Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN
Persiapan media dan sterilisasi

OLEH:

NAMA : KETUT ANDRE DARMAWAN


NIM : D1B1 17 013
KELAS : A (SHEET 1)
KELOMPOK: 4 (Empat)

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2017
I. PEDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu proses untuk mematikan

semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Hal-hal yang

dilakukan ketika pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara

aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu

pembakaran. Di lain sisi, ada beberapa peralatan dan media yang umum dipakai di

dalam pekerjaan mikrobiologi yang menjadi rusak apabila dibakar. Tiga cara utama

yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia, dan

penyaringan atau filtrasi (Hadioetomo 1985). Dalam melakukan diagnosa

Mikrobiologi sterilisasi sangat diutamakan baik alat maupun medianya. Suatu alat

dikatakan steril apabila alat atau bahan bebas dari mikroba baik dalam bentuk

vegetative maupun spora. Untuk itusebagai pemula dalam Mikrobiologi sangat

perlu mengenal teknik sterilisasi, pembuatan media serta teknik penanaman..

Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran zat makanan

(nutrient) yang berfungsi sebagai tempat tumbuh mikrobia. Selain untuk

menumbuhkan mikrobia, medium dapat digunakan juga untuk isolasi,

memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikrobia.

Syarat-syarat suatu medium harus memenuhi hal-hal sebagai berikut: mengandung

nutrisi yang diperlukan mikrobia, memiliki tekanan osmosis, pH, tegangan

permukaan yang sesuai, tidak mengandung zat penghambat (inhibitor), dan steril.
Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan

teknik atau cara- cara khusus untuk mempelajarinya dan bekerja pada skala

laboratorium untuk meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya,

tentu diperlukan pula tentang bagaimana caranya menumbuhkan suatu mikroba ke

dalam suatu media, karena kita tahu bahwa beragamnya persyaratan tumbuh

mikroba, maka harus dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan oleh mikroba

dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi yang optimum bagi

pertumbuhannya. Mikrobaamat beragam, baik dalam persyaratan nutrient maupun

fisiknya. jadi, media yang digunakan harus mengandung komponen-komponen

yang dibutuhkanoleh mikroba tersebut .

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membiasakan praktikan dengan proses

persiapan media dan proses strelisasi.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari

campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk

pertumbuhannya.Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-

molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media

pertumbuhan dapat dilakukanisolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga

memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Media biakan adalah bahan atau

campuran bahan yang dapat digunakan untuk membiakkan mikroorganisme, karena

memiliki daya duang yang tinggi terhadap tumbuhan dan perkembang biakkannya

(Dian, 2012).

Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh mikroorganisme sampai

ke spora-sporanya, yang terdapat di dalam bahan makanan. Proses ini di lakukan

dengan cara memanaskan makanan sampai temperatur 121 derajat celcius, selama

15 menit. Salah satu conoth melakukan sterilisasi adalah autoclave. Pada alat

autoclave ini, bahan makanan di panaskan sampai temperatur 121-134 derajat

celcius. Makanan di proses selama 15 menit, untuk temperatur 121 derajat celcius,

atau pada temperatur 134 derajat celcius selama 3 menit. Setelah pemansan ini, di

lakukan pendinginan secara perlahan untuk menghindari over-boiling ketika

tekanan di berikan pada makanan (Yuni, 2017).

Media adalah suatu substansi yang terdiri dari campuran zat-zat

makanan(nutrisi) yang di perlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan

jasad renik (mikroorganisme). Media dapat bebrtbentuk padat, cair dan semi padat

(semi solid). Di dalam Laboratorium mikrobiologi , kultur media sangat penting


untuk isolasi,pengujian sifat-sifat phisis dan bhiokhemis bakteria serta untuk

diagnosa suatu penyakit. Zat makanan yang di butuhkan bakteri pada umumnya

sangat bervariasi, dapat senyawa-senyawa organik sederhana atau senyawa-

senyawa organik komplek (Yusuf, 2007).

Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang

merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA

dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar

sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya

yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam

sehingga tidak mudah diuraikan olehmikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef

dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein,

nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangatdibutuhkan oleh mikroorganisme

untuk tumbuh dan berkembang. Medium NutrientAgar (NA) merupakan medium

yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensiyang padat dimana medium

ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagaimedium untuk

menumbuhkan bakteri (Harry, 2012).

Jenis Medium sangat bervarisasi bergantung kepada apa yang dijadikan dasar

penanaman. Berdasarkan kepada bentuknya dikenal tiga macam medium, yaitu

medium cair, medium semi solid dan medium padat. Beda utama ketiga macam

medium, yaitu ada tidaknya bahan pemadat. Medium cair tidak menggunakan

bahan pemadat. Medium semi solid dan medium padat menggunakan bahan

pemadat. Agar-agar paling umum digunakan. jumlah bahan pemadat pada medium
semi solid setengahnya dari medium padat jumlah agarnya 1.5%-18% (Amni,

2009).

Dalam bidang mikrobiologi untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat

mikroorganisme di perlukan suatu media sebagai tempat mikroorganisme. Media

pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang di butuhkan oleh suatu

mikroorganisme. Nutrisi yang di butuhkan mikroorganisme meliputi karbon,

nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fospor, unsur logam seperti Ca, Za,

Na, K, Cu, Ma, Mg, dan Fe. Vitamin, air, dan energi (Anisah, 2014).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Proteksi Tanaman Unit

Laboratorium Pendidikan Universitas Halu Oleo, pada hari kamis, 9 November

2017 pukul 13.00 WITA sampai selesai.

3.2. Bahan dan Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Botol scott volume

250 ml, beaker glass, pengaduk magnetic (magnetic stirrer), cawan petri yang

bersih dan kering (steril), tabung reaksi yang bersih dan kering (steril), hot plat,

otoklaf, lampu bunsen.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Nutriet agar (NA) untuk

bakteri, Kentang, Agar, Aquades, Kapas, Aluminium foil, Cling wrap selotip kertas.

3.3. ProsedurKerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu:

a.Membuat media Nutrient Agar (NA) untuk bakteri

1. Menimbang 23gr NA dan memasukkan kedalam beaker glass

2. Mencampurkan 1000 ml aquadest kedalam beaker glass.

3. Mencairkan larutan NA di dalam beker glass dalam rendaman air mendidih

selama kurang lebuh 15 menit atau hingga mendidih dan aduk terus
menerus. Sebagai alternatif lain, dapat juga dimsukkan pengaduk magnetic

(magnetic strirrer) kedalam beraker glass dan panaskan diatas hot plate.

4. Menuangkan sebanyak 200 ml NA kedalam botol scott ukuran 250 ml.

5. Menutup dan beri label pada botol scott dengan spidol.

b.pembuatan media potato dextrose agar (PDA) untuk cendawan

1. Menimbang 250g kentang, 20g dextrose, dan 20g agar

2. Mengkupas dan mencuci bersih

3. Memontong kentang dengan bentuk dadu kecil.

4. Merebus potongan kentang dengan menggunakan aquadest secukupnya

hingga mendidih.

5. Menyaring sari kentang dengan menggunakan kain muslin dan memasukan

kedalam beaker glass.

6. Mencampurkan sari kentang dengan dextrose dan agar, dan menambahkan

aquadest hingga mencapai 1000 ml.

7. Mencairkan larutan PDA di dalam beaker glass dalam rendaman air

mendidih selama kurang lebih 15 menit atau hingga mendidih dan

mengaduk terus menerus. Sebagai alternatif lain, dapat juga memasukan

pengaduk magnetik (magnetic strirrer) kedalam beaker glass dan panaskan

diatas hot plate.

8. Menutup/menyumbat mulut erlenmeyer dengn kapas padat.

9. Membukus rapat mulut erlenmeyer dengan aluminium foil dan cling wrap.

10. Memberi label pada erlenmeyer dengan spidol.


c.Sterilisasi media (Simulasi)

1. Sebelum melakukan sterilisasi, memeriksa terlebih dahulu banyaknya air di

dalam otoklof.

2. memasukkan media yang akan disterilkan, dan tutup dengan sekrup

pengaman.

3. MengOnkan otoklaf dan membiarkan katup uap/udara terbuka sehingga

semua udara di dalam otoklaf diganti oleh uap.

4. Pergantian udara dengan uap diikuti oleh peningkatan tekanan dan suhu.

Pada saat tekanan mencapai 15 lbs dan suhu meningkat 1220 C, proses

sterilisasi dimulai. Waktu diperlukan untuk mensterilkan media sekitar 12-

20 menit.

5. Setelah proses sterilisasi, api dimatikan dan tekanan dibiarkan turun

sehingga mencapai 0. Otoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencpai

0, karena cairan dalam tabung atau erlenmeyer dapat tumpah keluar

disebabkan penurunan suhu yang mendadak.

6. Membuka otoklaf , kemudian mengambil erlenmeyer atau tabung dengan

penjepit. Memperhatikan bahwa peralatan dan cairan yang baru dikeluarkan

dari otoklaf bersuhu tinggi sehingga dapat menimbulkan luka bakar.

d. Penuangan Media

1. Menyiapkan cawan petri yang steril.


2. Menyumbat erlenmeyer dan pegang kapas diantara jari tengah dan telunjuk

dengan tangan kiri selagi memanaskan mulit erlenmeyer.

3. Membuka tutup cawan dan menuangkan media agar hingga menutupi dasar

cawan atau sebanyak 15 ml.

4. Memanaskan cawan petri dan mulut erlenmeyer, kemudian tutup cawan

petri dan sumbat mulit erlenmeyer dengan kapas

5. Menuangkan media ke cawan berikutnya dengan cara yang sama.

6. Membiarkan hingga dingin dan mengeras

e. Sterilisasi dengan Bahan Kimia

1. Menyiapkan cawan petri yang berisi media PDA steril 4 buah masing-

masing kelompok.

2. Merendam benih (20 biji)/prlakuan dalam alkihol, NaOCl dan fungisida

selama 5 menit dan cuci dengan air steril sebanyak 2 kali. Sisakan satu

cawan yang diisi dengan benih tanpa perlakuan (control), masing-masing

perlakuan diulang dua kali.

3. Meletakkan benih tersebut pada permukaan medium dan inkubasikan

selama 2-3 hari pada temperature 20-300C .

4. Mengamati pertubuhan mikroba dan mencatat hasil pengamatan dalam

tabel.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil pengamatan pada praktikum persipan media dan sterilisasi tersebut

yaitu dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. hasil media NA Gambar 2. hasil media PDA

4.2. Pembahasan

Media biakan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri dan cendawan

terdapat dalam bentuk padat, semi-padat, dan cair. Medium merupakan bahan yang

digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau didalamnya, medium

tersebut harus memenuhi syarat-syarat, anyata lain adalah harus mengandung


semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan

osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang

akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang menghambat pertumbuhan

mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan agar mikroba yang

ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik. Percobaan pada praktikum ini yaitu

membuat media NA dan PDA.

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.

Target suatu metode inaktvasi tergantung dari metode dan tipe

mikroorganismennya, yaitu tergantung dari asam nukleat, protein, atau membrane

mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant

Berdasarkan hasil pengamatan medium digunakan untuk pertumbuhan mikroba

yaitu (NA) Nutrient Agar.

Nutrien Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat,

yang merupakan perpaduan anatara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia NA

di buat dari campuran bahan kentang dengan menggunakan agar sebagai pemadat.

Dalam hal ini agar di gunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang mudah

membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak

mudah di uraikan oleh mikroorganisme.

Nutrien Agar (NA) di gunakan sebagai media pertumbuhan bakteri,

pembuatan medium percobaan ini dengan menggunakan NA di mana dalam

pembuatanya adalah menimbang media sintesis Nutrien Agar sebanyak 20 gram

dan selanjutnya mencampurkan bahan larutan guna menghomogenkan kedua bahan

tersebut. Setelah bahan homogen masukan ke dalam botol shoot dan sterilisasi
dengan menggunakan autoclave. Hasil yang di dapatkan larutan agak bening seperti

yang terlihat pada gamabr Nuutrien Agar di atas.

Potato Dextrose Agar(PDA) media komplek dan media diferensiasi

untuk pertumbuhan jamur dan yeast sehingga sehingga sering di gunakan sebagai

uji untuk menetukann jumlah jamur serta menumbuhkan mikroba pada permukaan

sehingga akan membentuk koloni yang dapat di ikat dan di hitung. Selain itu PDA

juga di gunakan untuk pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang seta khamir

pada bahan makanan dan bahan lainya.

PDA di gunanakan untuk menumbuhkan cendawan. Pada pembuatan

PDA di gunakan media sintesis Potato Dextrose agar dengan mencampurkan Agar

sebanyak 20 gram, kemudian dua bahan tersebut di campur dalam gelas kimia 1000

ml dengan menggunakan homogen dan di masukan ke dalam botol schoot dan

sterilisasi dengan autoclave. Hasil yang di dapati adalah larutan keputihan berwarna

abu-abu seperti pada gambar media PDA di atas.


V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

media biakan yang digunakan untuk mrnumbuhkan bateri dn cendawa terdapat

dalam bentuk padaat, semi-padat, dan cair. pada media Natrium Agar(NA)

merupakan media yang di gunakan untuk menumbuhkan bakteri. Sedangkan, media

Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan tempat untuk menumbuhkan jamur

sehingga sering di gunakan untuk pembuatan makanan. Sterilisasi yaitu suatu

poroses untuk mencegah agar bakteri lain tidak tumbuh dalam pembuatan media

NA dan PDA. Sterilisasi berfungsi untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme

yang ada pada suatu benda, agar benda itu lebih aman untuk digunakan khususnya

pada dunia kesehatan maupun pada percobaan-percobaan mikrobiologi. Suatu

bahan atau alat dikatakan steril apabila terbebas dari mikroba, baik dalam bentuk

sel maupun spora .

5.2 Saran

Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini yaitu, diharapkan kepada

praktikan agar mempersiapkan bahan bahan yang dibutuhkan sebelum praktikum

dilakukan agar praktikum berjalan lancar, dan juga menamati baik baik proses

pembuatan NA dan PDA.


DAFTAR PUSTAKA

Amni U. 2009. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.

Anisah, 2015. Media Alternatif untuk Pertumbuhan Bakteri Menggunakan


Sumber Karbohidrat yang Berbeda. Jurnal Pendidikan Biologi. Vol. 4(2) :
855-856.
Dian, 2012. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan
Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat , Bandung:Penerbit PT. Citra
Aditya Bakti
Harry, 2012Komposisi Nutrient Agar dan Nutrient Broth dan Kegunaannya .
Gramedia: Samarinda.
Yuni, 2017. Optimasi Suhu dan Waktu sterilisasi pada Kualitas Susu Segar di
Kabupaten Boyolali. Jurnal Teknologi. Vol. 9(2) : 97-98.

Yusuf, 2007. Teknik Pembuatan Kultur Media Bakteri. Jurnal Penelitian


Mikrobiologi. Vol. 5(1) : 148-149.

Anda mungkin juga menyukai