Anda di halaman 1dari 5

SIKLUS PROYEK KONSTRUKSI

Anggota Kelompok:

Gregorius Paulus M L K 140536606054


Feisal Ade Wicaksono 140536605213
Fajar Marchelio W S 140536605014
Jaa Khusnul Huda 140536605896
Fido Aufalla M 140536606418
Achmad Rifai 140536605164
Dian Novia Hartanto 140536605641
Muhammad Bagus Nugroho 140536605073
M. Fahrus Shobir Al Farih 140536605423

Berdasarkan hasil wawancara dengan kontraktor proyek pembangunan dan instalasi listrik gedung
AIS (Australia International School), terdapat 6 tahap pada proyek konstruksi :

1. Tahap Inisiasi / Initiation


2. Tahap Perencanaan / Planning
3. Tahap Pengadaan / Procurement
4. Tahap Pelaksanaan / Executing
5. Tahap Penutupan / Closing
6. Tahap Evaluasi / Evaluation

Initiation Planning Procurement Executing Closing Evaluation


1. Tahap Inisiasi

Pada tahap ini meliputi gagasan dasar yang berawal dari adanya suatu kebutuhan yang
kemudian ditindak lanjuti dengan pembuatan studi kelayakan yang mencakup aspek-aspek
teknis, ekonomis, lingkungan, dan lain-lain.

Pada tahap ini menghasilkan :

- gagasan dan ide untuk memenuhi kebutuhan


- hasil studi kelayakan dan laporan hasil AMDAL

Pihak-pihak yang telibat dalam tahap ini adalah : Pemilik proyek (owner) dan dapat dibantu
oleh Konsultan Perencana dan atau Konsultas Manajemen Konstruksi.

Pada proyek pembangunan AIS (Australia International School) di Bali, tahap ini
dilakukan oleh owner AIS dengan menyerahkan pada perusahaan lain yang
menyediakan dokumen-dokumen dan ide untuk pembangunan yang nanti akan
diadakan tender di Jakarta.
2. Planning

Terdiri dari :

a. Tahap Pra Rancangan, menghasilkan : kriteria desain, skematik desain, estimasi


anggaran secara global
b. Tahap Pengembangan Rancangan, menghasilkan : perhitungan-perhitungan detail
(perhitungan desain, gambar-gambar detail, outline spesifikasi, estimasi anggaran
secara terperinci)

Desain Akhir dan Penyiapan Dokumen Pelaksanaan, menghasilkan : Gambar


koordiasi, gambar-gambar detail, spesifikasi, daftar volume, estimasi biaya konstruksi,
syarat-syarat umum administrasi dan peraturan umum.

Pada tahap perekayasaan ini pihak-pihak yang mungkin terlibat adalah : Konsultan
Perencana, Konsultan Manajemen Konstruksi, Konsultan Rekayasa Nilai ( Value
Engineering) dan atau Konsultan Quantity Surveyor (QS).
Pembangunan gedung AIS desainnya dibuat dengan outsourcing konsultan yang
juga mengadakan lelang tender. Konsultan mengatur besar dana yang dibutuhkan,
waktu pengerjaan, desain, dan standar pengerjaan.

3. Procurement

Tahapan ini meliputi 2 kegiatan, yaitu :

a. Pengadaan jasa konstruksi (project procurement)


b. Pengadaan peralatan dan material. Untuk pengadaan peralatan dan material, bisa
dilakukan oleh pemilik proyek (owner) atau pihak kontraktor.

Selain pihak pemilik proyek (owner) dan kontraktor, pihak konsultas perencana,
manajemen konstruksi, dan atau QS juga bisa terlibat dalam tahap ini.

Diadakan lelang di Jakarta yang dimenangkan oleh PT. Pilar Garba Inti , proses
lelang dimulai dengan mengundang beberapa perusahaan kontraktor dan
diberikan general assessment berisi jadwal dan kisaran besar dana. Dari general
assessment tersebut perusahaan yang ikut memberikan penawaran dan
pengalaman dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang menang selanjutnya baru
memperinci kontrak dan sub-kontrak, juga besar spesifik dana. Untuk pengadaan
peralatan dan material termasuk dalam kontrak diserahkan pada owner, kontraktor
hanya menyediakan list kebutuhan.

4. Executing

Tahapan ini dapat berlangsung setelah ditandatanganinya kontrak oleh Pemilik Proyek
(owner) dan pihak kontraktor. Serta telah dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK).
Tahap Pelaksanaan ini meliputi :

- Perencanaan kegiatan di lapangan


- Pengorganisasian dan koordinasi sumber daya
- Pengendalian proyak yang bertujuan untuk menghasilkan pekerjaan tepat waktu dan
biaya, serta memenuhi mutu yang disyaratkan.
Pihak-pihak yang mungkin terlibat adalah : Konsultas Pengawas (MK), Konsultan
Quantity Surveyor (QS), Kontraktor, Supplier, Sub Kontraktor serta instansi terkait.

Pada proyek pembangunan gedung AIS ini PT.Pilar Garba Inti melakukan
perincian pembagian tugas dan kegiatan spesifik melaksanakan sesuai rencana
proyek yang telah disetujui dengan owner. Untuk penanggung jawab adalah dari
kepala cabang dari PT. Pilar Garba Inti, yaitu Pak Rajiman, sedangkan untuk
kepala-kepala bagian lain seperti chief engineer, drafter, supervisor, dan lain lain.
Untuk pekerja diambil dari PT.Pilar Garba Inti, bila kurang merekrut tenaga lokal
atau pun dari Jakarta tergantung kebutuhan.

5. Closing

Terdiri dari 2 bagian, yaitu:

- Pengujian standar kelayakan sesuai kontrak


- Serah terima

Merupakan pengujian terhadap fungsi masing-masing bagian sehingga bangunan dapat


dioperasikan. Bila semua spesifikasi sudah sesuai, maka serah terima dilaksanakan.

Pihak-pihak yag mungkin terlibat adalah : Pemilik proyek (owner), Konsultan Perencana,
Konsultas Pengawas (MK), Konsultan Quantity Surveyor (QS), Kontraktor, Supplier,
Sub Kontraktor serta instansi terkait.

Menurut PT.Pilar Garba Inti bagian penutupan ini diawali dengan pengujian
standar-standar, mengakhiri kontrak suplier, melepas sumber daya proyek, dan
komunikasi dengan seluruh stakeholders. Setelah semua selesai dilakukan serah
terima, dimulai dari dokumen-dokumen dan semua sumber daya baru terdapat
ceremony. Ada sejenis garansi selama 1 tahun dimana terdapat retensi sebesar
5%, garansi ini menjamin bahwa selama 1 tahun bila ada masalah masih menjadi
tanggung jawab kontraktor (PT.Pilar Garba Inti).
6. Evaluasi

Adalah tahap pengevaluasian terhadap kinerja dan hasilnya. Membandingkan antara


ekspektasi dan fakta lapangan, lalu membuat suatu kesimpulan dan diimplementasikan.

Pada proyek pembangunan AIS ini sendiri tidak ada tahap evaluasi yang dimaksud
seperti diatas. Evaluasi tidak ada karena umumnya evaluasi standar terhadap
proyek dilakukan sebelum serah terima.

Kesimpulannya, project life cycle (siklus proyek) adalah hasil bagian dari proses pelaksanaan
proyek secara umum menjadi tahapan yang lebih rinci dan spesifik untuk proses pelaksanaan yang
lebih jelas dan akurat. Selain itu, dengan adanya siklus proyek, maka segala hal negatif terhadap
proyek dapat diatasi lebih awal sehingga dampaknya pun tidak signifikan terhadap proses
pelaksanaan proyek. Pada dasarnya, fase siklus proyek dapat bersifat fleksibel tergantung jenis
proyek yang dilakukan, namun secara umum terdapat 5 tahapan untuk proyek jenis apapun, yaitu:
tahap inisiasi, perencanaan, pengadaan, pelaksanaan, penutupan. Untuk tahap evaluasi sering kali
tidak dilakukan, karena sudah terdapat evaluasi sendiri pada tahap penutupan.

Anda mungkin juga menyukai