Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN

1. Terapi Diet
Terapi dasar obesitas adalah mengontrol jumlah asupan makanan. Penggunaan energi harus
lebih banyak daripada asupan makanan. Mengatur asupan makanan agar tidak mengkonsumsi
makanan dengan jumlah kalori berlebih, dapat dilakukan dengan diet yang terprogram secara benar.
Diet rendah kalori dapat dilakukan dengan mengurangi porsi nasi dan makanan berlemak, serta
mengkonsumsi makanan yang cukup memberikan rasa kenyang tetapi tidak menggemukkan karena
jumlah kalori sedikit, misalnya dengan menu yang mengandung serat tinggi seperti sayur dan buah
yang tidak terlalu manis.
Pengaturan makan (diet) untuk merampingkan tubuh yang aman adalah dengan cara
mengurangi asupan makan 25 % dan kebutuhan energi seharihari ( calori expenditure). Besarnya
kebutuhan energi/hari dapat dihitung dengan menambahkan BMR(Basal Metabolik Rate) dengan
faktor aktivitas. BMR adalah energi minimal yang diperlukan seseorang/hari, untuk orang dewasa
besarnya BMR = Berat badan (KG) X 1 Kalori X 24 Jam.

Jenis Aktivitas Pengeluaran energi/hari (kalori)


Ringan sekali BMR 30%
Ringan BMR + 50%
Sedang BMR + 75%
Berat BMR + 100%
Berat sekali BMR + 125%
Table 1. besarnya pengeluaran energi/hari berdasarkan factor aktivitas

Menu makanan yang dikonsumsi harus dipertahankan dengan proporsimakan sehat


berimbang dan frekuensi penyajian 3 kali (pagi-siang-malam), akan lebih baik lagi jika makan
malam disajikan sebelum pukul 7 malam, untuk menghindari timbunan lemak tubuh yang
berlebihan. Untuk mengurangi perasaan laparnya, dapat di kompensasi dengan makan buah atau
sayuran, namun hindarkan yang menggandung lemak seperti kelapa dan apokat, hindarkan pula
makan sayur dengan bumbu kelapa, mentega dan keju, disamping itu masakan rebus lebih
dianjurkan dan pada makanan goreng. Selain cara tersebut, untuk menurunkan berat badan, Andry
( 1996) menganjurkan untuk menerapkan diet rendah kalori gizi seimbang, dengan proporsi
Karbonhidrat : Lemak : Protein = 60 : 20 : 20, utamakan karbonhidrat kompleks, pemakaian lemak
jenuh tidak melebihi 10 % dan total kalori dan asupan serat sekitar 35 Gram/hari.
2. Aktivitas Fisik
Olahraga merupakan latihan yang paling efektif untuk mengurangi obesitas yang berfungsi
membakar lemak tubuh, untuk itu ciri-ciri, takaran, jenis dan model latihan olahraganya adalah
sebagai berikut :
a. Ciri-ciri gerak melibatkan otot besar, dilakukan secara kontinyu dengan gerakan ritmis.
b. Takaran latihan : intensitasnya 65 % - 75 % detak jantung maksimal, durasi 20-60 menit,
Frekuensi 3-5 kali/minggu. Dengan intensitas 65%-75% akan terjadi penurunan berat badan secara
optimal, sebab lebih dan 50 energi yang diperlukan untuk aktivitas berasal dan pembakaran lemak
tubuh dan setiap berlatih pembakaran lemak yang aman adalah 500-1000 kalori.
c. Jenis latihannya adalah latihan aerobik.
d. Mulailah berolahraga dengan teratur, minimum 3 kali seminggu, dan paling sedikit 20 menit
lamanya setiap kali anda berolahraga. Selanjutnya biasakan berolahraga setiap hari, jalan 30 menit
tiap hari akan membakar 150 kalori, dan dapat menurunkan berat badan hingga 6-7 kilogram dalam
setahun. Pilih olahraga yang anda senangi dan anda merasa enjoy. Yang ringan seperti pekerjaan
sehari-hari, misalnya menggosok, menyapu, berkebun, jalan, naik turun tangga; bila olahraga,
dianjurkan jogging, sepeda statis, berenang, senam, dansa, dan aerobik
d. Selain latihan diatas perlu dilengkapi dengan latihan beban untuk mengencangkan otot-otot
tubuh dengan takaran 15 repetisi, di kerjakan sebanyjak 2-3 set untuk setiap otot recovery 30 detik
antar set.

3. Terapi perilaku
Perubahan perilaku merupakan persyaratzur berhasilnya suatu program penurunan berat
badan. Ada tiga perilaku yang harus diubah dalam pola hidup, sehingga berat badan dapat
diturunkan dan bukan malahan meningkat. Pasien dapat memonitor dan nrengevaluasi problemnya
sendiri (self-mnilrring). Mengirilangkan berbagai stimulus yang dapat menimbulkan keinginan
untuk makan, waktu, tempat dan kebiasaan rutin makan (slinulus conlrol). Ileinfrn'ccmurl, memberi
hadiah pada diri sendiri bila dapat menurunkan berat badaq tetapi bukan berupa makanan.
Perubahan perilaku ini termasuk di antaranya diet-seimbang rendah kalori, latihan fisik yang
teratur, dan sistem insentif.

4. Farmakoterapi
Farmakoterapi merupakan salah satu komponen penting dalam program manajemen berat
badan. Sibutramine dan orlistat merupakan obat-obatan penurun berat badan yang telah disetujui
untuk penggunaan jangka panjang.
Sibutramine ditambah diet rendah kalori dan aktifitas fisik efektif menurunkan berat badan
dan mempertahankannya. Efek farmakologi obat ini dapat menekan neurotransmitter seperti
serotonin dan norepinefrin ke terminal saraf presinaptik sehingga meningkatkan kerja otak yang
dapat mengontrol nafsu makan. Sabutramine digunakan untuk mengelola obesitas dengan menekan
nafsu makan. Efek samping dari obat ini adalah denyut jantung dan tekanan darah meningkat, mulut
kering, sakit kepala, insomnia, dan sembelit.
Orlistat menghambat absorpsi lemak sebanyak 30 persen. Hilangnya kalori adalah
penyebab utama penurunan berat badan, tetapi efek gastrointestinal buruk yang terkait dengan obat
juga dapat menyebabkan penurunan asupan makanan. Efek samping yang paling umum adalah
gejala gastrointestinal, seperti perut kembung, kolik, urgensi terhadap defekasi, dan peningkatan
defekasi. Dengan pemberian orlistat, dibutuhkan penggantian vitamin larut lemak karena terjadi
malabsorpsi parsial.

5. Pembedahan
Tindakan pembedahan merupakan pilihan terakhir untuk mengatasi obesitas. Pembedahan
dilakukan hanya kepada penderita obesitas dengan IMT lebih daari 40 atau lebih dari 35 kg/m2
dengan komorbid. Bedah gastrointestinal (retriksi gastrik/ banding vertical gastric) atau bypass
gastric (Roux-en Y) adalah suatu intervensi penurunan berat badan dengan risiko operasi yang
rendah.

Anda mungkin juga menyukai