Bio 1
Bio 1
Pada jenis tumbuhan yang hidup di daerah panas seperti jagung, tebu, rumput-rumputan,
memiliki kebiasaan saat siang hari mereka tidak membuka stomatanya secara penuh
untuk mengurangi kehilangan air melalui evaporasi/transpirasi. Ini berakibat terjadinya
penurunan jumlah CO2 yang masuk ke stomata. Logikanya hal ini menghambat laju
fotosintesis. Tetapi tumbuhan ini telah mengembangkan cara yang cerdas untuk menjaga
agar laju fotosintesis tetap normal meskipun stomata tidak membuka penuh. Pada
tumbuhan C-4 karbondioksida pertamakali akan diikat oleh senyawa yang disebut PEP
(phosphoenolphyruvate / fosfoenolpiruvat) dengan bantuan enzim PEP karboksilase dan
membentuk oksaloasetat, suatu senyawa 4-C. Itu sebabnya kelompok tumbuhan ini
disebut tumbuhan C-4 atau C-4 pathway. PEP dibentuk dari piruvat dengan bantuan
enzim piruvat-fosfat dikinase. Berbeda dengan rubisco, PEP sangat lemah berikatan
dengan O2. Ini berarti bisa menekan terjadinya fotorespirasi sekaligus mampu
menangkap lebih banyak CO2 sehingga bisa meningkatkan laju produksi glukosa.
Pengikatan CO2 oleh PEP tersebut berlangsung di sel-sel mesofil (daging daun).
Oksaloasetat yang terbentuk kemudian akan direduksi karena menerima H+ dari NADH
dan berubah menjadi malat, kemudian ditransfer menuju ke sel seludang pembuluh
(bundle sheath cells) melalui plasmodesmata. Sel-sel seludang pembuluh adalah
kelompok sel yang mengelilingi jaringan pengangkut xilem dan floem. Error: Reference
source not found
Di dalam sel-sel seludang pembuluh malat akan dipecah kembali menjadi CO2 yang
langsung memasuki siklus Calvin-Benson, dan piruvat dikembalikan lagi ke sel-sel
mesofil. Hasil dari siklus Calvin-Benson adalah molekul glukosa yang kemudian
ditranspor melalui pembuluh floem.
Dari uraian di atas kita tahu bahwa fiksasi CO2 pada tumbuhan C-4 berlangsung dalam
dua langkah. Pertama CO2 diikat oleh PEP menjadi oksaloasetat dan berlangsung di sel-
sel mesofil. Kedua CO2 diikat oleh rubisco menjadi APG di sel seludang pembuluh. Ini
menyebabkan energi yang digunakan untuk fiksasi CO2 lebih besar, memerlukan 30
molekul ATP untuk pembentukan satu molekul glukosa. Sedangkan pada tumbuhan C-3
hanya memerlukan 18 molekul ATP. Namun demikian besarnya kebutuhan ATP untuk
fiksasi CO2 pada tumbuhan C-4 sebanding dengan besarnya hasil produksi glukosa
karena dengan cara tersebut mampu menekan terjadinya fotorespirasi yang menyebabkan
pengurangan pembentukan glukosa. Itu sebabnya kelompok tumbuhan C-4 dikenal
efektif dalam fotosintesis.
c. Proses sintesis CAM
Kelompok tumbuhan ini membuka stomata pada malam hari dan menutup pada siang
hari. Stomata yang menutup pada siang hari membuat tumbuhan mampu menekan
penguapan sehingga menghemat air, tetapi mencegah masuknya CO2.
Saat stomata terbuka pada malam hari, CO2 di sitoplasma sel-sel mesofil akan diikat oleh
PEP dengan bantuan enzim PEP karboksilase sehingga terbentuk oksaloasetat kemudian
diubah menjadi malat (persis seperti tumbuhan C-4). Selanjutnya malat yang terbentuk
disimpan dalam vakuola sel mesofil hingga pagi hari. Pada siang hari saat reaksi terang
menyediakan ATP dan NADPH untuk siklus Calvin-Benson, malat dipecah lagi menjadi
CO2 dan piruvat. CO2 masuk ke siklus Calvin-Benson di stroma kloroplas, sedangkan
piruvat akan digunakan untuk membentuk kembali PEP.
Fotosintesis tanaman C3, C4 dan CAM :