Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya
yang telah diberikan, sehingga makalah tugas MAKALAH SISTEM CARDIOVASKULER , KULIT ,
PERKEMIHAN DAN REPRODUKSI ini dapat terselesaikan. Dalam penulisan tugas ini kami tidak
terlepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Suami dan anak- anak yang telah memberi semangat dan berbagai fasilitas
sehingga lancarnya pengerjaan tugas ini.
2. Epti Yorita ,SST.MPH , PS KURNIAWATI, M.Kes , Rini Patroni, SST,M.Kes
3. sebagai dosen mata kuliah pada tugas etika profesi kebidanan ini.
4. Ibu dosen di Poltekes Kemenkes Provinsi bengkulu yang telah memberi penjelasan
dalam materi ini.
5. Teman-teman angkatan 2017 atas kekompakan dan saling memotivasi antar kita
selama penulisan tugas ini.
Kiranya ALLAH SWT berkenan membalas semua yang telah diberikan kepada kami.
Bengkulu , September 2017
TITI USMIYATI
DAFTAR ISI :
NO ISI
1. Cover ... -
2. Halaman Judul . -
3. Kata Pengantar .. -
4. Daftar Isi .. -
5. Bab I :
Pendahuluan :
1. Latar Belakang .
2. Rumusan masalah
3. Ruang lingkup
4. Tujuan
5. Manfaat
6. Bab II :.
Pembahasan Sistem Anatomi Tubuh Manusia, Fungsi dan
Penjelasan Anatomi Tubuh Manusia
1. Sistem Kerangka ..
2. Sistem Otot .
3. Sistem integument / Kulit .
4. Sistem peredaran darah / Jantung
5. Sistem Pernapasan
6. Sistem Indera
7. Sistem pencernaan ..
8. Sistem Reproduksi ..
9. Sistem Imun / Kekebalan..
10. Sistem Saraf ..
11. Sistem Ekskresi / Pembuangan
12. Sistem limfatik ..
13. Sistem Endorkin
BAB III
PENUTUP .
A. Kesimpulan .
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN PER DAN JAWABAN
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal G3P2A0 dengan Usia Kehamilan 38-39
Minggu
Subjektive : Ny. E berusia 27 tahun datang ke klinik bidan Jawiriyah bersama penulis
untuk memeriksakan haemogoblin. Ibu mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki keluhan
apapun.
Objektive :
4. Berat Badan : 85 kg
5. Tanda-tanda vital :
6. Pemeriksaan Abdomen:
7. TBBJ : 3255 gr
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya sedang memasuki usia 38 minggu
dan ibu serta janin dalam kondisi baik
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan kurangi aktifitas yang berat serta makan
dengan gizi seimbang
Personal hygine
Perawatan payudara
Pengertian imunisasi
Manfaat imunisasi
Jenis dan kegunaan imunisasi
Efek samping dari imunisasi
Jadwal imunisasi
Tempat persalinan
Memilih tenaga kesehatan terlatih
Pengambil keputusan
Transportasi
Tabungan/dana
Perut mules dan nyeri yang menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah secara teratur
dan semakin bertambah
Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
Keluar air ketuban dari jalan lahir
9. Menjadwalkan kunjungan ulang, yaitu 2 minggu kemudian dan jika ada keluha
Silahkan download di bawah ini untuk format pengkajian Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil Normal G3P2A0 dengan Usia Kehamilan 38-39 Minggu :
Subjektive : Ny.E berusia 27 tahun datang ke BPM Jawiriyah bersama suami dan penulis,
ibu mengatakan perutnya mules sejak tadi malam. Ibu merasakan seperti ingin buang air besar.
Hari pertama haid terakhir : 14 Agustus 2014
Objektive :
4. Tanda-tanda vital :
5. Pemeriksaan Abdomen:
Pembukaan : 2 cm
Penurunan Kepala : 4/5
Ketuban : utuh
Porsio : lunak
Serviks : lunak
Blood Slym : ada
Assesment : Ibu G3P2A0 kehamilan aterm, ibu dalam fase laten persalinan. Keadaan ibu dan
janin baik
Planning :
Objektive :
3. Tanda-tanda vital :
4. Pemeriksaan Abdomen:
Leopold I : 34 cm
Leopold II : PUKA
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Divergen
Pembukaan : 8 cm
Penurunan kepala : 3/5 hodge IV
Ketuban : utuh
Porsio : lunak
Blood slym : ada
Assesment : Ibu G3P2A0 kehamilan aterm dalam kala I fase aktif persalinan. Keadaan
umum ibu dan janin baik
Planning :
Kala II
Subjective : Ibu mengatakan semakin mules dan ada rasa seperti ingin buang air besar
Objective :
3. Tanda-tanda vital :
Dorongan mengedan
Tekanan pada anus
Perenium menonjol
Vulva membuka
Planning :
Kala III
Subjective : Ibu mengatakan bahagia dengan kelahiran bayinya, dan ibu mengatakan masih
mules dan lemas
Objective :
Planning :
Kala IV
Subjective : Ibu merasa sangat lega karena bayi dan plasentanya telah lahir.
Objective :
2. Tanda-tanda vital :
6. Perdarahan : 150 cc
Planning :
3. Membantu ibu dalam memenuhi kebutuhan aktifitas dan berikan posisi yang nyaman
4. Mengobservasi proses involusi (TFU, kontraksi uterus, nyeri tekan, perdarahan pervaginam)
setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua)
Silahkan download di bawah ini untuk format pengkajian Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin Normal G3P2A0 :
format-pengkajian-askeb-persalinan
DI BPM SULISTYANI,S.STT
JL.KIMAJA GG.KEDUA
BANDAR LAMPUNG
2016
PENGKAJIAN DATA
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJECTIF
1. Identitas
Umur : 28 Th Umur : 31 Th
2. Anamnessa
a. Keluhan utama
Ibu datang mengeluh perutnya mulas-mulas sejak pukul : 16.00 WIB, nyeri menjalar kepinggang bagian
bawah serta mengeluarkan lendir bercampur darah (bloodshow) dari jalan lahir pada pukul : 18.00 WIB.
b. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Dismenorhea : Tidak
HPHT : 01-08-2015
TP : 08-05-2016
c. Tanda-tanda kehamilan
f. Status Imunisasi
2 Hamil
ini
h. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, Penyakit menurun
seperti DM, asma dan penyakit kronis seperti jantung.
Perilaku Kesehatan
Ibu mengatakan tidak mengkomsumsi alkohol, jamu dan ibu tidak pernah merokok.
Ibu mengatakan bahwa keluargamua tidak ada yang pernah memiliki penyakit menular seperti DM,
asma dan penyakit kronis seperti jantung.
i. Riwayat sosial
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan, status perkawinan sah. Pemegang keputusan dalam
keluarga adalah suami.
1. Nutrisi
Sebelum hamil
Saat hamil
Sebelum hamil
Saat hamil
k. Personal Hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 3x seminggu ganti baju 2x sehari.
B. DATA OBJECTIF
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan emosional : Stabil
d. Tanda-tanda vital
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 37,1 C
f. BB sekarang : 73 Kg
g. BB sebelum : 60 Kg
h. Pertambahan BB : 13 Kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Bersih tidak ada benjolan/massa, kulit kepala tidak ada ketombe dan rambut tidak mudah patah.
2. Muka
Wajah tidak pucat, tidak ada chloasma gravidarum dan tidak ada oedema pada wajah.
3. Mata
Lidah bersih, tidak ada peradangan pada gusi, tidak terdapat caries gigi.
5. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
pembesaran vena jugularis.
6. Dada
Bunyi jantung normal dan teratur, tidak ada wheezing dan ronchi pada saat inspirasi pernapasan teratur.
7. Payudara
Pembesaran payudara normal, putting susu menonjol aerola hiperpigmentasi, tidak terdapat
benjolan/massa yang abnormal.
8. Abdomen
Bersih tidak bekas luka operasi, terdapat strie gravidarum dan terdapat linea gravidarum.
b. Palpasi abdomen
Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting yaitu kepala. Kepala
sudah masuk PAP.
Leopold IV : 4/5
: (31-11)x 155
: (20)x155
: 3100 gr
c. Auskultasi
DJJ : 140x/menit
Pendataran : 60 %
Pembukaan : 6cm
Portio : Tipis
Ketuban : (+)
Presentasi : kepala
Petunjuk ; UUK
Observasi His
C. ASASSMENT
Diagnosa ibu : Ibu dengan G2P1A0 umur 28 tahun usia kehamilan aterm(39
minggu) inpartu kala I fase aktif.
Dasar : ibu mengatakan bahwa ini kehamilan yang ke-II dan belum
pernah keguguran.
Leopold I : bokong
Leopold IV : 3/5
D. PLANNING
SUBJECTIF
OBJECTIF
Kesadaran : Composmetis
Tanda-tanda vital
DJJ : 150x/menit
Pemeriksaan dalam
o Pembukaan : 10 cm
o Pendataran : 100%
o Ketuban : (-)
o Presentasi : Kepala
o Petunjuk : UUK
o Penurunan : Hodge IV
ASSAMENT
Diagnosa ibu : Ibu dengan G2P1A0 umur 28 tahun usia kehamilan aterm(
39minggu) inpartu kala II.
PLANNING
1. Memantau keadaan ibu dan janin seperti TTV dan DJJ ibu setiap ibu selesai meneran.
Rasional : memberi pertolongan persalinan sesuai APN, bayi lahir spontan langsung
menangis pada pukul : 21.30 WIB. BB : 3500 gr, PB : 48cm, LK: 35cm dan
LD: 33cm.
SUBJECTIF
OBJECTIF
Kesadaran : Composmetis
Tanda-tanda vital
TFU : sepusat
ASSASMENT
Dasar : Bayi lahir spontan pukul : 21.30 WIB, plasenta belum lahir
adanya tanda-tanda pelepasan plasenta.
PLANNING
SUBJECTIF
OBECTIF
Kesadaran : Composmetis
Tanda-tanda vital
ASSASMENT
Dasar : bayi lahir spontasn pukul : 21.30 WIB, plasenta lahir pukul
21.40 WIB keadaan lengkap. TFU 2 jari dibawah pusat
kontraksi uterus baik.
PLANNING
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. Y P1A0 POST PARTUM HARI KE 1
DENGAN NIFAS NORMAL
DI RB CITRA PRASASTI
SUKOHARJO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti pra hamil. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas nerlangsung
selama kira-kira emam minggu. Wanita yang melalui periode puerperium disebut puerpura. Puerperium
(nifas) berlangsung selama enam minggu / 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya
alat kandungan pada keadaan yang normal (Ambarwati, dkk, 2009).
Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50%
kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dengan demikian asuhan pada masa nifas
diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya (Saefudin,2001).
Angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi, menurut survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 pada angka 307/100.000 kelahiran hidup atau setiap 2 jam
terdapat 2 orang ibu bersalin yang meninggal dunia karena berbagai sebab. Penyebab kematian di
Indonesia adalah trias klasik yaitu perdarahan (40-90%), eklampsi (20-30%), dan infeksi (20-30%)
(Saefudin,2000).
Tingginya angka kematian ibu tidak dapat dipisahkan dari profil wanita Indonesia dan peran
serta seorang tenaga kesehatan yang khususnya bidan.
Bidan adalah seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak, dan
bukan seorang dokter, yang membantu kelahiran bayi serta memberi perawatan maternal terkait
(Soepardan cit Churchil, 2004).
Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah memberikan asuhan yang
konsisten, ramah dan memberikan dukungan pada setiap ibu dalam proses penyembuhannya dari stress
fisik akibat persalinan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya. Dalam proses
penyesuaian ini, dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan kompetensi, ketrampilan dan
sensitivitas terhadap kebutuhan dan harapan setiap ibu dan keluarga. Bidan harus dapat merencanakan
asuhan yang dapat diberikan pada ibu sesuai dengan kebutuhan ibu tersebut (Ambarwati, dkk, 2009).
Pada periode ini bidan dituntut untuk dapat memberikan asuhan kebidanan terhadap
perubahan fisik dan psikologis ibu, dimana asuhan fisik lebih mudah diberikan karena dapat dilihat dan
dinilai secara langsung, apabila terjadi ketidaknormalan bidan langsung dapat mendeteksi dan
memberikan intervensi, sedangkan pemberian asuhan terhadap emosi dan psikologi ibu membutuhkan
ketelitian dan kesabaran yang lebih dari bidan. Untuk mencapai hasil yang optimal membutuhkan
kerjasama yang baik antara bidan dan keluarga (BR. Sweet, 1997).
Salah satu tujuan dari SDKI adalah mewujudkan persalinan yang sehat dan aman.Salah satu
upayanya adalah dengan melakukan pemantauan dalam 24 jam pertama pada ibu post partum, oleh
karena itu penulis mengambil kasus yang berjudul Asuhan Kebidananan Pada Ibu Nifas Ny. Y umur 25
tahun P1 Ao dalam masa nifas hari ke-1.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan Asuhan Kebidanan pada Ny. Y P1A0 Umur 30 Tahun Dengan Nifas Normal Hari Ke I RB
CITRA PRASASTI Mojolaban, Sukoharjo dengan menerapkan manajemen Varney.
2. Tujuan Khusus
e. Untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada Ny. Y dengan nifas normal
g. Untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan yang diberikan pada Ny.Y dengan nifas normal
BAB II
TINJAUAN TEORI
Menurur Sarwono, (2006) masa nifas (puerperium) dimulai setelah placenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 minggu, yang disertai perubahan fisik antara lain :
2. Pengeluaran ASI
1. Puerpurium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan jalan-jalan.
2. Puerpurium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Puerperium remote ( remote puerperium) adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk
sehat sempurna bisa berminggu minggu.
1. Sistem reproduksi
Dalam masa nifas,alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genetalia ini dalam keseluruhannya
disebut involusi (Sarwono,2006).
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan relaksasi, akan
menjadi keras sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi
placenta.
a. Uterus mengalami involusi yang dimulai dengan segera setelah placenta lahir akibat kontraksi otot polis.
Jumlah sel miometrium tidak berubah, tapi ukuran uterus berubah.
b. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat segera setelah bayi lahir, sebagian respon terhadap penurunan
volume intra uterin yang sangat besar. Karena intensitas kontraksi tidak teratur, maka pertu
dipertahankan timbul afterpains (rasa mules-mules) yang disebabkan kontraksi dan relaksasi.
Agar buang air besar teratur dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan
pemberian cairan yang cukup. Apabila ini tidak berhasil dapat di berikan supositoria biskodil per rektal
untuk melunakkan tinja ( Derek Liewellyn Jones, 2002).
Wanita yang menderita haemoroid selama kehamilan sering mengeluh bahwa mereka lebih
merasakan nyeri pada masa post partum. Satu dari 20 wanita mengalami haemoroid untuk pertama kali
sewaktu melahirkan , tetapi kebanyakan kasus ini akan hilang dalam waktu dua atau tiga minggu (Derrek
Liewellyn Jones,2002)
Kesulitan miksi mungkin terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan karena refleks penekanan
aktivitas detrusor yang disebabkan oleh tekanan pada basis kandung kemih selama melahirkan. Jika
tidak dapat mengeluarkan urin mungkin diperlukan kateterisasi ( Derek Liewellyn-Jones, 2002).
Kandung kencing dalam puerperium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga
kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih tertinggal urine residual (normal + 15 cc). Sisa urine
dan trauma pada kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi (Ambarwati, Eny
Retna, dkk, 2009)
Kandung kemih bisa trauma akibat kehamilan dan persalinan (mukosa menjadi oedema dan
hiperemik). Anastesi epidural dapat meningkatkan rasa penuh pada kandung kemih dan nyeri perineum
terasa lebih lama. Dengan mobilisasi dini bisa mengurangi hal tersebut diatas. Seringkali dengan adanya
residu terjadi overdistensi. Dan pada miksi sering meninggalkan residu akibatnya sering Infeksi saluran
kemih. Protein uri bisa terdapat pada 50% wanita post partum pada hari ke 1 sampai ke 2 post partum.
a. Suhu badan.
Satu hari (24jam) postprtum suhu badan akan naik sedikit (37,5C - 38C) sebagai akibat kerja keras
waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan, sehingga dapat berefek dehidrasi. Apabila keadaan
normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya
pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak
turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, tractus genitalis atau sistem lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan yaitu pada jam
pertama post partum biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat atau meningkat
c. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklampsi
postpartum. Tekanan darah 48 jam pertama, hypotensi ortostastik (pusing seakan ingin pingsan segera
setelah berdiri).
d. Respirasi
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak
normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran
pernafasan (Ambarwati, Eny Retna, dkk, 2009).
D. Persiapan Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI), yang
merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah (http://midwivesari.blogspot.com/).
Berbagai hormon, misalnya estrogen, progesteron, korionik gonadotropin manusia, kortisol,
insulin, prolaktin, dan laktogen placenta memainkan peran yang penting dalam mempersiapkan
payudara untuk laktasi. Pada saat kelahiran ada dua kejadian yang merupakan alat untuk memulai
laktasi. Pertama penurunan hormon placenta (terutama estrogen) memungkinkan terjadinya laktasi.
Kedua, menyusui akan merangsang pelepasan prolaktin dan oksitosin (Hacker/Moore,2001).
Menurut Ambarwati, Eny Retna, dkk (2009) produksi ASI masih sangat dipengaruhi oleh faktor
kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai ketegangan
emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak terjadi produksi ASI. Ada 2 refleks yang sangat
dipengaruhi oleh keadaan jiwa ibu, yaitu:
1. Refleks Prolaktin
Pada waktu bayi menghisap payudara ibu, ibu menerima rangsangan neurohormonal pada putting
dan areola, rangsangan ini melalui nervus vagus diteruskan ke hypophysa lalu ke lobus anterior, lobus
anterior akan mengeluarkan hormon prolaktin yang masuk melalui peredaran darah sampai pada
kelenjar-kelenjar pembuat ASI dan merangsang untuk memproduksi ASI.
Refleks ini mengakibatkan memancarnya ASI keluar, isapan bayi akan merangsang putting susu
dan areola yang dikirim lobus posterior melalui nervus vagus, dari glandula pituitary posterior
dikeluarkan hormone oxytosin ke dalam peredaran darah yang menyebabkan adanya kontraksi otot otot
myoepitel dari saluran air susu, karena adanya kontraksi ini maka ASI akan terperas ke arah ampula.
Untuk menghadapi masa laktasi /menyusui sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-
perubahan pada kelenjar mamma yaitu :
2. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning-putih susu.
3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena berdilatasi sehingga tampak
jelas.
4. Setelah persalinan,pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang. Maka timbul pengaruh hormon
Laktogenik (LH) atau prolaktin yang merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin
menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkonsentrasi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak
sesudah 2-3 hari post partum.
Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara
reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi air susu ibu (ASI) akan lebih
banyak. Sebagai efek positif adalah involusio uteri akan lebih sempurna. Disamping ASI merupakan
makanan utama bayi yang tidak ada bandingnya, menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa
kasih sayang antara ibu dan anaknya (Rustam,1998).
Cara menyusui yang benar dengan posisi duduk antara lain adalah sebagai berikut :
1. lbu duduk dengan telapak kaki menapak lurus, menggendong bayi setinggi payudara ibu, jika kurang
tinggi, dapat disangga bantal.
2. Mengeluarkan sedikit Asl kemudian diolesi ke puting susu dan areola sekitarnya sebagai pelumas
3. Bayi digenclong dengan satu lengan, kepala pada lengkung siku dan bokong ditahan ditelapak tangan ibu
4. Saku tangan bayi diletakkan di belakang badan, perut bayi menempel perut ibu, kepala menghadap
payudara dan pastikan telinga dan lengan bayi lurus (tidak hanya membelokkan kepala bayi saja)
5. Memegang payudara dengan ibu jari berada di bagian atas dan empat jari lain menyangga payudara
6. Bayi dirangsang membuka mulut dengan cara menyentuh pipi bayi dengan puting susu ibu, setelah bayi
membuka mulut dengan cepat masukkan puting susu serta areolanya.
7. Tanda bayi kecukupan ASI adalah ibu merasakan perubahan tegangan payudara dan merasa aliran ASI
deras saat bayi menyusu dan bayi tampak puas sehingga dapat tidur nyenyak setelah menyusu.
8. Cara nrelepas puting yaitu dengan menekan dagu bayi kebawah sampai mulut bayi terbuka.
9. Setelah selesai menyusui, keluarkan sedikit ASI kemudian oleskan ke putting susu dan areola.
10. Jangan lupa, sendawakan bayi dengan cara gendong agak tinggi dan sandaran ke pundak ibu agar tidak
gumoh.
11. Untuk menyusui berikutnya mulailah dari payudara yang terakhir disusukan.
E. Waktu Kunjungan Ibu Nifas
c. Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa
nifas karena atonia uteri
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau
sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari.
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami atau bayi alami.
TINJAUAN KASUS
DI RB CITRA PRASASTI
I. PENGKAJIAN
No Register : 002
Di rawat di ruang : VK
1. DATA SUBYEKTIF
BIODATA Ibu Suami
Kunjungan Ulang
Keluhan utama : Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya 6 jam yang lalu, ibu juga mengatakan
badannya lemas dan perutnya terasa mules.
2. Riwayat perkawinan
Kawin 1 kali. Kawin pertama umur 29 tahun. Dengan suami sekarang 1 tahun
3. Riwayat Mentruasi
Menarche umur 15 tahun. Siklus 28 hari (teratur). Lama haid 6-7 hari. Sifat darah encer. Bau khas,
tidak terdapat flour abuse. Tidak disminore. Banyaknya 2 3 kali ganti pembalut perhari. HPHT : 28
Oktober 2009.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit berat seperti DM, hipertensi, jantung, asma, TBC, HIV,
Malaria, Anemia atau penyakit lainnya.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti DM, hipertensi, jantung, asma, TBC, HIV,
Malaria, Anemia atau penyakit lainnya.
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak pernah / sedang menderita menderita penyakit berat seperti DM,
hipertensi, jantung, asma, TBC, HIV, Malaria, Anemia atau penyakit lainnya.
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada riwayat keturunan kembar.
5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu (P1A0 h0)
Ibu mengatakan ini merupakan kelahiran anaknya yang pertama, belum pernah abortus.
Persalinan Nifas
Umur
No Tgl lahir Jenis Peno Komplikasi Jenis BB Komp
kehamilan Laktasi
persalinan long Ibu Bayi kelamin lahir likasi
1. 04/08/10 39 Spontan Bidan Tdk Tdk Laki- 3000 Baik Tidak
Minggu ada ada laki gr ada
f. Plasenta : lengkap, lahir: spontan, berat : 3500 gr. tali pusat : panjang 45 cm. Kelainan : tidak ada
h. Perdarahan kala I : 10 cc. kala II : 50 cc. kala III : 100 cc. kala IV : 40 cc.
j. Lama persalinan : kala I : 16 jam. kala II : 1,5 jam. kala III : 5 menit. kala IV : 15 menit
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan bahwa ibu belum pernah KB
8. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Kebutuhan Sebelum nifas Selama nifas Keluhan
Eliminasi
a. BAK 5-6 kali/hari jernih, bau khas, 1 kali jernih, bau Tidak ada
encer khas, encer
Ambulasi Baik (ibu bisa duduk, bangun Ibu sudah bisa Tidak ada
dari tidur dan jalan-jalan miring, duduk,
sendiri) dan berdiri serta
mulai berjalan
Personal hygine Mandi 2 kali/hari, ganti baju Disibin 1 kali Tidak ada
dan celana dalam 2 kali/hari, setelah
membersihkan genetalia tiap melahirkan,
habis BAB/BAK, gosok gigi 2 genetalia
kali/hari dibersihkan
Pola seksual Frekuensi 1 kali /minggu Belum melakukan Takut
9. Keadaan Psikologis
a. Kehamilan (diinginkan/direncanakan/tidak)
c. Kecemasan
Ibu mengatakan khawatir apabila kelak tidak bias merawat anaknya dengan baik.
d. Harapan
Ibu mengatakan semoga kelak anaknya berbakti pada orangtua dan berguna bagi nusa dan bangsa.
d. Adat/kebiasaan keluarga/masyarakat
11. Keagamaan
Ibu mengatakan rajin mengerjakan sholat 5 waktu
12. Lingkungan
Ibu mengatakan lingkungannya bersih dan nyaman
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
1) Tanda vital TD : 110/80 mmHg. N : 84 x/menit. R : 20 x/menit.
S : 36,5 C
2) TB : 152 cm. BB : Saat hamil : 62 kg BB nifas : 57 kg. LILA : 24 cm
2. Pameriksaan fisik :
a. Inspeksi
1) Kepala dan leher
Rambut/Kulit kepala : kulit kepala tampak bersih, rambut hitam lurus, bersih tidak berketombe, tidak
teraba benjolan.
Wajah : tidak edema, tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum.
Mata : konjungtiva tidak anemis, simetris, sklera tidak ikterik.
Hidung : tampak bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.
Mulut : Bibir merah muda, lembab, tidak sumbing, tidak terdapat stomatitis, gusi tidak bengkak, tidak
terdapat gigi caries.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tampak bersih, tidak ada benjolan.
Leher : tampak bersih, tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, limfe/vena jugularis.
Dada : tampak simetris, bersih, dengan auskultasi tidak terdengar ronkhi.
Payudara : tampak simetris, bersih, putting susu menonjol, ASI keluar lancar, tidak teraba
benjolan/kelainan, areola kehitaman.
Abdomen
Bekas luka : tidak ada
Striae gravidarum: ada
Genetalia
Edema: Tidak ada
Varices: tidak ada
Perinium: terdapat robekan
Jahitan: jelujur
Pengeluaran Lochea: ada
Anus/hemoroid : anus bersih, berlubang, tidak ada hemoroid.
b. Palpasi
Muka: teraba tidak edema, tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum.
Leher: teraba tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe/vena jugularis.
Payudara: teraba
simetris, bersih, putting susu menonjol, ASI keluar lancar, tidak teraba benjolan/kelainan, areola
kehitaman.
Abdomen
Bekas luka: tidak ada
TFU: 2 jari dibawah pusat
Kandung Kemih: kosong
c. Auskultasi
Dada:
Paru-paru: tidak terdengar rhonki
Jantung : detak jantung taratur
d. Perkusi
Abdomen: tidak ada kembung
Ekstremitas (reflek patela): +/+
3. Pemeriksaan penunjang/LAB
c. Hb : 11 gr dL
3. Kebutuhan
Tidak ada
Dasar
Tidak ada
1. Diagnosa potensial
tidak ada
2. Dasar
tidak ada
3. Tindakan antisipasi
tidak ada
Tidak ada
E. PERENCANAAN
F. PELAKSANAAN
DATA PERKEMBANGAN
1. Subyektif
Ibu mengatakan perutnya tidak terasa mules lagi dan badannya pun tidak terasa lemas
2. Obyektif
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. VS TD : 110/80 mmHg
N : 84 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,5 C
d. Reflek patella : baik (+)
e. TFU 2 jari dibawah pusat
f. Lokhea : terdapat lokhea rubra , warna merah segar, 20 cc bau khas
g. Asi lancar, diawali dengan pengeluaran kolostrum
h. Mobilisasi : ibu sudah bisa miring, duduk, dan jalan
3. Diagnosa
Ny. Y umur 30 tahun dengan nifas normal hari ke 1
4. Perencanaan
a. - Mengajari ibu untuk senantiasa merawat tali pusat bayinya, yaitu dengan mengganti balutan dengan
kasa bersih dan kering sehabis mandi atau jika tali pusat basah atau kotor
- Ibu mengatakan bersedia untuk senantiasa merawat tali pusat bayinya
b. - Menganjurkan ibu untuk senantiasa memberikan ASI eksklusif, yaitu memberikan ASI saja sampai umur
6 bulan
- Ibu mengatakan bersedia memberikan ASI eksklusif pada bayinya
c. - Memberikan hepatitis B pada bayi, yaitu dengan uniject 0,5ml secara IM pada paha kanan
- Bayi telah diberi imunisasi hepatitis B
d. - Memberi tahu ibu mengenai tanda bahaya masa nifas, yaitu seperti perdarahan banyak dari vagina, bau
menyengat dari vagina, demam, suhu > 38 C, pusing, kaki bengkak
- Ibu paham dan mengerti mengenai tanda bahaya masa nifas dan mampu menyebutkannya kembali
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam data subyektif terdiri dari biodata yang mencakup identitas klien serta suami yang terdiri
dari Nama yang jelas dan lengkap. Hal ini untuk mengetahui identitas ibu dan suami. bila perlu
ditanyakan nama panggilan sehari-hari hal ini untuk mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama.
Dalam lahan pasien kami bernama Ny Y dan suaminya Tn A. Dalam praktek dan teori sudah sesuai kami
melakukan anamnesa identitas ibu dan suami hal ini untuk mencegah kekeliruan dengan pasien yang
lain.
Dalam biodata juga tercantum umur dicatat dalam tahun. Sebaiknya juga tanggal lahir klien,
umur berguna mengetahui apakah ibu tergolong dalam primi para tua atau primi para muda. Primi para
tua yaitu hamil pertama saat umur 35 tahun dan untuk primi para muda adalah umur kurang dari 16
tahun saat hamil pertama. Dalam lahan kami mendapati umur Ny Y 30 tahun. Tidak ada kesenjangan
antara teori dan lahan umur ibu tidak masuk dalam daftar resti yaitu kurang dari 16 tahun dan lebih dari
35 tahun.
Alamat perlu dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak. Misalnya ibu
yang dirawat memerlukan bantuan keluarga. Dengan adanya alamat tersebut keluarga klien dapat
segera dihubungi. Demikian juga alamat dapat memberikan petunjuk tentang keadaan lingkungan
tempat tinggal klien. Dalam lahan kami juga menanyakan alamat ibu kami mendapati alamat ibu di desa
Jatimalang,Mojolaban. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan lahan.
Dalam teori biodata juga dilengkapi dengan pekerjaan yang dicatat untuk mengetahui taraf
sosial ekonomi ibu tersebut. Sejauh mana pengaruh pekerjaan dengan permasalahan kesehatan klien
berkaitan dengan aktivitasnya sehari-hari dan juga pembiayaan hidupnya yang berkaitan dengan gizi,
perencanaan tempat persalinan. Dilahan kami mencatat pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga dan
suami bekerja swasta. Dengan demikian kami dapat menilai taraf social ibu termasuk katagori
menengah sehingga pembiayaan hidup dan gizi ibu cukup baik. Tidak ada kesenjangan antara teori dan
lahan karena dalam lahan pekerjaan juga ditanyakan.
Agama perlu dicatat karena hal ini sangat berpengaruh dalam kehidupan termasuk kesehatan.
Dengan diketahuinya agama klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan dalam melakukan
asuhan kebidanan. Dilahan Agama juga kami tanyakan dan ibu dan suami beragama Islam sehingga
pendekatan yang kami lakukan dengan menganjurkan ibu banyak berdoa dan sholat agar persalinannya
dapat berjalan dengan lancar. Tidak ada kesenjangan antara teori dan lahan.
Dalam teori pendidikan klien ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya, tingkat
pendidikan dan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang. Dalam lahan kami ibu dan suami
pendidikan terakhirnya adalah SMP sehingga hal ini dapat menjadikan acuan bagi bidan untuk
memberikan asuhan dan pengarahan sesuai tingkat pendidikan agar mudah dimengerti. Oleh karena hal
tersebut, tidak ada kesenjangan antara teori dengan lahan karena dilahan pendidikan juga menjadi
daftar pertanyaan.
Sesuai teori keluhan yang mungkin dapat terjadi dan dirasakan oleh ibu perlu ditanyakan agar
dapat memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan keluhan ibu. Normalnya ibu mengalami mulas
setelah melahirkan. Dilahan ibu juga mengatakan bahwa perutnya terasa mulas, hal ini fisiologis karena
merupakan proses involusio uteri/kembalinya uterus seperti semula. Dari hal tersebut, tidak ada
kesenjangan antara teori dengan lahan.
Pengeluaran pervaginam harus dikaji untuk mengetahui apakah terjadi perdarahan serta infeksi
atau tidak. Dilahan ditemui bahwa ibu mengeluarkan darah segar yang merupakan sisa selaput ketuban,
vernik caseosa, lanugo, dan mekodium. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa selama 2
hari pasca persalinan ibu akan mengeluarkan lochia rubra.
Status perkawinan ditanyakan pada klien untuk mengetahui sudah berapa lama ibu menikah
dan berapa kali ibu menikah. Untuk kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah
kesehatan dan psikologis. Demikian juga dengan status anak yang dilahirkan dan psikologis ibu selama
hamil dan bersalin. Dilahan kami menanyakan status perkawinan ibu dan hasilnya ibu mengatakan
Kawin 2 kali. Kawin pertama umur 21 tahun. Dengan suami sekarang 1 tahun.
Riwayat menstruasi yang perlu ditanyakan adalah menarche normalnya 10 tahun - 16 tahun,
siklusnya normal 25-32 hari, teratur, lamanya menstruasi normalnya 3-7 hari, banyaknya darah yang
keluar normalnya 16 cc / 2 kali ganti pembalut tiap hari, dismenorrhoe atau tidak. Hal ini perlu
ditanyakan terutama untuk mengetahui usia kehamilan. Hasil anamnesa kami adalah Menarche umur
15 tahun. Siklus 28 hari (teratur). Lama haid 6-7 hari. Sifat darah encer. Bau khas, tidak terdapat flour
abuse. Tidak disminore. Banyaknya 2 3 kali ganti pembalut perhari. HPHT : 25 Oktober 2009.
Riwayat kesehatan sekarang perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita
suatu penyakit atau tidak, guna mengidentifikasi kemungkinan komplikasi yang timbul. Di lahan inu
mengatakan tidak sedang menderita penyakit berat seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, Malaria, HIV
dll. Hal ini sesuai dengan teori bahwa dalam riwayat kesehatan, riwayat kesehatan sekarang perlu
ditanyakan pada ibu/pasien.
Riwayat kesehatan yang lalu perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita
suatu penyakit atau tidak, guna mengidentifikasi kemungkinan komplikasi yang timbul. Di lahan ini
mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, Malaria, HIV
dll. Hal ini sesuai dengan teori bahwa dalam riwayat kesehatan, riwayat kesehatan sekarang perlu
ditanyakan pada ibu/pasien.
Riwayat kesehatan keluarga perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah keluarga ada yang
menderita suatu penyakit atau tidak, guna mengidentifikasi kemungkinan komplikasi yang timbul. Serta
adanya penyakit menurun. Di lahan ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit berat
seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, Malaria, HIV dll. Hal ini sesuai dengan teori bahwa dalam riwayat
kesehatan, riwayat kesehatan sekarang perlu ditanyakan pada ibu/pasien.
Riwayat keturunan kembar perlu ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan adanya keturunan
kembar pada persalinan ibu. Di lahan ibu mengatakan bahwa tidak pernah memiliki riwayat keturunan
kembar baik dari keluarha ibu maupun suami. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa
riwayat keturunan kembar perlu ditanyakan pada ibu/pasien.
Riwayat persalinan dan nifas yang lalu perlu ditanyakan. Untuk megidentifikasi adanya
kemungkinan komplikasi.Hasilnya ibu mengatakan ini merupakan kelahiran anaknya yang pertama,
belum pernah hamil/abortus, anaknya lahir pada tanggal 8 Maret 2010, umur kehamilan 42 minggu 5
hari, jenis persalinan normal, ditolong oleh bidan, BB lahir 3500 gr, tidak ada komplikasi pada ibu
maupun bayi, jenis kelamin bayi laki-laki, laktasi baik/lancar. Hal ini sesuai dengan teori bahwa riwayat
persalinan dan nifas yang lalu perlu ditanyakan.
Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, yang perlu ditanyakan pada klien yang pernah
hamil adalah untuk menentukan faktor risiko. Faktor resiko 4T yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu
sering, terlalu banyak. Pada klien yang pernah melahirkan yaitu tempat melahirkan, cara melahirkan BB
anak saat lahir, PB anak saat lahir, usia saat ini, kelainan saat nifas dan riwayat meneteki. Di lahan kami
juga menanyakan riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu Ny Y. Hasilnya, ini merupakan kehamilan
dan persalinan pertama, umur kehamilan 42 minggu 5 hari, tempat persalinan di BPS Nur Saadatul,
ditolong oleh bidan, jenis pertolongan spontan, tidak ada komplikasi, plasenta lengkap, perinium
terdapat jahitan jelujur, perdarahan kala I 10 cc, kala II 50 cc, kala III 100 cc, kala IV 40 cc, tindakan lain
adalah infus, lama persalinan kala I 16 jam, kala II 1,5 jam, kala III 5 menit, kala IV 15 menit.
Pola pemenuhan kebutuhan salah satunya menanyakan nutrisi ibu, Tanyakan kebiasaan makan
dirumah selama hamil biasanya berapa kali dalam satu hari normalnya 3x sehari, berapa piring dalam
satu kali makan, jenis makanan yang bergizi dan berserat tinggi, dan adakah makanan yang berpantang
selama hamil. Hal ini perlu ditanyakan karena kebiasaan makan mempengaruhi kesehatan klien .Dalam
praktek kami mananyakan tentang nutrisi ibu selama hamil dan selama nifas, selama hamilibu
mengatakan makan 3x sehari porsi ibu hamil jenis : nasi, lauk, sayur, buah-buahan dan minum 6-8 gelas
/hari (air putih dan susu). Selama nifas (6 jam) ibu mengatakan makan 1x nasi, lauk sayur dan buah satu
porsi habis, serta minum 4 gelas (air putih dan teh hangat). Kebutuhan nutrisi ibu sudah baik sesuai
dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara keduanya.
Eliminasi juga perlu ditanyankan karena bila ada gangguan ini akan mengganggu berjalannya
mas nifas Sela masa nifas (6 jam) ibu mengatakan BAK 1x jernih, encer bau khas. Tidak ada kesenjangan
antara teori dan lahan karena yang dialami ibu dalam batas normal.
Pola istirahat ibu juga perlu ditanyakan, hal ini untuk mengkaji kenyamanan dan mengembalikan
tenaga ibu setelah persalinan. Di lahan ibu mengatakan telah tidur selama 1,5 jam. Dari hal tersebut
diketahui tidak ada kesenjagan antara teori dan lahan.
Pola sexual perlu ditanyakan untuk mengkaji perasaan ibu terhadap hubungan seksual, dilahan
kami dapati ibu belum melakukan hubungan seksual karena masih merasa takut. Dari hal tersebut
diadapati bahwa tidak ada kesenjangan antara lahan dengan teori.
Dalam data objective berisi data-data dari hasil pemeriksaan ibu meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan Fisik yang diperiksa Keadaan umum ibu, Normalnya Baik dan
Kesadaran normalnya Compos mentis. Tanda-tanda vital, Normalnya : Tekanan Darah : 120/ 80 mmHg,
bila lebih dari normal ini akan menjadi tanda terjadinya preeklamsi-eklamsi. Denyut Nadi : 84-88 x/m,
Pernafasan : 12-20 x/m, Suhu :36,5-37,5 C , bila lebih dari normal ini akan menjadi tanda adanya infeksi
persalinan.
Pada pemeriksaan selanjurnya, hasil pemeriksaan Ny. S hasilnya Keadaan Umum :Baik,
Kesadaran : Composmentis. Tanda vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHg. Nadi : 85 x/m, Pernafasan : 20
x/m, Suhu : 37 C. Hasil pemeriksaan ibu menunjukan normal sehingga tidak ada kesenjangan antara
lahan dan teori.
Pemeriksaan berikutnya adalah tinggi badan dan berat badan ibu. Normalnya tinggi badan lebih
dari 145 cm, bila kurang dari normal ini akan menjadi resiko panggul sempit. Normalnya berat badan
selama nifas mengalami penurunan 4-5 kg. Normalnya LILA lebih dari 23,5 cm, bila kurang dari normal
ini termasuk KEK (kekurangan energy kronis).
Dilahan kami memeriksa tinggi badan, berat badan dan LILA hasilnya Tinggi badan : 152 cm,
Berat badan saat hamil : 62 kg setelah melahirkan : 57 kg, LILA : 24cm. Tidak ada kesenjangan antara
teori dan lahan hasilnya normal.
Pemeriksaan Kepala dan Leher, Normalnya : Muka : Pucat, terdapat chloasma gravidarum atau
tidak, ekspresi wajah serta ada oedema atau tidak. Kulit kepala : Bersih, tidak teraba benjolan. Mata :
Conjungtiva an anemis, sclera an ikterik, simetris. Mulut : Terdapat stomatitis atau tidak, pada gigi
terdapat caries atau tidak serta kebersihannya, simetris. Telinga : simetris, tidak ada secret. Hidung :
simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan. Leher : Pembesaran kelenjar tiroid tidak
ada , pembesaran vena jugularis tidak ada.
Dada: Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada. Payudara: Terlihat simetris, bentuk
putting susu menonjol, serta colostrum sudah keluar, ada hyperpigmentasi pada areola mamae, tidak
ada massa (benjolan). Rambut/ kulit kepala : Rambut hitam, terlihat bersih, tidak ada ketombe, tidak
ada benjolan
Dilahan pemeriksaan kami mendapatkan hasil Wajah : Simetris, terlihat tidak pucat, tidak ada
oedema, tidak ada kelainan. Mata : Konjungtiva terlihat an anemis, sclera an ikterik, simetris, tidak ada
kelainan. Hidung : Simetris, tidak terlihat ada secret, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan. Mulut :
bersih, tidak ada stomatitis , tidak ada caries gigi. Telinga : Tidak ada secret, terlihat simetris, tidak ada
kelainan, tidak ada nyeri tekan. Leher : Tidak teraba ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid. Dada :
Terlihat Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada kelainan. Payudara : Hiperpigmentasi pada
putting dan areola mamae, putting menonjol, tidak teraba benjolan, colostrum sudah keluar, simetris.
Semua normal sesuai dengan teori tidak ada kesenjangan antara teori dan lahan.
Abdomen : bekas luka tidak ada, palpasi TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung
kemih tidak penuh. Pemeriksaan abdomen telah dilakukan hasilnya tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan lahan.
Ekstermitas atas dan bawah normalnya tidak ada oedema bila ada oedema ini menandakan
adanya preeklamsi, tidak ad varices, reflek patella +/+ bila hasilnya -/- ini menandakan adanya
preeklamsi, kuku bersih dan kemerahan jika pucat ini menandakan ibu menderita anemia, tidak ada
kelainan.
Genetalia luar normalnya tidak ada oedem, tidak ada avarices, tidak ada peradangan kelenjar
bartholini, pengeluaran lendir darah normal (lochea rubra). Dari semua hasil pemeriksaan yang telah
kami lakukan semuanya masuk dalam batasan normal sesuai dengan teori sehingga tidak ada
kesenjangan.
Anus normalnya bersih, berlubang, tidak ada hemoroid, dilahan kami dapati hasil dalam batas
normal sehingga tidak terdapat kesenjangan.
Pemeriksaan penunjang normalnya protein urine negative bila positif ini menandakan adanya
preeklamsi, Hb > 11 gram% bila kurang ini dapat menyebabkan perdarahan. Dalam lahan kami juga
melakukan pemeriksaan penunjang dan hasilnya protein urine negative dan Hb 11gram%. Hasilnya
masih dalam batasan normal sesuai dengan teori.
Interpretasi data dasar berisi diagnosa kebidanan adalah hasil dari perumusan masalah yang
diputuskan oleh bidan. Diagnosa kebidanan sebagai dasar dalam menanggulangi ancaman kehidupan
klien. Contoh diagnosa kebidanan dalam ibu bersalin Ny umur P A dengan ....
Dalam lahan diagnosa kebidanan yang kami buat pada N y. Y adalah Ny Y umur 30 tahun P I AO
dengan nifas normal hari ke I
Identifikasi diagnosa potensial ini dibuat untuk menentukan kemungkinan yang akan terjadi
apabila ibu memiliki masalah yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Pada persalinan Normal
tidak ada diagnose potensial. Dilahan tidak ada diagnose potensial sehingga tidak ada kesenjangan.
Identifikasi tindakan segera ini dibuat untuk memberikan tindakan yang sesegera mungkin yang
tepat untuk menangani masalah potensial yang dialami ibu. Normalnya tidak ada tindakan segera
karena normalya tidak ada diagnose potensial. Dalam lahan tidak ada identifikasi tindakan segera.
Perencanaan yang diberikan untuk ibu nifas ini disesuaikan dengan keadaan ibu pada saat nifas
seperti :
1. Observasi meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus,
anjurkan ibu untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini, jelaskan manfaatnya.
2. Kebersihan diri : menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genetalia, ganti pembalut minimal
dua kali sehari arau setiap kali selesai BAK.
3. Istirahat : cukup istirahat, beri pengertian manfaat istirahat, kembali mengerjakan pekerjaan sehari-hari.
4. Gizi : makanan bergizi, bermutu dan cukup kalori, minum 3 liter air atau segalas setiap habis menyusui.
Minum tablet Fe/zat besi. Minum vitamin A .
5. Perawatan payudara : menjaga kebersihan payudara, beri ASI eksklusif sampai umur 6 bulan.
6. Hubungan sexual : beri pengertian kapan hubungan seksual boleh dilakukan.
7. Keluarga berencana : anjurkan pada ibu untuk mengikuti KB sesuai dengan keinginannya.
Disini tidak didapati kesenjangan antara lahan dengan teori.
Pelaksanaan yang diberikan juga disesuaikan dengan perencanaan yang diberikan pada ibu,
tidak didapati kesenjangan antara lahan dan teori.
Evaluasi ini dilakukan untuk menilai semua tindakan yang kita berikan apakah sudah sesuai
dengan yang dibutuhkan ibu dan juga menilai keadaan ibu. Dilahan setelah melakukan evalusi semua
kebutuhan ibu telah diberikan dan semua tindakan telah diberikan dengan baik. Keadaan ibu dan
bayinya baik. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada ibu nifas yang diberikan oleh bidan dengan cara pengumpulan data,
menetapkan diagnosis dan rencana tindakan serta melaksanakanya untuk mempercepat pemulihan
dan mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
Berdasarkan tujuan penulisan, penulis memeberikan kesimpulan :
1. Telah dilakukan pengkajian pada Ny. Y yang meliputi data subyektif dan Obyektif, dari hasil
anamnesa dan pemeriksaan fisik, dan hasilnya dalam batas normal.
2. Intepretasi data dasar dalam kasus adalah asuhan kebidanan pada Ny. Y dengan nifas normal hari
ke-1. Tidak ditemukan masalah pada Ny. Y
3. Identifikasi diagnosa potensial pada Ny. Y telah dilakukan, hasilnya tidak ditemukan diagnosa
potensial.
4. Identifikasi tindakan segera pada Ny. Y telah dilakukan, hasilnya tidak didapati tindakan segera.
5. Perencanaan asuhan pada Ny. Y telah dilakukan, hasilnya meliputi : observasi, kebersihan diri,
Istirahat, gizi, perawatan payudara, hubungan sexual, dan keluarga berencana
6. Pelaksanaan pada Ny. Y telah dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang diberikan.
7. Evaluasi telah pada Ny. Y telah dilakukan, hasilnya Ny. Y dalam keadaan batas normal, Ny. Y mengerti
dan paham mengenai penjelasan bidan, serta bersedia melaksanakan anjuran-anjuran bidan.
B. Saran
1
Diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan menggunakan manajemen 7 langkah Varney serta
selalu meningkatkan pengetahuan dan bisa menerapkannya dalam melaksanakan asuhan pada
pasien, sehingga dapat terjalin keselarasan antara ibu nifas dengan bidan.
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1, 1985. Bagian Ilmu Kesehatan anak FKUI.
Prawirohardjo, Sarwono.2002. Acuan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka.