PENDAHULUAN
Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi program yang penting yang selalu diusahakan
oleh pemerintah(depdiknas) beberapa tahun terakhir. Hal itu tak luput dari tujuan pemerintah
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pendidikan bermutu sangat bergantung
pada kualitas dan kapasitas satuan-satuan pendidikan dalam membentuk peserta didik untuk
memperoleh nilai tambah, baik yang berhubungan dengan aspek pikir, rasa, hati ataupun raga
dari peserta didik itu sendiri.
Tampak dengan jelas bahwa guru adalah ujung tombak dalm proses pendidikan. Berhasil
tidaknya suatu proses pendidikan ditentukan salah satunya oleh guru. Namun demikian, tanpa
adanya guru yang kompeten, professional dan bermartabat, dan sejahtera dapat dipastikan
tidak akan tercapai tujuan yang diharapkan.
Sertifikasi guru menjadi amanat Pasal 82 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
yang mewajibkan pemerintah mulai melaksakanan program sertifikasi pendidik paling lama
12 bulan sejak diundnagkannya aturan tersebut. Diharpkan dalam jangka waktu 10 tahun
setelahnya, semua guru sudah memiliki kualifikasi akademik setidaknya S1 atau diploma IV
dan memiliki sertifikat pendidik. Kami akan membahas kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan yang berkenaan dengan sertifikasi guru, karena tak bisa dipungkiri bahwa guru
dihadapkan pada tantangan untuk mengembangkan keprofesionalannya dalam hal apapun
terutama dalam bidang pendidikan. Dari pengetahuan kita tentang profesionalisme, maka
jelas bahwa sertifikasi sangat penting bagi guru. Untuk itu, berdasarkan uraian singkat di atas
tentang kebijakan pemerintah tentang sertifikasi guru maka kami memiliki ketertarikan untuk
mengkaji lebih dalam mengenai kebijakan pemerintah tersebut khususnya pada peningkatan
mutu pendidikan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
Penulis berharap manfaat ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca umumnya
dan bagi para penulis khususnya. Selain itu, makalah ini diharapkan mampu memberikan
pandangan atau kejelasan lebih terhadap kebijakan pemerintah di bidang pemerintah
khususnya dalam hal sertifikasi guru.
BAB II
PEMBAHASAN
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik
diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional
merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas.
Sedangkan, yang dimaksud dengan Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang
ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal
pengakuan profesionalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional.
Sertifikasi mempunyai jenjang dari tingkat basic sampai advance dengan masa berlaku sesuai
ketentuan dan perlu pendaftaran pada setiap kurun waktu tertentu sesuai dengan sistem yang
diberlakukan. Sertifikasi merupakan proses pengambilan keputusan kelayakan individu
dalam jabatan tertentu.
3) Penetapan Sertifikat; diperoleh setelah mengikuti Pendidikan profesi dan dinyatakan lulus
Pendidikan profesi dan uji kompetensi.
Sertifikasi guru bertujuan untuk:
a. menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional
a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak
citra profesi guru.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak
profesional.
A (amat baik)
B (baik)
C (cukup)
Laporan Sertifikasi berisi:
Dasar utama pelaksanaan sertifikasi guru adalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang disahkan tanggal 30 Desember 2005.
Pasal yang menyatakannya adalah pasal 82 ayat (1) pemerintah wajib melaksanakan program
sertifikasi pendidik paling lama dalam waktu 12 bulan terhitung sejak berlakunya undang-
undang tersebut.
Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007
tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan yang ditetapkan pada tanggal 4 Mei 2007.
Pelaksanaan Sertifikasi salah satu wujud implementasi dari undang-undang no.14 tahun 2005
tentang guru dan dosen.Tahun 2011 merupakan tahun kelima pelaksanaan sertifikasi yang
telah dilaksanakan sejak tahun 2007.
Sertifikasi merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan, bukan tujuan itu
sendiri. Perlu ada kesadaran dan pemahaman dari semua fihak bahwa sertifikasi adalah
sarana untuk menuju kualitas. Kesadaran dan pemahaman ini akan melahirkan aktivitas yang
benar, bahwa apapun yang dilakukan adalah untuk mencapai kualitas. Jika seorang guru
kembali masuk kampus untuk meningkatkan kualifikasinya, maka belajar kembali ini
bertujuan untuk mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sehingga
mendapatkan ijazah S-1. Ijazah S-1 bukan tujuan yang harus dicapai dengan segala cara,
termasuk cara yang tidak benar melainkan konsekuensi dari telah belajar dan telah
mendapatkan tambahan ilmu dan ketrampilan baru.
Demikian pula kalau guru mengikuti sertifikasi, tujuan utama bukan untuk mendapatkan
tunjangan profesi, melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah
memiliki kompetensi sebagaimana disyaratkan dalam standar kompetensi guru. Tunjangan
profesi adalah konsekuensi logis yang menyertai adanya kemampuan yang dimaksud.
Dengan menyadari hal ini maka guru tidak akan mencari jalan lain guna memperoleh
sertifikat profesi kecuali mempersiapkan diri dengan belajar yang benar untuk menghadapi
sertifikasi. Berdasarkan hal tersebut, maka sertifikasi akan membawa dampak positif, yaitu
meningkatnya kualitas guru.
Pasca sertifikasi, pembinaan guru harus berlangsung secara berkesinambungan karena prinsip
mendasra adalah guru harus merupakan a learning person, belajar sepanjang hayat masih
dikandung badan. Sebagai guru professional dan telah bersertifikat pendidik, guru
berkewajiban untuk terus mempertahankan profesionalitasnya sebagai guru.
BAB III
KESIMPULAN
Sertifikasi guru, merupakan kebijakan yang sangat baik. Karena langkah dan tujuan
melakukan sertifikasi guru adalah untuk meningkatkan kualitas kinerja guru, memiliki
kompetensi, mengangkat harkat dan wibawa guru sehingga guru diharapkan mampu
meningkatkan kinerjanya. Sikap yang harus dibangun dalam kompetensi dan sertifikasi ini
adalah profesionalisme, kualitas, mengenal, dan menekuni profesi keguruannya,
meningkatkan kualitas keguruan. Dasar utama pelaksanaan sertifikasi guru adalah Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah
membangun kesadaran dan budaya bahwa guru merupakan ujung tombak yang berpengaruh
besar, serta merupakan factor penting dan strategis dalam usaha meningkatkan mutu
pendidikan yang didukung dengan kesejahteraan guru yang layak dan memadai.
DAFTAR PUSTAKA
http://historya-magistravitae.blogspot.com/2011/03/kualifikasi-kompetensi-dan-
sertifikasi.html Diakses tanggal 11 april 2011.
www. Kebijakan Pemerintah Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Upaya Peningkatan Mutu
Guru Mari Bersama Membangun Manusia Berkualitas Melalui Pendidikan.html diakses
tanggal 11 April 2011.
KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG
SERTIFIKASI GURU
Disusun oleh:
UNIVERSITAS JEMBER
2010