil pemeriksaan patologi klinik
menunjukan anemia makrositik hipokrommik, hiperpriteinemia, hipofibrinigen
dan leukopenia.
Berdasarkan pemeriksaan patologi, parasitologi, mikrobiologi, dan
patologi klinik, ikan gurami dengan nomor protokol E-112 menderita
Aeromoniasis dan Nematodiasis.
RIWAYAT KASUS
Pada tanggal 18 oktober telah dilakukan nekropsi pada ikan gurami milik
bapak Lilik yang beralamat di Kemasan Purwomartani, Sleman.
Dari anamnesa diketahui bahwa ikan gurami di pelihara dalam kolam
berukuran 8mx4mx1m dengan populasi 600 ekor. Jumlah ikan yang mati 5-6
ekor perhari. Air berasal dari sungai dan pakan dari sisa makanan. Gejala yang
diperlihatkan ikan berenang lambat di permukaam kolam , bola mata exopthalmus
bilateral, dan ada lesi keputihan pada kulit serta hemorhagi pada sirip dada dan
ekor.
MATERI DAN METODE
Materi
Alat
Alat yang digunakan adalah ember, nampan plastik, objek glass, deck
glass, tabung darah , seperangkat alat nekropsi, kontaner plastik, scalpel, lampu
spiritus, spatel, cawan petri, gelas beker, tabung reaksi, kamar hitung, pipet
leukosit dan eritrosit mikrohematokrit, spekrofotometri.
Bahan
Sampel yang diperiksa dalam kasus ini adalah ikan gurami dengan nomor
protokol E-112. Bahan yang digunakn adalah Ethylendiamine Tetra
Acetic(EDTA), methanol, giemsa , formalin10% serta kantong plastik, label,
NaCL jenuh, minyak emersi, reagen Rees Ecker, H2O, kertas oksidase, karbol
gentian violet, lugol, alkohol 95% air fuschin, media: Brillian Green Agar (BGA),
Tripel Sugar Iron(TSI), media pepton, kalduVP-MR, peton perbenihan citrat, agar
semi solid.
Metode
Laboratorium Patologi
Laborarorim Mikrobiologi
Hasil Pemeriksaan
Uji Hasil Interpretasi
Media BGA Koloni tumbuh pada Koloni yang tumbuh
media berwarna merah, gram negatif yang
circuler, covek. mempunyai sifat tiadak
memfermentasi laktosa.
Pengecatan sederhana Bakteri tercat merah, Morfologi bakteri tercat
batang pendek merah ,berbentuk batang
(coccobacili) pendek (coccobacili)
Katalase Terbentuk gelembung gas Bakteri mempunyai
enzim katalase
Oxidase Terbentuk warna unggu Baketri mempunyi enzim
oxidase
Media tripel Sugar Iron Bagian tegak : kuning Bakteri memfermentasi
(TSI) bagian miring : merah glukosa ,tidak
tidak ada ruang udara dan memfermentasi laktosa,
terbentuk H2S dan sukrosa
memproduksi H2S
(Indol Methyl Red Indol : cicin merah Bakteri menghasilakn
Voges-Proskauer Citrat) MR : kuning indol, tidak memproduksi
IMViC VP : merah asam, memfermentasi
Citrat : keruh butanediol, menggunakan
citrat sebagai sumber
carbon
Laboratorium Parasitologi:
1. Pemeriksaan feses :
Natif : (-) negatif
Sentrifus : (-) negatif
2. Pemeriksaan insang: (-) negatif
3. Pemeriksaan gerusan hepar : (-) negatif
4. Pemeriksaan usus : (+) positif ditemukan cacing Nematoda
Hasil Pemeriksaan :
==========================================================
Anamnesa : Ikan gurami dalam kolam ukuran 8mx4mx1m dengan populasi 600
ekor, kematian 5-6 ekor perhari. Air berasal dari sungai dan pakan dari sisa
makanan. Ikan menunjukan gejala : malas bergerak, berenang di permukaan, mata
menonjol, lesi keputihan pada kulit dan lesi kemerahan pada sirip dada.
==========================================================
Hasil Pemeriksaan Makroskopik :
Kulit : Lesi keputihan pada kulit dan lesi kemerahan pada sirip
Insang : Berwarna pucat
Mata : Menonjol (exopthalmus) bilateral
Hepar : Bintik-bintik hitam menyeluruh
Usus : perdarahan
]
HASIL PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
==========================================================
Anamnesa : Ikan mas dipelihara dalam kolam ukuran 8mx5mx1m dengan
populasi 400 ekor.Pakan yang diberikan berupa pellet dan sisa-sisa makanan. Air
kolam berasal dari air sunga. Kematian 2-3 ekor per hari dan berlangsung selama
2 minggu. Pengobatan belum dilakukan.
Gejala :Ikan berenang lamban di permukaan air kolamterdapat lesi kemerahan
padakulit dan pangkal ekor serta mata terlihat agak keruh.
==========================================================
Hasil Pemeriksaan :
Kesimpulan :
==========================================================
Anamnesa : Ikan gurami dalam kolam ukuran 8mx4m 1m dengan populasi 600
ekor, kematian 5-6 ekor perhari. Air berasal dari sungai dan pakan dari sisa
makanan. Ikan menunjukan gejala : malas bergerak, berenang di permukaan, mata
menonjol, lesi keputihan pada kulit dan lesi kemerahan pada sirip dada.
==========================================================
Hasil Pemeriksaan :
1. Pemeriksaan feses :
Natif : (-) negatif
Sentrifus : (-) negatif
2. Pemeriksaan insang: (-) negatif
3. Pemeriksaan gerusan hepar : (-) negatif
4. Pemeriksaan usus : (+) positif ditemukan cacing Philometra sp
p: 8 mm l : 63m.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan parasitologi pada usus ikan gurami dengan
nomor protokol E- 112 terinfeksi Philometra sp.
==========================================================
Anamnesa : Ikan gurami dalam kolam ukuran 8mx4mx 1m dengan populasi 600
ekor, kematian 5-6 ekor perhari. Air berasal dari sungai dan pakan dari sisa
makanan. Ikan menunjukan gejala : malas bergerak, berenang di permukaan, mata
menonjol, lesi keputihan pada kulit dan lesi kemerahan pada sirip dada
==========================================================
Hasil Pemeriksaan :
Kesimpulan :
Ikan gurami dengan nomor protokol E-112 mengalami : Hiperproteinemia,
Hipofibrinigen, leukopenia di sertai limfopenia dan monositosis.
(Dr. drh Edi Budi Santoso., MP) (Rina Fefri wenti, SKH)