Na 2015
Na 2015
DAFTAR ISI
BAB I 1
PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH ................................................................. 2
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT ..................................................................... 5
1.4. METODE .............................................................................................. 6
BAB II.................................................................................................... 8
2
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT......................................... 42
3.1. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERSIFAT
ATRIBUSI ........................................................................................... 42
3.1.1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ................................................................. 42
3.1.2. UU No. 23 Tahun 2014 Pemerintahan Daerah............................. 43
3.1.3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di
Sumatera Selatan ....................................................................... 44
3.2. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERSIFAT
DELEGASI ......................................................................................... 45
3.2.1. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung ..................... 45
3.2.2. PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
28/2002 ........................................................................................ 45
3.3. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT TEKNIS
PEMBENTUKANNYA ......................................................................... 46
3.3.1. UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang -undangan ................................................................. 47
3.3.2. Permendagri 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah ............................................................................. 48
3.4. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
SUBSTANSI PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG ........... 53
iii
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
BAB IV ................................................................................................ 58
iv
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
v
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
PENUTUP......................................................................................... 170
6.1. KESIMPULAN................................................................................... 170
6.2. REKOMENDASI DAN SARAN ......................................................... 179
vi
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan YME, karena berkat rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Naskah Akademik terkait Review
Perda Bangunan Gedung Kota Palembang ini dengan baik dan pada saat
yang tepat, sehingga Naskah Akademik ini dapat segera digunakan bagi
yang berkepentingan.
Besar harapan kami Naskah Akademik ini dapat memenuhi ketentuan
yang disyaratkan selain materi yang kami sampaikan sudah mencukupi
sebagai pijakan bagitahap selanjutnya. Naskah Akademik ini tidak
mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan penuh dari
berbagai pihak yang tercantum di bawah ini, yang pantas mendapatkan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya :
1. Pihak Tim Teknis, yang banyak memberikan masukan kepada pihak
kami.
2. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Seluruh rangkaian dan usaha dalam menyusun Naskah Akademik ini,
tidak lepas dari bimbingan Tuhan Y.M.E. Namun ketidaksempurnaan
pastilah ada karena keterbatasan ilmu dan pengalaman penyusun, oleh
karenanya apabila ditemukan kesalahan kami mohon maaf yang sebesar
besarnya dan kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang
membangun guna penyusunan selanjutnya. Akhir kata mudah-mudahan
Naskah Akademik ini dapat bermanfaat baik bagi yang berkepentingan
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penyusun:
vii
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
BAB I
PENDAHULUAN
1
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
Atas dasar itu, maka pada tahun 2014 ini Pemerintah kota
Palembang melakukan penyusunan Naskah Akademik yang
merupakan landasan akademik dari pengaturan dalam Rancangan
Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung sekaligus sebagai
dokumen pendukung yang dibutuhkan dalam proses penetapan
Perda dalam legislasi di DPRD. Dengan disusunnya dokumen
Naskah Akademik ini, diharapkan proses legislasi Peraturan
Daerah tentang Bangunan Gedung di kota Palembang dapat
berlangsung secara lancar dan cepat.
2
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
3
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
4
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
5
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
1.4. METODE
Metode penyusunan Naskah Akademik ini dilaksanakan dengan
beberapa tahap dan kegiatan sebagai berikut:
6
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
7
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
BAB II
8
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
KAJIAN
TEKNIS
PEMBANGUNAN
PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMANFAATAN PEMBONGKARAN
PELESTARIAN
PENDATAAN
9
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
Hal lain yang berbeda juga dapat dilihat pada tahap perencanaan
setiap bangunan gedung yang direncanakan harus mengacu pada
RTRW, RDTR dan RTBL serta dilengkapi AMDAL dan
Persetujuan/Rekomendasi Instansi lain untuk fungsi-fungsi tertentu.
10
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
11
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
Atas dasar itu maka asas kemanfaatan merupakan salah satu asas
dalam pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung. Asas
kemanfaatan dalam pengaturan penyelenggaraan bangunan
gedung dapat dipahami bahwa bangunan gedung yang
diselenggarakan memiliki peran secara fungsional sebagai tempat
berbagai kegiatan manusia.
12
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
13
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
14
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
15
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
16
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
peralatan pengamanan;
petugas pengamanan.
17
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
Oleh karena itu, maka asas keserasian menjadi salah satu asas
dalam pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung. Asas
keserasian dalam pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung
dapat dipahami bahwa bangunan gedung harus diselenggarakan
secara serasi dengan lingkungannya dan konteks lokalitas dalam
wilayahnya berada.
18
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
19
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
Pembangunan
20
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
21
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
22
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
Ketentuan Umum
Maksud dan Tujuan
Usaha Jasa Konstruksi
Penyelenggaraan Pembinaan
Perizinan
Subjek dan Objek Izin Usaha Konstruksi
Besar Tarif Retribusi Izin Usaha Jasa Konstruksi
Wilayah Pemungutan
Masa Retribusi dan Saat Retribusi Terutang
Surat Pendaftaran
Penetapan Retribusi
23
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
24
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
Pemeliharaan
Perawatan
Pemeriksaan secara berkala
Proses tata cara perpanjangan SLF bangunan gedung
Pengawasan pemanfaatan
25
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
26
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
27
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
28
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
29
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
30
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
31
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
2. Kawasan Industri
Gambar 2. 7 Pusri
Kegiatan industri di Kota Palembang masih menunjukan pola
yang menyebar dan belum membentuk suatu kluster industri
yang kuat. Beberapa industri besar masih ada, antara lain
Pusri, Pertamina, Indomi, Interbis. Industri lain yang
berkembang tetapi lokasinya menyebar adalah industri
pengolahan karet, industri tenun, industri makanan dan
minuman, industri kerajinan dan sebagainya.
3. Kawasan Pariwisata
32
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
Gambar 2. 9 Pasar 16
Sebagai Kota besar, maka kegiatan perdagangan cukup
merata berada di seluruh kawasan. Kawasan yang
berkembang sebagai pusat perdagangan skala regional
sampai sekarang adalah kawasan 16 Ilir. Beberapa kawasan
sudah menunjukan perkembangan yang sangat pesat
sebagai pusat perdagangan antara lain Jakabaring, Alang-
Alang Lebar, Plaju, Lemabang.
5. Kawasan Lainnya.
Pendidikan.
Sebagai ibukota provinsi, maka Kota Palembang juga
merupakan pusat pendidikan. Kawasan yang selama ini
dikenal sebagai pusat pendidikan antara lain kawasan
Bukit Besar (Unsri, SMAN 1, SMK 1, SMPN 17), kawasan
Ahmad Yani (Bina Darma, Universitas Muhammadiyah)
dan beberapa kawasan yang terdapat universitas dan
sekolah.
33
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
34
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
35
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
36
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
37
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
38
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
39
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
40
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
41
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
BAB III
PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
42
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
43
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
Dalam hal ini kota Palembang merupakan salah satu dari kota
yang ditetapkan sebagai daerah otonom dalam lingkungan Daerah
Provinsi Sumatera Selatan.
44
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
45
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
46
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
47
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Dalam Lampiran II Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-
Undangan, diatur secara umum mengenai kerangka peraturan
perundangundangan yang meliputi:
1. Judul;
2. Pembukaan, yang meliputi:
a. Frasa:Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa;
b. Jabatan pembentuk peraturan perundang-undangan;
c. Konsideran;
d. Dasar hukum;
e. Diktum;
3. Batang Tubuh, yang meliputi:
a. Ketentuan umum;
b. Materi pokok yang diatur;
c. Ketentuan peralihan (jika diperlukan);
d. Ketentuan penutup.
4. Penutup;
5. Penjelasan (jika diperlukan);
6. Lampiran (jika diperlukan).
48
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
49
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
dan
jangkauan dan arah pengaturan.
Judul;
Kata pengantar;
Daftar isi terdiri dari:
o BAB I Pendahuluan;
o BAB II Kajian teoritis dan praktik empiris;
o BAB III Evaluasi dan analis peraturan perundang-
undangan terkait;
o BAB IV Landasan filosofis, sosiologis dan yuridis;
o BAB V Jangkauan, arah pengaturan dan ruang lingkup
materi muatan Perda;
o BAB VI Penutup;
Daftar pustaka;
Lampiran Rancangan Perda, jika diperlukan.
Gubernur
Sekretaris Daerah
Perangkat daerah pemrakarsa
Perangkat daerah yang membidangi hukum provinsi
50
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
TENTANG
Menimbang: a. bahwa ;
b. bahwa ;
c. dan seterusnya ;
Mengingat: 1. ;
2. ;
3. dan seterusnya ;
51
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB
(dan seterusnya)
Pasal . . .
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten/Kota (nama kabupaten/kota).
Ditetapkan di
pada tanggal
BUPATI/WALIKOTA(na
ma kabupaten/kota),
tanda tangan
NAMA
Diundangkan di
52
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN/KOTA (nama
kabupaten/kota),
tanda tangan
NAMA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN/KOTA (nama
kabupaten/kota)TAHUN NOMOR
53
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
54
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
55
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
56
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
57
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
BAB IV
58
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
59
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
60
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
61
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
danupaya pembinaan.
62
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
63
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
BAB V
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG
LINGKUP
5.1.1. Pengertian
Beberapa pengertian yang diatur dalam Peraturan Daerah ini yaitu:
64
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
65
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
66
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
67
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
33. Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air
yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan
kelestarian fungsi mata air.
34. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disingkat RTH adalah
area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman,
baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja
ditanam.
35. Pusat Pelayanan Kota yang selanjutnya disingkat PPK adalah
kawasan yang mampu melayani kegiatan skala kota dan
wilayah regional, nasional dan internasional
36. Sub-Pusat Pelayanan Kota yang selanjutnya disingkat Sub PPK
adalah kawasan yang mampu melayani pelayanan skala sub
wilayah kota.
37. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disingkat PPL
adalah kawasan yang merupakan pusat kegiatan skala
lingkungan;
38. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam
kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
39. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disebut KDB
adalah angka persentase berdasarkan perbandingan antara
luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas
lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai
sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan
lingkungan.
40. Koefisien Lantai Bangunan, yang selanjutnya disebut KLB,
adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh
lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan
rencana tata bangunan dan lingkungan.
68
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
69
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
70
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
71
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
72
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
d. bangunan vihara;
e. bangunan kelenteng; dan
f. bangunan keagamaan dengan sebutan lainnya.
73
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
74
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
75
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
76
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
77
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
78
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
5.3.1. Umum
Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan
administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi
bangunan gedung. Persyaratan bangunan gedung tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
79
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
80
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
81
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
82
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
5.3.2.5. Kelembagaan
Dokumen Permohonan IMB disampaikan/diajukan kepada instansi
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perizinan.
Pemeriksaan dokumen rencana teknis dan administratif
dilaksanakan oleh instansi teknis pembina yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang bangunan gedung.
5.3.3.1. Umum
Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi:
83
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
84
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
1. Persyaratan Kepadatan
85
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
2. Persyaratan Ketinggian
86
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
87
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
88
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
89
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
90
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
91
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
f. Tata Tanaman
92
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
h. Pertandaan (Signage)
93
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
3. Rencana Investasi
94
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
95
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
96
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
97
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
98
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
i. Pondasi Langsung
c. Keselamatan Struktur
99
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
d. Keruntuhan Struktur
e. Persyaratan Bahan
100
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
101
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
102
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
103
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
104
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
105
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
106
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
107
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
108
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
109
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
110
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
3. Kenyamanan Pandangan
111
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
112
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
yang memadai dalam jumlah, ukuran dan jenis pintu, arah bukaan
pintu yang dipertimbangkan berdasarkan besaran ruangan, fungsi
ruangan dan jumlah Pengguna bangunan gedung.
113
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
114
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
115
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
1. penentuan lokasi,
2. gaya/langgam arsitektur lokal,
3. arah/orientasi bangunan gedung,
4. besaran dan/atau luasan bangunan gedung dan tapak,
5. simbol dan unsur/elemen bangunan gedung,
6. tata ruang dalam dan luar bangunan gedung,
7. aspek larangan,
8. aspek ritual
116
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
1. penentuan lokasi,
2. gaya/langgam arsitektur lokal,
3. arah/orientasi bangunan gedung,
4. besaran dan/atau luasan bangunan gedung dan tapak,
5. simbol dan unsur/elemen bangunan gedung,
6. tata ruang dalam dan luar bangunan gedung,
7. aspek larangan,
8. aspek ritual
117
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
118
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
5.3.7.1. Umum
Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan gelombang
pasang, kawasan rawan banjir, kawasan rawan kebakaran dan
kawasan rawan bencana alam geologi. Penyelenggaraan
bangunan gedung di kawasan rawan bencana alam dilakukan
dengan memenuhi persyaratan tertentu yang mempertimbangkan
keselamatan dan keamanan demi kepentingan umum.
119
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
120
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
121
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
5.4.1. Umum
Penyelenggaraan bangunan gedung terdiri atas:
122
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
c. kegiatan pengawasannya.
4. kegiatan pembongkaranmeliputi:
a. penetapan pembongkaran, dan
b. pelaksanaan pembongkaran, serta
c. pengawasan pembongkaran.
5.4.2.1. Umum
Kegiatan pembangunan bangunan gedung dapat diselenggarakan
secara swakelola atau menggunakan penyedia jasa di bidang
perencanaan, pelaksanaan dan/atau
pengawasan.Penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung
secara swakelola menggunakan gambar rencana teknis sederhana
atau gambar rencana prototip.Pemerintah Daerahdapat
memberikan bantuan teknis kepada Pemilik bangunan gedung
dengan penyediaan rencana teknik sederhana atau gambar
prototip.Pengawasan pembangunan bangunan gedung dilakukan
oleh Pemerintah Daerah dalam rangka kelaikan fungsi bangunan
gedung.
123
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
124
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
1. tanda bukti status hak atas tanah, atau tanda bukti perjanjian
pemanfaatan tanah;
2. data Pemilik bangunan gedung;
3. rencana teknis bangunan gedung;
4. hasil analisis mengenai dampak lingkungan bagi bangunan
gedung yang menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan; dan
5. dokumen/surat lainnya yang terkait.
125
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
126
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
127
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
128
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
129
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
130
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
1. Perencana arsitektur;
2. Perencana stuktur;
3. Perencana mekanikal;
4. Perencana elektrikal;
5. Perencana pemipaan (plumber);
6. Perencana proteksi kebakaran;
7. Perencana tata lingkungan.
131
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
132
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
133
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
134
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
135
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
136
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
Persyaratan administratif:
137
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
138
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
139
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
5.4.4.1. Umum
Kegiatan pemanfaatan bangunan gedung meliputi pemanfaatan,
pemeliharaan, perawatan, pemeriksaan secara berkala,
perpanjangan SLF, dan pengawasan pemanfaatan.Pemanfatan
bangunan gedung merupakan kegiatan memanfaatkan
bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan dalam
IMB setelah pemilik memperoleh SLF.Pemanfaatan
dilaksanakan secara tertib administrasi dan tertib teknis untuk
menjamin kelaikan fungsi bangunan gedung tanpa
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.Pemilik
bangunan gedung untuk kepentingan umumharus mengikuti
program pertanggungan terhadapkemungkinan kegagalan
bangunan gedung selamaPemanfaatan bangunan gedung.
5.4.4.2. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan gedung meliputi pembersihan,
perapian, pemeriksaan, pengujian, perbaikan dan/atau
penggantian bahan atau perlengkapan bangunan gedung
dan/atau kegiatan sejenis lainnya berdasarkan pedoman
pengoperasian dan pemeliharaan bangunan gedung.Pemilik
atau Pengguna bangunan gedungharus melakukan kegiatan
pemeliharaan dan dapat menggunakan penyedia jasa
140
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
5.4.4.3. Perawatan
Kegiatan perawatan bangunan gedung meliputi perbaikan
dan/atau penggantian bagian bangunan gedung, komponen,
bahan bangunan dan/atau prasarana dan sarana berdasarkan
rencana teknis perawatan bangunan gedung. Pemilik atau
Pengguna bangunan gedung di dalam melakukan kegiatan
perawatan dapat menggunakan penyedia jasa perawatan
bangunan gedung bersertifikat dengan dasar ikatan kontrak
berdasarkan peraturan perundang-undangan mengenai jasa
konstruksi.Perbaikan dan/atau penggantian dalam kegiatan
perawatan bangunan gedung dengan tingkat kerusakan sedang
dan berat dilakukan setelah dokumen rencana teknis perawatan
bangunan gedung disetujui oleh Pemerintah Daerah.Hasil
kegiatan perawatan dituangkan ke dalam laporan perawatan
yang akan digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan
penetapan perpanjangan SLF.Pelaksanaan kegiatan perawatan
oleh penyedia jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
menerapkan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
141
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
142
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
143
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
a. peringatan tertulis;
b. pembatasan kegiatan pembangunan;
c. penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan
pelaksanaan pembangunan;
d. penghentian sementara atau tetap pada pemanfaatan
bangunan gedung;
144
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
145
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
5.4.5.1. Pelestarian
Pelestarian bangunan gedung meliputi kegiatan penetapan dan
pemanfaatan, perawatan dan pemugaran, dan kegiatan
146
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
147
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
148
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
5.4.6. Pembongkaran
5.4.6.1. Umum
Pembongkaran bangunan gedung meliputi kegiatan penetapan
pembongkaran dan pelaksanaan pembongkaran bangunan
gedung, yang dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah
pembongkaran secara umum serta memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pembongkaran bangunan gedung
harus dilaksanakan secara tertib dan mempertimbangkan
keamanan, keselamatan masyarakat dan lingkungannya.
Pembongkaran bangunan gedung harus sesuai dengan ketetapan
perintah pembongkaran atau persetujuan pembongkaran oleh
Pemerintah Daerah, kecuali bangunan gedung fungsi khusus oleh
PemerintHyu
149
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
150
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
151
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
152
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
153
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
1. Pengarah;
2. Ketua;
3. Wakil Ketua;
4. Sekretaris; dan
5. Anggota.
154
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
1. asosiasi profesi;
2. masyarakat ahli di luar disiplin bangunan gedung termasuk
masyarakat adat;
3. perguruan tinggi; serta
4. instansi Pemerintah Daerah.
155
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
156
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
157
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
158
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
1. perorangan;
2. kelompok masyarakat;
3. organisasi kemasyarakatan;
4. masyarakat ahli; atau
5. masyarakat hukum adat.
Masukan masyarakat dijadikan bahan pertimbangan bagi Pemerintah
Daerah dalam menyusun dan/atau menyempurnakan peraturan,
pedoman dan Standar Teknis di bidang bangunan gedung.
1. perorangan;
2. kelompok masyarakat;
3. organisasi kemasyarakatan;
4. masyarakat ahli, atau
5. masyarakat hukum adat.
159
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
160
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
161
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
162
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
163
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
5.7. PEMBINAAN
5.7.1. Umum
Pemerintah Daerah melakukan Pembinaan Penyelenggaraan
bangunan gedung melalui kegiatan pengaturan, pemberdayaan,
dan pengawasan.Pembinaan bertujuan agar penyelenggaraan
bangunan gedung dapat berlangsung tertib dan tercapai keandalan
164
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
5.7.2. Pengaturan
Pengaturan dituangkan ke dalam peraturan daerah atau peraturan
walikota sebagai kebijakan Pemerintah Daerah dalam
penyelenggaraan bangunan gedung.Kebijakan dapat dituangkan ke
dalam Pedoman Teknis, Standar Teknis bangunan gedung dan tata
cara operasionalisasinya.Di dalam penyusunan kebijakan harus
mempertimbangkan RTRW, RDTR, Peraturan Zonasi dan/atau
RTBL serta dengan mempertimbangkan pendapat tenaga ahli di
bidang penyelenggaraan bangunan gedung.Pemerintah
Daerahmenyebarluaskan kebijakan kepada Penyelenggara
bangunan gedung.
5.7.3. Pemberdayaan
Pemberdayaan dilakukan oleh Pemerintah Daerah kepada
Penyelenggara bangunan gedung.Pemberdayaan dilakukan
melalui peningkatan profesionalitas Penyelenggara bangunan
gedung dengan penyadaran akan hak dan kewajiban dan peran
dalam penyelenggaraan bangunan gedung terutama di daerah
rawan bencana.Pemberdayaan dilakukan melalui pendataan,
sosialisasi, penyebarluasan dan pelatihan di bidang
penyelenggaraan bangunan gedung.
165
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
5.7.4. Pengawasan
Pemerintah Daerah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
Peraturan Daerah ini melalui mekanisme penerbitan IMB, SLF, dan
surat persetujuan dan penetapan pembongkaran bangunan
gedung.Dalam pengawasan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan di bidang penyelenggaraan bangunan gedung, Pemerintah
Daerah dapat melibatkan Peran Masyarakat:
166
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
167
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
168
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
169
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
BAB VI
PENUTUP
6.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan dalam bab-bab
terdahulu, maka beberapa kesimpulan mengenai arti penting dari
Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung dapat dijelaskan
sebagai berikut:
170
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
171
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
172
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
173
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
174
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
PERATURAN
DAERAH IZIN APBD
(dari APBN)
TENTANG MENDIRIKAN dan
Mewajibkan Meningkatkan PENDAPATAN
BANGUNAN BANGUNAN
ASLI DAERAH
GEDUNG (IMB) (PAD)
(PERDA BG)
175
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
176
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
Kepastian
Membutuhkan arahan peran Peran Hukum Membutuhkan arahan
pemerintah, masyarakat, dan Stakeholders Kab/Kota administratif, perizinan, dan
TABG sebagai stakeholders sanksi sebagai bentuk
dalam penyelenggaraan BG kepastian hukum
177
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
178
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
179
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
180
NASKAH AKADEMIK
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
181