Penatalaksanaan Obes
Penatalaksanaan Obes
1. Terapi Diet
Terapi dasar obesitas adalah mengontrol jumlah asupan makanan. Penggunaan energi harus
lebih banyak daripada asupan makanan. Mengatur asupan makanan agar tidak mengkonsumsi
makanan dengan jumlah kalori berlebih, dapat dilakukan dengan diet yang terprogram secara benar.
Diet rendah kalori dapat dilakukan dengan mengurangi porsi nasi dan makanan berlemak, serta
mengkonsumsi makanan yang cukup memberikan rasa kenyang tetapi tidak menggemukkan karena
jumlah kalori sedikit, misalnya dengan menu yang mengandung serat tinggi seperti sayur dan buah
yang tidak terlalu manis.
Pengaturan makan (diet) untuk merampingkan tubuh yang aman adalah dengan cara
mengurangi asupan makan 25 % dan kebutuhan energi seharihari ( calori expenditure). Besarnya
kebutuhan energi/hari dapat dihitung dengan menambahkan BMR(Basal Metabolik Rate) dengan
faktor aktivitas. BMR adalah energi minimal yang diperlukan seseorang/hari, untuk orang dewasa
besarnya BMR = Berat badan (KG) X 1 Kalori X 24 Jam.
3. Terapi perilaku
Perubahan perilaku merupakan persyaratzur berhasilnya suatu program penurunan berat
badan. Ada tiga perilaku yang harus diubah dalam pola hidup, sehingga berat badan dapat
diturunkan dan bukan malahan meningkat. Pasien dapat memonitor dan nrengevaluasi problemnya
sendiri (self-mnilrring). Mengirilangkan berbagai stimulus yang dapat menimbulkan keinginan
untuk makan, waktu, tempat dan kebiasaan rutin makan (slinulus conlrol). Ileinfrn'ccmurl, memberi
hadiah pada diri sendiri bila dapat menurunkan berat badaq tetapi bukan berupa makanan.
Perubahan perilaku ini termasuk di antaranya diet-seimbang rendah kalori, latihan fisik yang
teratur, dan sistem insentif.
4. Farmakoterapi
Farmakoterapi merupakan salah satu komponen penting dalam program manajemen berat
badan. Sibutramine dan orlistat merupakan obat-obatan penurun berat badan yang telah disetujui
untuk penggunaan jangka panjang.
Sibutramine ditambah diet rendah kalori dan aktifitas fisik efektif menurunkan berat badan
dan mempertahankannya. Efek farmakologi obat ini dapat menekan neurotransmitter seperti
serotonin dan norepinefrin ke terminal saraf presinaptik sehingga meningkatkan kerja otak yang
dapat mengontrol nafsu makan. Sabutramine digunakan untuk mengelola obesitas dengan menekan
nafsu makan. Efek samping dari obat ini adalah denyut jantung dan tekanan darah meningkat, mulut
kering, sakit kepala, insomnia, dan sembelit.
Orlistat menghambat absorpsi lemak sebanyak 30 persen. Hilangnya kalori adalah
penyebab utama penurunan berat badan, tetapi efek gastrointestinal buruk yang terkait dengan obat
juga dapat menyebabkan penurunan asupan makanan. Efek samping yang paling umum adalah
gejala gastrointestinal, seperti perut kembung, kolik, urgensi terhadap defekasi, dan peningkatan
defekasi. Dengan pemberian orlistat, dibutuhkan penggantian vitamin larut lemak karena terjadi
malabsorpsi parsial.
5. Pembedahan
Tindakan pembedahan merupakan pilihan terakhir untuk mengatasi obesitas. Pembedahan
dilakukan hanya kepada penderita obesitas dengan IMT lebih daari 40 atau lebih dari 35 kg/m2
dengan komorbid. Bedah gastrointestinal (retriksi gastrik/ banding vertical gastric) atau bypass
gastric (Roux-en Y) adalah suatu intervensi penurunan berat badan dengan risiko operasi yang
rendah.