Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Ummi Kalsum, S.Farm (16340141)
Rika Fatmala, S.Farm (16344123)
Khairunnisa, S.Farm (16344130)
Tyas Kusumaningrum Harbi Ganis, S.Farm (16344132)
Muhamad Zakaria, S.Farm (16344134)
Aris Munandar, S.Farm (16344206)
Disusun Oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Suku Dinas Kesehatan Jakarta
Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Institut Sains dan
pembimbing PKPA di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan dan Ibu Dr.
Apoteker (PSPA) Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) yang membantu
dan meluangkan waktu dalam penyusunan laporan ini. Ucapan terima kasih yang
1. Ibu Dr. Tiah Rachmatiah, M.Si, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi ISTN
Jakarta.
2. Dr. Henny F. Fachrudin, MARS selaku Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota
iii
untuk melakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Suku Dinas Kesehatan
3. Bapak Drs.Tahoma Siregar, M.Si., Apt selaku Kepala Program Studi Profesi
4. Seluruh Staf dan Karyawan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan yang
telah memberikan informasi yang sangat berguna sehingga laporan ini dapat
terselesaikan.
5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan semangat yang
luar biasa.
dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
langsung.
karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
PKPA di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan dapat bermanfaat bagi pembaca,
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
II.4.2. Visi dan Misi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan ........... 14
v
II.5. Puskesmas ........................................................................................ 26
Farmasi ................................................................. 46
III.5.Puskesmas .......................................................................................... 69
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................. 80
vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 86
V.1. Kesimpulan....................................................................................... 86
LAMPIRAN ....................................................................................................... 89
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
viii
DAFTAR TABEL
Lampiran Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
fasilitas kesehatan, sumber daya bidang kesehatan yang adil dan merata, upaya
daerah.
2
sinergis, berhasil guna, dan berdaya guna sehingga tercapai derajat kesehatan
DKI Jakarta.
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta nomor 278
tahun 2016 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Kesehatan. Suku Dinas
karena itu, Kepala Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Institut Sains
I.2. Tujuan
dan Minuman, baik yang terkait dengan perizinan maupun yang terkait
TINJAUAN UMUM
kesehatan minimal 10 % (sepuluh persen) dari total belanja APBD di luar gaji,
bagi daerah yang telah menetapkan lebih dari 10% (sepuluh persen) agar tidak
4
NO URUSAN PEMERINTAH PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA
i. Upaya a. Pengelolaan upaya kesehatan a. Pengelolaan UKP rujukan 1. Pengelolaan UKP
Kesehatan perorangan (UKP) rujukan tingkat provinsi/linntas kabupaten/kota dan rujukan
nasional/lintas provinsi kabupaten-kota tingkat kabupaten/kota
b. Pengelolaan upaya kesehatan b. Pengelolaan UKM Provinsi 2. Pengelolaan UKM
masyarakat (UKM) nasional dan rujukan tingkat daerah kabupaten/kota dan rujukan
dan rujukan nasional dan provinsi/lintas tingkat kabupaten/kota
rujukan nasional lintas kabupaten/kota 3. Penerbitan izin rumah sakit
provinsi c. Penerbitan ijin rumah sakit kelas C dan D dan fasilitas
c. Penyelenggaraan registrasi, kelas B dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
akreditasi, dan standarisasi pelayanan kesehatan kabupaten/kota
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat provins
publik dan swasta
d. Penerbitan izin rumah sakit
kelas A dan fasilitas
pelayanan kesehatan
penanaman modal asing
(PMA) serta fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat
nasional
ii. Sumber Daya a. Penetapan standarisasi dan a. Perencanaan dan 1) Penerbitan izin praktek dan izin
Manusia registrasi tenaga kesehatan pengembangan SDM kerja tenaga kesehatan
Kesehatan Indonesia, tenaga kesehatan kesehatan untuk UKM dan 2) Perencanaan dan
warga Negara asing UKP daerah provinsi pengembangan SDM kesehatan
(SDMK)
(TKWNA) serta penerbitan untuk UKM dan UKP
rekomendasi pengesahan kabupaten/kota
4
5
Sekretaris Daerah. Kepala Dinas Kesehatan dibantu oleh seorang Wakil Kepala
Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
7
8
Kesehatan
Kesehatan
pelayanan kesehatan
upaya kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia dan penyandang
disabilitas
kesehatan
kesehatan
bidang kesehatan
Kesehatan.
10
1. Kepala Dinas.
a. Subbagian Umum
b. Subbagian Kepegawaian
d. Subbagian Keuangan
Psikotropika.
Kesehatan.
Narkotika.
Rumah Sakit.
Pemerintahan Daerah.
Tenaga Kesehatan
Pekerjaan Kefarmasian.
Otonom.
Tenaga Kefarmasian.
seorang kepala Suku Dinas yang secara teknis dan adminstrasi berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan serta secara
kerja Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan
dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan serta secara
14
Jakarta Selatan.
Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan memiliki visi yaitu Jakarta
Governance
5. Menggalang kemitraan dengan berbagai sektor dan seluruh potensi yang ada
di masyarakat.
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana strategis dan rencana kerja serta anggaran Suku Dinas
Kesehatan
Dinas Kesehatan
15
keluarga, peningkatan program gizi dan PPSM, serta promosi dan informasi
kesehatan
Kesehatan
18. Pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan acara Suku Dinas Kesehatan
19. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas
Kesehatan
Dinas.
Subbagian Tata Usaha merupakan satuan kerja staf Suku Dinas Kota
mempunyai tugas:
Dinas Kota.
Kota.
Kota.
dibukukan.
kesehatan.
19
berencana
20
masyarakat
Kesehatan Masyarakat
21
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi Pelayanan
kesehatan tradisional
pelayanan Kesehatan
Kesehatan di wilayah
Pelayanan Kesehatan
Seksi Sumber Daya Kesehatan merupakan satuan kerja lini Suku Dinas
Seksi Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
kesehatan
Dinas. Seksi
1. Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Suku
kesehatan olahraga
kesehatan olahraga
hidup sehat
dan masyarakat.
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
samping itu, puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dan
kesehatan.
28
2. Pemberdayaan masyarakat
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan
pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk
i. 6. Pekerjaan Kefarmasian(7)
penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
dengan proses produksi dan pengawasan mutu sediaan farmasi pada fasilitas
produksi sediaan farmasi wajib dicatat oleh tenaga kefarmasian sesuai dengan
Sediaan Farmasi dapat berupa Industri Farmasi Obat, Bahan Baku Obat, Obat
Tradisional, dan Pabrik Kosmetik. Industri farmasi harus memiliki 3 (tiga) orang
30
mutu, produksi, dan pengawasan mutu setiap produksi sediaan farmasi. Industi
dengan distribusi atan penyaluran sediaan farmasi wajib dicatat oleh tenaga
kefarmasian sesuai dengan tugas dan fungsinya yang sesuai dengan standar
prosedur operasional.
yaitu apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat dan
kefarmasian.
wajib memiliki surat tanda registrasi. Surat tanda registrasi yang dimaksud
diperuntukkan bagi apoteker berupa STRA, dan tenaga teknis kefarmasian berupa
STRTTK.
Indonesia wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja.
apoteker pendamping.
adalah delapan peran, yang dapat dilaksanakan oleh Apoteker, yang dikenal
dengan istilah Nine Stars Pharmacists yang dicetuskan oleh WHO-FIP yaitu:
1. Care-giver
ini meliputi pelayanan klinik analisis, teknologi, dan regulasi. Diperlukan farmasis
yang dapat berinteraksi dengan baik bersama dengan individu dan masyarakat.
Farmasis harus melihat praktek terintegrasi, bermutu tinggi, dan secara kontinu
sejalan dengan sistem pelayanan kesehatan dan termasuk dengan farmasis lainnya.
2. Decision maker
3. Communicator
Seorang apoteker yang berada dalam posisi yang ideal di antara dokter/ atau
4. Leader
multi displin, atau didaerah dimana ada tenaga profesional lain. Kepemimpinan
meliputi
5. Manager
Seorang apoteker yang mengelola secara efektif sumber daya (SDM, fisik, dan
finansial) dan informasi. Apoteker juga dapat dengan mudah dan tenang dikelola
selalu belajar sepanjang karirnya. Apoteker juga harus belajar bagaimana belajar.
7. Teacher
pelatihan calon apoteker atau tenaga kesehatan lainnya. Partisipasi tidak hanya
sebagai pengajar / pelatih, tetapi juga memberikan peluang untuk praktisi lain
ada.
8. Researcher
9. Entreprencur
TINJAUAN KHUSUS
kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta sumber daya kesehatan. Seksi
Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan
Tata Kerja Dinas Kesehatan, Seksi Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas
yaitu:
1. Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Suku
35
36
kesehatan.
17. Mengelola obat program, vaksin dan makanan tambahan program gizi
PIRT.
memantau proses dan produk layanan di bidang kesehatan secara efektif dan
dapat dipenuhi secara optimal sesuai dengan sumber daya yang ada.
1. Pembinaan.
a. Bentuk pembinaan
pertemuan
39
pertemuan), penutupan
kesehatan
sarana
waktu.
2. Pengawasan.
pengawasan berupa suatu laporan yang meliputi supervisi, audit mutu, serta
1. Persiapan
Subseksi
2. Pelaksanaan
tim minimal 3 orang dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah
koordinasi
e. Setiap check list yang sudah diisi harus ditandatangani oleh tim
pengawasan dan dibuat rangkap 2 (satu untuk tim dan satu lagi untuk
3. Evaluasi
bulan berikutnya.
ini diperuntukkan bagi seluruh sarana distribusi, unit pelayanan, instalasi farmasi
seluruh Indonesia.
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan dalam menjalankan tugas dan fungsi
Kegiatan ini rutin dilakukan setiap bulan oleh Subseksi Farmasi Makanan dan
43
3. Pengendalian
hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
44
1. Penggolongan Narkotika
2015, Narkotika adalahzat atau obat yang berasal dan tanaman atau bukan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan atau
mengakibatkan ketergantungan.
2. Penggolongan Psikotropika
adalah zat/bahan baku atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yaitu:
dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
sekobarbital
dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
siklobarbital.
ketergantungan.
3. Prekursor Farmasi
Prekursor farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang
industri farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang
prekursor farmasi hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) atau beberapa jenis
psikotropika atau prekursor farmasi. Surat pesanan harus terpisah dan pesanan
barang lain.
untuk menyimpan barang selain prekursor farmasi dalam bentuk bahan baku.
ketentuan pada Pasal 33 ayat (1) apotek, instalasi farmasi rumah sakit,
berbeda.
farmasi pemerintah.
4) Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk
dilakukan dalam bentuk obat jadi. Penyerahan dilakukan kepada pasien harus
50
2) Telah kadaluarsa.
penggunaan.
berikut:
kepada:
Provinsi atau
dilakukan pemusnahan.
52
2) Tempat pemusnahan.
4) Nama petugas kesehatan yang menjadi saksi dan saksi lain badan/
sarana tersebut.
Kesehatan
program dan obat buffer. Obat program yang dikelola yaitu obat malaria, obat
gizi, obat kusta, obat untuk KIA, obat TB paru, obat diare, dan obat HIV. Obat
program berasal dan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI
stock) yang disiapkan untuk menghadapi keadaan yang tidak menentu yang
1. Perencanaan Kebutuhan
a. Tahap persiapan
menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit serta
b. Tahap perencanaan
a) Dinas Kesehatan
Selatan.
b) Puskesmas
atau dibeli.
55
diharapkan obat yang dapat tepat jenis, tepat jumlah dan tepat waktu.
tiap jenis obat pada kesehatan. Semua jenis obat yang tercantum
kematian terbesar.
dananya, yaitu:
c. Pengadaan
dan bersaing, transparan, dan adil. Pengadaan obat di Suku Dinas Kesehatan
Jakarta Selatan dilakukan dengan tender terbuka dan tender tertutup dan diatur
d. Penyimpanan
e. Pendistribusian
terhadap:
b. Kualiatas/kondisi obat
f. Tanggal kadaluwarsa
dicatat pada kartu stok obat serta buku harian pengeluaran obat.
secara tertib, baik obat yang diterima, disimpan dan didistribusikan meliputi
III.4 Perizinan
2014 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2013, perizinan adalah
pemberian legalitas dalam bentuk izin orang, perorangan, atau badan hukum
untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu. Tata cara pengajuan permohonan
perizinan dan non perizinan dilakukan melalui manual atau media elektronik
BPTSP, KTPSP, satlak PTSP kecamatan dan satlak PTSP kelurahan dimana
cara:
kewenangannya
penandatangan
60
6. Penandatanganan dokumen izin dan non izin dilakukan oleh pejabat yang
berwenang, dapat dilakukan dengan tanda tangan basah atau tanda tangan
elektronik.
7. Dokumen izin dan non izin yang telah ditandatangani dan distempel basah
atau elektronik.
8. Penyerahan dokumen izin dan non izin kepada pemohon, kuasa hukum
permohonan diterima.
Pengarsipan dokumen izin dan non izin dilakukan oleh BPTSP, KTPSP,
menandatangani dokumen izin dan non izin dimaksud. Pengarsipan dokumen izin
dan non izin dilakukan di kantor pejabat yang menandatangani dokumen izin dan
non izin.
61
A. Apotek
dan penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter dan
Izin Apotek. Suatu apotek harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain:
sama dengan pemilik modal yang telah memenuhi persyaratan harus siap
farmasi yang lain yang merupakan milik sendiri atau pihak lain.
2. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan
sediaan farmasi.
Apotek harus mudah diakses oleh masyarakat. Sarana dan prasarana apotek
dapat menjamin mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
penerimaan resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set
Terbatas)
timbangan obat, air minum (air mineral) untuk pengencer, sendok obat,
dan label obat. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi
conditioner).
63
d. Ruang Konseling
permohonan pasien.
Habis Pakai
f. Ruang Arsip
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek tenaga kerja atau personalia
a. Apoteker Pengelola Apotek atau biasa disebut APA, yaitu apoteker yang
buka apotek.
pengganti harus memiliki SIK (Surat Izin Kerja) dan tidak bertindak
asisten apoteker.
Selain itu juga diperlukan tenaga kerja lainnya untuk mendukung kegiatan-
sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah
dapat dibantu oleh apoteker pendamping dan/atau tenaga teknis kefarmasian yang
memiliki surat tanda registrasi, surat izin praktek atau surat izin kerja.
a. Persyaratan administrasi
berkesinambungan.
atau mandiri.
B. Toko Obat
izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas untuk
menjual secara eceran. Pendirian toko obat harus memiliki izin usaha melalui
Obat.
hanya menjual obat bebas dan obat bebas terbatas dalam kemasan pabrik dan
dilarang membuat atau mengemas obat kembali, dan menyimpan obat bebas
(misalnya etalase), papan nama yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Persyaratan lain yang harus dipenuhi pedagang eceran obat untuk mendirikan
Apoteker
penanggungjawab teknis.
67
membuat sediaan obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan,
1. Surat permohonan
2. Fotokopi akta pendirian badan usaha perorangan yang sah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
komisaris/badan pengawas
perseorangan
perseorangan
Cabang penyalur alat kesehatan adalah unit usaha dari penyalur alat
sebagai berikut:
pendidikan paling rendah asisten apoteker atau tenaga lain yang sederajat
sesuai bidangnya.
yang memadai untuk kantor administrasi dan gudang dengan status milik
5. Melaksanakan CDAKB
manual hingga semi otomatis. Sertifikat Produksi Pangan industri Rumah Tangga
69
dengan:
Tangga
penanggungjawab IPRT.
1) Materi Utama
Operating Procedure/SSOP)
70
Tangga (CPPB-IRT)
2) Materi Pendukung
Kabupaten/Kota.
III.5 Puskesmas
tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka
Perangkat Teknis Daerah (UPTD) dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
di Jalan Tebet Timur 2 RT. 006 / 005, Kelurahan Tebet Timur, Jakarta Selatan.
1. Pelayanan Kesehatan:
b. Poli Gigi
c. Poli Methadon
e. Layanan 24 Jam
f. Poli Umum
g. Poli MTBS
73
h. Poli Sahabat
i. Poli KIA
m. Poli DOTS
2. Pelayanan Penunjang:
a. Laboratorium
b. Apotek
c. EKG
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
antara lain:
1. Pelayanan Dasar:
c. Pelayanan Imunisasi
e. Pelayanan Jiwa
f. Pelayanan MTBS
g. Pelayanan KB
h. Pelayanan Gizi
i. Pelayanan Tindakan
j. Pelayanan 24 Jam
2. Pelayanan Pengembang:
a. Pelayanan Haji
b. Pelayanan Lansia
c. Pelayanan PKPR
d. Pelayanan DM
75
e. Pelayanan Mata
g. Pelayanan Akupunktur
h. Pelayanan Neurologi
3. Pelayanan Penunjang:
a. Pelayanan Laboratorium
b. Pelayanan Radiologi
c. Pelayanan EKG
d. Pelayanan Apotek
e. Pelayanan Fisioterapi
tidak hanya untuk puskesmas kecamatan saja, tetapi perencanaan juga dilakukan
obat yang disediakan Puskesmas merujuk pada Daftar Obat Esensial Nasional dan
Formularium Nasional. Pengadaan obatnya melalui e-catalog yaitu web resmi dan
sekali.
tim penerimaan dan memeriksa kesesuaian antara barang yang dipesan dan barang
first out) dan FEFO (first expired first out). Penyusunan obat dilakukan
berdasarkan gabungan antara sistem alfabetis dan bentuk sediaan. Tersedia pula
lemari khusus narkotika dan psikotropika. Hal ini yang perlu diperhatikan yaitu
suhu penyimpanan dan saat didistribusi yang erat kaitannya dengan stabilitas dan
yang dilakukan secara berkala. Setiap barang yang masuk dan yang keluar selalu
dicatat pada kartu stock yang telah tersedia di setiap rak kemudian dilakukan stock
5. Pendistribusian Obat
didasarkan pada datakonsumsi, kunjungan dan pola penyakit yang paling banyak
Suku Dinas Kesehatan sebagai salah satu bentuk pengawasan yaitu setiap
berkaitan dengar sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
melakukan kegiatan peresepan dengan resep rata-rata 350 per hari dengan 4
kali shift sehingga dapat dilakukan kegiatan peresepan dengan baik. Dimana
dokter dengan ruang apotik kemudian asisten apoteker mengambil obat sesuai
dengan resep dokter. Setelah itu pasien dipanggil dan diberikan penjelasan
aturan pakai indikasi, nama obat, dosis, bentuk sediaan, efek samping serta
cara penyimpanan.
apoteker.
yang terbatas.
tenagaapoteker.
efisiensi obat dan bahan medis habis pakai, meningkatkan kerjasama dengan
profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien yang terkait dalam pelayanan
bermutu
4. Ilmu dan keterampilan yang dimiliki selalu baru (up to date) dengan
informal.
BAB IV
PEMBAHASAN
Farmasi, Makanan dan Minuman (Farmakmin) yang dibawahi oleh Seksi Sumber
Daya Kesehatan.
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 278 Tahun 2016,
penyimpanan obat yang kurang baik, surat pesanan narkotika kosong yang sudah
narkotika dan psikotropika oleh apotek kepada Suku Dinas Kesehatan. Suku
farmasi terutama apoteker. Jumlah sarana yang harus diawasi oleh 2 (dua) tenaga
apoteker dan 1 (satu) tenaga teknis kefarmasian yang tersedia berbanding terbalik.
Jumlah sarana yang harus dilakukan binwasdal antara lain: 529 Apotek, 68
Kesehatan dilakukan dengan audit oleh institusi yang lebih tinggi. Hal yang perlu
perbaikan yang diberikan, apakah sudah diterapkan atau belum, dan dilakukan
Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan sudah tidak lagi
mengurus perizinan secara langsung, baik untuk apotek, toko obat, penyaluran
alat kesehatan, PIRT, dan izin tenaga kesehatan. Wewenang perizinan diberikan
terpadu dengan sistem satu pintu di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
bagi masyarakat dalam memperoleh pelayanan perizinan dan non perizinan serta
dalam Peraturan Daerah No. 12 dan Peraturan Gubernur No. 57 Tahun 2014.
Tebet
hari kerja dan melakukan pelayanan kefarmasian di apotek yang dimulai dari
pukul 07.30 sampai 16.00. Resep dokter dilayani setiap hari rata-rata 350 resep.
83
Obat yang diberikan sebagian besar adalah sediaan tablet, pulveres, sirup dan
topikal. Pemberian sediaan suspensi kering kepada pasien dilakukan oleh tenaga
diserahkan. Penataan obat dan alat kesehatan disusun secara alfabetis, tersedia
Semua resep dokter dan poli dilayani di apotek kecuali Obat Anti
Tuberkulosis (OAT) diberikan langsung pada poli TB. Pemberian obat langsung
pasien yang lain. Tidak ada perbedaan obat yang diserahkan pada pasien tiap poli
dan pasien program seperti pasien BPJS, perbedaan hanya terdapat pada beberapa
resep obat yang diberikan. Pasien tidak dikenakan biaya untuk obat yang
diberikan di apotek, pasien hanya cukup membayar biaya administrasi pada saat
mendaftar.
pemantauan terapi obat dan evaluasi penggunaan obat. Kegiatan ini belum
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dan Puskesmas Kecamatan Tebet yang telah
antara lain Puskesmas kelurahan Pejaten Barat I, Pejaten Barat II, Pejaten Barat II,
Pejaten Timur, Pasar Minggu I, Pasar Minggu II, Kebagusan, Ragunan, dan
Kelurahan yaitu Puskesmas Tebet Barat, Bukit Duri, Kebon Baru, Manggarai,
pada data konsumsi, kunjungan dan pola penyakit yang paling banyak terjadi di
dilakukan satu tahun sekali oleh tim perencanaan dengan metode konsumsi.
Puskesmas Tebet.
Pengadaan obat melalui e-catalog yaitu web resmi dan LKPP (Lembaga
dilakukan setiap satu bulan sekali ke RSKO. Perbekalan farmasi yang datang ke
diterima oleh tim penerima dan memeriksa kesesuaian antara barang yang dipesan
FEFO (First Expired First Out) yaitu obat yang mempunyai tanggal kadaluarsa
cepat maka obat tersebut pula yang paling pertama keluar dan setiap barang yang
masuk dan yang keluar selalu dicatat pada kartu stok yang telah tersedia di setiap
rak.
BAB V
V. 1. Kesimpulan
Dari kegiatan PKPA yang telah dilakukan di Suku Dinas Kesehatan Kota
Provinsi DKI Jakarta Nomor 278 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Kesehatan, yaitu merupakan gabungan dari suku dinas pelayanan
kesehatan dan suku dinas kesehatan masyarakat yang memiliki peran dan
Dinas Kesehatan
86
87
V. 2. Saran
resep dan kartu stok, dokumentasi pemesanan obat dan pelaporan obat serta
3. Perlu ditingkatkan lagi sarana dan prasarananya terutama ruangan apotek jika
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1.
KEPALA SUDINKES
JAKARTA SELATAN
PUSKESMAS
KECAMATAN
PUSKESMAS
KELURAHAN
90
5. Nama :
Pangkat : ..............................................................
Jabatan : ..............................................................
NIP : ..............................................................
6. Nama : ................................................................
Pangkat : ..............................................................
Jabatan : ..............................................................
NIP : ..............................................................
7. Nama : ...............................................................
Pangkat : ..............................................................
Jabatan : ..............................................................
NIP : ..............................................................
Berdasarkan Surat Tugas dari Kepala Suku Dinas Pelayanan Kesehatan Kotamadya
Jakarta........................... Nomor.......................... tanggal............ tahun..............Telah
melakukan pemeriksaan setempat terhadap :
Kelurahan : ..............................................................
Kecamatan : ..............................................................
Kabupaten/Kotamadya : ..............................................................
Provinsi : ...............................................................
kegiatan pelayanan
d) Bangunan Apotek
sekurang-urangnya
memiliki ruangan
khusus untuk :
a. Ruang peracikan
ada sesuai kebutuhan
dan penyerahan
resep.
b. Ruang
ada sesuai kebutuhan
administrasi dan
kamar kerja
Apoteker.
c. W.C ada sesuai kebutuhan
e) Kelengkapan
bangunan calon
Apotek.
a. Sumber Air harus memenuhi - Sumur/PAM
/sumur
persyaratan kesehatan. pompa dll.
Apotik.
hygiene lainnya.
- bak-
bak/tempat
pembuangan
sampah :
ada / tidak
Lebar : 40 cm lebar: cm
putih
- Tinggi huruf
minimal : 5 cm
- Tebal : 5 mm
II. PERLENGKAPAN
93
1. Alat pembuatan,
pengolahan dan
peracikan
a. Timbangan
milligram dengan - minimal 1 set - ada / tidak
anak timbangan
yang sudah ditera.
b. Timbangan gram
dengan anak
timbangan yang - minimal 1 set - ada / tidak
sudah ditera.
c. Perlengkapan lain
disesuaikan
dengan kebutuhan - ada / tidak
.buah
III. TENAGA
KESEHATAN
4. Apoteker - Ada
Pengelola Apotik
5. Apoteker
Pendamping
...orang
Demikianlah Berita Acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab
Berita Acara dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan dikirim kepada :
1. ..................................
NIP
2. .................................
NIP
3. ..................................
NIP