PENDAHULUAN
1.2 Absorpsi
Absorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut
(soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap,
dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara substansi dengan penyerapannya.
Absorpsi menggunakan istilah absorben dan absorbat, dimana absorben
merupakan suatu penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon, sedangkan
absorbat adalah suatu media yang diserap (Soedarsono, et al, 2005).
Selain itu, terdapat pendapat lain mengenai absorpsi. Menurut Utami 2012,
Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia dimana suatu
campuran gas dikontakkan dengan suatu cairan penyerap tertentu sehingga satu
atau lebih komponen gas tersebut larut dalam cairannya utami. Absorbis dapat
terjadi melalui dua mekanisme, yaitu absorbsi fisik dan absorbsi kimia (Treybal,
et al, 1980).
Mekanisme proses dari tray tower sebagai berikut, dalam tray tower
cairan dimasukkan dari puncak kolom dan dalam perjalanannya, cairan akan
mengalir dari tray yang satu ke tray yang lain yang ada di bawahnya. Selama
proses berlangsung, di setiap tray akan terjadi kontak fasa antara fasa cairan
dengan fasa uap yang dimasukkan dari dasar kolom. Secara keseluruhan, kontak
antara fasa dalam tray tower dapat dipandang sebagai aliran lawan arah,
meskipun arus yang sebenarnya terjadi adalah arus silang.
Tray harus dirancang sedemikian, agar posisi cairan di setiap tray berada
pada ketinggian yang cukup. Dengan demikian, untuk melewati cairan tersebut,
gelembung-gelembung gas akan membutuhkan waktu relatif lama hingga
memungkinkan dicapainya keseimbangan.
Kecepatan aliran uap/gas juga akan berpengaruh terhadap keberhasilan
proses pemisahan. Jika kecepatan gas terlalu rendah, maka gelembung-
gelembung gas akan mengembang, sehingga luas permukaan bidang kontak tiap
satuan volume menjadi kecil. Hal tersebut akan mempengaruhi efisiensi
pemisahan. Sebaliknya, gas dengan kecepatan tinggi cenderung akan terdispersi
lebih sempurna sehingga efisiensi pemisahan meningkat. Namun, aliran gas
dengan kecepatan tertentu akan membawa percikan cairan masuk kedalam tray
yang ada di atasnya. Peristiwa ini disebut liquid entrainment. Jika entrainment
yang terjadi berlebihan maka akan terjadi banjir atau flooding. Peristiwa ini tidak
diharapkan karena justru akan menyebabkan efisiensi pemisahan turun.
Gambar 2.5 Mekanisme Tray Tower
1.6 Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi
pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia. Absorben
sering juga disebut sebagai cairan pencuci, persyaratan absorben (Treybal, 1980)
yaitu:
2. Selektif
Absorben harus memiliki sifat selektif dalam menyerap suatu komponen
gas. Hal ini diperlukan mengingat terdapat beberapa absorben yang menyerap
komponen gas berbahaya dan komponen gas yang tidak ingin dipisahkan dari
campurannya.
3. Memiliki Tekanan Uap yang Rendah
Pelarut harus memiliki tekanan uap yang rendah, karena jika gas yang
meninggalkan kolom absorbsi jenuh terhadap pelarut maka akan ada banyak
solvent yang terbuang. Jika diperlukan dapat digunakan cairan pelarut kedua
yang volatilitasnya lebih rendah untuk menangkap porsi gas yang teruapkan.
Aplikasi ini umumnya digunakan pada kilang minyak dimana terdapat menara
absorbsi hidrokarbon yang menggunakan pelarut hidrokarbon yang cukup
volatil dan di bagian atas digunakan minyak nonvolatil untuk me-recovery
pelarut utama. Demikian juga halnya dengan hidrogen sulfida yang diabsorbsi
dengan natrium fenolat lalu pelarutnya di-recovery dengan air.
4. Non Korosif
Korosif merupakan sifat senyawa yang berbahaya bagi alat-alat proses
atau pemisahan. Absorben yang korosif dapat menyebabkan berkurangnya
efisiensi alat dan operasi pemisahan.
7. Harganya Murah
Absorben yang efisien adalah absorben yang kuat, tidak korosif dan
ekonomis. Pertimbangan harga senyawa menjadi acuan apabila proses absorbsi
digunakan pada skala industri.
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk
gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan),
natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam
sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa).