Anda di halaman 1dari 11

APLIKASI TEORI PENGOLAHAN INFORMASI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan dan Pembelajaran


Dosen Pengampu : Dr.Supriyono Koes Handayanto, M.Pd, M.A.

Oleh :
Kelompok 8

1. Khusnul Khotimah (170321863037)


2. Umi Azizah (170321863034)

Offering : A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
NOVEMBER 2017
A. PENGOLAHAN INFORMASI
Teori pengolahan informasi menfokuskan perhatian pada bagaimana orang
memerhatikan peristiwa-peristiwa lingkungan, mengkodekan informasi-informasi
untuk dipelajari dan menghubungannya dengan pengetahuan yang ada dalam
memori, menyimpan pengetahuan yang baru dalam memori, dan menariknya
kembali ketika dibutuhkan. (Shuell,1986). Prinsip-prinsip dari teori tersebut
adalah sebagai berikut ; Manusia merupakan pemroses informasi. Kognisi adalah
serangkaian proses mental. Pembelajaran adalah penguasaan representasi-
representasimental(Mayer,1996,hlm.154).
Sebagian besar penelitian pengolahan informasi terdahulu dilakukan di
laboratorium-laboratorium dan berkaitan dengan fenomena-fenomena seperti
gerakan-gerakan mata, saat-saat pengenalan dan mengingat, perhatian terhadap
stimulus-stimulus, dan gangguan dalam persepsi dan memori. Penelitian-
penelitian sesudah itu mengeksplorasi pembelajaran, memori, pemecagan
masalah, persepsi visual dan auditori, perkembangan kognitif dan kecerdasan
buatan. Meskipun jumlah penelitian cukup banyak, prinsip-prinsip pengolahan
informasi tidak selalu dapat langsung diaplikasikan pada pembelajaran di sekolah,
stuktur kurikulum, dan rancangan pengajaran. Situasi ini bukan menandakan
bahwa pengolahan informasi tidak banyak relevansinya pada pendidikan, tetapi
banyak aplikasi potensial yang belum dikembangkan. Saat ini makin banyak
peneliti yang mengaplikasikan prinsip-prinsip pengolahan informasi pada setting-
setting pendidikan yang melibatkan bidang-bidang studi seperti keterampilan
membaca, matematika, dan IPA, dan aplikasi-aplikasinya tetap menjadi prioritas
dari penelitian.
B. APLIKASI APLIKASI DALAM PENGAJARAN
Prinsip-prinsip pengolahan informasi makin sering diaplikasikan dalam
pembelajaran di sekolah. Relevansi teori ini dengan pendidikan akan terus
berkembang bersama penelitian-penelitian di masa mendatang. Tiga aplikasi
pengajaran yang mencerminkan prinsip-prinsip pengolahan informasi adalah
organisator-organisator pengantar, kondisi-kondisi pembelajaran, dan muatan
kognitif.
Berikut aplikasi-aplikasi dari teori pengolahan informasi dalam pengajaran :
1. Organisator pengantar
Organisator pengantar (advance organizer) adalah pernyataan umum yang
disajikan di awal pembelajran yang membantu pengoneksikan materi yang baru
dengan pembelajran sebelumnya (Mayer 1984). Pengantar semacam ini
mengarahkan perhatian siswa terhadap konsep-konsep penting untuk dipelajari,
mengaris bawahi hubungan- hubungan antar gagasan dan mengaitkan materi yang
baru dengan hal-hal yang sudah diketahui oleh siswa(Faw & Waller, 1976).
Landasan konseptual untuk organisator pengantar diperoleh dari teori Asubel
(1963, 1968,1977, 1978; Ausubel & Robinson, 1969) tentang pembelajaran
resepsi yang bermakna (meaningful reception learning). Belajar menjadi
bermakna ketika materi yang baru memiliki hubungan sistematis dengan konsep-
konsep yang relevan dalam LTM; yang berarti bahwa materi baru memperluas,
memodifikasi, atau mengembangkan informasi dari memori. Kebermaknaan juga
tergantung pada variabel variabel personal seperti usia, latar belakang
pengalaman, status social-ekonomi, dan latar belakang pendidikan. Pengalaman-
pengalaman yang telah lalu menentukan apakah siswa merasa pembelajarannya
memiliki makna.
Organisator dapat bersifat ekspositoris atau komparatif. Organisator
ekosipotis memberi siswa pengetahuan baru yang diperlukan untuk memahami
pelajaran. Organisator ekspositoris mencakup definisi konsep dan generalisasi
konsep. Definisi konsep menyatakan konsep dan karakteristik dari konsep
tersebut. generalisasi adalah pernyataan-pernyataan yang luas cakupannya dari
prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar ditariknya hipotesis atau ide spesifik.
Organisator komparatif memperkenalkan materi yang baru dengan menarik
analogi-analogi dengan materi yang telah dikenalkan. Organisator organisator
dapat membantu siswa menghubungkan materi-mater yang baru dengan
sekumpulan pengalaman yang lebih luas yang dapat menunjukkan transfer.
Aplikasi 5.8
Organisator-organisator pengantar:
Sebuah sekolah kedokteran seorang instruktur sedang mengajarkan efek-efek
gangguan-gangguan dalam darah. Ia memulai kulianyan dengan menjelaskan
bagian-bagian dasar dari darah (missal : plasma, sel darah merah dan darah putih,
platelet/trombosit). Setelah itu ia menyebut berbagai kategori penyakit darah
(misalnya: animia, pendarahan dan luka memar, leukemia, penyakit sumsum
tulang belakang). Mahasiswa dapat mempergunakan kerangka ini untuk
mempelajari penyakit-penyakit dalam kategori-kategori berbeda dan dengan
mencermati gejalah-gejlan dan perawatan perawatan untuk tiap-tiap kondisi.
2. Kondisi-kondisi pembelajaran
Salah satu teori pengajar yang paling popular berdasarkan prinsip-prinsip kognitif
dirumuskan oleh Robert Gagne (1985). Teori ini mengemukakan tentang kondisi
kondisi pembelajran atau situasi-situasi yang berpengaruh ketika pembelajran
berlangsung (Ertmer,Driscoll, & Wager,2003). Ada dua langka dalam hal ini.
Yang pertama mengidentifikasi tipe hasil pembelajran. Yang kedua adalah
menentukan peristiwa-peristiwa pembelajran, factor-factor yang menimbulkan
perbedaan-perbedaan dalam pengajaran.
- Hasil hasil pembelajran Gagne (1984) mengidentifikasi lima tipe hasil
pembelajran, yaitu keterampilan-keterampilan intelektual, invormasi-invormasi
verbalstrategi-strategi kognitif keterampilan keterampilan motoric dan sikap
sikap.
Hasil hasil pembelajran
tipe Contoh
Keterampilan-keterampilan Aturan-aturan, prosedur-prosedur, konsep-
intelektual konsep
Informasi-informasi verbal Fakta-fakta, tanggal-tanggal
Strategi-strategi kognitif Pengulangan, pemecahan masalah
Keterampilan-keterampilan motoric Memukul bola, junggling
Sikap-sikap Kemurahatian, kejujuran, keadilan
Keterampilan-keterampilan intelektual tipe pengetahuan ini digunakan
dalam berbicara, menulis, membaca, menyelesaikan soal-soal matematika, dan
menerapkan prinsip-prinsip ilmiah terhadap permaslahan-permasalahan.
Informasi-informasi verbal informasi verbal mencangkup fakta-fakta atau
bahas tulis atau pun lisan yang dihubungkan sehingga membentuk suatu makna
yang diingat persis seperti bentuk aslinya (misalnya : katak-kata dlam sebuah
puisi ). Skema-skema adalah bentuk dari informasi verbal
Strategi-strategi kognitif tipe ini mencakup keterampilan-keterampilan
pengolahan informasi seperti memerhatikan informasi-informasi baru,
memutuskan untuk mengulang suatu informasi, menjelaskan informasi dalam
LTM dan menerapkan strategi-strategi pemecahan masalah.
Keetrampilanketerampilan motorik dikembangkan melalui peningkatanyang
bertahap dalam kualitas (kelancaran dan pengaturan waktu)gerakan-gerakan yang
dicapai melalui praktik. Keterampilanketerampilan motorik berkembang
berangsur-angsur melalui latihan yang berkelanjutan dan dengan upaya sadar
(Ericsson et al,1993)
Sikap-sikap kaeaykinan-keyakinan internal yang mempengaruhi tindakan-
tindakan dan mencerminkan karakteristik-karakteristik seperti kemurahan hati,
kejujuran, dan komitmen terhadap hidup sehat. Sikap dipelajrai tidak secar
langsung melalui pengalaman-pengalaman dan pengalamn melalui model hidup
dan simbolik (melalui televise dll)
Peristiwa peristiwa pembelajran, pembelajran memiliki kondisi yang berbeda-
beda. Kondisi internal adalah keterampilan keterampilan keterampilan prasyarat
dan kebutuhan-kebutuhan akan pengolahan kognitif. Kondisi-kondidi eksternal
adalah stimulus-stimulkus lingkungan yang mendukung proses-proses kognitif.
Pembelajaran.
Kondisi kondisi internal adalah kapabilitas kapabilitas siswa saat ini yang
tersimpan dalam LTM sebagai pengetahuan. Kondisi eksternal berbeda sebagai
fungsi dari hasil pembelajran dan kondisi-kondisi internal. Untuk mengajarkan
aturan kelas pada siswa, seorang guru dapat menerapkan pada mereka tentang
aturanya dan menampilkan secara visual.
Hirarki-hirarki pembelajaran adalah kumpulan keterampilan intelektual yang
terorganisasi. Elemen tertinggi dalam sebuah hirarki adalah keterampilan target.
Untuk menggunakan sebuah hirarki, kita mulai dari atas dan bertanya
keterampilan-keterampilan apa yang harus dijalankan oleh siswa sebelum
mempelajari keterampilan target atau keterampilan apa yang menjadi prasyarat
langsung untukk mempelajari keterampilan target.
Hirarki bukanlah pengaturan urutan keterampilan yang linier. Kita harus
sering mengaplikasikan dua atau lebih keterampilan prasyarat untuk dapat
mempelajari keterampilan dengan tingkat atau urutan yang lebih tingggi dimana
satu keterampilan prasyarat tidak tergantung pada keterampilan prasyarat yang
lainnya. Begitu siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan pada tingkatan
yang lebih rendah, pembelajaran keterampilan pada tingkatan yang lebih tinggi
akan tampak lebih muda.
Fase-fase pembelajaran. Pengajaran merupakan sekumpulan peristiwa
eksternal yang dirancang untuk menfasilitasi proses-proses pembelajaran internal
Tabel 5.5
Fase-fase pembelajaran gagne
kategori Fase
Persiapan untuk belajar Memerhatikan
Harapan
Penarikan
Penguasaan dan praktik Persepsi selektif
Pengkodean semantic
Penarikan dan pemberian respons
Penguatan
Transfer pembelajaran Pemberian tanda (cueing) untuk
penarikan Generalisasibilitas
gambar 5.8 Contoh hierarki pembelajaran
Menambahkan bilangan-bilangan campuran, pembagian-pembagian yang
sama dan tidak sama, dengan dan tanpa menyusun angka-angkanya kebawah

Menambahkan pecahan-pecahan dengan Menambahkan pecahan-pecahan,


tiga penambah, pembagi-pembagi yang pembagi-pembagi yang tidak sama dan
sama dan tidak sama, dengan dan tanpa tidak sama, dengan menyusun angka-
menyusun angka-angkanya kebawah angkanya kebawah

Menambahkan pecahan-pecahan,
pembagi-pembagi yang tidak sama dan
tidak sama, tanpa menyusun angka-
angkanya kebawah

Menambahkan pecahan-pecahan,
pembagi-pembagi yang sama dengan
menyusun angka-angkanya kebawah

Menambahkan pecahan-pecahan,
Menemukan pembagi-pembagi yang
pembagi-pembagi yang sama tanpa
paling tidak sama
menyusun angka-angkanya kebawah

Menambahkan bilangan-bilangan dengan


menyusun angka-angkanya kebawah

Menambahkan bilangan-bilangan tanpa


menyusun angka-angkanya kebawah
Persiapan untuk belajar mencakup aktivitas-aktivitas pembelajaran
pendahulkuan. Selama masa memerhatikan, siswa menfokuskan perhatian pada
stimulus-stimulus yang relevan dengan materi-materi yang dipelajari
(audiovisual, materi-materi tertulis, perilaku- perilaku yang dimodelkan guru).
Harapan siswa mengarahkan siswa kepada tujuan (mempelajari keterampilan
motoric). Pada tahap penarikan informasi yang relevan dari LTM, siswa
mengaktifkan bagian-bagian yang relevandengan topic yang dipelajari (Gagne
&Dick,1983).
Fase-fase pembelajran utama adalah penguasaan dan praktik. Persepsi selektif
bermakna bahwa register-register sensorik mengenali karakteristik-karakteristik
stimulus yang relevan dan mentransfernya ke WM. Pengkodean semantic adalah
proses dimana pengetahuan yang baru ditransfer ke LTM. Pada tahap penarikan
dan pemberian respon, siswa menarik informasi-informasi baru dari memori dan
memberikan sebuah respon yang menunjukkan pembelajaran. Penguatan
mengacu pada umpan-balik yannng mengkonfirmasi keakkuratan dari respon
siswa dan memberikan informasi perbaikan ketika diperlukan.
Fase-fase transfer pembelajaran mencakup pemberian tanda untuk penarikan
dan generalisasibilitas. Dalam pemberian tanda untuk penarikan , siswa
menerima tanda yang mengisyaratkan bahwa pengetahuan yang sebelumnya
dapat diterapkan dalam situasi tersebut. ketika mengerjakan sosal-soal kata
misalnya, seorang guru matematika dapat menjelaskan pada para siswa bahwa
pengetahuan mereka tentang segitiga siku-sikku dapat diterapkan.
Generalisasibillitas ditingkatkan memberi siswa kesempatan untuk
mempraktikkan keterampilan-keterampilan dengan muatan materi yang berbeda-
beda dan dengan situasi-situasi yang berbeda(misalnya PR, sesi pengulangan
pelajaran secara berkala).
Tabel 5.6
Peristiwa-peristiwa pengajaran yang menyertai fase-fase pembelajaran (gagne)
Fase Peristiwa pengajaran
Memerhatikan Memberitahu siswa-siswa di kelas bahwa pelajaran
akan dimulai
Harapan Memberitahukan tentang tujuan dari pelajaran, serta
tipe dan kuantitas prestasi belajar yang diharapkan
Penarikan Meminta siswa untuk mengingat konsep-konsep
dan aturan-aturan yang baru
Persepsi selektif Menyajikan contoh-contoh dari konsep-konsep dan
aturan-aturan yang baru
Pengkodean sematik Memberikan tanda-tanda yang berkaitan dengan
bagaimana menyimpan informasi dalam memori
Penarikan dan memberian Meminta siswa untuk mengaplikasikan konsep atau
respons aturan terhadap contoh-contoh yang baru
Penguatan Mengonfirmasikan keakuratan dari pembelajaran
siswa
Pemberian tanda untuk Memberikan kuis pendek dari materi-materi yang
penarikan baru
Generalisasibilitas Memberikan ulasan-ulasan khusus

Satu persoalan dalam hal ini adalah mengembangkan hierarki-hierarki


pembelajran bisa jadi sulit dan menghabiskan banyak waktu. Proses ini
memerlukan keahlian dalam bidang studi materi pelajran untuk menentukan
rangkaian keterampilan prasyarat cakupan dan rangkaian pembelajran. Meski
demikian. Teori ini menawarkan saran-saran yang pasti tentang cara-cara
mengaplikasikan prinsip-prinsip pengolahan informasi pada rancangan rencana
pembelajaran (Ertmer et al, 2003).
3. Muatan kognitif
Teori muatan kognitif memperhitungkan keterbatasan keterbatasan pengolahan
ini dalam rancangan rencana pembelajaran (Deleeuw & Myer, 2008; Schnotz &
Kurschner, 2007; sweller, Van Merrienboer,& pass, 1998). Muatan kognitif,atau
tuntutan terhadap system pengolahan informasi, dapat dibagi menjadi dua tipe.
Tipe pertama, muatan kognitif instrinsik, tergantung pada karakter-karakter
informasi yang tidak dapat diubah yang akan dipelajari dan hanya akan muda
dicapai jika siswa mendapatkan sebuah skema kognitif yang efektif untuk
mengola informasi. Muatan kognitif ekstrinsik disebabkan oleh cara bagaimana
metri-materi dasajikan atau oleh aktivitas-aktivitas yang perlu dimiliki oleh siswa
(Bruning et al.,2004). Contohnya dalam mempelajari hubungan-hubungan
trigonomerti utama (misalnya sinus, tangen), terdapat muatan kognitif tertentu
(intrinsic) yang merupakan karakteristik bawaan dalam materi yang harus
dipelajari, yaitu pengembangan pengetahuan tentang rasio-rasio dari sisi-sisi
sebuah segitiga siku-siku. Cara materi tersebut diajarkan memengaruhi muatan
kognitif ekstrinsik. Guru yang memberikan uraian yang jelas dapat meminimalisir
muatan kognitif ekstrinsik, sementara guru yang menjelaskan konsep-konsep ini
dengan cara yang kurang bagus akan meningkatkan muatan ekstrinsik.
Mayer dan Moreno (2003) membedakan tiga tipe tuntutan kognitif yaitu
pengolahan esensial, pengolahan insedental dan menyimpanan representasional.
Pengolahan esensial mengacu pada proses-proses kognitif yang diperlukan untuk
memahami materi. Pengolahan incidental mengacu pada pengolahan yang tidak
disyaratkan untuk belajar tetapi dapat membantu meningkatkan pemahaman.
Penyimpanan representasional merupakan penyimpanan informasi sementara
dalam memori ketika informasi lain sedang diproses.
Ide pokoknya adalah metode-metode pengajaran harus menurunkan muatan
kognitif yang tidak perlu supaya sumber daya yang ada dapat dicurahkan untuk
pembelajaran (van merrienboer & sweller, 2005). Ide lainnya adalah rekomendasi
untuk menggunakan perangkaian materi-materi dari sederhana ke kompleks (van
merrienboer at al., 2003), sesuai dengan teori gegne. Dan dekomendasi lainnya
adalah penggunaan tugas-tugas autentik dalam pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories: An Educational Perspective. Boston, MA:
Pearson.

Anda mungkin juga menyukai