TINJAUAN PUSTAKA
turun temurun dan pengalaman (empiris), OT hingga kini masih digunakan oleh
2.2 Simplisia
Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat ini sudah lama dimiliki oleh
nenek moyang kita dan hingga saat ini telah banyak yang terbukti secara ilmiah.
4
Dan Pemanfaatan tanaman obat Indonesia akan terus meningkat mengingat
simplisia. Istilah simplisia dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang
masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk
(Gunawan, 2010).
Simplisia atau herbal adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang
dinyatakan lain suhu pengeringan simplisia tidak lebih dari 600C (Ditjen POM,
2008).
herbal sangat dipengaruhi oleh mutu simplisia yang digunakan. Oleh karena itu,
dengan cara yang baik. Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai
bahan sediaan herbal yang belum mengalami pengolahan apapun dan kecuali
dinyatakan lain simplisia merupakan bahan yang telah dikeringkan (Ditjen POM,
2005).
a. Simplisia nabati
tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang secara
spontan keluar dari tumbuhan atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya
5
atau zat nabati lain yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya
b. Simplisia hewani
Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat berguna
yang dihasilkan oleh hewan. Contohnya adalah minyak ikan dan madu (Gunawan,
2010).
Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau
mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana. Contohnya
Berdasarkan bahan bakunya, simplisia bisa diperoleh dari tanaman liar dan
atau dari tanaman yang dibudidayakan. Tumbuhan liar umumnya kurang baik
untuk dijadikan bahan simplisia jika dibandingkan dengan hasil budidaya, karena
pada beberapa faktor, antara lain: bagian tumbuhan yang digunakan, umur
6
tumbuhan atau bagian tumbuhan pada saat panen, waktu panen dan lingkungan
senyawa aktif di dalam bagian tumbuhan yang akan dipanen. Waktu panen yang
tepat pada saat bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa aktif dalam
jumlah yang terbesar. Senyawa aktif akan terbentuk secara maksimal di dalam
bagian tumbuhan atau tumbuhan pada umur tertentu. Berdasarkan garis besar
Biji
Pengambilan biji dapat dilakukan pada saat mulai mengeringnya buah atau
Buah
Panen buah bisa dilakukan saat menjelang masak (misalnya Piper nigrum),
setelah benar-benar masak (misalnya adas), atau dengan cara melihat perubahan
warna/ bentuk dari buah yang bersangkutan (misalnya jeruk, asam, dan pepaya).
Bunga
Panen dapat dilakukan saat menjelang penyerbukan, saat bunga masih kuncup
(seperti pada Jasminum sambac, melati), atau saat bunga sudah mulai mekar
Panen daun atau herba dilakukan pada saat proses fotosintesis berlangsung
maksimal, yaitu ditandai dengan saat-saat tanaman mulai berbunga atau buah
mulai masak. Untuk mengambil pucuk daun, dianjurkan dipungut pada saat warna
7
Kulit batang
Tumbuhan yang pada saat panen diambil kulit batang, pengambilan dilakukan
pada saat tumbuhan telah cukup umur. Agar pada saat pengambilan tidak
Umbi lapis
Panen umbi dilakukan pada saat umbi mencapai besar maksimum dan
pertumbuhan pada bagian di atas berhenti. Misalnya bawang merah (Allium cepa).
Rimpang
mengeringnya bagian atas tumbuhan. Dalam keadaan ini rimpang dalam keadaan
besar maksimum.
Akar
Panen akar dilakukan pada saat proses pertumbuhan berhenti atau tanaman
sudah cukup umur. Panen yang dilakukan terhadap akar umumnya akan
2) Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilihan hasil panen ketika tanaman masih segar.
Rumput-rumputan
Bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan, dan
8
3) Pencucian
terutama bahan-bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga bahan-bahan yang
tercemar peptisida. Cara sortasi dan pencucian sangat mempengaruhi jenis dan
jumlah mikroba awal simplisia. Misalnya jika air yang digunakan untuk
pencucian kotor, maka jumlah mikroba pada permukaan bahan simplisia dapat
bertambah dan air yang terdapat pada permukaan bahan tersebut dapat
4) Pengubahan bentuk
permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan maka bahan baku akan semakin
cepat kering. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin
perajangan khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran
yang dikehendaki.
5) Pengeringan
9
6) Sortasi kering
Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan yang terlalu gosong atau bahan yang
rusak.
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia perlu
ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara
Serbuk simplisia nabati adalah bentuk serbuk dari simplisia nabati, dengan
berupa serbuk sangat kasar, kasar, agak kasar, halus, dan sangat halus. Serbuk
simplisia nabati tidak boleh mengandung fragmen jaringan dan benda asing yang
bukan merupakan komponen asli dari simplisia yang bersangkutan antara lain
telur nematoda, bagian dari serangga dan hama serta sisa tanah (Ditjen POM,
1995).
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan.
Pada pembuatan serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus lebih dulu
sampai derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari
terayak, tetapi harus terayak habis dan dicampur homogen, karena zat berkhasiat
tidak terbagi rata pada semua bagian simplisia. Sebagai contoh daun kering yang
10
digerus halus dan diayak maka muka daun yang terayak dulu, setelah itu baru urat
2.3 Mikroorganisme
Mikroorganisme ada yang tersusun atas satu sel (uniseluler) dan ada yang
hanya tersusun atas satu sel, namun mikroorganisme tersebut menunjukkan semua
(Pratiwi, 2008).
2.3.1 Bakteri
di lingkungan sekitar kita. Mereka dijumpai di udara, air dan tanah, dalam usus
binatang, pada lapisan yang lembab pada mulut, hidung atau tenggorokan, pada
Ukuran bakteri berkisar antara 0,5 sampai 10 dan lebar 0,5 sampai 2,5
tergantung dari jenisnya. Walaupun terdapat beribu jenis bakteri, tetapi hanya
11
Bentuk bulat atau cocci (tunggal = coccus)
suatu proses yang disebut pembelahan biner. Bahan inti memperbanyak diri dan
membagi menjadi dua bagian yang terpisah dan kemudian sel membagi diri,
menghasilkan dua buah sel anak dengan ukuran yang sama (Gaman, 1992).
Berikut adalah contoh beberapa bakteri patogen serta jenis penyakit yang
2.3.2 Fungi
senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati
(Pelczar, 1986).
12
Organisme yang digolongkan kedalam jamur meliputi:
A. Khamir
Khamir dapat diisolasi dari tanah, tetapi cenderung untuk tidak berkembang
subur, populasinya dipenuhi oleh khamir yang terdapat pada buah-buahan atau
tunas. Membentuk koloni yang basah dan berlendir serta tidak bergerak. Ukuran
khamir antara 5-10 mikron, 5 atau 10 kali dari bakteri (Hasyimi, 2010).
proses sederhana yaitu dengan budding (pembentukan tunas). Pada suatu tempat
tertentu pada sel, sitoplasma membengkak keluar dari dinding sel. Tonjolan atau
bud membesar dan akhirnya memisah membentuk sel khamir yang baru
(Gaman, 1992).
13
B. Kapang
dengan mata. Sifat pertumbuhan yang khas adalah berbentuk spora dan biasanya
terlihat pada kertas-kertas koran yang basah, kulit yang sudah usang, dinding
basah, buah-buahan yang membusuk serta bahan pangan lain seperti keju dan
selai. Pertumbuhannya dapat berwarna hitam, putih atau berbagai macam warna.
Tubuh suatu kapang pada dasarnya terdiri dua bagian yaitu miselium dan
Miselium suatu kapang dapat merupakan jaringan yang terjalin lepas atau dapat
merupakan struktur padat yang terorganisasi, seperti pada jamur (Pelczar, 1986).
jamur yang tidak memiliki septa, spora biasanya terbentuk dalam suatu wadah
spora yang disebut sporangium, pada bagian ujung hifa. Hampir semua jamur
dalam untaian, dari bagian ujung hifa. Jika telah masak, spora dibebaskan ke
14
udara. Bila mereka jatuh dalam suatu substrat (makanan) yang cocok, mereka
akan berkecambah dan membentuk pertumbuhan jamur yang baru. Beberapa jenis
jamur juga menghasilkan spora seksual, dengan penggabungan dua hifa (Gaman,
1992).
Metode hitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang
dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jumlah koloni yang muncul
pada cawan merupakan satu indeks jumlah mikroba yang hidup terkandung dalam
sampel. Hal yang perlu dikuasai dalam hal ini adalah teknik pengenceran. Setelah
Metode ini merupakan metode perhitungan jumlah sel tampak (visible) dan
didasarkan pada asumsi bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah, dan
memproduksi satu koloni tunggal. Satuan perhitungan yang dipakai adalah CFU
(colony forming unit) dengan cara membuat seri pengenceran sampel dan
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah bila sel mikrobe yang masih
hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikrobe tersebut akan berkembang biak
dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung, dan kemudian dihitung tanpa
15
menggunakan mikroskop. Metode ini merupakan cara yang paling sensitif untuk
Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikrobe, karena koloni yang
Mikrobe yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
Metode hitungan cawan dibedakan atas dua cara, yakni metode tuang
(pour plate) dan metode permukaan (surface/spread plate). Pada metode tuang,
sejumlah sel (1 ml atau 0,1 ml) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan
ke dalam cawan petri, kemudian ditambahkan agar-agar cair steril yang telah
Pada pemupukan dengan metode permukaan, terlebih dahulu dibuat agar cawan
16
kemudian sebanyak 0,1 ml sampel yang telah diencerkan dipipet pada permukaan
1
Koloni per ml atau per gram = Jumlah koloni per cawan Faktor pengenceran
(Waluyo, 2007).
suhu pencairan agar yang digunakan dalam metoda tuang yang mungkin dapat
Media agar adalah media yang digunakan pada metode pour plate dan
spread plate, dimana metode tersebut adalah metode yang cocok untuk hitungan
cawan. Dengan menggunakan media agar koloni dapat diamati secara langsung,
yang sesuai untuk perhitungan, yaitu kisaran 30-300 koloni. Sehingga bisa
dihitung dan hasilnya akurat. Suhu inkubasi yang digunakan metode ini yaitu pada
kisaran suhu tertentu karena setiap mikroba memiliki karakteristik suhu yang
berbeda-beda untuk tetap hidup dan berkembang biak. Suhu inkubasi sendiri
tumbuh dengan baik. Sehingga apabila suhu dinaikkan atau diturunkan dari suhu
17