2175 4476 1 SM PDF
2175 4476 1 SM PDF
Sri Purwaningsih
SMA N 15 Semarang
email : sripurwaningsih.pajak15@gmail.com
ABSTRAK
Sampai saat ini masih banyak guru yang menerapkan pembelajaran konvensional.
Pembelajaran konvensional tersebut mengakibatkan siswa tidak termotivasi, sehingga berimbas
keaktifan dalam pembelajaran rendah. Motivasi dan keaktifan yang rendah menjadikan hasil
belajar yang tidak maksimal. Salah satu solusi untuk meningkatkan motivasi, keaktifan dan
hasil belajar adalah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tujuan
penelitian adalah meningkatkan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa bagi siswa kelas XI
IS2 SMA Negeri 15 Semarang pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IS2 SMA Negeri 15 Semarang. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari
4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Metode pengumpulan data
dengan pengamatan, angket dan tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa. Pada siklus 1 keaktifan siswa sebesar
81 dan Siklus 2 meningkat menjadi 85. Pada siklus 1 motivasi siswa sebesar 79, dan Siklus 2
motivasi meningkat menjadi 83. Hasil belajar siswa juga meningkat dari siklus 1 sebesar 79
dan siklus 2 sebesar 83 dengan KKM yang ditetapkan yaitu 78. Ketuntasan siswa pada siklus 1
sebesar 84% tuntas dan pada siklus 2 terdapat 89% tuntas. Berdasarkan hasil penelitian
diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk
meningkatkan motivasi, keaktifan dan hasil belajar
Matematika memiliki peranan yang dalam belajar atau dengan kata lain
sangat strategis dalam pengembangan keaktifan siswa rendah. Selain itu motivasi
sumber daya manusia (Universitas belajar siswa juga kurang. Berdasarkan
Brawijaya, 2009). Melalui peran pengamatan ada beberapa masalah yang
matematika yang strategis tersebut, dihadapi siswa dalam proses pembelajaran
matematika diajarkan disetiap jenjang diantaranya: 1). kurangnya motivasi belajar
pendidikan. Setiap siswa perlunya belajar siswa, 2) siswa kurang aktif dalam kegiatan
matematika karena matematika merupakan pembelajaran, 3) siswa sulit menguasi
sarana untuk : (1) Berpikir logis; (2) materi, dan 4) rendahnya kemampuan dasar
Memecahkan masalah sehari-hari; (3) siswa tertutama tentang matematika.
Mengenal pola-pola hubungan dan Sebelum penelitian dilakukan,
generalisasi pengalaman; (4) diperoleh data-data hasil belajar siswa SMA
Mengembangkan kreatifitas; (5) N 15 semarang kelas XI IPS yang masih
Meningkatkan kesadaran terhadap budaya dibawah KKM. Data tentang hasil belajar
(Cornelius dalam Abdurrahman, 2003). matematika yang rendah dapat dilihat dari
Matematika juga sangat penting bagi berbagai hasil ulangan harian, ulangan mid
perkembangan ilmu pengetahuan dan semester dan ulangan akhir semester. Hasil
teknologi, baik dari ilmu dibidang lain belajar matematika pada ulangan harian
maupun sebagai alat untuk berfikir logis, dari tahun pelajaran 2014/2015 rata-ratanya
kreatif. Berbagai permasalahan dalam 60. Hasil ulangan mid semester diperoleh
kehidupan dapat dipecahkan dengan rata-rata 53. Hasil ini berada dibawah KKM
menggunakan konsep-konsep matematika. mata pelajaran matematika di SMA Negeri
Kenyataan di sekolah banyak siswa 15 kelas XI IS yaitu 78. Hasil ulangan mid
yang mengeluh dan kesulitan dalam semester dari 37 siswa Kelas XI IS 2 yang
pelajaran matematika. Sampai saat ini memperoleh nilai diatas KKM hanya 17
pembelajaran matematika masih banyak siswa dan 20 siswa yang lain mendapat
kelemahannya, diantaranya adalah nilai dibawah KKM. Sedangkan rata-rata
matematika merupakan pelajaran yang sulit hasil ulangan akhir semester siswa kelas XI
dan membosankan. Kesulitan belajar yang IS2 adalah 55, dari 37 siswa hanya ada 14
dialami oleh siswa ini disebabkan oleh siswa yang memperoleh nilai diatas KKM.
siswa tidak sepenuhnya memahami konsep. Sisanya 23 anak mendapat nilai dibawah
Hasil yang pernah dianalisa PISA pada KKM. Rendahnya motivasi dan keaktifan
tahun 2009 ke tahun 2012 ditunjukkan menyebabkan rendahnya hasil belajar
bahwa terdapat peningkatan dari nilai yang matematika. Rendahnya hasil belajar
diperoleh peserta didik di Indonesia pada matematika selalu ada, karenanya usaha
matematika namun peringkat yang mereka mengatasinya harus dan perlu dilakukan
alami menurun (Pristyanto, 2013). secara terus menerus dengan kesabaran
SMA N 15 Semarang merupakan tinggi (Ratini dkk, 2001)
salah satu SMA negeri di kota Semarang. Salah satu langkah awal dalam
Pembelajaran yang dilaksanakan masih perbaikan hasil belajar adalah
menggunakan metode ceramah dan latihan meningkatkan motivasi dan keaktifan,
yang menyebabkan siswa menjadi pasif karena dengan meningkatnnya motivasi dan
38
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM VOLUME 3 NOMOR 2 SEPTEMBER 2016 ISSN: 2339-2444
keaktifan siswa maka dapat meningkatkan sederhana dan tugas utama siswa adalah
hasil belajar siswa. Guru bukanlah menyelesaikan lembar kerja secara
penguasa dikelas tetapi guru adalah berkelompok. Model pembelajaran STAD,
fasilitator siswa dalam pembelajaran. siswa di dalam kelas dibagi ke dalam
Pembelajaran dikatakan berhasil dan beberapa kelompok atau tim yang masing-
berkualitas apabila seluruhnya atau setidak- masing terdiri atas 4 sampai 5 orang
tidaknya sebagian besar peserta didik anggota kelompok yang memilik latar
terlibat secara aktif, baik fisik, mental belakang kelompok heterogen, baik jenis
maupun sosial (Mulyasa, 2004). kelamin, ras, etnik, maupun tingkat prestasi
Karakteristik matematika adalah (Slavin, 2009). Pembelajaran ini sangat
abstrak, maka diharapkan guru dapat tepat diterapkan dalam mengatasi
merancang suatu strategi atau kiat permasalahan di atas karena dapat
pembelajaran yang dapat memudahkan meningkatkan kerjasama antar siswa,
siswa menangkap informasi yang membentuk hubungan positif,
disampaikan berjalan dengan baik (Jalil, mengembangkan rasa percaya diri, serta
2002). Hamalik (2005), belajar tidak cukup meningkatkan hasil belajar melalui aktivitas
hanya dengan mendengar dan melihat tetapi kelompok.
harus dengan melakukan aktivitas yang
lain. Lebih dari itu harapannya siswa dapat METODOLOGI PENELITIAN
lebih bisa memahami dan memaknai Penelitian ini dilaksanakan di kelas
konsep yang menjadi tujuan pembelajaran. Kelas XI IS 2 SMA N 15 Semarang
Siswa dapat memahami dan memaknai Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.
konsep jika jika peserta didik terlibat aktif Peubah yang diamati dalam penelitian ini
dalam pembelajaran yang berlangsung adalah motivasi, keaktifan dan hasil belajar.
Higgins (dalam OConnell, 2007). Penelitian ini merupakan penelitian
Salah satu model pembelajaran yang tindakan kelas. Perencanaan penelitian
dapat mengaktifkan siswa adalah terdiri dari 2 siklus, dan setiap siklus terdiri
pembelajaran kooperatif (Lie, 2002). Tipe dari 4 tahap yaitu perencanaan,
pembelajaran yang dapat meningkatkan pelaksanaan, pengamatan, refleksi.
motivasi dan keaktifan adalah pembelajaran Rancangan penelitian
kooperatif tipe Student Team Achievement Rancangan penelitian tindakan kelas
Division (STAD). Model Pembelajaran ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus
kooperatif tipe STAD ini merupakan salah terdapat 4 tahap yaitu
pembelajaran kooperatif yang menekankan 1. Perencanaan (planning)
adanya aktivitas dan interaksi diantara 2. Pelaksanaan (action)
siswa. Pembelajaran STAD ini, siswa akan 3. Pengamatan (observation)
saling memotivasi dan saling membantu 4. Refleksi (reflektion)
dalam menguasai materi pelajaran guna Penelitian ini ada II siklus yaitu :
mencapai hasil belajar yang maksimal. Siklus I
Slavin (1997) dalam pembelajaran 1. Perencanaan :
kooperatif tipe STAD bercirikan materi
pelajaran yang disampaikan adalah
39
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM VOLUME 3 NOMOR 2 SEPTEMBER 2016 ISSN: 2339-2444
HASIL PENELITIAN 80
Penerapan pembelajaran kooperatif 78
tipe STAD pada tahap awal siswa masih
76
kesulitan. Hal ini karena banyak siswa
siklus 1 siklus 2
belum terbiasa dengan pembelajaran
STAD. Melalui penjelasan dan motivasi Gambar 1. Perbandingan motivasi siswa
yang dilakukan guru, siswa mulai terbiasa siklus 1 dan siklus 2
dengan pembelajaran tersebut. Pada
pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1 banyak
40
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM VOLUME 3 NOMOR 2 SEPTEMBER 2016 ISSN: 2339-2444
84 90
88
82
86
80 84
78 82
siklus 1 siklus 2 80
siklus 1 siklus 2
Gambar 2. Perbandingan keaktifan siswa
siklus 1 dan siklus 2 Gambar 4. Perbandingan ketuntasan siswa
Pada siklus 1 keaktifan siswa siklus 1 dan siklus 2
mengikuti pembelajaran dengan kooperatif Siswa yang tuntas pada siklus 1
tipe STAD sebesar 81. Siklus 2, keaktifan sebanyak 31 siswa dari 37 siswa, atau 84%
siswa meningkat menjadi 85. Hal tersebut siswa yang tuntas belajar. Pada siklus 2
dapat disimpulkan bahwa keaktifan dari sebanyak 33 siswa dari 37 yang tuntas, atau
siklus 1 dan 2 meningkat sebesar 4 poin. 89%. Peningkatan ketuntasan siswa pada
Berdasarkan data tersebut dapat penerapan model pembelajaran STAD
disimpulkan bahwa penerapan model sebesar 5%.
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan keaktifan siswa. Pada hasil PEMBAHASAN
belajar juga mengalami peningkatan seperti Pembelajaran kooperatif tipe STAD,
pada gambar 3 di bawah ini. menekankan pada kerja kelompok. Adanya
84 kerja kelompok siswa bersemangat untuk
belajar secara aktif dan saling menampilkan
82
diri, sehingga dapat memacu motivasi siswa
80 untuk saling membantu memecahkan
78 masalah yang mereka hadapi. Hal ini yang
membuat siswa merasa adanya penghargaan
76
terhadap dirinya sehingga termotivasi
siklus 1 siklus 2
dalam melaksanakan tugas dan
permasalahan yang diberikan guru. Hal ini
Gambar 3. Perbandingan hasil belajar siswa
siklus 1 dan siklus 2
41
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM VOLUME 3 NOMOR 2 SEPTEMBER 2016 ISSN: 2339-2444
42
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM VOLUME 3 NOMOR 2 SEPTEMBER 2016 ISSN: 2339-2444
43
http://jurnal.unimus.ac.id
JKPM VOLUME 3 NOMOR 2 SEPTEMBER 2016 ISSN: 2339-2444
44
http://jurnal.unimus.ac.id