LP Indeks Limbah
LP Indeks Limbah
Fisiologi Pascapanen
INDEKS LIMBAH
OLEH :
c. Daun
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat daun
yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau keputih-
putihan, sampai berwarna merah. Daun bayam liar umumnya kasap (kasar) dan
kadang berduri.
d. Bunga
Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun bunga 4-5
buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah. Bunga keluar dari ujung-ujung
tanaman atau ketiak daun yang tersusun seperti malai yang tumbuh tegak.
Tanaman dapat berbunga sepanjang musim. Perkawinannya bersifat uniseksual,
yaitu dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang. Penyerbukan
berlangsung dengan bantuan angin dan serangga.
d. Biji
Biji berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna coklat
tua sampai mengkilap sampai hitam kelam. Namun ada beberapa jenis bayam
yang mempunyai warna biji putih sampai merah, misalnya bayam maksi yang
bijinya merah.
Secara umum bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, baik di dataran rendah
maupun dataran tinggi (pegunungan). Tanaman bayam tidak menuntut
persyaratan tumbuh yang sulit, asalkan kondisi tanah subur, penyiraman teratur,
dan saluran drainase lancar. Bayam juga sangat toleran terhadap keadaan yang
tidak menguntungkan sekalipun serta tidak memiliki jenis tanah tertentu. Akan
tetapi, untuk pertumbuhan yang baik memerlukan tanah yang subur dan bertekstur
gembur serta banyak mengandung bahan organik. Derajat keasaman tanah (pH)
yang baik untuk tumbuhnya adalah antara 6-7. Apabila tanaman berada di bawah
pH 6, bayam akan merana. Sedangkan di atas pH 7, tanaman akan menjadi
klorosis (warnanya putih kekuning-kuningan, terutama pada daun-daun yang
masih muda).
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pada komoditi bayam dan
pisang memiliki perbedaan pada indeks limbah. Untuk komoditi bayam berat/gr
diawal pengukuran 312/gr, dan berat komsumsi setelah dilakukan pengukuran
237,0/gr, dan berat limbah setelah dilakukan pengukuran 63,8/gr. Sedangkan
untuk buah pisang berat/gr diawal pengukuran 162,7/gr, dan berat komsumsi
setelah dilakukan pengukuran 85,9/gr, dan berat limbah setelah dilakukan
pengukuran 76/gr.
Dapat dijelaskan bahwa, pada tabel di atas rasio indeks limbah diperoleh
dengan rumus selisih antara berat bagian yang dikonsumsi dengan yang tidak
dikonsumsi dibagi dengan berat total kemudian dikalikan 100%. Berdasarkan
rumus tersebut diperoleh hasil pada rasio indeks limbah bayam sebesar 20,45 %,
dan pisang sebesar 46,71 %.
Pada praktikum ini bagian yang dikategorikan sebagai bagian yang tidak
dikonsumsi yaitu akar, kulit, dan bagian lainnya meskipun bagian tersebut
sebenarnya bisa bermanfaat apabila dikelola sesuai dengan metode tujuan yang
diinginkan. Hali ini sesuai dengan pendapat Wahyuni (2015) yang menyatakan
bahwa limbah buah dapat berupa kulit buah, bagian daging yang terbawa kulit
atau biji buah tertentu, maupun biji. Pada umumnya limbah itu terbuang begitu
saja tanpa ada pemikiran untuk diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Padahal
bila dilihat limbah buah-buahan tersebut masih mengandung karbohidrat yang
dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan nata.
`
BAB V
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum Indeks Limbah maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Indeks limbah merupakan parameter yang menunjukkan perbandingan
antara bagian yang dikonsumsi dengan yang tidak dikonsumsi pada suatu
bahan.
2. Rasio indeks limbah diperoleh dengan rumus selisih antara berat bagian
yang dikonsumsi dengan yang tidak dikonsumsi dibagi dengan berat total
kemudian dikalikan 100%.
3. Rasio indeks limbah bayam sebesar 20,45 %, dan pisang sebesar 46,71 %.
4. Indeks limbah pada setiap komoditi dipengaruhi oleh jenis komoditi dan
umur komoditi yang diuji.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum Indeks Limbah alat yang disediakan untuk
praktikan setidaknya lebih banyak lagi agar proses praktikum dapat berjalan
dengan lancar dan selesai dengan tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Monica Dame Yanti., Eva Sartini Bayu, Hot Setiado. 2015. Identifikasi
Karakter Morfologis Pisang (Musa spp.) di Kabupaten Deli Serdang.
Fakultas Pertanian, USU: Medan. Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No.
2337- 6597 Vol.4. No.1, Desember 2015. (586) :1911- 1924.
Ashari, S., 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press, Jakarta
Hadisoeganda, A. W. W. 1996. Bayam sayuran penyangga petani di Indonesia.
Monograft No. 4, Bandung.
Ibrahim, Bustami. 2005. Budidaya Buah-Buahan. Buletin Teknologi Hasil
Pertanian, vol VIII no 1 : 31-41.
Ismanto, H. 2015. Pengolahan Tanpa Limbah Tanaman Pisang. Laboratorium
Pengolahan Hasil Pertanian. Balai Besar Pelatihan Pertanian.
Batangkaluku.
Ismanto.2015.Teknik Budidaya Tanaman Hortikultura.Jakarta.Departemen
Pendidikan Nasional.
Mudjajanto, Eddy Setyo & Lilik Kustiyah.2008.Membuat Aneka Olahan Pisang
(Peluang Bisnis yang Menjanjikan).Agromedia Pustaka:Jakarta
Mudjajanto, Eddy setyo dan Yulianti, Lilik Noor., 2004. Pisang . Penebar
Swadaya, Jakarta.
Prabawati dkk. 2008. Ensiklopedia Tanaman : Suatu Kajian Kuantitatif
Pertumbuhan Tanaman : PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Wahyuni, 2015. Deskripsi Pisang Indonesia. Agro Inovasi. Balai Penelitian
Tanaman Buah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura Badan
penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
LAMPIRAN
1. Komoditi Bayam
Dik.
Bobot bagian yang tidak digunakan = 63,8 gr
Bobot keseluruhan = 312 gr
Ditanyakan : Indeks limbah = ..?
Penyelesaian:
Indeks limbah (%) = Bobot bagian yang tidak dikomsumsi x 100 %
Bobot keseluruhan
= 63,8 gr x 100 %
312
= 20,45 %
2. Komoditi Buah Pisang
Bobot bagian yang tidak digunakan = 76 gr
Bobot keseluruhan = 162,7 gr
Ditanyakan : Indeks limbah = ..?
Penyelesaian:
Indeks limbah (%) = Bobot bagian yang tidak dikomsumsi x 100 %
Bobot keseluruhan
= 76 gr x 100 %
162,7
= 46,71 %