Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN

RAWAT INAP ULANG PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF


DI RSU KABUPATEN TANGERANG

Anisa Ufara1, Elly Purnamasari,2 Usniah1


1. Program Studi S1 Keperawatan dan Ners FIKes UMT
2. Program Studi S1 Keperawatan dan Ners FIKes UMT
3. Mahasiswa S1 Keperawatan dan Ners FIKes UMT

ABSTRAK
Prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat,
pasien gagal jantung kongestif sering kembali untuk rawat inap ulang di rumah sakit
karena adanya kekambuhan. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan kepatuhan
minum obat dengan kejadian rawat inap ulang pasien gagal jantung kongestif Di RSU
Kabupaten Tangerang. Desain penelitian ini adalah korelasional yaitu mengkaji
hubungan antar variabel, dengan pendekatan cross sectional jumlah sampel sebanya 28
responden. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner MMAS-8 yang berisi
pertanyaan kepatuhan minum obat dan melihat rekam medis (RM) atau lembar
observasi untuk kejadian rawat inap ulang, data diolah menggunakan aplikasi (SPSS
16). Hasil penelitian mayoritas responden berusia 56-60 sebanyak 9 responden
(32,2%). Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 16 responden
(57,1). Mayoritas responden berpendidikan SMP sebanyak 12 responden (42,9%).
Mayoritas responden tidak bekerja sebanyak 24 responden (85,7%). Mayoritas
responden mengkonsumsi obat ACE Inhibitor sebanyak 14 responden (50,0%).
Berdasarkan kepatuhan minum obat mayoritas responden tidak patuh mengkonsumsi
obat sebanyak 21 responden (75,0%). Berdasarkan kejadian rawat inap ulang mayoritas
responden mengalami rawat inap tinggi sebanyak 27 responden (96,4%). Hasil uji
statistik menggunakan Chi-Square diperoleh p = 0,557 (p value > 0,05) maka Ho
diterima artinya tidak ada hubungan antara kepatuhan minum obat dengan kejadian
rawat inap ulang pada pasien gagal jantung kongestif di RSU Kabupaten Tangerang.
Diharapkan untuk dapat meningkatkan pengawasan terhadap pasien pada saat minum
obat, memberikan konseling secara bertahap, serta mengobservasi pasien minum obat di
depan perawat.
Kata Kunci : Jantung Kongestif, Kepatuhan Obat, Rehospitalisasi.

JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 | 77


LATAR BELAKANG kematian di seluruh dunia. Di Indonesia,
Gagal jantung adalah keadaan penyakit gagal jantung kongestif telah
patofisiologi dimana jantung sebagai menjadi pembunuh nomor satu. Prevalensi
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan penyakit jantung di Indonesia dari tahun ke
darah untuk metabolisme jaringan tahun semakin meningkat. Menurut Riset
(Ruhyanudin, 2007). Gagal jantung Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun (2013),
kongestif adalah ketidakmampuan jantung provinsi dengan prevalensi penyakit
untuk memompa darah ke seluruh tubuh. jantung koroner pada umur 15 tahun
Gagal jantung kongestif adalah kumpulan menurut diagnosis dokter ialah Provinsi
gejala klinis akibat kelainan struktural Nusa Tenggara Timur (4,4%). Kemudian
ataupun fungsional jantung yang disusul oleh Sulawesi Tengah (3,8%) dan
menyebabkan gangguan kemampuan Sulawesi Selatan (2,9%). Sedangkan
pengisian ventrikel dan ejeksi darah ke prevalensi terendah terdapat di Provinsi
seluruh tubuh (AHA, 2014). Riau (0,3%), Lampung (0,4%), Jambi
Sekitar 4,7 juta orang menderita gagal (0,5%), dan Banten (0,2%).
jantung di Amerika (1,5-2% dari total Pasien gagal jantung kongestif sering
populasi), dengan tingkat insiden 550.000 kembali untuk dirawat inap ulang di
kasus per tahun, dari sejumlah pasien rumah sakit karena adanya kekambuhan.
tersebut, hanya 0,4-2% saja yang Kebanyakan kekambuhan gagal jantung
mengeluhkan timbulnya gejala (Irnizarifka, kongestif terjadi karena pasien tidak
2011). memenuhi terapi yang dianjurkan misalnya
Di Eropa, kejadian gagal jantung tidak mampu melaksanakan terapi
berkisar 0,4%-2% dan meningkat pada usia pengobatan dengan tepat, melanggar
yang lebih lanjut, dengan rata-rata umur 74 pembatasan diet, tidak mematuhi tindak
tahun. Prognosis dari gagal jantung akan lanjut medis, melakukan aktivitas fisik yang
jelek bila dasar atau penyebabnya tidak berlebih dan tidak dapat mengenali gejala
dapat diperbaiki. Seperdua dari pasien kekambuahan (Smeltzer, 2010). Menurut
gagal jantung akan meninggal dalam 4 Nugroho (2012), berdasarkan hasil
tahun sejak diagnosis ditegakkan, dan pada penelitian kepatuhan pasien dalam
keadaan gagal jantung berat lebih dari 50% mengonsumsi obat menunjukan bahwa
akan meninggal dalam tahun pertama. Di mayoritas pasien yang mengalami kejadian
Inggris, sekitar 100.000 pasien dirawat di rawat inap ulang memiliki tingkat kepatuahn
rumah sakit setiap tahun untuk gagal minum obat rendah (73,3 %), selanjutnya
jantung, merepresentasikan 5% dari semua 23,3,% responden memiliki tingkat
perawatan medis dan menghabiskan lebih kepatuhan minum obat menengah, dan 3,3
dari 1% dana perawatan kesehatan nasional % memiliki tingkat kepatuhan minum obat
di negara tersebut (Gray, Dawkins, et.al, tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Koto
2005). (2015), didapatkan hasil kepatuhan minum
Menurut World Health Organization obat anti diuretic dan ACE Inhibitor pada
(WHO), penyakit kardiovaskular akan pasien gagal jantung
menjadi penyebab terbanyak kasus

JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 | 78


kongestif terhadap rehospitalisasi hanya dilakukan satu kali pada satu
sebagian besar tidak patuh, dan ada saat (Nursalam, 2008). Sampel:
hubungan kepatuhan minum obat Metode pengambilan sampel yang
antidiuretic dan ACE Inhibitor pada digunakan dalam penelitian ini
pasien gagal jantung kongestif dengan adalah purposive sampling
rehospitalisasi. Penelitian lain yang dengan jumlah sampel sebanyak 28
dilakukan oleh Novayollinda (2014), orang. Instrumen: Alat pengumpulan
berdasarkan hasil penelitian yang sudah data yang digunakan berupa
dilakukan terapi medis terdapat 5-10% lembar kuesioner.Kuesioner atau
pasien tidak patuh dengan terapi medis, pernyataan tersebut terdiri dari
50-60% patuh dan sisanya kurang beberapa bagian. Bagian pertama
patuh. Demografi responden Pada bagian
Berdasarkan uraian di atas peneliti ini berisi 7 pertanyaan meliputi :
tertarik untuk melakukan sebuah inisial, usia, jenis kelamin,
penelitian Hubungan kepatuhan pendidikan terakhir, pekerjaan
minum obat dengan kejadian rawat inap dan nama obat yang dikonsumsi.
ulang pasien gagal jantung kongestif Bagian kedua Kepatuhan minum obat
di RSU Kabupaten Tangerang . Penilaian kepatuhan minum obat
Berdasarkan latar belakang menggunakan Skala MMAS-8
masalah diatas masih tingginya (Morisky Medication Adherence
prevalensi penyakit gagal jantung Scale). Bagian ketiga Untuk
kongestif. Oleh karena itu, penelitian mendapatkan data kejadian rawat
ingin mengetahui apakah ada hubungan inap ulang dengan data skunder yang
kepatuhan minum obat dengan kejadian melihat rekam medis (RM) atau
rawat inap ulang pasien gagal jantung lembar observasi.
kongestif. Analisa data: Analisa Univariat Dan
Analisa Bivariat
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian untuk mengetahui HASIL PENELITIAN
hubungan kepatuhan minum obat Berdasarkan penelitian didapatkan
dengan kejadian rawat inap ulang hasil sebagai berikut:
pasien gagal jantung kongestif di
RSU Kabupaten Tangerang. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
Menurut Data Demografi
METODE PENELITIAN Kategori n %
Desain: Desain penelitian yang Rentang usia :
40-45 tahun 1 3,6%
digunakan dalam penelitian ini adalah 46-50 tahun 3 10,7%
bersifat korelasional (hubungan atau 51-55 tahun 3 10,7%
asosiasi) yaitu dengan mengkaji 56-60 tahun 9 32,2%
hubungan antar variabel, dengan 61-65 tahun 4 14,3%
66-70 tahun 7 25,1%
pendekatan potong lintang (cross 7,2%
72-75 tahun 2
sectional) artinya pengukuran variabel

JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 | 79


Jenis Kelamin
Laki-laki 12 42,9
Perempuan 16 57,1 Kepatuhan Rawat Inap Ulang Total DF Pvalue
Pendidikan Terakhir Rendah Tinggi
SD 9 32,1 Tidak patuh 1 20 21 1 0,557
SMP 12 42,9 48 95,2 100
SMA 5 17,9 Patuh 0 7 7
0 100 100
PT 2 7,1
Total 1 27 28
Pekerjaan
Bekerja 4 14,3
Tidak Berkerja 24 85,7 Berdasarkan gambaran kepatuhan
Nama obat yang minum obat dengan kejadian rawat
dikonsumsi
inap ulang, yaitu dengan kategori tidak
Diuretik 2 7,1
ACE Inhibitor
patuh sebanyak 1 responden (4,8%)
14 50,0
Beta Bloker 12 42,9
yang rawat inap rendah, dan
kategori tidak patuh 20 responden
Distribusi frekuensi pada pasien gagal (95,2%) yang rawat inap tinggi.
jantung kongestif berdasarkan Sedangkan tidak ada responden untuk
karakteristik usia, jenis kelamin, kategori patuh yang rawat inap rendah
pendidikan terakhir, pekerjaan dan jenis dan untuk kategori patuh yang rawat
obat yang dikonsumsi di RSUD inap tinggi sebanyak 7 responden
Kabupaten Tangerang, Juli 2016. (100,0%). Hasil uji statistik
Menunjukan bahwa dari 28 responden diperoleh p = 0,557 (p value >
dengan kategori usia yaitu mayoritas 0,05) maka Ho diterima artinya tidak
responden berusia usia 56 60 tahun ada hubungan antara kepatuhan minum
sebanyak 9 responden (32,2%). obat dengan kejadian rawat inap ulang
pada pasien gagal jantung kongestif di
Berdasarkan kategori jenis kelamin
RSU Kabupaten Tangerang.
yaitu mayoritas responden berjenis
kelamin perempuan sebanyak 16
PEMBAHASAN
responden (57,1%). Berdasarkan Analisa univariat
pendidikan terakhir yaitu mayoritas a. Kategori usia
responden berlatar belakang pendidikan Menurut Groosman dan Brown
SMP sebanyak 12 responden (4,9%). (2009), bahwa prevalensi pasien gagal
Berdasarkan katagori pekerjaan yaitu jantung kongestif meningkat kira -
mayoritas responden tidak bekerja kira10% pada pasien yang
sebanyak 24 responden (85,7%). berusia 60 tahun dan cendrung
Berdasarkan kategori nama obat yang akan dirawat ulang seiring dengan
dikonsumsi yaitu mayoritas bertambahnya usia. Hal tersebut
respondenmengkonsumsi obat ACE sesuai dengan hasil penelitian yang
Inhibitor sebanyak 14 responden menunjukan bahwa kategori rentang
(50,0%). usia mayoritas responden berusia usia
56 60 tahun sebanyak 9 responden
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kepatuhan (32,2%). penelitian lain yang
Minum Obat Dengan Kejadian Rawat Inap dilakukan oleh Ewika (2007) yang
Ulang
menunjukkan bahwa Congestive
Heart Failure atau gagal jantung
JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 | 80
kongestif paling banyak terjadi pada usia < pasien dengan gejala gejala gagal
60 tahun atau pada kelompok usia dewasa jantung dan menstratifikasi pasien
dibanding pada kelompok usia lanjut atau dengan risiko tersebut.
> 60 tahun yaitu dengan persentase c. Kategori Tingkat Pendidikan
55,55%. Menurut Farid (2006), orang Latar belakang pendidikan erat
dengan usia lanjut mengalami perubahan kaitannya dengan tingkat
anatomis, fisiologis dan patologi anatomis. pengetahuan seseorang Smeltzer dan
Perubahan anatomis yang dimaksud adalah Bare (2002) menyebutkan bahwa
terjadinya penebalan dinding ventrikel kebanyakan kekambuhan gagal
kiri, meski tekanan darah relatif normal. jantung kongestif dan kejadian rawat
Begitu juga katup jantung mengalami inap ulang di rumah sakit terjadi
fibrosis dan kalsifikasi terutama pada karena ketidakmampuan pasien
anulus mitral dan katup aorta. Selain itu dalam mengenali gejala kekambuhan,
terdapat pengurangan jumlah sel pada teori tersebut memperkuat hasil
nodus sinoatrial (SA Node) yang penelitian ini. Hasil penelitian ini
menyebabkan hantaran listrik jantung menunjukan bahwa dari 28 responden
mengalami gangguan. mayoritas responden adalah berlatar
b. Kategori Jenis Kelamin belakang pendidikan SMP sebanyak
Menunjukan bahwa dari 28 12 responden (42,9%), adapun
responden yaitu lebih banyak jenis responden lainnya berlatar belakang
kelamin perempuan sebanyak 16 pendidikan SD sebanyak 9 responden
responden (57,1%), dibandingkan (32,1%), SMA sebanyak 5 responden
dengan laki-laki sebanyak 12 (17,9%), Perguruan Tinggi sebanyak
responden (42,9%). . 2 responden (7,1%).
Menurut Hich (2009) bahwa faktor- faktor
risiko dalam perembangan gagal jantung Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
dan prognosis pasien memperlihatkan penelitian yang dilakukan oleh
perbedaan antara laki-laki dan perempuan, Wahyu (2015), menunjukan bahwa
penyebab utama gagal jantung pada dari 30 responden mayoritas
perempuan adalah hipertensi dan penyakit responden gagal jantung yang
vaskula. Sedangkan laki laki penyebab mengalami rawat inap ulang berlatar
mendasarnya adalah coronary artery belakang pendidikan SMP sebanyak
disease (CDA). Perempuan dengan gagal 18 responden (60,0%). Faktor
jantung cendrung memiliki kualitas hidup pendidikan merupakan salah satu hal
yang lebih rendah daripada laki-laki, dalam yang mempengaruhi tingkat kepatuhan
hal ini nilai normal natriuretic peptiden karena pendidikan merupakan
otak atau yang disebut Brain Natriuretic pengalaman yang berfungsi untuk
Peptide (BNP) pada wanita lebih besar mengembangkan kemampuan dan
dibanding laki laki dan nilai abnormal kualitas seseorang, dimana semakin
dengan BNP > 500 Pg/ml bisa menjadi tinggi tingkat pendidikan akan
sebuah prediktor kematian yang lebih semakin besar kemampuannya
kuat pada wanita dengan gagal jantung untuk memanfaatkan pengetahuannya.
dibandinglaki laki. Peptide (BNP)
d. Kategori Pekerjaaan
merupakan biomarker yang digunaan Pekerjaan memiliki peran yang
frekuensi lebih untuk mengidentifikasi sangat besar dalam memenuhi
JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 | 81
kebutuhan hidup manusia, terutama 29 responden (36%) yang
kebutuhan ekonomis, sosial dan psikologis kepatuhan minum obat baik. Hal ini
(Embi, 2008).Selain umur dan jenis menunjukkan bahwa sebagian besar
kelamin, faktor demografi lain adalah kepatuhan minum obat kurang.
pekerjaan. Pekerjaan adalah suatu usaha Hal ini karena ACE inhibitor
yang dilakukan seseorang untuk merupakan obat pertama yang secara
memperoleh nafkah untuk memenuhi konsisten dan substansial sukses
kebutuhan hidup. Hasil penelitian ini berperan dalam terapi gagal jantung
menunjukan bahwa dari 28 responden yaitu kronik. ACE inhibitor berperan
mayoritas responden dan yang tidak dalam pengobatan gagal jantung
bekerja sebanyak 24 responden (85,7%). melalui mekanisme pencegahan
Sedangkan, yang bekerja sebanyak 4 remodeling yang dimediasi oleh
responden (14,3%). Hasil penelitian ini angiotensin II. Menurut studi dari
sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Evaluation of Losartan in the Eldery
oleh Wahyu (2015) menunjukan bahwa dari Study II) ELITE II jalur ACE
30 responden mayoritas responden gagal merupakan jalur yang lebih dominan
jantung yang mengalami rawat inap ulang dalam pembentukan angiotensin II
mayoritas responden pensiun sebanyak 20 pada jantung manusia (Kumar, 2009)
responden (96,7%). Pekerjaan yang berat Menurut Suzane (2008), diuretik
diketahui dapat menjadi beban dan digunakan untuk mengendalikan
menyebabkan terjadinya gangguan retensi natrium dan air. Furosemid
kesehatan, terutama pada sistem 40 mg/hari atau bumetamid 1
kardiovaskular. Pada Penelitian Biomedis mg/hari biasanya Efektif, pada
Pennington di Baton Rouge, Lousiana, penelitian ini hanya 2 responden
ditemukan pria yang aktif bekerja 10 persen yang mengkonsumsi diuretik karena
lebih rendah terserang gagal jantung. kedua responden mengalami edema.
Sedang bagi wanita 20 persen lebih rendah Menurut Suzane (2008), bloker
diserang penyakit yang sama (Rochmi, seperti bisoprolol, karvedilol yang
2010). dimulai dari dosis yang sangat
rendah dan bisa ditambahkan untuk
Nama Obat yang Dikonsumsi menurunkan aktivitas simpatis yang
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari berlebihan dan mendorong remodeling
28 responden yaitu mayoritas responden otot jantung. Pada penelitian ini 12
mengonsumsi obat ACE Inhibitor sebanyak responden yang mengkonsumsi bloker
14 responden (50,0%), Beta Bloker karena 12 responden mengalami
sebanyak 12 responden (42,9%) dan penurunan curah jantung.
diuretik sebanyak 2 responden (7,1%). Hubungan Kepatuhan Minum
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Obat dengan Kejadian Rawat Inap
yang dilakukan oleh Yati (2015) Ulang Pada Pasien Gagal Jantung
menunjukkan bahwa dari 80 responden Kongestif
kepatuhan minum obat anti diuretic
Berdasarkan gambaran kepatuhan
dan ACE inhibitor bahwa 51 responden
minum obat dengan kejadian rawat
(64,0%) yang kepatuhan minum obat
inap ulang, yaitu dengan kategori
kurang dan
tidak patuh sebanyak 1 responden
(4,8%) yang rawat inap rendah, dan
JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 | 82
kategori tidak patuh 20 responden hubungan yang signifikan antara
(95,2%) yang rawat inap tinggi. frekuensi rawat inap dengan kepatuhan
Sedangkan tidak ada responden untuk terhadap terapi medis, lebih lanjut
kategori patuh yang rawat inap rendah dijelaskan bahwa responden yang
dan untuk kategori patuh yang rawat tidak patuh terhadap terapi medis
inap tinggi sebanyak 7 responden mempunyai 8,99 kali lebih besar
(100,0%). Hasil uji statistik diperoleh p akan menjalani rawat inap ulang
= 0,557 (p value tinggi dibandingkan dengan yang
> 0,05) maka Ho diterima artinya tidak patuh.
ada hubungan antara kepatuhan minum Akan tetapi hasil penelitian
obat dengan kejadian rawat inap ulang ini sesuai dengan AHA (2014), yang
pada pasien gagal jantung kongestif di menyatakan bahwa rawat inap ulang
RSU Kabupaten Tangerang. pada pasien gagal jantung kongestif
dapat disebabkan oleh komplikasi.
Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Majid (2010) yang menyatakan terdapat
Hasil analisi bivariat dari
PENUTUP penelitian ini tidak ada hubungan
Kesimpulan antara kepatuhan minum obat
Distribusi frekuensi pada pasien dengan kejadian rawat inap
gagal jantung kongestif berdasarkan ulang pada pasien gagal jantung
karakteristik usia, jenis kelamin, kongestif di RSU Kab Tangerang.
pendidikan terakhir, pekerjaan dan jenis Hasil uji statistik diperoleh p =
obat yang dikonsumsi di RSUD 0,557 (p value
Kabupaten Tangerang, Juli 2016. > 0,05) maka Ho diterima artinya
Menunjukan bahwa dari 28 responden tidak ada hubungan antara kepatuhan
dengan kategori usia yaitu mayoritas minum obat dengan kejadian rawat
responden berusia usia 56 inap ulang pada pasien gagal jantung
60 tahun sebanyak 9 responden kongestif di RSU Kab Tangerang,
(32,2%). Berdasarkan kategori jenis karena bukan hanya ketidakpatuhan
kelamin yaitu mayoritas responden minum obat yang mengakibatkan
berjenis kelamin perempuan sebanyak rawat inap ulang, pada penelitian ini
16 responden (57,1%). Berdasarkan penyakit penyerta yang
pendidikan terakhir yaitu mayoritas mengakibatkan rawat inap ulang.
responden berlatar belakang
pendidikan SMP sebanyak SARAN
12 responden (4,9%). Berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian,
kategori pekerjaan yaitu mayoritas penulis memberikan saran yang
responden tidak bekerja sebanyak 24 mungkin dapat bermanfaat dan dapat
responden (85,7%). Berdasarkan digunakan sebagai bahan
kategori nama obat yang dikonsumsi pertimbangan untuk perbaikan.
yaitu mayoritas responden
1. Bagi Pasien
mengkonsumsi obat ACE Inhibitor
Diharapkan kepada semua pasien
sebanyak 14 responden (50,0%).
gagal jantung kongestif untuk

JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 | 83


mematuhi terapi obat yang telah dapat menambah jumlah sampel
ditentukan dengan menunjukan lembar danmelaukan penelitian di rumah
observasi meminum obat setiap kali sakit khusus jantung.
kontrol, karena kepatuhan minum obat
merupakan aspek penting dalam DAFTAR PUSTAKA
keberhasilan penatalaksanaan gagal American Heart Association.(2012).
Hearth disease and stroke
jantung kongestif. statistik. Diperoleh pada
tanggal 08 Juni 2014 dari
2. Bagi Rumah Sakit http://ahajournal.org.com.
Diharapkan pelayanan kesehatan American Heart Association (2014),
khususnya rumah sakit dapat Evaluation and Management
meningkatkan asuhan keperawatan of ChronicHeart Failure in
pada aspek promotif dan preventif pasien the Adult. Available from :
gagal jantung kongestif. Di ruang http://circ.ahajournals.org/co
ntent/104/24/2996.full.pdf
perawatan diperlukan discharge
[Accessed 12Oktober
planning yang rutin, sangat penting juga 2014]. 2009.
untuk dibentuk peer group pada pasien Brunner & Suddarth, (2002). Buku
CHF pasca rehospitalisasi sehingga saat Ajar Keperawatan Medikal
mereka kontrol di rumah sakit pasien Bedah, edisi 8.EGC :
dapat bertukar informasi dan berbagi Jakarta.
Brown Suzanne B., Shannon Richard
pengalamannya.
P. (2008). Improving
3. Bagi Perawat medication Compliance in
Patients With Heart Failure,
Diharapkan untuk dapat meningkatkan
The America Journal of
pengawasan terhadap pasien pada saat Cardology.
minum obat, memberikan konseling Dharma, K.K. (2011) Metode
secara bertahap, serta mengobservasi Penelitian Keperawatan.
pasien minum obat di depan perawat Jakarta : Trans Info Embi, A.
dan untuk di rumah perawat bisa M (2008). Cabaran dunia
memberikan lembar observasi jadwal pekerjaan.Kuala Lumpur:
PRIN-AD SDN
meminum obat.
Ewika, D. N. A. (2007). Perbedaan
etiologi gagal jantung
4. Bagi Institusi Pendidikan
kongestif usia lanjut dengan
Institusi pendidikan ini diharapkan
usia dewasa di Rumah Sakit
dapat memberikan masukan atau Kariadi Januari
konstribusi sebagai bahan informasi Desember2006.Diperoleh
untuk sumber ilmu pengetahuan pada tanggal 13Agustus
khususnya ilmu keperawatan medikal 2016
bedah. Farid, (2006). Penyakit Jantung
Degeneratif. Awasi Jantung
5. Bagi Peneliti Selanjutnya Lansia.
Apabila melakukan penelitian sejenisini, MajalahFARMACI.
Edisi Mei 2006.
alangkah baiknya penambahan variabel
Gray, H.H, Dawkins D.K, Simpson
dan cakupannya agar diperluas meliputi L.A, Morgan, M.J, (2005),
faktor - faktor yang mempengaruhi Lecture Notes:
kejadian rawat inap ulang pada pasien Kardiologi,Alih Bahasa:
dengan gagal jantung kongestif, peneliti
JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 | 84
Agoes, A.Z, 2005: Penerbit kardiovaskuler, edisi 1.
Erlangga. Salemba Medika : Jakarta.
M.J.,Horwitz, R.I., 2000. Predictors
Grossman, William & Donald S. B. of Readmission Among Elderly
Survivorsof Admission with
(2009).Grossman's Heart Failure. Available
cardiac from
catheterization,angiography, and :http://www.medscape.com/vie
intervention,edisi 7. Lippincott wartic le/409070 [Accessed
Williams & Wilkins 1-9 12 Oktober 2014]
Hsich, (2009). Perbedaan Kelamin
Pengaruhi Penyakit Gagal Jantung. Koto, Y. (2015). Hubungan
Majalah FARMACIA. Edisi Sept Kepatuhan Minum Obat
2009. Antidiuretic Dan ACE Inhibitor
Irnizarifka, (2011), Buku Saku Jantung Pada Pasien Comgestive Heart
Dasar, Bogor: Penerbit Ghalia Failure. Artikel Penelitian, vol
Indonesia. 5.
Jasti S, Sieracki ME, Poulton NJ, Giewat
MW, Rooney-Varga JN. Kumar, P., Clark, M., Cardiovascular
Phylogenetic diversity and Disease. In : Clinical Medicine
specificity of bacteria closely 7th Ed. Spain : Saunders
associatedwith alexandrium spp. Elvesier. 681-810.2009. hronic
And other phytoplankton. Appl. cardiovascular disease.
Enviro. Microbiol. (2005) Critical care nurse, vol 28,no.5.
;71:34833494 National Institute for
Kemenkes RI. (2013). Riskesdas Cardiovascular Outcomes
2013. Kementerian Kesehatan RI: Badan Research (NICOR).(2011).
Penelitian dan Pengembangan National heart failure audit.
Kesehatan. Diperoleh pada tanggal 09
Majid. A, (2010). Analisis Faktor- Faktor Agustus 2014 dari
Yang Berhubungan Dengan http://www.ucl.ac.uk/nicor/audi
Kejadian Rawat Inap Ulang ts/he
Pasien Gagal Jantung Kongestif artfailure/additionalfiles/pdfs/a
Di Rumah Sakit Yogyakarta Tahun nnual ports/annual11.pdf
2012. Thesis Program Pasca Niven. N, (2002). Psikologis
Sarjana Ilmu Keperawatan 2 Kesehatan Pengantar Untuk
Universitas Indonesia. Perawat Dan Profesional
Maryono,H., dan Santoso,A,. (2008). Kesehatan Lain. EGC :
Gagal jantung. FK-Unud, Jakarta
Denpasar, Nugroho, (2012). Hubungan Tingkat
Bali.http://ejournal.unud.ac.id/abst Kepatuhan Minumobat Dengan
ra k/9 gagal20jantung.pdf. KejadianRawat Inap Ulang
Diperoleh pada tanggal 15 Januari Pasien Dengan Gagal Jantung
2015 Kongestif Di Rsud
Morsky. D & Munter, (2009). New Dr.Moewardi. Skripsi Program
Medication Adherence Scale S-1 Keperawatan Stikes
Versus Pharmacy Fillrates In Kusumahusada Sukarta..
Senior With Hipertention. Novayellinda, R. (2014). Faktor-
America Jurnal Of Managed Car. Faktor yang Berhubungan
15 (1) : 59-66. dengan Kejadian Rawat Inap
Muttaqin, Arif, (2009). Asuhan Ulang Di Rumah Sakit Pada
Keperawatan Klien Dengan Pasien CHF. Artikel Penelitian.
Gangguan Sistem
JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 | 85
Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Minum Obat Dengan
Metodologi Penelitian Ilmu Kejadian Rawat Inap Ulang
Keperawatan, Jakarta : Salemba Pasien Gagal Jantung
Medika Kongestif. Diperoleh dari
Peg Bradk, (2009). Transisi Depan Artikel Penelitian
Program mengurangi readmission
untuk Pasien Gagal Jantung. WHO.(2012). World health
Diperoleh dari Artikel Penelitian statistic.Di peroleh pada
tanggal 7 Mei 2016 Pada
Philbin, (2004). Prediction Of http://search.who.int/search?q
Hospital Readmission For =prevalence+of+heart+failure
Heart Failure: Developpment Of A &spell=1&ie utf & site
Simple Risk Score Based On =who&clien.
Administrative Data. Rochmi. Zaya, I. (2012). Analisis seleksi
(2010). Sistem Kardiovaskuler. atribut pada algoritma nave
Diperoleh pada tanggal 15 bayes dalam memprediksi
Januari 2015 Dari penyakit jantung. Diperoleh
http://www.slideshare.net/snala26/m pada tanggal 09 Agustus
akala h-gagal-jantung-kongestifchf 2014 dari
Ruhyanudin, (2007). Asuhan Keperawatan repository.usu.ac.id/bitstream/
pada klien dangan Gangguan 123456789/39756/7.pdf
Sistem Kardiovaskuler. Jakarta : Faktul. (2009). Faktor kepatuhan
Salemba Medika pasien. Jakarta: Buku
Smeltzer, C.S, Bare, G.B, (2002), Buku Kedokteran EGC. Diakses
Ajar Keperawatan Medikal Bedah pada tanggal 12 Januari
Brunner & Suddarth, Edisi 8, Vol: 2016.
2, Alih Bahasa: al, W.A, Gusti. (2013). Asuhan Keperawatan
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Keluarga. Jakarta: Trans Info
EGC. Media.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., Gede. (2008). Hubungan kebiasaan
Cheever, K.H. (2010). Brunner and hidup dan dukungan
Suddarths text book of medical keluarga lansia dengan
surgical nursing. (11th ed.). kejadian Hipertensi di
Lippincolt Puskesmas Rendang Karang
Siregar. (2006). Sikap Kepatuhan Asem Bali. Diakses pada
dalam tindakan. Mitral Media. tanggal 12
Tsuchihashi et, al. (2005). Januari
Medical and Socioenviromental 2016.
predictors of hospital readmission Heryudarini. (2008). Hubungan
in patient with congestive 589 Indeks Massa Tubuh, Jenis
heart failure. American Heart Kelamin, Usia, Golongan
Journal. Diperoleh pada tanggal Darah dan Riwayat
11 Januari 2015 dari Keturunan Dengan Tekanan
http://www.medscape.com/viewarti Darah Pada Pegawai Negeri
cl e/41 4857_4. Sipil Di Pekan Baru. Diakses
Yati Koto. (2015). Hubungan pada tanggal
Kepatuhan Minum Obat 12 Mei
Anti Diuretic dan Ace Inhibitor 2016.
pada Pasien Congestive Heart Khoirunnisa. (2014). Analisis
Failure. Diperoleh dari Artikel Faktor Resiko Terjadinya
Penelitian Wahyu. (2015). Hipertensi Pada Masyarakat
Hubungan Tingat Kepatuhan Di Daerah Pesisir Desa
JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 | 86
Ketapang, Kecamatan Mauk, Diit Pasien Hipertensi.
Kabupaten Tangerang. UMT. Yogyakarta: Universitas
Diakses pada tanggal 12 Negeri Semarang. Diakses
Januari pada tanggal 11 Mei 2016.
2016 Priambodo. (2013). Gambaran
. Faktor- Faktor Kepatuhan
Lely, (2009). Hubungan Pola Kebiasaan Diet Lanjut Usia Pasien
Konsumsimakanan Masyarakat Hipertensi. Sleman: RSU
Miskin Dengan PKU Muhammadiyah
Kejadian Hipertensi Di Gamping Sleman. Diakses
Indonesia. Diakses pada tanggal pada tanggal 12 Mei 2016.
12 Mei 2016. Prihandana. (2012). Studi
Musaadah. (2012). Hubungan Dukungan Fenomenologi: Pengalaman
Keluarga Dengan Kepatuhan Diit Kepatuhan Perawatan
Rendah Garam Dan Keteraturan Mandiri Pada Pasien
Kontrol Tekanan Darah Pada Hipertensi Di Poliklinik RSI
Pasien Hipertensi Di Poliklinik Siti Hajar Kota Tegal. Depok:
RSUD Tugurejo Semarang. Universitas Indonesia.
Semarang: Stikes Telogorejo Riskesdas. (2013). Angka kejadian
Semarang. Diakses pada tanggal hipertensi di Indonesia.
11 Jakarta: Direktorat Kesehatan
Mei Keluarga.
2016. Rosiana, A. (2014). Pengaruh
Ningrum. (2012). Hubungan Dukungan Pendampingan Perilaku Diet
Keluarga Dengan Perilaku Makan Hipertensi Terhadap
Pada Pasien Hipertensi Di Kepatuhan Diet Pada Pasien
Wilayah Kerja Puskesmas Minggir Hipertensi di Kampung
Sleman Yogyakarta. Yogyakarta: Sanggrahan.Surakarta: Stikes
Stikes Aisyiyah. Diakses pada Kusuma Husada. Diakses
tanggal 12 Januari 2016. pada tanggal 12 Januari 2016.
Ningrum, S dan Hendarsih, S. (2012).
Hubungan Dukungan Keluarga
Sabri Luknis, S.P. (2008).
Dengan Perilaku Makan Pada
Statistik
Pasien Hipertensi Di Wilayah
Kesehatan. Jakarta: Rajawali
Kerja Puskesmas Minggir Sleman
Pers.
Yogyakarta. Yogyakarta: Stikes
Aisyiyah. Diakses pada tanggal Setiawan. (2013). Pengaruh Senam
12 Bugar Lanjut Usia (Lansia)
Januari Terhadap Kualitas Hidup
2016. Pasien Hipertensi. Manado:
Nisfiani. (2014). Hubungan Dukungan Universitas Sam Ratulangi
Keluarga Dengan Kepatuhan Diit Manado. Diakses pada tanggal
Hipertensi Pada Lanjut Usia Di 12 Mei 2016.
Desa Begajah Kecamatan Setyowati. (2008). Asuhan
Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Keperawatan Keluarga.
UMS. Diakses pada tanggal Yogyakarta: Mitra Cendika
12 Januari 2016. Press. Stefan, S. (2009).
Notoatmodjo. (2011). Metode Penelitian Color Atlas Of
Kesehatan. Jakarta: Rineka Pathophysiology. Jakarta:
Cipta. EGC.
Novian. (2013). Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kepatuhan
JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 | 87
Stanley. (2007). Buku Ajar Keperawatan Lansia Di Gamping Sleman
Gerontik (Gerontological nursing : Yogyakarta. Yogyakarta:
A health Stikes Aisyiyah. Diakses
promotion/protection approach) pada tanggal 12 Januari
Edisi 2. Jakarta: EGC. 2016.
Umami, F. (2015). Hubungan
Sudarmoko. (2015). Sehat Tanpa Pengetahuan Tentang
Hipertensi. Jakarta: Cahaya Hipertensi Dan Dukungan
Atma Pustaka. Keluarga Terhadap Asupan
Sumantri, A dan Widayarti. (2014). Natrium Penderita Hipertensi
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Rawat Jalan Di Rsud
Hipertensi Pada Keluarga Kabupaten Sukoharjo.
Terhadap Kepatuhan Diet Rendah Sukoharjo: Stikes Aisyiyah.
Garam. Yogyakarta: Stikes Diakses pada tanggal 12
Aisyiyah. Diakses pada tanggal
12 Januari 2016. .
Susriyanti. (2014). Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Perilaku
Perawatan Hipertensi Pada

JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 | 88

Anda mungkin juga menyukai