Anda di halaman 1dari 18

EKOLOGI KOMUNITAS

Disusun Oleh :
Nur Aulia Sidik (5545161804)
Dwi Kemala Sari (5545163405)
Ichsan Hadis Lazurardy (5545163491)
Puji Noer Hikmah (5545163600)
Jihan Salsabila (5545164320)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hikmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang dapat kami selesaikan tepat pada waktunya yang berjudul Ekologi dari
Komunitas.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca dan
kelompok kami sendiri. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritikan dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa memberkati usaha kami. Amin.

Jakarta, 7 November 2017

Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan........................................................................................... iii
1.1 Latar Belakang..................................................................................
1.2 Rumusan Masalah............................................................................
1.3 Tujuan Pembelajaran.......................................................................
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Komunitas..................................................................... 1
2.2 Komponen Komunitas..................................................................... 1
2.3 Faktor Terbentuknya Komunitas..................................................... 2
2.4 Konsep Komunitas.......................................................................... 3
2.5 Fungsi Komunitas............................................................................ 3
2.6 Faktor Faktor Komunitas yang Mempengaruhi Perilaku.................. 4
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 14
3.2 Saran............................................................................................... 14
Daftar Pustaka.................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dan berhubungan dengan
sesama nya.manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya
sendiri.karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol
untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaannya.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau


mencukupi kebutuhannya sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan
kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung
untuk berkomunikasi,berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia
lainnya.hakikat manusia sebagai mahkluk sosial dan politik akan membentuk
hukum,mendirikan kaidah perilaku,serta kerja sama dalam kelompok yang lebih
besar.

Dari tulisan diatas kita bisa merumuskan bahwa kita sudah sering mendengar
atau memperbincangkan tentang konsep dan hakikat manusia sebagai makhluk
sosial yang membutuhkan orang lain. Termasuk hidup bermasyarakat,ataupun
hidup didalam suatu komunitas.

Oleh karena itu komunitas dan lingkungan sosial merupakan suatu hubungan
yang saling berkaitan satu sama lain, didalam kehidupan sehari hari agar interaksi
sosial masyarakat bisa terjalin dengan baik dan sosialisasi moral dan nilai yang
berlaku dimasyarakat bisa berjalan dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari komunitas?
2. Apa faktor terbentuknya komunitas?
3. Apa faktor-faktor komunitas yang dapat mempengaruhi perilaku?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dari makalah ini adalah agar kita sebagai anggota
masyarakat bisa mengerti dan menerapkan ilmu dari penulisan makalah ini yang
berjudul ekologi komunitas didalam lingkungan masyarakat maupun lingkungan
keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian komunitas
Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berarti
"kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti
"sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak". Komunitas sebagai sebuah
kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan,
umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas
manusia, individuindividu di dalamnya dapat memiliki maksud,
kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah
kondisi lain yang serupa. Soenarno (2002), Definisi Komunitas adalah
sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai
dimensi kebutuhan fungsional.
Pengertian Komunitas Menurut Kertajaya Hermawan (2008), adalah
sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang
seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang
erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan
interest atau values
Loren O. Osbarn dan Martin H. Neumeyer (1984 : 59) ; Pada dasarnya
setiap orang itu lahir dalam suatu keluarga, dan pada mulanya dia tidak
mengetahui bahwa ia merupakan anggota dari suatu ketetanggaan. Akan
tetapi, apabila dia mulai dapat berjalan serta bermain, maka dia akan
bermain dengan anakanak tetangga atau beberapa dari antara mereka.
Dalam perkembangan selanjutnya, dia akan mengetahui bahwa ia tinggal
dalam suatu kampung atau suatu desa atau juga dalam suatu kota. Pada
tahap selanjutnya dia akan mengetahui pula bahwa dia merupakan
anggota suatu bangsa atau suatu negara
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme
yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang
sama. 14 Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat
memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko
dan sejumlah kondisi lain yang serupa. (Wenger, 2002: 4).

2.2 Komponen Komunitas


Menurut Crow dan Allan, Komunitas dapat terbagi menjadi 2 komponen:

1. Berdasarkan Lokasi atau Tempat Wilayah atau tempat sebuah


komunitas
dapat dilihat sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai
sesuatu yang sama secara geografis
2. Berdasarkan Minat Sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas
karena mempunyai ketertarikan dan minat yang sama, misalnya agama,
pekerjaan, suku, ras, maupun berdasarkan kelainan seksual.

Proses pembentukannya bersifat horisontal karena dilakukan oleh


individuindividu yang kedudukannya setara. Komunitas adalah sebuah
identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi
kebutuhan fungsional (Soenarno, 2002). Kekuatan pengikat suatu
komunitas, terutama, adalah kepentingan bersama dalam memenuhi
kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas kesamaan
latar belakang budaya, ideologi, sosial-ekonomi. Disamping itu secara fisik
suatu komunitas biasanya diikat oleh batas lokasi atau wilayah geografis.
Masing-masing komunitas, karenanya akan memiliki cara dan mekanisme
yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi keterbatasan yang
dihadapainya serta mengembangkan kemampuan kelompoknya.

2.3 Faktor Terbentuknya Komunitas


Menurut Vanina Delobelle , definisi suatu komunitas adalah group
beberapa orang yang berbagi minat yang sama, yang terbentuk oleh 4
faktor, yaitu:
1. Komunikasi dan keinginan berbagi : Para anggota saling menolong satu
sama lain.
2. Tempat yang disepakati bersama untuk bertemu
3. Ritual dan kebiasaan: Orang-orang datang secara teratur dan periode
4. Influencer Influencer merintis sesuatu hal dan para anggota selanjutnya

Vanina juga menjelaskan bahwa komunitas mempunyai beberapa aturan


sendiri, yaitu:
1. Saling berbagi : Mereka saling menolong dan berbagi satu sama Lain
dalam komunitas.
2. Komunikasi: Mereka saling respon dan komunikasi satu sama lain.
3. Kejujuran: Dilarang keras berbohong. Sekali seseorang berbohong,
maka akan segera ditinggalkan.
4. Transparansi: Saling bicara terbuka dan tidak boleh menyembunyikan
sesuatu hal.
5. Partisipasi: Semua anggota harus disana dan berpartisipasi pada acara
bersama komunitas.
2.4 Konsep Komunitas
Sementara itu, Christensson dan Robinson (seperti dikutip oleh Fredian Tonny,
2003:22) melihat bahwa konsep komunitas mengandung empat komponen, yaitu:
1. people
2. place or territory
3. social interaction
4. psychological identification.
Sehingga kemudian mereka merumuskan pengertian komunitas sebagai
people the live within a greographically bounded are who are involved in social
interction and have one or more psychological ties with each other an with the place
in which they live (orang-orang yang bertempat tingal di suatu daerah yang terbatas
secara geografis, yang terlibat dalam interaksi 17 sosial dan memiliki satu atau lebih
ikatan psikologis satu dengan yang lain dan dengan wilayah tempat tinggalnya).
Komunitas yaitu yang menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat
tinggal di suatu wilayah (geografis) dengan batas-batas tertentu dan faktor utama
yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar di antara anggotanya, dibanding
dengan penduduk di luar batas wilayahnya. Soekanto (1990)

2.5 Fungsi Komunitas


Masyarakat perlu komunitas untuk kebutuhan psikologi,praktis atau
kehidupan sehari-hari, dan ekonomi. Psikologi, manusia perlu hubungan
pertemanan dan perasaan itu datang untuk membuat grup sosial dan
didalam nya anggota saling berbagi berbagai pola pemikiran dan pendapat
dari perilaku. Praktis, manusia butuh untuk bekerja sama dengan sesama
untuk berbagi dalam kebutuhan sehari hari seperti : makanan, tempat
tinggal dan kemananan. Ekologi komunitas termasuk ke dalam lingkungan
fisik (garbarino et al,1992).konsep dari komunitas bisa menjadi kecil, ketika
kita melihat dari lingkungan tetangga. Atau bisa menjadi besar ketika kita
melihat dari negara atau untuk masyarakat umum.
Komunitas memiliki lima fungsi (warren,1983) yaitu :
1. Produksi, distribusi, dan konsumsi : komunitas memiliki anggota
dengan maksud untuk membuat anggota hidup layak. Ini termasuk
ke pertanian, industri dan pelayanan.
2. Sosialisasi : komunitas mempunyai maksud yaitu menanamkan
norma dan nilai kepada anggotanya. Ini termasuk tradisi, role model,
dan pendidikan formal
3. Kontrol sosial : komunitas mempunyai maksud untuk melaksanakan
norma dan nilai. Ini termasuk menekan anggota untuk mentaati
hukum yang berlaku.
4. Partisipasi sosial : komunitas mempunyai maksud untuk memenuhi
kebutuhan untuk hubungan dengan sesama. Ini dapt terjadi dalam
lingkungan tetangga, tempat ibadah,lingkungan pekerjaan dan lain-
lain.
5. Saling mendukung : komunitas memungkinkan anggota untuk
berkerja sama untuk menyelesaikan tugas yang sangat besar dan
penting untuk dikerjakan dengan satu orang saja. Dukungan
komunitas rumah sakit dengan pajak dollar dan donasi itu adalh
contoh dari orang-orang berkerja sama untuk menjaga kesehatan
nya.
Komunitas, besar atau kecil,bisa melakukan fungsi nya dengan berbagai
cara. Cara tersebut adalah komunitas sendiri yang menunjukan fungsi
untuk mempengaruhi dan mensosialisasikan kepada anak-anak untuk
perkembangan nya.

2.6 FAKTOR FAKTOR KOMUNITAS YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

Faktor Fisik
Penelitian menunjukkan karateristik tertentu dari lingkungan fisik dari
komunitas mempengaruhi perilaku. kebisingan, aturan dan tipe rumah,
tempat bermain,karateristik populasi.

1. Kebisingan
Cohen, Glass, dan Singer (1973) mempelajari bahwa anak yang tinggal
dilingkungan apartemen tingkat memiliki situasi kompleks kebisingan di
kota new york. Mereka menemukan kebisingan dilantai bawah lebih
kompleks atau lebih parah dibandingkan dilantai atas.
Mereka menemukan anak-anak yang tinggal dilantai bawah memliki
pendengaran yang buruk darapda anak-anak yang tinggal di lantai
atas.lebih banyak lagi permasalahan pada anak-anak yang tinggal
lantai bawah yang akan mempengaruhi kemampuan membaca mereka
menjadi buruk ketika disekolah.
Penelitian lain menunjukkan bahwa efek dari kebisingan menunjukkan
perilaku dapat membuat stress, berkurangnya perhatian, dan kendala
dalam berperilaku.kebisingan dapat menggangu komunikasi verbal dan
mempengaruhi produktivitas (Bell 1990).
2. Aturan dan jenis rumah
Jalan dirumah dapat diatur sehingga dapat mempengaruhi interaksi
antar orang yang tinggal disekitar rumah (garbarino,1992). ketika rumah
yang berada didepan jalan, orang akan mempunyai kontak dengan
tempat umum. Anak-anak yang tinggal dilingkungan tersebut akan
bermain disekirat trotoar jalan yang disana tidak banyak kemacetan.
Dan ini akan memkasimalkan pengawasan orang tua
(taishido,1984/1985). Disamping itu, rumah yang ditengah tengah kota
seperti apartemen,akan meminimalirisir untuk pengawasan dari orang
tua. Dimana ketika anak akan bermain, anak dapat diawasi didampingi
orang tua atau orang dewasa lain.
3. Tempat bermain
Tempat bermain sangat mempengaruhi sosialisasi dari tipe aktivitas
yang mereka lakukan atau orang tua yang tidak datang untuk
mengawasi apa yang terjadi. Penelitian (Hayward,Rothernberg&
Beasleyy,1974) membandingkan perbedaan pengaturan tempat
bermain( tradisional,modern,petualangan) ditemukan bahwa
tersedianya dari bahan taman bermain akan dengan mudahnya
mempengaruhi aktivitas bermain.
Anak akan diwawancara dan diobservasi disetiap tempat yang berbeda.
Anak berusia pra sekolah lebih sering bermain di tempat tradisional dan
modern dan didampingi orang tua. Dan usia sekolah dan remaja lebih
sering bermain ditempat modern. Anak yang bermain ditempat
tradisonal dan modern akan sering didampingi. Dan anak yang bermain
ditempat petualangan akan lebih sering mengekspresikan pemikiran
dan fantasi mereka.
4. Karateristik populasi
Tingkat populasi dilingkungan dapat mempengaruhi interaksi dengan
pendatang baru, demikian juga dengan tingkat keterlibatan komunitas
(garbarino,1992). Dimana orang yang tidak merencanakan untuk tetap
dilingkungan itu lebih dari beberapa tahun, mereka cenderung tidak
terlibat dalam aktivitas komunitas. Mereka yang tetap dilingkungan
tersebut lebih sedikit mempengaruhi untuk dekat dengan pendatang
baru.
Tetangga memiliki tingkat yang berbeda, mereka termasuk dari yang
perbedaan pendapatan,dan perbedaan usia,agama,ras,dan latar
belakang pendidikan (garbarino,1992). Tetangga yang sama atau
homogen termasuk orang yang sama latar belakang nya. Dan tetangga
yang berbeda-beda atau heterogen termasuk orang yang yang berbeda
latar belakangnya.
Anak yang tumbuh dilingkungan homogen, sebagai contoh lingkungan
yang berada dipinggir kota mempunyai beberapa kesempatan untuk
berinteraksi dengan anak anak atau orang dewasa yang berbeda latar
belakangnya. Anak-anak yang tumbuh dilingkungan yang heterogen,
sebagai contoh, beberapa lingkungan di kota besar. Akan lebih banyak
kesempatan untuk berinteraksi dengan anak yang dari latar belakang
yang berbeda-beda disekolah atau ditaman bermain. Karena segala
macam toserba dan perusahaan lebih mudah dijangkau atau diakses,
sehingga anak lebih mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan
orang dewasa di dunia kerjanya.
FAKTOR EKONOMI
Faktor ekonomi di komunitas mempunyai peran utama dalam kehidupan sehari
hari keluarga. Sistem ekonomi setempat sangat beraneka ragam tergantung kepada
pekerjaan, barang dan pelayanan penyedia dari sektor bisnis komunitas. Dimana
pegawai setempat terpaksa mencari tempat kerja lain, karena mendapatkan upah
atau gaji yang sedikit. Sering mereka menjembatani perbedaan pendapatan mereka
dengan menambah jam kerja. Dan karena ini lah mereka mempunyai sedikit waktu
luang untuk keluarga mereka.
Keuangan anak-anak lebih baik dikaitkan langsung dengan
keluarganya.dimana keluarga mempunyai pendapatan yang mencukupi, mereka lebih
baik memenuhi kebutuhan anak, intelektual, dan kebutuhan emosional dan membantu
mereka menjadi orang dewasa yang sehat dan produktif. Namun hari ini, anak-anak,
terutama keluarga tunggal orang tua, adalah orang Amerika yang paling miskin.
Kegagalan untuk mengatasi kebutuhan ekonomi keluarga, terutama ancaman
kemiskinan, menyebabkan konsekuensi sosial yang mempengaruhi individu,
keluarga, dan seluruh masyarakat. Contoh penyakit semacam itu adalah lebih banyak
kejahatan dan kenakalan, lebih banyak penyalahgunaan zat, kegagalan sekolah,
pelecehan dan pengabaian anak, lebih banyak melahirkan anak remaja, anak-anak
yang lebih tidak sehat, dan produktivitas yang lebih rendah pada masa depan memiliki
angkatan kerja. Masalah ini memberlakukan biaya yang sangat besar pada
masyarakat, termasuk pengeluaran untuk perawatan penyakit dan kondisi kesehatan
kronis, pendidikan khusus, asuhan asuh, penjara, dan kesejahteraan (NCC, 1991).
Masalah sosial dan biayanya akan dibahas lebih rinci nanti.
Ekonomi masyarakat, khususnya pengangguran, terkait dengan bagaimana
anak-anak di keluarga disosialisasikan. McLoyd dan Wilson (1990) menemukan bukti
bahwa kesulitan ekonomi mengancam kesejahteraan psikologis orang tua dan
merongrong kapasitas mereka untuk membesarkan anak yang suportif. Ketika orang
tua mengalami kesulitan dalam menghadapi masalah finansial dan berbagi masalah
dengan anak mereka, anak-anak mengalami peningkatan tekanan psikologis
Anehnya, efek pengangguran terhadap anak tidak selalu negatif. sebuah studi
longitudinal klasik oleh Glen Elder (1974), yang dibahas di Bab 1, menunjukkan bahwa
remaja yang ayahnya kehilangan pekerjaan mereka harus memikul tanggung jawab
tertentu dalam keluarga agar tetap berfungsi. Kontribusi terhadap kesejahteraan
keluarga ini memungkinkan remaja untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan
dewasa. Mereka berhasil di sekolah, merasa puas dengan pekerjaan mereka, dan
memiliki karir yang sukses. Namun, hasil positif seperti itu tidak berlaku bagi anak-
anak di bawah usia empat belas tahun yang ayahnya kehilangan pekerjaan. Mereka
marah, kehilangan respek terhadap ayah mereka, dan pada umumnya tidak
menyesuaikan diri dengan kehidupan orang dewasa.
Perbedaan antara temuan McLoyd dan Wilson dan temuan Elder mungkin
disebabkan oleh jenis hubungan suportif yang dimiliki anak atau remaja dengan
keluarga dan orang yang tidak beragama selama masa kesulitan ekonomi.
FAKTOR SOSIAL DAN PRIBADI
Selain faktor fisik dan ekonomi dalam suatu masyarakat, ada beberapa
karakteristik lain, kurang nyata dan lebih individualistis, ihat sosialisasi berpengaruh.
Inilah lingkungan sekitar dan pola interaksi masyarakat.
Pengaturan Lingkungan
Lingkungan umumnya adalah tempat di mana anak-anak menghabiskan waktu
tidak terstruktur mereka (Garbarino et al., 1992). Lingkungan adalah tempat anak-
anak mengeksplorasi, berinteraksi dengan anak-anak lain, mengamati orang dewasa
yang terlibat dalam pekerjaan atau kegiatan lainnya, dan memiliki berbagai
pengalaman sendiri.
Pengaturan lingkungan berbeda tidak hanya di lingkungan fisik (jalanan,
taman, fasilitas) yang tersedia untuk anak-anak, tetapi juga di lingkungan sosial (siapa
yang dapat berinteraksi dengan siapa). Karena anak-anak sangat mobile, mereka
bermain dekat dengan rumah dan berinteraksi dengan mereka yang tinggal di
dekatnya. Medrich dan rekan-rekannya (1981) mempelajari bagaimana anak-anak di
lingkungan yang berbeda menghabiskan waktu mereka sepulang sekolah. Lima
lingkungan (nama mereka diubah untuk dipublikasikan) memberi contoh bagaimana
pengaturan yang berbeda mempengaruhi anak-anak memiliki pengalaman sehari-hari
dan, karenanya, sosialisasi mereka. Apakah ini sama dengan lingkungan yang Anda
kembangkan?
Contoh-contoh ini memungkinkan kita untuk melihat bagaimana pengaturan
lingkungan mempengaruhi anak-anak, paparan orang dewasa, pola persahabatan
dan jenis permainan (Berg & Medrich 1980; Medrich et al., 1981).
Sisi gunung
Gunung tidak memiliki trotoar, dan jalanannya berbukit. Rumah-rumah diatur kembali
dari jalan, dan Anda merasa terisolasi. Toko-toko, perpustakaan, sekolah, taman dan
pusat rekreasi dikelompokkan di "desa" di dasar bukit, beberapa mil dari sebagian
besar rumah-rumah. Anak-anak menghabiskan sebagian besar waktu luang mereka
di dekat rumah, karena tidak mudah untuk berkeliling di lingkungan ini, bukit-bukit
terlalu curam untuk sepeda. Mereka bermain bisbol dan sepak bola dengan berlian
yang mereka lukiskan di jalanan. Mereka membangun rumah pohon dan ayunan tali
dan membaginya dengan anak-anak tetangga lainnya. Anak-anak berinteraksi
dengan beberapa orang dewasa selain orang tua mereka, dan hal itu tidak akan
mengganggu mereka. Mereka harus bergantung pada orang tua mereka untuk
mengarahkan mereka ke pelajaran atau fasilitas rekreasi.

Rosewood
Rosewood adalah sebuah lingkungan dengan trotoar dan jalan-jalan yang
menghubungkan anak-anak dengan sepeda mereka dan bermain softball. Ada
beberapa batasan antara rumah-rumah. Lingkungan ini berpusat di sekolah. Siapa
pun bisa sampai di sana dalam waktu tujuh menit berjalan kaki, dan banyak anak-
anak menggunakan taman bermain sebagai tempat pertemuan. Rosewood memiliki
karakter yang heterogen dan padat dengan anak-anak, sebagian besar anak-anak
adalah Anglo, namun sebagian besar adalah orang Afrika Amerika. Teman dipilih
berdasarkan persamaan umur dan ras
Bancroft ..
Bancroft adalah sebuah lingkungan yang tidak memiliki trotoar atau lampu
jalan. Jalannya sempit dan ditambal dengan aspal. Sebagian besar rumah tidak bisa
dilihat dari jalanan. Lengan dipisahkan oleh pagar. Di Bancroft kedua orang tua
cenderung bekerja, dan anak-anak sering ditinggalkan sendirian saat tidak di sekolah;
Anak-anak diharapkan untuk tetap dekat dengan rumah sepulang sekolah sehingga
orang tua tahu di mana mereka berada. Anak-anak memiliki waktu yang sering
dihabiskan di perusahaan saudara dan saudari. Anak-anak jarang meninggalkan blok
mereka kecuali bersekolah, menjalankan tugas, atau tetap janji. Ini mungkin karena
sekolah dan taman depan di jalan-jalan berat dengan lalu lintas.
Glenn
Glenn memulai di mana perusahaan truk dan gudang pengiriman di sepanjang
jalan keluar jalan bebas hambatan. Rumah-rumah terlihat seperti benteng. Ada
banyak apartemen. Tetangga duduk di bannisters, dan anak-anak berkeliaran di
jalanan. Meskipun bus dan truk besar terus berjalan, tidak ada tanda berhenti. Toko
dan gereja terletak sebagian besar di satu daerah; semua memiliki kunci terjaga
keamanannya karena tingkat vandalisme sangat tinggi. Ada taman dengan pusat
rekreasi yang banyak orang sering. Glenn adalah sebuah lingkungan dengan ikatan
etnis yang kuat kebanyakan keluarga adalah orang Afrika Amerika, banyak yang
Hispanik, dan hanya sedikit yang Anglo. persahabatan tampaknya terbentuk di
sepanjang garis etnis, dan gerombolan remaja yang erat terjerumus.
Bagian timur
Eastside adalah sebuah lingkungan dengan jalan-jalan dan puing-puing yang
mengumpul di curbs. Yard dipagari, dan kebanyakan kekurangan pohon. Meski
memiliki tampilan fisik, lingkungannya semarak dengan kehidupan jalanan. Banyak
keluarga Eastside bermigrasi dari Selatan dan berbicara satu sama lain tentang
kerabat di sana atau kunjungan terakhir. Anak-anak berkumpul di jalan. Banyak yang
pergi ke pusat komunitas, tempat mereka bisa makan siang gratis. Persahabatan
terbentuk dengan mudah sesuai dengan siapapun yang berada di dekatnya. Tidak
hanya teman sebaya yang dianggap berteman dengan anak-anak, tapi juga tetangga
dan pemilik toko. Anak-anak memiliki banyak hubungan yang nyaman dengan orang
dewasa yang berbeda. Jalan sekolah bisa ditempuh dalam lima menit, dan anak-anak
sering berkumpul di sana untuk bermain. Usia sepertinya tidak peduli dengan teman
bermain, tapi keterampilan diperhitungkan. Hal ini tidak biasa untuk menemukan
rentang usia yang luas dari anak-anak berkumpul untuk bermain bola.
Pola Interaksi Masyarakat
Interaksi masyarakat merupakan faktor penting dalam pembangunan karena,
menurut Bronfenbrenner (1979), potensi perkembangan suatu setting, dalam hal ini
masyarakat, ditingkatkan sebagai fungsi dari jumlah link pendukungnya dengan
setting lain yang mungkin dilakukan anak tersebut. , seperti keluarga atau sekolah.
Pada bagian ini kita melihat pola interaksi masyarakat.
Pola interaksi sangat bervariasi dengan ukuran sebuah komunitas. Di kota
kecil, satu orang dapat berinteraksi langsung dengan hampir setiap orang dalam
minggu atau bulan tertentu. Sebaliknya, penduduk sebuah kota besar mungkin bisa
berkeliaran di jalanan tanpa pernah melihat wajah yang familier
Interaksi di kota kecil melibatkan kontak dekat dengan saudara, teman, dan
kenalan. Karena itu, orang-orang dalam komunitas kecil cenderung terlibat satu sama
lain memiliki kehidupan, perkawinan, anak-anak mereka, penyakit mereka, dan
pekerjaan mereka merupakan subyek diskusi, perhatian, dan gosip. Interaksi di kota
besar, di sisi lain, melibatkan kontak pribadi yang kurang, namun interaksi yang lebih
impersonal. Misalnya, interaksi dengan rekan kerja, bankir, panitera, dan sopir bus
dapat terjadi setiap hari, namun hanya dalam konteks peran spesifik yang mereka
lakukan. Untuk interaksi pribadi, penghuni kota besar harus bergantung pada anggota
keluarga dekat dan asosiasi sukarela (gereja, PTA, pondok, klub).
Norma-norma kota kecil lebih homogen daripada kota besar, dan mereka juga
lebih dipahami dan diterima secara luas (Garbarino et al., 1992). Karena konsensus
ini, sosialisasi anak cenderung berjalan lebih lancar di kota kecil daripada kota besar.
Di kota kecil, keyakinan bersama tentang apa yang benar atau salah, benar atau tidak
patut, cenderung diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi dilembagakan.
Dengan kata lain, kebiasaan setempat yang tidak tertulis menjadi common law.
Masyarakat kemudian menjadi media yang melaluinya nilai-nilai dasar, norma, dan
kebiasaan masyarakat ditafsirkan dan diperkuat melalui interaksi berulang-ulang
anggota masyarakat
Sebagai contoh nilai yang dilembagakan yang dimediasi oleh masyarakat,
"Hormatilah ayah dan ibu Anda" dapat berarti bahwa anggota masyarakat bertanya
kepada anak-anak apakah orang tua mereka tahu di mana mereka sebelum
mengundang mereka ke rumah mereka. Contoh norma yang dimediasi oleh
masyarakat mungkin adalah cara berpakaian yang sesuai, mungkin tidak tepat
mengenakan celana pendek di kota. Contoh kebiasaan yang dimediasi oleh
masyarakat mungkin adalah bagaimana orang saling menyapa, "Halo, apa kabar?"
atau "Hai, kalian berdua." Apa yang terjadi? "Atau berjabat tangan atau membungkuk.
Tidak seperti kota kecil, sebuah kota besar menyatukan orang-orang, dari
berbagai kelompok etnis, agama, regional, pendidikan, dan pekerjaan, semuanya
merupakan produk dari mereka yang memiliki sosialisasi. Mayoritas penduduk
mungkin memiliki nilai yang sama, namun norma dan cara mereka belum
dilembagakan. Oleh karena itu, kota-kota besar harus lebih mengandalkan peraturan
formal untuk mempengaruhi perilaku daripada metode informal. Misalnya, di kota kecil
sangat tidak mungkin Anda memutar stereo Anda dengan keras di 11 P.M. Perilaku
Anda diatur dengan hormat kepada tetangga Anda. Di sebuah kota besar,
bagaimanapun, di mana tetangga sering tidak saling mengenal, perilaku mungkin
harus diatur oleh peraturan yang membatasi kebisingan pada jam-jam tertentu.
Mekanisme kontrol sosial berbeda di kota-kota kecil dan kota besar. Di sebuah
kota kecil, penduduk tahu mereka berada dalam pengawasan konstan dan bahwa
setiap kesalahan akan menjadi masalah masyarakat. Kontrol sosial adalah karena
takut penolakan sosial dan gosip. Di kota-kota besar, polisi dan pengadilan lebih
sering diandalkan untuk memberikan kontrol sosial dengan menggunakan sanksi
formal.
Industrialisasi dan pertumbuhan perkotaan telah disertai dengan bentuk
interaksi yang semakin impersonal, menurut Ferdinand Tonnies. Gemeinschaf dan
Gesellschaft-nya, yang pertama kali diterbitkan di Jerman pada tahun 1887 dan masih
dianggap klasik, mendefinisikan dua tipe dasar hubungan sosial. Hubungan
gemeinschaft bersifat komunal dan informal. Orang-orang berhubungan satu sama
lain karena mereka kerabat, karena mereka tinggal di wilayah tertentu, atau karena
mereka serupa dan ingin mengejar tujuan bersama. Hubungan gemeinschaft dekat,
interpersonal, dan intim. Ada rasa saling percaya dan perhatian, serta mau kerja
sama. Orang saling membantu karena mereka peduli.
Hubungan Gesellschaft, di sisi lain, bersifat asosiatif dan formal. Orang-orang
berhubungan satu sama lain karena ini adalah cara praktis untuk mencapai suatu
tujuan, seperti membayar untuk layanan yang diberikan. Hubungan Gesellschaft
ditandai oleh individualisme dan saling tidak percaya. Biasanya, interaksi adalah untuk
tujuan tertentu. Anak-anak yang terutama mengalami hubungan gemeinschaft
memiliki sosialisasi yang sangat berbeda daripada pengalaman anak-anak daripada
anak-anak yang terutama mengalami hubungan gesellschaft.
LAYANAN KOMUNITAS
Mengapa layanan masyarakat diperlukan? Salah satu alasannya adalah
meningkatnya populasi. Karena semakin banyak orang bersaing untuk mendapatkan
sumber daya yang ada, lebih banyak orang membutuhkan layanan pendukung untuk
bertahan - bantuan pekerjaan, bantuan perumahan, dukungan finansial, suplemen
makanan, dan perawatan medis. Sebagai orang hidup lebih lama, jumlah tahun yang
mereka mungkin bergantung pada pembayaran Jaminan Sosial untuk dukungan di
masa pensiun mereka dan juga Medicare untuk asuransi kesehatan mereka
meningkat. Seiring kemajuan dalam sains terjadi, lebih banyak orang memiliki
kehidupan yang berkepanjangan. Orang-orang ini mungkin menderita penyakit atau
cacat yang mencegah mereka bekerja; mereka juga akan membutuhkan bantuan
keuangan serta layanan lainnya untuk bertahan hidup.
Alasan kedua adalah mengubah sifat keluarga. Lebih banyak kelahiran remaja,
lebih banyak perceraian, lebih banyak keluarga orang tua tunggal, dan lebih banyak
ibu yang bekerja berarti meningkatnya kebutuhan akan layanan semacam itu sebagai
layanan sosial bantuan keuangan, dan perawatan anak. Mobilitas keluarga telah
menyebabkan perpisahan dari keluarga. Dengan demikian, keluarga beralih ke
masyarakat untuk mendapatkan dukungan saat keluarga tidak ada.
Alasan ketiga terletak pada peningkatan urbanisasi masyarakat. Pemusatan
industri di daerah tertentu dan akibatnya migrasi, dari daerah pedesaan ke daerah
perkotaan, orang-orang yang mencari pekerjaan telah meningkatkan jumlah orang
yang tinggal di tempat yang lebih kecil. Karena itu, masyarakat yang tinggal di kota
harus berpaling kepada masyarakat untuk berbagai jenis layanan rekreasi, misalnya.
Karena tingginya kepadatan penduduk yang tinggal di daerah kecil, masyarakat
diharapkan bisa menyediakan ruang terbuka untuk rekreasi. Daerah pedesaan,
karena mereka kurang berpenduduk, memiliki lebih sedikit pelayanan publik daripada
daerah perkotaan
LEMBAGA UMUM DAN PRIBADI
Instansi yang menyediakan layanan bisa bersifat publik atau pribadi. Instansi
publik dibiayai oleh pajak. Mereka dikelola dalam kerangka hukum pemerintah lokal,
negara bagian, atau federal. Instansi swasta dibiayai oleh sumbangan dan / atau
biaya. Beberapa dana mungkin berasal dari Community Chest atau United Way.
Mereka dibentuk oleh kelompok individu atau filantropis, religius, persaudaraan, atau
kemanusiaan; manajemen mereka adalah tanggung jawab dewan direksi.
Agen publik
Secara historis, organisasi amal A.S. secara sukarela mengambil tanggung
jawab untuk menjaga kesejahteraan sosial masyarakat. Depresi tahun 1930an
meyakinkan pemerintah akan kebutuhan untuk masuk untuk membantu warganya
(friedlander, 1968), sehingga meningkat secara sariual di badan kesejahteraan
masyarakat selama enam puluh tahun terakhir (Garbarinoet al., 1992).
Karena badan kesejahteraan masyarakat adalah lembaga pemerintah, mereka
bergantung pada undang-undang untuk dana yang sesuai untuk administrasi dan
layanan mereka. Perundang-undangan terhadap uang pajak yang sesuai untuk suatu
badan umumnya terkait dengan persetujuan dan dukungan warga negara. (Dukungan
warga negara, atau advokasi, akan dibahas nanti di bab ini.) Sebagian besar lembaga
publik beroperasi di tingkat lokal (kabupaten, kota, kota). Struktur mereka berbeda
menurut undang-undang negara bagian dan lokal
Agen swasta
Lembaga sosial swasta atau sukarela secara tradisional diorganisir untuk
bertemu dengan masyarakat memiliki masalah khusus untuk mengasuh anak yatim
dan anak-anak yang diabaikan, orang tua yang tidak menikah, orang-orang cacat,
orang tua, dan orang miskin. Mereka juga telah diatur untuk mengatasi masalah
penyalahgunaan alkohol, penyalahgunaan obat terlarang, dan penyakit tertentu
tertentu. Ketika sebuah badan swasta didirikan, ia harus mematuhi undang-undang
lokal dan negara bagian. Sumbangan diminta, dewan direksi dipilih untuk mewakili
berbagai bagian masyarakat, dibuat sebuah konstitusi, dan komite ditunjuk untuk
mengawasi berbagai fungsi badan tersebut, misalnya komite keuangan, komite
bangunan dan pemeliharaan, sebuah komite hubungan masyarakat, dan sebagainya.
Karena agensi bergantung pada sumbangan warga negara, komunikasi terus
menerus dengan masyarakat mengenai aktivitasnya sangat diperlukan.
Layanan sebenarnya yang diberikan agen berada di bawah kendali direktur,
yang ditunjuk oleh dewan pengawas, yang mengawasi staf profesional. Berbeda
dengan lembaga publik, yang menurut hukum sudah menerima setiap klien yang
memenuhi persyaratan hukum untuk kelayakan, lembaga sukarela tidak berkewajiban
untuk melayani setiap pemohon (friedlander, 1968). Umumnya, lembaga swasta lebih
fokus pada layanan yang mereka berikan dan karena itu dapat efektif hanya dengan
adopsi harus secara legal melayani semua ras dan agama, namun badan adopsi
swasta hanya dapat fokus pada satu agama saja. Oleh karena itu, agensi publik dapat
melayani lebih banyak orang, namun lembaga swasta dapat memberikan layanan
yang lebih mendalam kepada lebih sedikit orang.
Sebagian besar masyarakat lokal memiliki kebijakan mengenai pembentukan
badan swasta. Sebelum sebuah lembaga baru dapat didukung, harus ada investigasi
terhadap sumber daya apa yang ada di masyarakat dan apa yang dibutuhkan fasilitas
atau layanan yang dimiliki masyarakat. Kemitraan biasanya berkembang antara
badan publik dan swasta sehingga masing-masing melengkapi dan mendukung pihak
lain.
Contoh badan sosial swasta adalah liga kesejahteraan anak Amerika, asosiasi
layanan keluarga amerika, konferensi amal amal nasional, konferensi nasional
layanan komunal Yahudi, dewan Lutheran nasional, pecandu alkohol, anonim,
sinagoan, salib merah nasional Amerika , Bantuan wisatawan nasional, dan bulan
Maret dimes
LAYANAN PENCEGAHAN, MENDUKUNG, DAN KOMPENSASI ATAU
KEKUASAAN
Pelayanan masyarakat dikategorikan sebagai pencegahan, dukungan, kompensasi
atau koreksi.
Layanan pencegahan berusaha mengurangi tekanan dan ketegangan
kehidupan akibat perubahan sosial dan teknologi dan untuk mencegah masalah,
misalnya, program taman dan rekreasi yang didirikan di daerah perkotaan yang
berkembang pesat. Layanan taman rekreasi ini dimaksudkan untuk digunakan oleh
anak-anak di waktu luang mereka.
Layanan suportif berhubungan dengan program pendidikan, layanan
konseling, layanan kesehatan, kebijakan kependudukan, pelatihan ketenagakerjaan,
dan proyek pengembangan masyarakat. Layanan ini menjaga kesehatan, pendidikan,
dan kesejahteraan masyarakat.
Layanan kompensasi / koreksi mencakup hal-hal yang diberikan kepada orang-
orang yang sangat membutuhkan untuk mencoba memperbaiki situasi mereka
(misalnya, pembayaran kesejahteraan kepada mereka yang tidak dapat menemukan
pekerjaan)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekologi dan komunitas saling berkaitan karena didalam sebuah lingkungan
pasti membutuhkan sebuah perkumpulan atau komunitas yang terdiri atas orang-
orang yang mempunyai minat,tujuan yang sama sehingga komunitas bisa menjadi
sebuah jembatan dalam menanamkan dan menerapkan nilai dan norma dalam
kehidupan sehari hari. Komunitas juga merupakan wadah untuk melakukan sebuah
interaksi sosial. Manusia merupakan makhluk sosial, yaitu mahkluk yang bergantung
kepada orang lain sehingga, dengan adanya komunitas maka individu dapat saling
tolong menolong didalam sebuah lingkungan agar permasalahan yang ada di
lingkungan sosial bisa terselesaikan.
3.2 Saran
Sebaiknya sebuah komunitas harus lebih banyak dijalankan di kota kota besar
yang sudah banyak terjadinya urbanisasi. Karena masyarakat kota yang sudah
beraneka ragam dari berbagai latar belakang itu sudah jarang terjadinya interaksi
yang menjadikan masyarakat kota yang individualis. Dari sifat individualis inilah yang
menyebabkan banyak permasalahan terjadi terjadinya kesalahpahaman yang terjadi
dilingkungan tetangga dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unila.ac.id/272/8/Bab%20II.pdf
http://aciin.blogspot.co.id/2014/11/masyarakat-dan-komunitas.html

Anda mungkin juga menyukai