Anda di halaman 1dari 29

BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

GAMBARAN UMUM KOTA


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO

2.1. LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI KOTA PROBOLINGGO

Kota Probolinggo merupakan salah satu daerah kota di wilayah bagian Utara Propinsi Jawa Timur.
Terletak antara jalur Kota Probolinggo terdiri dari 1 (satu) kecamatan kota yang mencakup 11 desa/kelurahan.
Namun sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 45 tahun 1982, Kota Probolinggo dimekarkan menjadi 3
(tiga) kecamatan yang membawahi 29 (dua puluh sembilan) kelurahan. Kondisi saat ini berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Probolinggo Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Penataan dan Pengembangan Kelembagaan
Kecamatan, Kota Probolinggo melakukan penataan dan pengembangan kecamatan dari 3 (tiga) kecamatan
menjadi 5 (lima) kecamatan yang membawahi 29 Kelurahan. Kelima kecamatan tersebut yaitu Kecamatan
Mayangan, Kecamatan Kanigaran, Kecamatan Kademangan, Kecamatan Wonoasih dan Kecamatan Kedopok.
Secara geografis daerah ini terletak antara 7o4341 sampai 7o4904 Lintang Selatan dan 113o10
sampai 113o15 Bujur Timur dengan batas wilayah :
a. Sebelah Utara : Selat Madura
b. Sebelah Timur : Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Leces, Wonomerto, Bantaran, dan Sumberasih
(Kabupaten Probolinggo)
d. Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih (Kabupaten Probolinggo)

Tabel 2.1 Pembagian Kecamatan di Kota Probolinggo


NO KECAMATAN LUAS (HA)
1 Mayangan
1. Mayangan 127,6
2. Sukabumi 148,7
3. Mangunharjo 345,5
4. Jati 124,6
5. Wiroborang 119,1
Jumlah 865,5
2 Kanigaran
1. Tisnonegaran 247,9
II-3

2. Curahgrinting 126,9
3. Kanigaran 342,7
4. Kebonsari Kulon 155,8
5. Kebonsari Wetan 97,6
6. Sukoharjo 94,4
Jumlah 1.065,3
3 Kademangan
1. Kademangan 213,0
2. Pilang 306,8
3. Ketapang 205,1

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

NO KECAMATAN LUAS (HA)


4. Triwung Lor 207,7
5. Triwung Kidul 176,3
6. Pohsangit Kidul 166,5
Jumlah 1.275,4
4 Wonoasih
1. Wonoasih 84,3
2. Jrebeng Kidul 197,0
3. Pakistaji 185,5
4. Kedunggaleng 129,8
5. Kedungasem 314,5
6. Sumber Taman 187,0
Jumlah 1.098,1
5 Kedopok
1. Sumber Wetan 487,6
2. Kareng Lor 234,5
3. Jrebeng Kulon 153,0
4. Jrebeng Wetan 90,5
5. Jrebeng Lor 286,6
6. Kedopok 110,2
Jumlah 1.362,4
Jumlah Keseluruhan 5.666,7
Sumber : Kota Probolingo Dalam Angka 2009, BPS Kota Probolinggo

II-3

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

BUKU PUTIH SANITASI KOTA


PROBOLINGGO TAHUN 2010

II-3
Peta 2. 1 Peta
Administrasi
Kota
KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO
Probolinggo
BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

2.2. FISIK GEOGRAFIS

2.2.1. Topografi
Wilayah Kota Probolinggo terletak pada ketinggian 0 sampai kurang dari 50 meter dia atas permukaan
air laut. Apabila ketinggian tersebut dikelompokkan atas; ketinggian 0 -10 meter, ketinggian 10 -25 meter,
ketinggian 25 -50 meter. Semakin ke wilayah selatan, ketinggian dari permukaan laut semakin besar. Namun
demikian seluruh wilayah Kota Probolinggo relatif berlereng (0 2%). Hal ini mengakibatkan masalah erosi tanah
dan genangan cenderung terjadi di daerah ini.

2.2.2. Geologi
Wilayah Kota Probolinggo dibentuk dari bahan induk batuan volkanik dan zaman quarter muda ( young
quarternary volcanic product) dan batuan endapan (alluvium). Bahan induk tersebut terbentuk dengan fisiografi
yang relatif datar. Bahan induk alluvium terdapat pada wilayah bagian utara dan tenggara, sedangkan bahan
induk volcanic product terdapat pada bagian lainnya.

2.2.3. Jenis Tanah


Jenis tanah penting diketahui terutama dalam usaha pengembangan pertanian. Jenis tanah di wilayah
Kota Probolinggo terdiri dari Alluvial, Mediteran, dan Regosol. Jenis tanah alluvial regosol terdapat pada daerah
paling utara yaitu daerah pantai. Alluvial kelabu tua pada bagian tengah ke utara. Jenis tanah yang terluas di
wilayah Kota Probolinggo adalah alluvial coklat keabuan, yaitu dari bagian tengah hingga selatan kota. Jenis
tanah regosol coklat terdapat sebagian kecil di bagian timur kota, sedangkan kompleks grumosol hitam dan
litosol pada bagian barat daya kota. Jenis tanah aluvial (63.98%) merupakan tanah yang sangat baik untuk usaha
pertanian, karena tersedia cukup mineral yang diperlukan untuk tumbuh-tumbuhan. Demikian pula jika digunakan
untuk bangunan, jenis tanah ini mempunyai daya tahan yang kuat karena merupakan endapan tanah liat yang
bercampur pasir halus. Jenis tanah grumosol (4.82%) sifat tanahnya mudah longsor dan memiliki drainase buruk.
Dengan demikian, tentunya jenis tanah ini kurang baik guna didirikan bangunan karena selalu terancam bahaya.
Jenis tanah Mediteran (31.20%) merupakan jenis tanah yang memiliki karakteristik tahan menahan.
II-3

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

BUKU PUTIH SANITASI KOTA


PROBOLINGGO TAHUN 2010

II-3
Peta 2. 2 Peta
Ketinggian
Kota
KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO
Probolinggo
BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

BUKU PUTIH SANITASI KOTA


PROBOLINGGO TAHUN 2010

II-3
Peta 2. 3 Peta
Geologi Kota
Probolinggo
KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO
BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

BUKU PUTIH SANITASI KOTA


PROBOLINGGO TAHUN 2010

II-3
Peta 2. 4 Peta
Jenis Tanah
Kota Probolinggo
KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO
BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

2.2.4. Kemampuan Tanah


Kemampuan tanah suatu wilayah perlu ditinjau mengenai kedalaman efektif tanah, tesktur tanah,
drainase, dan faktor pembatasnya.
1. Kedalaman efektif
Kedalaman efektif merupakan kedalaman tanah dimana perakaran tanaman masih bisa tumbuh denga baik.
Kedalaman tanah di wilayah Kota Probolinggo adalah lebih dari 90 cm.
2. Tekstur Tanah
Tesktur tanah adalah perbandingan partikel liat, debu dan pasir yang terdapat pada suatu gumpalan tanah.
Data mengenai tekstur tanah yang diperoleh adalah tekstur tanah pada kedalaman 20 cm.
Tekstur tanah secara umum diklasifikasikan dalam 3 kelas, yaitu halus, sedang dan kasar. Tekstur tanah di
Kota Probolinggo terdiri dari tekstur halus dan sedang. Tanah bertekstur halus terdapat di wilayah bagian
Utara, sedangkan tanah bertekstur sedang terdapat di bagian wilayah lainnya. Luas tanah bertekstur halus
ialah 3.816 Ha (67,35% dari luas wilayah), sedang tanah bertekstur sedang ialah 1.849,93 Ha (32,65% luas
wilayah). Tanah pertanian, tanah bertekstur sedang merupakan tanah yang paling mudah pengolahannya.
3. Drainase
Drainase yang dimaksud adalah kemampuan permukaan tanah untuk merembeskan air secara alami.
Keadaan drainase tanah dikelompokkan atas 3 kelas, yaitu drainase baik/tidak pernah tergenang, tergenang
periodik, dan drainase tergenang terus-menerus. Sebagian besar wilayah Kota Probolinggo berdrainase
cukup baik/tidak pernah tergenang. Drainase tergenang periodik terdapat di dekat pantai dan beberapa
kawasan di daerah tengah. Areal persawahan dan tambak dimasukkan pada tanah berdrainase baik.
Berdasarkan tabel 2.4, hanya 52,5 Ha (0.93%) tanah berdrainase tergenang periodik dan terus-menerus.
Tanah tergenang periodik tersebut diakibatkan oleh keadaan pasang surut air laut. Keadaan tanah yang
sebagian besar berdrainase baik, tentunya menguntungkan dalam pengembangan fisik kota.

Tabel 2.2 Luas Wilayah Berdasarkan Pada Jenis Batuan Induknya


No Jenis Bahan Induk Luas (Ha) Luas (%)
1 Alluvium 1.899,90 33,53
2 Young Quartenary Volcanic Product 3.766,9 66,47
Jumlah 5.666,8 100,00
Sumber : RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009-2028, Bappeda Kota Probolinggo

Tabel 2.3 Luas Jenis Tanah di Kota Probolinggo


No Jenis Tanah Luas (Ha) Luas (%)
II-3

1 Regosol 273.01 4.82


2 Mediteran 1,768.34 31.2
3 Aluvial 3,625.80 63.98
Jumlah 5667.15 100
Sumber : RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009-2028, Bappeda Kota Probolinggo

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

Tabel 2.4 Luas Wilayah Berdasarkan Kondisi Drainase


No Drainase Luas (Ha) Luas (%)
1 Baik (tidak pernah tergenang) 5.556,70 96.06
2 Tergenang periodik 52.5 0.93
3 Tergenang terus-menerus 57.5 1.01
Jumlah 5.666,70 100
Sumber : RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009-2028, Bappeda Kota Probolinggo

Tabel 2.5 Nama Sungai dan Panjangnya di Kota Probolinggo


No Drainase Panjang (km)
1 Kali Kedunggaleng 3,40
2 Kali Umbul 4,35
3 Kali Banger 6,40
4 Kali Legundi 6,30
5 Kali Kasbah 6,00
6 Kali Pancur 3,20
Sumber : RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009-2028, Bappeda Kota Probolinggo

4. Faktor Pembatas
Faktor pembatas yang dimaksud adalah sifat fisik dan kimia tanah yang mengganggu pertumbuhan
akar tanaman dan pemanfaatan air tanah. Untuk Kota Probolinggo faktor pembatas yang ada
adalah air asin. Daerah tersebut mencakup wilayah yang terkena akibat pasang surut air laut, yaitu
mencakup luasan seluas 110 Ha atau 4.94% dari seluruh luas wilayah Kota.

2.2.5. Iklim
Kota Probolinggo mempunyai perubahan musim 2 jenis setiap tahunnya yaitu musim penghujan dan
musim kemarau. Pada kondisi normal, musim penghujan terjadi pada Bulan Desember sampai dengan Mei,
sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai bulan Nopember. Rata-rata jumlah curah hujan tahun
2008 tercatat 921 mm dengan hari hujan sebanyak 79 hari. Untuk periode bulan Juni September praktis tidak
ada hujan di Kota Probolinggo. Curah hujan per hari yang lebat terjadi pada bulan Pebruari sebesar 242 mm/hari
selama 15 hari.

Musim kering yang terjadi pada bulan Juni sampai dengan Nopember di Kota Probolinggo berpengaruh
pada terjadinya angin kering yang bertiup cukup kencang (kecepatan mencapai 81 km/jam) dari arah Tenggara
ke Barat Laut, angin ini biasanya disebut dengan Angin Gending.

Tabel 2.6 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan per Bulan di Kota Probolinggo Thn. 2008
II-3

Nama Stasiun Hujan


Triwung Kidul Kademangan Pakistaji Probolinggo Rata-Rata
No. Bulan Hari
Hujan Hujan Hari Hujan Hari Hujan Hari Hujan Hari
Huja
(mm) (mm) Hujan (mm) Hujan (mm) Hujan (mm) Hujan
n
1. Januari 78 10 82 9 196 13 145 13 125 11
2. Pebruari 148 16 166 14 426 15 229 16 242 15
3. Maret 96 13 126 13 199 19 175 13 149 15
4. April 22 3 18 4 83 6 40 4 41 4
5. Mei 2 1 1 1 81 5 43 2 32 2
6. Juni - - - - - - - - - -
7. Juli - - - - - - - - - -

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

Nama Stasiun Hujan


Triwung Kidul Kademangan Pakistaji Probolinggo Rata-Rata
No. Bulan Hari
Hujan Hujan Hari Hujan Hari Hujan Hari Hujan Hari
Huja
(mm) (mm) Hujan (mm) Hujan (mm) Hujan (mm) Hujan
n
8. Agustus - - - - - - - - - -
9. September - - - - - - - - - -
10. Oktober 31 2 - - 68 3 26 3 42 3
11. Nopember 120 10 100 8 245 16 65 15 133 12
12 Desember 163 15 162 12 153 12 198 13 169 13
Jumlah 660 70 655 61 1.451 89 921 79 932 75
Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka 2009, BPS Kota Probolinggo

2.2.6. Hidrologi
Di wilayah Kota Probolinggo terdapat 6 sungai yaitu Kali Kedunggaleng, Umbul, Banger, Legundi,
Kasbah, dan Pancur. Sungai-sungai tersebut mengalir sepanjang tahun, mengalir dari arah selatan ke utara
sesuai dengan kelerengan wilayah dan mempunyai hulu di wilayah Kabupaten Probolinggo. Untuk keperluan
usaha pertanian, sungai-sungai tersebut telah dimanfaatkan seluruhnya melalui saluran-saluran irigasi yang
dibangun untuk maksud itu. Selain sungai maka sumber air irigasi lainnya adalah mata air yang terdapat di
berbagai tempat. Air tanah di Kota Probolinggo umumnya jernih dan tidak berbau. Penduduk yang belum
mendapat fasilitas air ledeng umumnya menggunakan air tanah sebagai sumber air minum. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan sumur atau pompa. Kedalaman air tanah, yang dilihat dari kedalaman sumur, bervariasi
antara kedalaman 3 sampai 12 meter. Semakin ke selatan kedalamannya semakin tinggi.

2.2.7. Wilayah Peka Bencana Alam dan Wilayah Kritis

Wilayah Kota Probolinggo memiliki struktur wilayah dengan kemiringan 0 2%, dengan kondisi
yang demikian maka dapat dimungkinkan bahwa di Kota Probolinggo hampir tidak ada lahan kritis.

II-3

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

BUKU PUTIH SANITASI KOTA


PROBOLINGGO TAHUN 2010

II-3
Peta 2. 5 Peta Curah
Hujan
Kota
KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO
Probolinggo
BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

BUKU PUTIH SANITASI KOTA


PROBOLINGGO TAHUN 2010

II-3
Peta 2. 6 Peta
Kedalaman
Air Tanah Kota
KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO
Probolinggo
BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

2.2.8. Penggunaan Lahan


Dalam proses perencanaan suatu kota/daerah, aspek tata guna tanah merupakan aspek penting untuk
ditinjau sehingga dapat ditelaah jenis penggunaan tanah dan pola struktur ruang yang ada. Struktur penggunaan
tanah secara umum di Kota Probolinggo adalah permukiman, perdagangan, industri, tanah pertanian. Secara
keseluruhan penggunaan tanah di Kota Probolinggo didominasi oleh tanah permukiman dan pertanian.

Secara umum penggunaan tanah di Kota Probolinggo meliputi lahan sawah dengan luas 1.962,50 Ha
atau 34,62 % dan lahan bukan sawah seluas 3.705 ha (65,38 %) dari luas keseluruhan Kota Probolinggo. Lahan
bukan sawah terdiri atas lahan kering 3.606,48 ha (97,34 %) dan lahan lainnya 98,72 ha (2,66 %), dengan lahan
pertanian paling luas berada di Kecamatan Kedopok sebesar 860,98 Ha, kemudian berikutnya adalah
Kecamatan Kademangan dengan luas lahan pertanian sebesar 667,21 Ha dan Kecamatan Wonoasih dengan
luas lahan pertanian sebesar 514,48 Ha.

Penggunaan lahan paling dominan berikutnya setelah lahan pertanian adalah lahan permukiman,
yaitu sebesar 2.090,04 Ha atau 36,88% dari luas Kota Probolinggo. Persebaran permukiman di Kota Probolinggo
cukup merata di seluruh kecamatan, hal ini dpat dilihat berdasarkan selisih luas lahan permukiman pada setiap
kecamatan yang tidak terlalu mencolok. Luas lahan permukiman paling besar berada di Kecamatan Kanigaran
yaitu sebesar 474,29 Ha, kemudian berikutnya adalah Kecamatan Wonoasih sebesar 412,24 Ha.
Penggunaan tanah lainnya seperti fasilitas pendidikan, perkantoran, perdagangan maupun industri
menjadi terlihat tidak signifikan jika dibandingkan dengan luas lahan pertanian ataupun permukiman. Luas
fasilitas permukiman, perkantoran, perdagangan dan industri di Kota Probolinggo berturut-turut adalah sebesar
132,50 Ha (2,34% luas wilayah Kota probolinggo), 108,91 Ha (1,92%), 20,64 Ha (0,36%), dan 90,08 Ha (1,59%).

II-3

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

BUKU PUTIH SANITASI


KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2010

II-3
Peta 2. 7 Peta
Penggunaan Lahan
Kota Probolinggo
KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO
BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

2.3. KEPENDUDUKAN DAN SOSIAL BUDAYA

Dalam perencanaan tata ruang, data dan analisa kependudukan merupakan salah satu faktor yang
sangat penting, mengingat penduduk merupakan subyek dan obyek pembangunan suatu wilayah. Dengan
mengetahui karakteristik kependudukan suatu wilayah, maka usaha-usaha untuk penyediaan
fasilitas dan kebutuhan pelayanan pada masa mendatang dapat diperkirakan sesuai dengan perhitungan-
perhitungan yang telah ditetapkan.
Beberapa hal pokok kependudukan yang akan dibahas meliputi jumlah dan laju pertumbuhan penduduk,
persebaran dan kepadatan penduduk, proyeksi penduduk, komposisi penduduk dan karakteristik sosial budaya.

2.3.1. Jumlah, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk


Jumlah penduduk Kota Probolinggo selama kurun waktu lima tahun terakhir selalu mengalami
pertambahan setiap tahunnya. Pada tahun 2003 jumlah penduduk sebesar 183.662 jiwa sedangkan pada tahun
2008 sebesar 216.833 jiwa. Pertambahan penduduk yang terlihat tidak wajar terjadi pada tahun 2006-2007.
Terdapat pertambahan penduduk yang mencapai 28.385 jiwa, jauh dari pertambahan tiap tahun penduduk Kota
Probolinggo pada kurun 2003-2006. Hal ini terjadi karena dilakukan sinkronisasi data kependudukan antara BPS
Kota Probolinggo dengan data yang dihimpun oleh Badan Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana
pada tahun 2007.
Kepadatan penduduk ialah perbandingan antara jumlah penduduk dalam suatu wilayah dengan luas
wilayah administratif. Pada Tahun 2009, jumlah penduduk Kota Probolinggo sebesar 218.105 jiwa dengan luas
wilayah 5.666,7 Ha dan tingkat kepadatan penduduk 184,350 Jiwa / Ha. Angka kepadatan penduduk tertinggi
Kota Probolinggo Tahun 2009 adalah pada Kecamatan Mayangan sebesar 62,594 jiwa / Ha, sedangkan tingkat
kepadatan penduduk terendah pada wilayah Kecamatan Kedopok yaitu sebesar 30,043 jiwa / Ha. Tingginya
tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Mayangan disebabkan besarnya jumlah penduduk yaitu hampir dua
kali lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk di kecamatan lain, disamping itu luas wilayah Kecamatan
Mayangan cukup kecil.

2.3.2. Ketenagakerjaan
Angkatan kerja baru yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Kota Probolinggo pada tahun 2006 sebesar
3.000 orang. Apabila dibandingkan dengan angkatan kerja baru tahun 2005 yang berjumlah 219 orang, maka
II-3

angkatan kerja baru tahun 2006 mengalami peningkatan cukup tajam, sebesar -90,56%. Peningkatan angkatan
kerja baru ini dipicu oleh adanya peningkatan jumlah lowongan pada tahun 2006. apabila didibandingkan antara
lowongan yang ada dengan angkatan kerja yang terdaftar (angkatan kerja awal tahun ditambah angkatan kerja
baru) pada tahun 2005 rasionya mencapai 1:39,66. Hal ini berarti 1 lowogan pekerjaan diperebutkan oleh 40
orang. Sedangkan pada tahun 2006, rasionya mencapai 1:13,66. Hal ini berarti 1 lowongan pekerjaan
diperebutkan oleh 14 orang.

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

2.3.3. Karakteristik Sosial


Karakteristik sosial ini penduduk Kota Probolinggo dapat dilihat dari segi etnik dan budaya
masyarakatnya. Masyarakat Probolinggo dilihat dari sosial budaya sebagian berasal dari budaya agraris (petani
dan nelayan) dan berkembang menjadi masyarakat urbanis. Sedangkan ditinjau dari suku, sebagian besar
merupakan Suku Jawa dan Madura yang terkenal ulet, lugas, terbuka, dan kuat dalam mengarungi kehidupan
(berjiwa wiraswasta tinggi). Selain itu perpaduan masyarakat dan budaya yang masih asli dicerminkan dengan
gotong royong, dan adat budaya khas, serta diwarnai dengan unsur Islam. Hal ini dapat dipandang sebagai
potensi masyarakat sehingga menjadi modal dalam peningkatan sumber daya manusia sehingga terbentuk suatu
masyarakat yang handal dan berkembang dan mudah tanggap terhadap kemajuan. Lebih dari itu potensi potensi
yang ada menjadikan ketahanan sosial masyarakat akan mampu menangkal dan menyaring kemungkinan
adanya pengaruh budaya luar yang negatif. Salah satu wujud kekhasan budaya masyarakat ialah lahirnya seni
budaya khas daerah seperti seni tari, seni suara, seni musik dan seni rupa. Hal ini selain memperkuat budaya
masyarakat juga menjadi aset yang bisa dikembangkan untuk wisata maupun industri.

Tabel 2.7 Jumlah Penduduk di Kota Probolinggo Tahun 2009 (Dirinci Menurut Jenis Kelamin)
Jumlah Penduduk
No Kecamatan Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 Mayangan 30.917 31.677 62.594
2 Kanigaran 27.358 27.633 54.991
3 Kademangan 19.034 19.207 38.241
4 Wonoasih 16.071 16.165 32.236
5 Kedopok 14.987 15.056 30.043
Kota Probolinggo 108.367 109.738 218.105
Sumber : Monografi Kelurahan seKota Probolinggo, Tahun 2010

Tabel 2.8 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2006 - 2009
Penduduk (Jiwa) Pertumbuhan
Tahun Jumlah
Laki-Laki Perempuan Penduduk
2005 94.552 96.944 191.496 -
2006 96.856 101.394 198.250 3,53%
2007 104.312 106.111 210.423 4,83%
2008 106.715 107.829 214.544 3,86%
2009 108.367 109.738 218.105 3,31%
Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka, BPS Kota Probolinggo

2.4. PEREKONOMIAN

2.4.1. PENGELUARAN DAERAH


II-3

Komponen pengeluaran belanja terdiri dari : Belanja Operasi, Belanja Modal, Transfer ke
desa/kelurahan, Belanja tak terduga. Pada tabel 2.9 dapat diketahui bahwa besarnya pengeluaran biaya untuk
belanja di kota Probolinggo pada tahun 2009 mencapai Rp 458.255.346.000,00, bertambah 9,3% dari total biaya
tahun 2008. Dilihat dari perkembangan total biaya di Kota Probolinggo mulai tahun 2005 2009 cenderung
meningkat, dengan rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya sebesar 25,5%. Pada tahun 2009, pos belanja paling
besar adalah pada belanja administrasi umum yang meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja perjalanan
dinas, belanja pemeliharaan, yaitu sebesar Rp 213.995.696.000, 00.

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

Tabel 2.9 Realisasi Pengeluaran Pemerintah Kota Probolinggo Tahun 2005 - 2009

II-3
Sumber : RPIJM Kota Probolinggo Tahun 2010 - 2014
KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO
BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

2.4.2. PEMBIAYAAN DAERAH


Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun
pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup derfisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara
lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil investasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunkan
untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain,dan peneyertaan modal
pemerintah.
Tingkat pertumbuhan pembiayaan daerah kota Probolinggo pada tahun 2007-2008 mencapai 30%,
sedangkan pada tahun anggaran 2005-2006, pembiayaan pengeluaran daerah lebih besar dari pada penerimaan
pembiyaan daerah sehingga pembiyaan bersih (netto) menjadi minus, penerimaan pembiayaan pada tahun 2007
(Rp 27.438.016) lebih besar dari pengeluaran pembiayaan (Rp 200.000) dan pada tahun 2008 penerimaan
pembiayaan (Rp 39.287.989) dan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp. 600.000. Untuk lebih jelasnya, kondisi
eksisting pembiyaan daerah kota Probolinggo tahun 2004-2008 rata-rata pertumbuhan sebesar 15%, untuk tahun
2010 2013 diproyeksikan rata-rata pertumbuhan sebesar 7% dapat dilihat pada tabel 2.10 sebagai berikut ini :

II-3

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

Tabel 2.10 Realisasi Pembiayaan Pemerintah Kota Probolinggo Tahun 2005 - 2009

II-3
KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO
BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

2.5. PENDIDIKAN
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Probolinggo dan Kantor Kementrian Agama Kota
Probolinggo, banyaknya sekolah mulai dari Pra Sekolah (TK) hingga Perguruan Tinggi di Kota Probolinggo pada
Tahun 2010 sejumlah 295 buah, dengan jumlah murid/mahasiswa yang terdaftar pada tahun ajaran 2009/2010
berjumlah 53.528 orang, dan didukung oleh 3.818 orang guru/dosen.

Tabel 2.11 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kota Probolinggo Tahun 2008


TK SD SLTP SLTA
No. Kecamatan
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1. Kademangan - 16 20 - - 2 1 4
2. Kedopok - 11 16 - 2 - 1 2
3. Wonoasih - 10 13 2 2 - 1 2
4. Mayangan 1 24 36 2 1 4 - 4
5. Kanigaran - 19 28 1 5 4 5 7
Jumlah 1 80 113 5 10 10 8 19
Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka Tahun 2010, BPS Kota Probolinggo

2.6. KESEHATAN

Peningkatan pelayanan kesehatan tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan
yang memadai sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.12. Menurut data dari Dinas Kesehatan, Kota Probolinggo
pada tahun 2010 memiliki 5 rumah sakit, 6 Puskesmas, 20 Puskesmas Pembantu, 11 Balai Pengobatan/Pos
Kesehatan/BKIA ABRI/swasta, 17 Apotik, 1 toko obat berijin, dan 3 buah BKIA/Pos.

Tabel 2.12 Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan Tahun 2008


Kecamatan
No. Jenis Fasilitas Jumlah
Kademangan Kedopok Wonoasih Mayangan Kanigaran
1. RSU Pemerintah - - - 1 - 1
2. RS Swasta - - - 1 - 1
3. RS Jiwa - - - - 1 1
4. RS Bersalin - - - 1 1 2
5. Puskemas 1 1 1 2 1 6
6. Pusk. Pembantu 3 4 3 4 6 20
7. Balai Pengobatan
1 - - 4 1 6
Swasta/ABRI
8. BKIA Swasta/ABRI - 1 - 2 - 3
9. Pos Kesehatan - - - 1 - 1
10. BP Milik Kantor - - - 1 - 1
Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka Tahun 2009, BPS Kota Probolinggo
II-3

2.7. UTILITAS UMUM

a. Air bersih
Untuk memenuhi kebutuhan penduduk Kota Probolinggo akan air bersih, sebagian dari PDAM dan
sebagian besar masih dipenuhi dari sumur gali, sumur pompa serta lainnya dari sumber mata air dan sungai.

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

Jumlah air minum yang disalurkan pada tahun 2008 meningkat dari tahun 2004 yaitu dari 3.039.578 M3
meningkat menjadi 3.851.644 M3. Dari total 14.011 pelanggan, 91,5% adalah rumah tangga dengan volume
pemakaian air adalah 75,8%.

b. Persampahan
Kegiatan pelayanan kebersihan dan pengelolaan sampah di Kota Probolinggo sebagian besar
dilaksanakan oleh Bidang Penanggulangan dan Penanganan Dampak Pencemaran Lingkungan Hidup (P2DPLH)
dan UPT. Komposting yang berada dalam naungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo.
Sedangkan pada beberapa fasilitas umum seperti pasar, kompleks perkantoran pemerintah, rumah sakit, sungai
dan saluran air serta pada tingkat/satuan wilayah terkecil (RT/RW), pengelolaan sampah dilakukan secara
koordinatif baik antara Bidang P2DPLH dengan Instansi/Unit Kerja terkait maupun dengan Petugas Pengangkut
Sampah RT/RW yang keberadaannya dikelola secara swadaya oleh masyarakat.

Tugas utama Bidang P2DPLH pada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo adalah
menyelenggarakan kegiatan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pengelolaan kebersihan
dan persampahan. Dasar hukum pembentukan Bidang P2DPLH adalah Peraturan Daerah Kota Probolinggo No
03 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Probolinggo. Sedangkan sebagai pedoman
untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, unit kerja yang didukung 167 personil serta berbagai sarana dan
prasarana penunjang kegiatan ini mengacu kepada Peraturan Walikota Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo.
Pemerintah Kota Probolinggo melalui Badan Lingkungan Hidup telah melaksanakan berbagai bentuk
kegiatan yang antara lain adalah sebagai berikut:
- Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan Forum Jaringan Manajemen Sampah
(FORJAMANSA) yang meliputi: Sosialisasi program-program pengelolaan persampahan kepada
masyarakat melalui media cetak, elektronik dan penyuluhan langsung, Pemberian pembinaan kepada
kelurahan percontohan mengenai teknis pengelolaan persampahan, Pelaksanaan kegiatan pelatihan
pemberdayaan pengurus FORJAMANSA di tingkat Kota, Kecamatan dan Kelurahan serta Pelaksanaan
kegiatan studi banding dalam upaya untuk menambah informasi mengenai sistem dan teknis pengelolaan
persampahan di daerah lain.
- Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan Paguyuban Kelompok Masyarakat Pemilahan
Sampah Rumah Tangga PAPESA (Paguyuban Peduli Sampah) Kota Probolinggo. Pembentukan
II-3

paguyuban itu sendiri adalah merupakan prakarsa dari Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPT) Komposting
pada Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo dengan tujuan untuk memberikan pemahaman secara
lebih komprehensif kepada masyarakat mengenai berbagai kondisi, permasalahan dan potensi
persampahan rumah tangga dan lingkungan, menumbuhkan kepedulian serta menciptakan wadah kegiatan
bagi masyarakat untuk turut berperan-serta dalam proses pengelolaan sampah rumah tangga.
- Melaksanakan kegiatan Peningkatan dan Pengembangan TPA sebagai bagian dari
upaya untuk memenuhi prasyarat teknis pengelolaan Tempat Pengumpulan Akhir (TPA) yang berwawasan

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

lingkungan. Wujud dari kegiatan tersebut adalah pembangunan dan perbaikan berbagai fasilitas penunjang
kegiatan pengelolaan akhir sampah di dalam kompleks TPA Kota Probolinggo
- Mengembangkan Pola Kerjasama dengan Pihak Swasta sebagai salah satu bentuk
perwujudan fungsi kontributif pihak swasta terhadap lingkungan dan masyarakat, yang antara lain berupa
pemberian bantuan sarana prasarana kebersihan oleh perusahaan kepada masyarakat.
- Menyelenggarakan kegiatan Rembug KAHBI (Kampungku Hijau, Bersih dan Indah).
Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa kelurahan dengan mengambil format diskusi atau urun rembug antara
warga dengan pemerintah seputar masalah kebersihan dan keindahan di lingkungan mereka. Kegiatan ini
juga merupakan salah satu bentuk dari upaya proaktif pemerintah dan warga masyarakat untuk secara
bersama-sama mewujudkan peningkatan kemandirian masyarakat dalam mengelola kebersihan di
lingkungan mereka.
c. Air Limbah
Air limbah yang di maksud adalah air limbah permukiman (kegiatan domestik) yang di hasi;lkan dari
kegiatan rumah tangga dan bersumber dari sisa mandi, sisa cuci, dapur dan tinja manusia.Air limbah yang di
hasilkan harus dilakukan pengololaan agar tidak mencemari air permukaan dan air tanah sehingga dapat
mencegah terjadinya penyakit seperti diare, tipus kolera, gatal-gatal dll. Berdasarkan pengamatan dan survei
dilapangan pada tahun 2010, rumah tangga yang memiliki dan menggunakan tangki septic sebesar 60,68% dari
jumlah responden sebesar 1.152 KK.
d. Listrik
Untuk memberikan pelayanan penerangan bagi penduduk Kota Probolinggo umumnya mempergunakan
listrik dari PLN, pelayanan listrik hampir 100% dari jumlah KK yang ada di Kota Probolingo.

e. Telepon
Sistem telekomunikasi dengan peralatan telepon telah merata melayani seluruh wilayah Kota
Probolinggo. Pelayanan telepon Otomat di wilayah Kota Probolinggo sebagian besar sudah mencapai wilayah
kota dan sebagian kecamatan yang berdekatan, sedangkan kecamatan-kecamatan lainnya umumnya sudah
menggunakan sistem otomatis dengan jumlah pelanggan relatif cukup dan jaringan jangkau komunikasi yang
tersebar.

2.8. VISI PEMBANGUNAN DAERAH


II-3

Mengacu pada RPJMD Kota Probolinggo Tahun 2010-2014, maka visi pembangunan daerah Kota
Probolinggo adalah :

TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KOTA PROBOLINGGO MELALUI


PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN BERBASIS
INVESTASI PRODUKTIF DAN BERKESINAMBUNGAN
Visi ini memiliki makna sebagai berikut :

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

1. Kesejahteraan masyarakat, adalah merupakan tujuan akhir dari sebuah proses


penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Masyarakat yang sejahtera lahir dan batin akan menjadi
modal utama untuk mewujudkan masyarakat madani, yakni masyarakat sipil yang berdaya dan memiliki
kepedulian yang tinggi terhadap lingkungannya sehingga senantiasa berpartisipasi aktif dalam setiap aktivitas
pembangunan.
2. Kemiskinan, merupakan suatu kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang, laki - laki
dan perempuan, tidak terpenuhi hak - hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan
yang bermartabat. Definisi kemiskinan ini beranjak dari pendekatan berbasis hak yang mengakui bahwa
masyarakat miskin, baik laki - laki maupun perempuan, mempunyai hak - hak dasar yang sama dengan
anggota masyarakat lainnya. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi
juga kegagalan pemenuhan hak - hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok
orang, laki - laki dan perempuan, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.
Hak - hak dasar terdiri dari hak - hak yang dipahami masyarakat miskin sebagai hak mereka untuk dapat
menikmati kehidupan yang bermartabat dan hak yang diakui dalam peraturan perundang - undangan. Hak -
hak dasar. yang diakui secara umum antara lain meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa
aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial -
politik, baik bagi perempuan maupun laki - laki. Hak-hak dasar tidak berdiri sendiri tetapi saling
mempengaruhi satu sama lain sehingga tidak terpenuhinya satu hak dapat mempengaruhi pemenuhan hak
lainnya.
3. Pengangguran merupakan suatu kondisi seseorang yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau
bekerja kurang dari 2 (dua) hari dalam satu minggu dan yang bersangkutan berusaha mencari pekerjaan.
Pengangguran merupakan bagian dari mata rantai kemiskinan dimana orang yang menganggur tidak memiliki
pekerjaan yang dapat menghasilkan pendapatan sehingga akan mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
4. Investasi merupakan upaya untuk menanamkan modal dengan harapan akan mendapatkan
keuntungan pada masa yang akan datang. Investasi tidak hanya ditinjau dari aspek ekonomi tapi juga dari
aspek manusia sebagai sumber daya insani dan sumber daya sosial. Dalam aspek ekonomi, investasi
dilakukan dengan memanfaatkan potensi ekonomi daerah secara optimal dan berkelanjutan, sehingga dapat
meningkatkan kemajuan perekonomian daerah yang akan berdampak langsung terhadap terciptanya
II-3

lapangan kerja baru yang pada akhirnya akan bermuara terhadap peningkatan pendapatan masyarakat,
mengurangi pengangguran dan kemiskinan.
Dalam aspek manusia sebagai sumber daya insani, investasi merupakan manifestasi dari upaya - upaya
peningkatan kualitas sumber manusia yang memiliki keunggulan kompetitif baik dari aspek pendidikan,
kesehatan maupun mental - spiritual.
Dalam aspek manusia sebagai makhluk sosial, investasi merupakan wujud dari upaya - upaya membentuk
modal sosial - kolektif yang harmonis dan sinergis antar elemen masyarakat sehingga dapat memberikan

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

daya dukung yang optimal terhadap terwujudnya tujuan bersama dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan dan keTuhanan.
5. Produktif dan berkesinambungan merupakan komitmen pemerintah Kota Probolinggo untuk
menjadikan investasi lebih memberikan manfaat yang optimal bagi kepentingan rakyat serta
berkesinambungan dalam jangka panjang serta berwawasan lingkungan.

2.9. MISI PEMBANGUNAN DAERAH

Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Berdasarkan kepada makna visi Kota Probolinggo, maka ditetapkan misi
pembangunan daerah Kota Probolinggo yakni :
Mewujudkan masyarakat Kota Probolinggo yang berdaya, mandiri, berbudaya, demokratis dan
agamis yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia;
Mewujudkan kesejahteraan masyarakat seutuhnya melalui pertumbuhan ekonomi yang merata,
berkeadilan dan berwawasan lingkungan;
Mewujudkan iklim investasi yang prospektif dan kondusif yang didukung oleh sarana dan prasarana
kota yang berkualitas serta pelayanan publik yang prima;
Menegakkan supremasi hukum, ketentraman dan ketertiban umum yang disertai dengan
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa belandaskan prinsip - prinsip tata
pemerintahan yang baik.

2.10. STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA

Strategi Pengembagan Kota Probolinggo yang merupakan ringkasan dari rencana kota, memuat potensi
dan masalah serta rencana arah pengembangan kota. Adapun rencana kota yang ada antara lain : Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Probolinggo 2009-2028.
Potensi dan Masalah pengembangan Kota Probolinggo meliputi potensi dan masalah terkait struktur
ruang kota, pola ruang kota, kawasan strategis serta kawasan pesisir.
Untuk menunjang kebijakan pusat Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) Probolinggo - Lumajang, maka
II-3

kebijaksanaan spasial Kota Probolinggo dibagi menjadi 1 (satu) Pusat Pelayanan Kota dan 4 (empat) Sub Pusat
Pelayanan Kota (SPPK) dengan masing-masing memiliki prioritas pembangunan. Adapun penentuan pusat dari
masing-masing SPPK tersebut didasarkan atas potensi yang telah dimiliki oleh wilayah tersebut serta potensi
yang nantinya memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk dikembangkan. Potensi yang dimaksud disini
terutama adalah adanya fasilitas-fasilitas pelayanan sosial yang cukup seperti misalnya sarana kesehatan,
pendidikan, transportasi, dan sebagainya.
a. Sub Pusat Pelayanan Kota A (SPPK A)

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

SPPK A memiliki luas wilayah 8,655 Km2 dengan pusat SPPK Mayangan. Wilayah SPPK A meliputi
Kelurahan Mayangan, Sukabumi, Mangunharjo, Jati, dan Kelurahan Wiroborang. Wilayah SPPK A
terdiri dari 2 (dua) Pelayanan Lingkungan, yaitu Pelayanan Lingkungan 1 (A1) dan Pelayanan
Lingkungan 2 (A2). Dengan prioritas pembangunan yaitu sebagai pemerintahan, perdagangan dan
jasa, perumahan dan fasilitas umum, industri, pergudangan, kawasan lindung mangrove, jalur
hijau, pengembangan pelabuhan, permukiman nelayan, Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP),
pariwisata dan sarana olahraga. Pelayanan lingkungan 1 (A1) terdiri dari Kelurahan Mayangan dan
Kelurahan Sukabumi. Pelayanan lingkungan 2 (A2) terdiri dari Kelurahan Mangunharjo, Kelurahan
Jati dan Kelurahan Wiroborang.
b. Pusat Pelayanan Kota B (PPK B)

PPK B memiliki luas wilayah 10,653 Km 2 dengan pusat PPK Kanigaran. Wilayah PPK B meliputi
Kelurahan Tisnonegaran, Curahgrinting, Kanigaran, Kebonsari Kulon, Kebonsari Wetan, dan
Kelurahan Sukoharjo. Wilayah PPK B terdiri dari 2 (dua) Pelayanan Lingkungan, yaitu Pelayanan
Lingkungan 1 (B1) dan Pelayanan Lingkungan 2 (B2). Dengan prioritas pembangunan yaitu
sebagai pusat pemerintahan, perumahan dan fasilitas umum, pusat perkantoran, pusat
perdagangan dan jasa (skala pelayanan wilayah kota), jalur hijau dan kawasan militer. Pelayanan
lingkungan 1 (B1) terdiri dari Kelurahan Tisnonegaran, Kelurahan Kanigaran dan Kelurahan
Curahgrinting. Pelayanan lingkungan 2 (B2) terdiri dari Kelurahan Kebonsari Wetan, Sukoharjo dan
Kelurahan Kebonsari Kulon.
c. Sub Pusat Pelayanan Kota C (SPPK C)

SPPK C memiliki luas wilayah 12,754 Km2 dengan pusat SPPK Kademangan. Wilayah SPPK C
meliputi Kelurahan Kademangan, Pilang, Ketapang, Triwung Lor, Triwung Kidul, dan Kelurahan
Pohsangit Kidul. Wilayah SPPK C terdiri dari 2 (dua) Pelayanan Lingkungan, yaitu Pelayanan
Lingkungan 1 (C1) dan Pelayanan Lingkungan 2 (C2). Dengan prioritas pembangunan yaitu
sebagai pemerintahan, perdagangan dan jasa, industri pergudangan, pertanian, perumahan dan
fasilitas umum, jalur hijau dan terminal regional. Pelayanan lingkungan 1 (C1) terdiri dari Kelurahan
Pilang, Kelurahan Triwung Lor dan Kelurahan Ketapang. Pelayanan lingkungan 2 (C2) terdiri dari
II-3

Kelurahan Triwung Kidul, Kelurahan Kademangan dan Kelurahan Pohsangit Kidul.


d. Sub Pusat Pelayanan Kota D (SPPK D)

SPPK D memiliki luas wilayah 10,981 Km 2 dengan pusat SPPK Wonoasih. Wilayah SPPK D
meliputi Kelurahan Wonoasih, Jrebeng Kidul, Pakistaji, Kedunggaleng, Kedungasem dan
Kelurahan Sumber Taman. Wilayah SPPK D terdiri dari 2 (dua) Pelayanan Lingkungan, yaitu
Pelayanan Lingkungan 1 (D1) dan Pelayanan Lingkungan 2 (D2). Dengan prioritas pembangunan
yaitu sebagai pemerintahan, perdagangan dan jasa, industri (agro industri), industri kecil,

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

pendidikan, pertanian, perumahan dan fasilitas umum, dan jalur hijau. Pelayanan lingkungan 1
(D1) terdiri dari Kelurahan Wonoasih, Kelurahan Jrebeng Kidul dan Kelurahan Pakistaji. Pelayanan
lingkungan 2 (D2) terdiri dari Kelurahan Kedunggaleng, Kelurahan Kedungasem dan Kelurahan
Sumber Taman.
e. Sub Pusat Pelayanan Kota E (SPPK E)

SPPK E memiliki luas wilayah 13,624 Km 2 dengan pusat SPPK Kedopok. Wilayah SPPK E meliputi
seluruh Kelurahan Sumber Wetan, Kareng Lor, Jrebeng Kulon, Jrebeng Wetan, Jrebeng Lor, dan
Kelurahan Kedopok. Wilayah SPPK E terdiri dari 2 (dua) Pelayanan Lingkungan, yaitu Pelayanan
Lingkungan 1 (E1) dan Pelayanan Lingkungan 2 (E2). Dengan prioritas pembangunan yaitu
sebagai pemerintahan, perdagangan dan jasa, perumahan dan fasilitas umum, pertanian, jalur
hijau dan sarana olahraga. Pelayanan lingkungan 1 (E1) terdiri dari Kelurahan Sumber Wetan,
Kelurahan Kareng Lor dan Kelurahan Jrebeng Kulon. Pelayanan lingkungan 2 (E2) terdiri dari
Kelurahan Jrebeng Lor, Kelurahan Jrebeng Wetan dan Kelurahan Kedopok.

2.11. KELEMBAGAAN

Dalam rangka pengembangan program investasi, dari aspek kelembagaan daerah telah
dibentuk beberapa lembaga Perangkat Daerah untuk mendukung program dimaksud yang terdiri dari
12 Dinas Daerah, 12 Lembaga Teknis Daerah, Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan 5
kecamatan. Dari lembaga Perangkat Daerah tersebut di tasa di dalamnya terdapat lembaga-lembaga
yang terkait dengan program investasi antara lain:
1) Badan Pelayanan Perijinan
Lembaga ini dibentuk dalam rangka memudahkan pelayanan perijinan yang diwadahi dalam satu
organisasi.
2) Dinas Pekerjaan Umum
Lembaga ini dibentuk dalam rangka membangun sarana prasarana transportasi utamanya
transportasi darat berupa jalan dan jembatan. Pembangunan sarana transportasi ini tidak hanya
meliputi perbaikan sarana yang ada tetapi juga secara berkelanjutan membangun jalan-jalan baru
II-3

sebagai upaya membuka akses terhadap potensi-potensi daerah yang relatif belum tersentuh serta
dalam bidang keciptakaryaan untuk mendukung terwujudnya kebutuhan-kebutuhan prasarana
dalam rangka pengembangan investasi.
3) Dinas Perhubungan
Lembaga ini dibentuk dalam rangka menata arus transportasi sehingga dalam akses-akses
terhadap kawasan-kawasan investasi dan upaya membuka akses tersebut terhadap potensi
daerah dapat tertata dengan baik.
KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO
BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

4) RSUD dr. Mohamad Saleh dan Dinas Kesehatan


Lembaga ini dibentuk dalam rangka mewadahi urusan-urusan di bidang kesehatan masyarakat,
sehingga dari segi kesehatan dalam upaya peningkatan investasi dapat menjadi sarana
pendukung bagi terciptanya program-program kesehatan.
5) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Lembaga ini dibentuk dalam rangka memudahkan masyarakat dalam mengurus akte
kependudukan, catatan sipil dan domisili sehingga lembaga ini dapat diorientasikan mendukung
program investasi di bidang kependudukan dalam menangani kepentingan/kebutuhan masyarakat
yang terkait dengan kependudukan dan catatan sipil.
6) Dinas Pendidikan
Lembaga ini tidak terkait secara langsung dengan investasi. Tetapi ketika suatu pemikiran investasi
itu terbentuk dalam suatu wilayah tertentu, maka jaminan bagi layaknya suatu pendidikan menjadi
suatu pertimbangan yang krusial, mengingat sebuah investasi mengisyaratkan perkembangan
suatu komunitas penduduk baru yang termasuk di dalamnya para investor. Oleh karena itu, sebuah
sistem pendidikan yang layak dan bagus juga mengundang dan diperhitungkan oleh para investor
kaitannya dengan anggota keluarga yang menyertainya termasuk anak-anaknya yang pada
nantinya demi sebuah masa depan yang baik memerlukan pendidikan yang baik pula. Lembaga ini
dibentuk karena merupakan urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh daerah yang bertujuan
untuk meningkatkan program-program pendidikan di daerah sehingga berdampak pula dalam
mendukungpengembangan program investasi di Lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo.
Dengan adanya tingkat pendidikan yang tinggi di daerah dapat mendorong peningkatan sumber
daya manusia ke arah yang lebih baik.
7) Badan Lingkungan Hidup
Sebuah investasi, tipologi daerah sangat memegang peran penting. Tipologi daerah ini pada
akhirnya memperhitungkan dampak lingkungan apabila pada daerah tersebut dijadikan area
investasi. Sangat penting kiranya untuk menentuka suatu prospek kemajuan dari keberadaan
investasi dalam kaitannya ditinjau dari kelayakan sebuah lingkungan. Oleh karena itu, keberadaan
II-3

lembaga yang mengurusi lingkungan berperan penting pula terhadap propektif potensi investasi.
8) Dinas Kelautan dan Perikanan
Potensi wilayah perairan laut memungkinkan untuk dikembangkan adanya transportasi laut. Hal ini
juga melihat kenyataan dimana infrastriktur di area gerbangkertosusila khususnya di daerah
Sidoarjo dengan adanya fenomena adanya semburan lumpur Lapindo yang sedikit banyak telah
mempengaruhi arus transportasi serta distribusi manusia dan barang. Karakteristik Kota
Probolinggo yang memiliki pelabuhan perikanan memiliki potensi untuk mengalihkan arus

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

transportasi darat yang selama ini terhambat oleh dampak lulpu lapindo untuk diarahkan lewat jalur
pelabuhan Kota Probolinggo. Dalam hal ini, kapasitas dan keberadaan suatu Dinas Kelautan dan
Perikanan sangat diperlukan dalam mendukung program investasi, selain itu juga potensi-potensi
perikanan yang ada di Kota Probolinggo sebagai Kota lepas pantai sangat mendukung sekali bagi
terciptanya industri yang berhubungan dengan hasil laut, maka dari itu untuk menjaring investor
dari dalam maupun luar negeri sangat berpotensi untuk mengembangkan investasinya di Kota
Probolinggo dan keberadaan Dinas Kelautan dan Perikanan sangat penting untuk menjembatani
urusan-urusan dengan bidang tersebut.

II-3

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO 2010

GAMBARAN UMUM KOTA KOTA....................................................................................................................................1


BUKU PUTIH SANITASI KOTA PROBOLINGGO PROBOLINGGO...............................................................................................1
2.1. LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI KOTA PROBOLINGGO..............................................1
2.2. FISIK GEOGRAFIS..........................................................................................................................4
2.2.1. Topografi...........................................................................................................................................4
2.2.2. Geologi.............................................................................................................................................4
2.2.3. Jenis Tanah......................................................................................................................................4
2.2.4. Kemampuan Tanah..........................................................................................................................8
2.2.5. Iklim..................................................................................................................................................9
2.2.6. Hidrologi.........................................................................................................................................10
2.2.7. Wilayah Peka Bencana Alam dan Wilayah Kritis...........................................................................10
2.2.8. Penggunaan Lahan........................................................................................................................13
2.3. KEPENDUDUKAN DAN SOSIAL BUDAYA....................................................................................15
2.3.1. Jumlah, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk.........................................................................15
2.3.2. Ketenagakerjaan............................................................................................................................15
2.3.3. Karakteristik Sosial.........................................................................................................................16
2.4. PEREKONOMIAN..........................................................................................................................16
2.4.1. Pengeluaran Daerah......................................................................................................................16
2.4.2. Pembiayaan Daerah.......................................................................................................................18
2.5. PENDIDIKAN.................................................................................................................................20
2.6. KESEHATAN..................................................................................................................................20
2.7. UTILITAS UMUM............................................................................................................................20
2.8. VISI PEMBANGUNAN DAERAH...................................................................................................22
2.9. MISI PEMBANGUNAN DAERAH...................................................................................................24
2.10. STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA...........................................................................................24
2.11. KELEMBAGAAN............................................................................................................................26

Peta 2. 1 Peta Administrasi.......................................................................................................................................3


Peta 2. 2 Peta Ketinggian..........................................................................................................................................5
Peta 2. 3 Peta Geologi Kota Probolinggo..................................................................................................................6
Peta 2. 4 Peta Jenis Tanah........................................................................................................................................7
Peta 2. 5 Peta Curah Hujan.....................................................................................................................................11
Peta 2. 6 Peta Kedalaman.......................................................................................................................................12
Peta 2. 7 Peta Penggunaan Lahan Kota Probolinggo.............................................................................................14

Tabel 2.1 Pembagian Kecamatan di Kota Probolinggo............................................................................................1


Tabel 2.2 Luas Wilayah Berdasarkan Pada Jenis Batuan Induknya........................................................................8
Tabel 2.3 Luas Jenis Tanah di Kota Probolinggo......................................................................................................8
Tabel 2.4 Luas Wilayah Berdasarkan Kondisi Drainase...........................................................................................9
Tabel 2.5 Nama Sungai dan Panjangnya di Kota Probolinggo.................................................................................9
Tabel 2.6 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan per Bulan di Kota Probolinggo Thn. 2008......................................9
Tabel 2.7 Jumlah Penduduk di Kota Probolinggo Tahun 2009 (Dirinci Menurut Jenis Kelamin)............................16
II-3

Tabel 2.8 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2006 - 2009..............................................16
Tabel 2.9 Realisasi Pengeluaran Pemerintah Kota Probolinggo Tahun 2005 - 2009.............................................17
Tabel 2.10 Realisasi Pembiayaan Pemerintah Kota Probolinggo Tahun 2005 - 2009...........................................19
Tabel 2.11 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kota Probolinggo Tahun 2008.............................................................20
Tabel 2.12 Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan Tahun 2008.............................................................20

KELOMPOK KERJA SANITASI KOTA PROBOLINGGO

Anda mungkin juga menyukai