OLEH:
NPM 1714201110027
2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum,wr.wb
Puji dan syukur di panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa karena berkat rahmat dan Karunia-
Nya lah saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah konsep dasar keperawatan tentang teori
Florence Nigtingale ini.
Makalah yang saya susun ini mungkin jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat
saya perlukan. Semoga makalah ini bermanfaat dan menjadi sumber pembelajaran bagi saya,
dalam menambah ilmu pengetahuan tentang konsep dasar keperawatan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
JUDUL ..............................................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau modal
keperawatan. Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
perawat sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan
itu sendiri yang memungkinkan perawat umtuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas
kewenangan sebagai perawat.
Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk dari pelayanan
keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan
tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan. Dalam
keperawatan terdapat beberapa model, konsep keperawatan berdasarkan pandangan ahli
dalam bidang keperawatan yang memiliki keyakinan dan nilai yang mendasarinya, tujuan
yang hendak dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada. Dan salah satunya adalah
model konsep dan teori keperawatan Florence Nightingale.
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Florence Nightingale lahir di firenze (Florence), italia tanggal 12 mei 1820. Ayah Florence
bernama William Nigtingale seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, london. Ibunya frances
(Fanny) Nigtingale nee Smith keturunan ningrat, keluarga Nigtingale adalah keluarga
terpandang. Florence memiliki seorang kakak bernama Parthhenope. Semasa kecil Florence
tinggal di Lea Hurst yaitu sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya. Saat remaja
Florence tidak seperti anak ningrat kebanyakan yang suka bermalas-malasan dan berpoya-
poya, Florence lebih banyak beraktivitas diluar rumah membantu warga sekitar yang
membutuhkan.
Keinginan Florence untuk menjadi perawat di tentang keras oleh ibu dan kakaknya, karena
pada saat itu ditempatnya perawat dianggap sebagai pekerjaan hina. Ayahnya setuju jika
florence mengabdikan diri dibidang kemanusiaan, Namun ayahnya tidak setuju jika ia
menjadi perawat dirumah sakit, karena saat itu rumah sakit adalah tempat yang kotor dan
menjijikan.
Kerja keras florence membersihkan rumah sakit tidak berpengaruh banyak terhadap jumlah
kematian para prajurit, angka kematian menjadi yang terbanyak diantara rumah sakit lain
didaerah tersebut. Sebagian besar para prajurit mati karena penyakit tifus, tifoid, koleral dan
disertai dibandingkan dengan kematian akibat luka-luka perang. Kondisi rumah sakit menjadi
sangat fatal karena jumlah pasien melimpah lebih banyak dari daya tampungannya sehingga
menyebabkan pembuangan limbah dan ventilasi memburuk.
Dengan didirikan nya sekolah perawat tersebut telah diletakkannya dasar baru tentang
perawat terdidik dan dimulailah masa baru dalam dunia keperawatan orang sakit. Kini
sekolah tersebut dinamakan sekolah perawat dan kebidanan Florence Nigtingale (Florence
3
Nigtingale School Of Nursing And Midwifery) Dan merupakan bagian dari akademik King
Collage London.
Inti dari konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan, yaitu
dari lungkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial.
1) Lingkungan fisik
Merupakan lingkungan dasar atau alami yang terdiri dari ventilasi dan udara, dan berefek
pada lingkungan fisik yang bersih yang selalu mempengaruhi pasien dimanapun berada.
Dan pasien harus berada dalam ruangan yang bebas dari debu, noda, asap dan bau bau
yang lain. Tempat tidur pasien harus selalu bersih, udara bersih, ruangan tidak dingin,
tidak lembab. Lingkungan dibuat sedemikian rupa, sehingga memudahkan perawat baik
dari dirinya sendiri maupun orang lain.
2) Lingkungan psikologis
Kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk
pada jiwa dan emosi pasien, maka ditekan kan pada psaien untuk selalu menjaga
rangsangan fiiknya, mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik, serta aktivitas
manual dapat merangsangkan semua faktor untuk membantu psaien dalam
mempertahankan emosinya.
Perawat dalam berkomunikasi dengan pasien diharapkan jangan terlalu terburu-buru atau
terputus-putus, komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya
sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar
lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan
yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Lingkungan sosial
3) Penelitian dari lingkungan sosial terutama hubungan spesifik, kumpulan data-data yang
spisifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk mencegah penyakit.
Dengan demikian setiap perawat harud menggunakan kemampuasn dalam melakukan
penelitian, dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spisifik lebih daru sekedar data-
4
data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komunikasi dengan
linhkungan sosial digunakan nya selalu dibicarakan dalam hubungan individu pasien
yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidah hanya meliputi lingkungan rumah atau
lingkungan atau rumah sakit tetapi juga kese;uruhan komunitas yang berpengaruh
terhadap lingkungan secara khusus.
Florence Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan
masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara,
lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat
(Nigtingale, 1860 ; Torres, 1986) pemberian nutrisi yang adekuat pada pasien sangatlah
penting. Pasien memerlukan nutrisi untuk mempertahankan fungsi tubuh dan untuk tumbuh.
Pasien harus mendapatkan kelori yang cukup, dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan protein
untuk menyuplai energi. Tubuh pasien juga memerlukan asam amino yang ditentukan dalam
protein untuk membangun dan mempertahankan struktur sel dan jaringan yang lebih besar.
Dan akhirnya pasienpun memerlukan vitamin dan mineral untuk metabilisme dan untuk
mengatur banyak proses tubuh pasien. Sebagai contoh pasien yang menjalani pembedahan
membutuhkan diet yang banyak mengandung vitamin C dan protein karena ini dapat
membantu penyembuhan. Protein juga secara khusus penting untuk melawan infeksi karena
antibodi yang digunakan tubuh untuk melawan infeksi adalah protein. Diet adekuat juga
penting. Namun, banyak penyakit membat seseorang sulit makan, atau membuat pasien sulit
untuk mencerna makanan.
Kondisi kondisi yang mempersulit pasien atau individu mendapatkan nutrisi yang adekuat :
1) Individu yang menderita luka pada tenggorokan mungkin mengalami kesulitan untuk
menelan.
2) Individu yang mengalami masalah lambung mungkin mual terhadap makanan.
3) Individu yang demam mungkin tidak nafsu makan.
4) Pasien yang dirumh sakit hampir selalu berisikommengalami kekurangan nutrisi kerena
penyakit mereka atau karena tindakan terhadap penyakit mereka.
5
5) Banyak pasien telah mengalami kekurangan nutrisi ketika masuk rumah sakit
6) Makanan yang dihidangkan dirumah sakit mungkin berbeda dari makanan yang biasa
7) Makanan mungkin dihidangkan pada waktu ketika pasien tidak biasa makan dan ketika
mereka merasa tidak lapar
Membuat pasien merasa nyaman dan tenang di lingkungan rumah sakit merupakan hal yang
perlu dilakukan. Cara yang dilakukan untuk membuat pasien merasa nyaman, Pada saat
memberi makanan dirumah sakit bisa dengan membersihkan meja tempat tidur dan yakinkan
ada tempat untuk semua piring. Makanan harus dihidangkan pada nampan bersih dan harus
terlihat menarik. Yakinkan ada alat makan yang digunakan.
6
2.4 Contoh peran perawat
Banyak kasus orang dipulangkan dari rumah sakit ke rumah ketika mereka masih
membutuhkan asuhan keperawatan, sehingga perawat sering memberikan perawatan di
rumah yamg hampir sama dengan yang mereka berikan pada pasien di rumah sakit.
Berdasarkan teori ada beberapa hal yang pelu di lakukan perawat pada saat memberikan
nutrisi kepada pasien yang harus dilakukan perawat adalah :
1) Membuat pasien merasa nyaman
2) Menjelaskan pentingnya nutrisi yang baik
3) Memposisikan pasien untuk makan
4) Membuat lingkungan sekitar nyaman
5) Jika perlu, perawat bisa membantu pasien makan.
7
tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan manipulasi lingkungan eksternal. Manusia
mempunyai kemampuan alamiah terhadap proses penyembuhan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran sebagai mahasiswa agar lebih memahami, megerti serta dapat mengalikasikan teori
Florence kedalam praktik asuhan keperawatan. Saran bagi pembaca agar memberikan
masukan untuk melengkapi makalah teori keperawatan Florence Nigtingale.
13
DAFTAR PUSTAKA
Azis alimul hidayat 2009, dasar keperawatan edisi 2, selemba medika, jakarta
Mubarak, iqbal wahit, 2005, pengatar keperawatan komunitas 1, Cv sagung seto jakarta