Anda di halaman 1dari 19

Khasiat dan Keamanan Asam Traneksamat pada

Melasma : Meta- Analisis dan Tinjauan Sistematik

Hyun Jung KIM1#, Seok Hoon MOON2#, Sang Hyun CHO2, Jeong
Deuk LEE2 and Hei Sung KIM2
1Department of Preventive Medicine, Korea University College of Medicine, Seoul,
and 2Department of Dermatology, Incheon St Marys
Hospital, College of Medicine, The Catholic University of Korea, Seoul, Korea
#These authors contributed equally to this work.

Asam traneksamat merupakan obat terbaru dan beda dari


sebelumnya yang digunakan sebagai pilihan dalam pengobatan
melasma, namun belum ada kesepakatan bersama untuk digunakan
dalam pengobatan melasma. Tinjauan sistematik ini mencari
database utama untuk publikasi yang relevan yang dilakukan hingga
Maret 2016. Pada penelitian ini diambil sebelas studi dengan 667
peserta yang diteliti. Pengumpulan data tentang asam traneksamat
hanya studi observasi dan dinilai pre dan post pengobatan melasma
dengan menggunakan MASI (Melasma Area and Severity Index)
sebagai indeks. Dan menunjukan penurunan MASI sebsar 1.60
dengan interval kepercayaan 95%, 1.202.00; p < 0.001 setelah
pengobatan dengan asam traneksamat. Penambahan asam
traneksamat dalam pengobatan rutin menyebaban penurunan MASI
sebesar 0.94 (95% CI 0.101.79;p = 0.03). efek samping yang
ditimbulkan pada pengobatan melasma dengan asam traneksamat
kecil, beberapa penelitian melaporkan hipomenore, rasa tiak nyaman
pada perut dan iritasi kulit. Hasil penelitian ini mendukung
penggunaan asam traneksamat dalam pengobatan melasma, baik
digunakan sebagai obat tunggal maupun digunakan sebagai ajuvan
dalam pengobatan melasma.

Key words: tranexamic acid; melasma: systematic review;


meta-analysis.

Melasma adalah kelainan pigmentasi kulit wajah yang umum terjadi dan

predominan pada penduduk asia. Berbagai macam cara pengobatan

telah dilakukan untuk pengibatan melasma, namun hasilnya kurang

memuaskan. Obat-obatan pemutih topikal umumnya digunakan namun, hasilnya

menyedihkan. IPL (Intense pulsed light) atau terapi berbasis laser yang telah
digunakan memmpunyai hasil yang tidak sesuai dan mempunyai efek samping

yang signifikan, seperti hipopigmentasi dan bertambah hitam pada melasma.

Peningkatan pigmentasi kulit merupakan gambaran utama pada

melasma. Walaupun patogenensis secara pasti tidak diketahu secara pasti, namun

ada hipotesis bahwa melasma diinduksi oleh aktifitas biologik dari melanosis.

Peningkatam vaskularisasi pada kulit yang terkena melasma dan peningkatan

ekpresi faktor angiogenensis pada epidermis juga ditemukan. Faktor- faktor

tersebut berperan penting dalam proses perkembangan melasma.

Asam traneksamat adalah suatu derivat lisin yang diketahui

sebagai agen hemostatik. Asam traneksamat adalah anti-fibrinolitik yang dapat

menghambat aktifitas plasminogen melalui blok secara reversible pada sisi

pengikatan lisin pada molekul plasminogen.

Beberapa tahun terkhir ini, asam traneksamat menjadi obat yang

berpotensi dalam pengobatan melasma. Namun demikian, belum diketahun

mekanisme secara pasti asama traneksamat dalam pengobatan melasma, diyakini

bahwa asama traneksamat menghambat sintesis dengan memblok interaksi antara

melanosit dan keratinosit. Asam traneksamat juga mengembalikan perubahan

abnormalitas pada dermis seperti yang telah dimaksudan di atas yaitu menurunan

peningatan vaskularisasi yang terjadi pada melasma. Berbagai macam sediaan

asama traneksamat seperti oral, topikal dan mikroijeksi lokal memperlihatkan

hasil yang menjanjikan, kurangnya dukungan terhadap khasiat dan manfaat asam

traneksamat oleh karena tidak adanya dukungan pada penelitian randomisasis

kontrol trial. Dengan tinjauan sistematik literatur ini kami ingin meneliti

keefektifan dan egunaan asam traneksamat, baik digunakan sendiri maupun

digunakan sebagai ajuvan dalam pengobatan melasma.


MATERI DAN METODE

Tinjauan sistematik dan meta-analisis ini dibuat dan dilaporkan sesuai dengan

pernyataan PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic reviews and

Meta-Analysis).

Strategi penelitian

Dialakukan penelitian tinjauan sistematik terhadapa perubahan pada melasma

pada penggunaan asam traneksamat. Untuk mengumpulkan semua bukti yang

tersedia, EMBASE (1988 hingga sekarang), MEDLINE (1946 hingga sekarang),

Web of Science (1975 hingga sekarang), Scopus (1996 to present), and the

Cochrane Central register of Controlled Trials (CENTRAL) (1991 hingga

sekarang), database ditelususri pada tanggal 4 Maret 2016 tanpa dibatasi pada

tanggal dan bahasa yag digunakan dalam jurnal atau hasil penelitian. Untuk

penelusuran tentang asama tranekamat digunaan kata kunci tranexamic acid,

antifibrinolytic

agents dan tranexamic. Untuk penelusuran melasma digunakan kata kunci

melanosis, chloasma, chloasmas dan melasma,

Seleksi penelitian

Kriteria inklusi pada penelitaian ini yaitu : hasil laporan asli ( penelitian , seri

kasus, poster dan meeting abstract) yang membahas tentang penggunaan berbagai

sediaan asama traneksamat, baik digunakan sendiri maupun sebagai ajuvan dalam

pengobatan melasma. Sesuai dengan riteria yang telah digambarkan, 2 orang


penulis ((H.J.K. dan H.S.K.) secara terpisah memili hasil laporan berdasarkan

judul dan abstrak yang sesuai. Beberapa perbedaan telah disesuaikan dengan

dirundikan pada bagian ketiga (S.H.M.). dua orang peneliti pertama kemudian

memeriksa keseluruhan hasil laporan. Publikasi yang duplikasi diidentifikasikan

dengan kriteria ( penulis, judul, karakteristik yang diinterfensi dan jumlah

pasien). Pada penelitian yang diduplikasi, dipilih laporan yang paling banyak

dilaporkan. Penelitian dengan pre dan post pengobatan yang dinilai menggunakan

MASI masuk dalam meta-analisis, tanpa memperhatiakn cara pemberian asam

trankesamat. Selain itu, penelitian perbandingan perubahan pada MASI yang

yang dinilai dari pemverian asam traneksamat secara rutin serta pemberian asama

traneksamat sebagai ajuvan dianalisis.

Gambaran umum data

Untuk setiap laporan yang dipilih, dua peneliti (S.H.M. and H.S.K.) secara terpisa

menyaring informasi dari peneliti sebelumnya tentang, tahun dipublikasikan,

negara, desain penelitian, karakteristik pasien, dosis dan sediaan asam

traneksamat yaang digunakan, intervensi tambahan, hasil ( khasiat dan efek

samping) dan lamanya follow up. Adanya beberapa perbedaan pendapat atau

ketidaksesuaian antara satu peneliti dengan yang lain disesuaikan dengan

didiskusikannya. Setia data pasien dibuat dalam bentuk daftar. Ekstraksi daftar

pasien telah dikembangkan oleh tiga dermatologist (C.S.H., L.J.D. and K.H.S.)

yang familier dengan melasma.


Kualitas penelitian dan penanganan resiko bias

Resiko bias dan kualitas metodologi penelitian diuraikan dengan Cochrane

Handbook for Systematic Reviews of Interventions. Untuk RCT, digunakan

Cochrane Collaborations risk of bias untuk menilai bias pada penelitian.

Kami mengadopsi kriteria resiko bias dari EPOC (Effective Practice and

Organization of Care) dan Newcastle-Ottawa Scale untuk desain penelitian.

Besarnya pengaruh dan kualitas bukti dari hasil penelitian dinilai. Dua peneliti

(H.J.K. and H.S.K.) secara terpisah penilai kualitas metodologi setiap penelitian.

Beberapa ketidaksesuaian pendapat disetujui bersama atau dikonsultasikan

dengan peneliti ketiga. Bias dalam publikasi tidak dinilai oleh karena penelitian

dalam jumlah yang kecil.

Analisis statistik

Analisis statistik dilaukan dengan program komputer RevMan (Review

Manager) versi 5.2 (The Nordic Cochrane Centre, The Cochrane Collaboration,

Copenhagen, Denmark). Hasil utama meta-analisis distandarisasi dengan MASI

pada pre dan post pengoabatn asam tranesamat dan perubahan pada MASI

dengan pengobatan tertentu pad melasma dan menggunakan asam traneksamat

sebagai ajuvan. Penggabungan analisis dilakukan metode varian terbalik dengan

pengaruh secara acak dan dilaporkan sebagai standar perbedaan utama dengan

interval kepercayaan 95%. Analisis subgrup dilakukan pada pemberian asam

traneksamat, jenis penanganan melasma (agen pemutih topikal, IPL dan laser)

dan jenis desain penelitian (RCT, retrospective cohort study, sebelum dan sesudah

desain penelitian).
Heterogenisitas penelitian dinilai secara pasti dengan menggunakan forest plot

untuk mendeteksi non-overlapping pada interval kepercayaan menggunakan tes

X2 heterogenisitas dengan nilai p<0,1 menunjukan secara statistik bermakna dan

ketidak konsistensi statistik I2 30-60% menunjukan inkonsistensi sedang,

heterogenisitas >60% menunjukan tingkat heterogenisitas tinggi.

HASIL PENELITIAN

Penyelidikan literatur didapat 86 judul dan abstrak setelah dibuang judul dan

abstrak yang diduplikasi. Setelah dikeluarkan hasil penelitian yang tidak termasuk

dalam kriteria inklusi analisis dalam penelitian ini, 1 studi dianggap cocok dan

dimasukan untuk dimeta-anlisis. Di antara studi yang dimasukan kami masukan 1

abstrak dan 1 poster.


Karakteristik dan kualitas hasil penelitian

Karakteristik pada uji coba diringkas pada tabel I. Total pasien melasma yang

diteliti 667 orang. Pasien melasma yang diteliti adalah orang dewasa, 80-100%

perempuan. Dari 11 penelitian, 4 berasal dari Korea, 3 dari India dan masing-

masing satu dari Brazil, Iran, Nepal dan Singapura. Beratnya melasma dinilai

menggnakan MASI ( 8 studi dinilai menggunakan sistem skoring MASI yang asli

dan 3 studi dinilai dengan 2 sistem soring MASI yang berbeda yaitu sistem

skoring MASI yang dimodifikasi).

Regimen penggunaan asam traneksamat ( cara pemberian, dosis, digunakan

sebagai obat tunggal atau sebagai ajuvan dan lama pemberian) berbeda pada

beberapa penelitian. Asam traneksamat oral (500-1,5 mg/hari) digunakan sebagai

obat tunggal dalam 2 penelitian dan digunaan sebagai ajuvan pada 3 penelitian

selama 2-6 bulan. Asam traneksamat topikal dengan konsentrasi 2-3% digunakan

sebagai obat tunggal dalam 2 penelitian dan sebagai ajuvan pada satu penelitian

selama 3-7 bulan. Mikroinjeksi asam traneksamat digunakan sebagai obat tunggal

pada 4 penelitian dengan selang waktu pemberian perminggu atau perbulan

selama 3-6 bulan.

Dari 11 penelitian yang ada, 3 penelitian adalah penelitian RCT, 7 penelitian

adalah studi perbandingan sebelum dan sesudah intervensi dan satu penelitian

retrospektif cohor. Kualitas evaluasi penelitian pengobatan melasma dengan asam

traneksamat berbeda-beda, namun masih kurang.


Meta-analisis

Penurunan skor MASI ( perubahan pada MASI antara pre dan post pengobatan

melasma dengan menggunaan asam traneksamat) adalah hasil primer yang diukur

pada 7 penelitian tentang melasma dengan penggunaan asama traneksamat

sebagai obat tunggal.

Dengan asam traneksamat oral, beda rerata banding simpang bakunya

penurunan MASI sebesar 2.46 dengan 95% IC 1.13-3.80; p <0.001; I2 =71%.

MASI dikurangi dengan 1.42 (95% CI 0.981.87; p < 0.001; I2 =72%) setelah

injesi asam traneksamat dan menunjukan penurunan 1.36 (95% CI 0.172.90; p

= 0.08; I2 =87%) dengan asam tranesamat topikal. Secara keseluruhan, asam

traneksamat sebagai obat tunggal menyebaban penurunan 1.60 (95% CI, 1.20

2.00; p < 0.001; I2 =74%) pada MASI. Ini cukup tinggi dan secara statistik

bermakna heterogenitas pada subgrup yang menggunakan asam traneksamat

sebagai obat tunggal, memperlihatkan interval kepercayaan yang luas.

Heterogenitas di antara subgrup (asam traneksamat oral, asama tranesamat topikal

dan asam traneksamat mikroinjeksi) rendah (I2=6.3%).

Pada 4 penelitian, penurunan MASI dibandingkan antara pengobatan rutin dan

pengobatan rutin dengan menggunaan asam traneksamat sebagai ajuvan. untuk

penggunaan rutin, digunakan hidrokuinon topial (n-1), triple combination cream

(n=1), IPL (n=1) dan IPL + Q-switched Nd: YAG (Q-switched neodymium-doped

yttrium aluminium garnet) laser toning (n = 1). Pada 3 penelitian, asam

traneksamat oral digunakan sebagai ajuvan, sementara pada satu penelitian

digunakan asam traneksamat topikal. Dari 4 penelitian, 3 penelitian adalah

penelitian RCT dan satu penelitian adalah penelitian cohort retrospektif. Meta-
analisis RCT memperlihatkan bahwa penurunan MASI lebih besar pada subgrup

yang menggunakan asam traneksamat sebagai ajuvan dengan nilai MASI 0,94

95% CI 0.101.79; p = 0.03; I2 = 84%). Pada penambahan asam traneksamat juga

menunjukan lebih lanjut penurunan MASI sebesar 0.46 (95% CI 0.091.02, p =

0.10) pada penelitian cohort retrospektif. Heterogenitas tinggi pada subgrup

penelitian RCT (I2 = 84%), tapi rendah pada kedua subrup yang diberikan assam

traneksamat sebagai ajuvan dalam pengobatan melasma (I2 = 0%).

Efek samping

Efek samping akibat asam traneksamat pada pengobatan melasma ditemukan

pada 4 penelitian. Dengan pemberian asam traneksamat oral, satu penelitian

melaporkan oligomenorrhoea (14,7% pada pasien perempuan), bersendawa

(9,2%), kram perut (6,9%), palpitasi (2%) dan urtikaria dan angiodem (2%),

sementara penelitian lain melaporkan sakit kepala (11%). Penggunaan asam

traneksamat topikal, satu penelitian melaporkan efek samping asam traneksamat

topikal adalah eritem, iritasi kulit, xerosis dan kulit bersisik. Efek samping

mikroinjeksi asam traneksamat pada satu penelitian; merasa tidak nyaman,

sensasi terbakar dan eritema selama 1-2 hari.

PEMBAHASAN

Melasma adalah kelainan pigmentasi kulit yang paling sering dan predominan

pada perempuan Asia. Terlihat jua pada tinjauan kami, 80-100% partisipan

penelitian adalah perempuan. Dari 11 penelitian, semua penelitian berasal dari

negara-negara asia kecuali dari Brazil 1 penelitian. melasma secara psikologi

membuat seseorang menderita. Walaupun berbagai macam pengobatan telah


ditawarkan, tidak ada satu pengobatan yang menjamin hasil yang memuaskan.

Penangan melasma masih menjadi tantangan dan penelitian untuk menjari

pengobatan yang aman dan efektif terap berlanjut.

Patogenesis pasti melasma masih belum diketahui, tapi beberapa faktor yang

mungkin berhubungan adalah faktor genetik, paparan sinar ultraviolet dan terapi

hormonal. Walaupun hiperpigmentasi epidermal adalah ciri khas utama melasma,

peningkatan vaskularisasi pada dermis dan ekspresi faktor ngiogenesis juga

berperan penting dan telah menjadi bagian penting dalam penelitian tentang

pigmentasi kulit. Asam tranesamat dapat menghambat sintesis melanosit dengan

mengganggu interaksi antara melanosit dan keratinosit, melalui pengaruhnya

pada jalur plasminogen-plasmin. Selain itu, dapat dikatakan bahwa asam

traneksamat efektif pada modulasi komponen vaskuler pada melasma. Telah

ditemukan secara histologi pada penelitian sebelumnya bahwa penurunan

eritema dan peningkatan sejumlah pembulu darah, mungkin disebabkan karena

efek anti-angiogenesis dari asam traneksamat. Penggunaan asam traneksamat

telah dilakukan pertama kali telah dilaporkan pada tahun 1979. Sejak itu, asam

traneksamat digunakan untuk pengobatan melasma dengan sediaan oral, topikal

dan intralesi, dan dikombinasi dengan Q-switched Nd: YAG laser dan IPL.

Tujuan tinjauan sistematik ini untuk menilai khasiat dan keamanan asam

traneksamat pada pengobatan melasma. Hasil studi kami menunjukan bahwa,

asam traneksamat berkhasiat pada pengobatan melasma, baik digunakan sebagai

obat tnggal maupun diguanakn sebagai ajuvan. Pengumpulan data pada penelitian

observasi penggunaan asam traneksamat pada pre dan post penggunaan asam

traneksmat pada melasma dengan skor MASI penurunan 1,60 dengan p<0,001

setelah penggunaan asam traneksamat. Sehubungan dengan subgrup, penurunan


skor MASI terbesar pada asam traneksamat oral, diikuti oleh mikroinjeksi dan

topikal. Heterogenitas antara pemberian asam traneksma oral, mikroinjeksi dan

topikal rendah, menunjukan bahwa beda penurunan skor MASI signifikan secara

statistik. Pada penelitian ini, penilaian post pengobatan dengan MASI dilakukan

setelah 3-6 bulan pemberian asam traneksamat, pada sebagian besar (71,4%) yang

diperiksa setelah tiga bulan. Ditemukan bahwa lesi melasma terlihat cerah setelah

pengobatan selama 3 bulan.

Penelitian terdahulu menyataan bahwa asam traneksmat baik untuk

pengobatan melasma yang sukar disembuhkan dan digunakan sebagai obat

pilihan lini kedua atau ketiga. Penelitian kami menunjuakan temuan yang sesuai,

penambahan asam traneksamat secara rutin menunjukan penurunan MASI yang

lebih lanjut pada sebesar 0.94 (p = 0.03) pada elompok penelitian RCT. Sebagai

ajuvan, asam traneksamat oral sangat populer dan dicoba pada sebagian besar

(93,1%) pada pasien kita yang diteliti. Pada praktinya, asam traneksamat oral

sering dikombinasikan dengan hidrokuinon topikal atau triple combination cream

(hydroquinone 4%, tretinoin 0.05%, dan fluocinolone acetonide 0.01%.). meski

demikian, penting untuk membandingkan efek asam traneksamat pada

pengobatan melasma dengan terapi yang direomendasikan pada buku-buku

referensi, tapi kami tidak menemukan penelitian atau studi perbandingan antara

asam traneksamat dengan obat-obat yang direkomendasikan semuanya. Untuk

mengatasi hal tersebut, kami menganalisis penelitian tentang terapi kombinasi

tiga obat pada melasma dan ditemukan standar reratanya pada

penurunan MASI. Dari penelitian tersebut, MASI dari post

pengobatan dinilai setelah tiga bulan. Secara keseluruhan, pada

Cream kombinasi tiga obat penurunan MASI sebesar 1.14 (95% CI


0.571.72; p < 0.001; I2 =78%) dan hasilnya kurang baik jika

dibandingan dengan asam traneksamat yang diberikan secara baik

secara oral, topikal maupun injeksi.

Diketahui bahwa melasma mempunyai angka relaps yang tinggi.

Pada salah satu penelitian terlihat bahwa penggunaan asam

traneksamat oral sebagai obat tunggal berhasil menurunkan MASI

sebesar 1.89 follow up selama 3 bulan. Walaupun demikian, peneliti

pada penelitian ini tidak sejutu dengan pernyataan tersebut, 72%

pasien mengalami relaps setelah 2 bulan lepas obat. Hal tersebut

nyarankan bahwa pengobatan melasma tidak boleh dalam waktu

yang terlalu singkat, tetapi perlu untuk diperpanjang waktu

pengobatannya. Waktu optimal untuk pengobatan melasma perluh

untu diteliti lebih lanjut.

Dari hasil tinjauan sistematik kami, menunjukan bahwa asam

traneksmat ditoleransi dengan baik, dengan sejumlah ecil pasien yang

mengalami efek samping ringan. Efek samping yang dimaksud ini

berhubungan dengan asam traneksamat yang diberikan peroral dengan

dosis 500 mg 1500 mg/hari. Beberapa orang mengeluh gangguan

menstruasi (oligomenorrhoea) yang berhubungan dengan efek

hemostatik dari asam traneksamat. Walaupun demikian, asam

traneksamat oral berpotensi efek samping seperti; DVT ( deep vein

thrombosis), emboli paru masif, MCI akut (acute myocardial infarction), tidak
ada efek samping tromboemboli yang dilaporan pada penelitian

dengan menggunakan dosis renda asam traneksamat pada pengobatan

melasma. Untuk pengobatan ganggua haemostatis, dosis asam

traneksamat diresepkan 1000 mg 3 kali sehari. Untuk pengbatan

melasma, digunakan dosis 250 mg perhati 2 kali, dan itu adalah satu

per enam dari dosis yang digunakan sebagai agen hemostatik.

Seorang tenaga kesehatan harus menanyakan faktor resiko pada

pasien maupun riwayat keluarga yang berhubungan dengan gangguan

hemostatik sebelum asam traneksamat diresepkan. Satu kasus pada

penelitian ini melaporkan terjadi ketergantungan obat yang

berhubungan dengan efek samping obat.

Tinjauan sistematik ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama;

pada penelitian ini kami tidak dapat menentukan semua perubahan

bentuk dan beratnya melasma. Kedua; kurangnya data tentang pasien

yang terus-menerus terpapar sinar matahari selama pengobatan

melasma. Dan juga pada penelitian ini terdapat variasi waktu lamanya

pemantauan, penggunaan sistem skoring MASI yang berbeda dan

belum diketahu secara pasti dosis asam traneksamat yang tepat untuk

pengobatan melasma, yang menyatakan secara tidak langsung bahwa

protokol penggunaan yang tidak semestinya optimal. Walaupun

terdapat keterbatasan-keterbatasan pada penelitian ini, tnjauan

sistematik dan meta-analisis memberikan gambaran level bukti


terbaik tentang penanganan melasma dengan menggunakan asam

traneksamat yang digunakan saat ini.

Tinjauan sistematik dan meta-analisis ini memberikan bukti yang

mendukung penggunaan asam traneksamat sebagai pilihan dalam

penanganan melasma. Untu diteliti lebih lanjut lagi, dapat

diguanakan penelitian RCT dalam skala besar untuk mengidentifikasi

dosis optimal, jadwal pemberian asam traneksamat seperti ; lama

pemberian, interval pemberian dan pengobatan pendukung.

DUKUNGAN PENELITIAN

Penelitian ini didanao oleh Korean Healthcare

technology R&D project, Ministry of Health & Welfare, Republicof

Korea (Grant No.: HN15C0105).

REFERENCES

1. Prignano F, Ortonne JP, Buggiani G, Lotti T. Therapeutical


approaches in melasma. Dermatol Clin 2007; 25: 337342.
2. Gupta AK, Gover MD, Nouri K, Taylor S. The treatment of
melasma: a review of clinical trials. J Am Acad Dermatol
2006; 55: 10481065.
3. Ho SG, Chan HH. The Asian dermatologic patient: review of
common pigmentary disorders and cutaneous diseases. Am
J Clin Dermatol 2009; 10: 153168.
4. Sheth VM, Pandya AG. Melasma: a comprehensive update:
part I. J Am Acad Dermatol 2011; 65: 689697.
5. Kim EH, Kim YC, Lee ES, Kang HY. The vascular
characteristics
of melasma. J Dermatol Sci 2007; 46: 111116.
6. Kim SJ, Park JY, Shibata T, Fujiwara R, Kang HY. Efficacy and
possible mechanisms of topical tranexamic acid in melasma.
Clin Exp Dermatol 2016; 41: 480485.
7. Lee JH, Park JG, Lim SH, Kim JY, Ahn KY, Kim MY, et al.
Localized intradermal microinjection of tranexamic acid for
treatment of melasma in Asian patients: a preliminary clinical
trial. Dermatol Surg 2006; 32: 626631.
8. Rodrigues M, Pandya AG. Melasma: clinical diagnosis and
management
options. Australas J Dermatol 2015; 56: 111116.
9. Na JI, Choi SY, Yang SH, Choi HR, Kang HY, Park KC. Effect
of tranexamic acid on melasma: a clinical trial with histological
evaluation. J Eur Acad Dermatol Venereol 2013; 27:
10351039.
10. Kanechorn Na Ayuthaya P, Niumpharadit N, Manosroi A,
Nakakes A. Topical 5% tranexamic acid for the treatment
of melasma in Asians: a double-blind randomized controlled
clinical trial. J Cosmet Laser Ther 2012; 14: 150154.
11. Budamakuntla L, Loganathan E, Suresh DH, Shanmugam S,
Suryanarayan S, Dongare A, et al. A randomized, open-label,
comparative study of tranexamic acid microinjection and
tranexamic acid with microneedling in patients with melasma.
J Cutan Aesthet Surg 2013; 6: 139143.
12. Moher D, Liberati A, Tetzlaff J, Altman DG; PRISMA group.
Preferred reporting items for systematic reviews and
meta-analyses: the PRISMA statement. PLoS Med 2009;
6: e1000097.
13. Higgins JPT, Green S. Cochrane Handbook for Systematic
Reviews of Interventions, Version 5.1.00 [updated March
2011]. The Cochrane Collaboration, 2011. [cited 2016 Mar
4]. Available from: www.cochranehandbook.org.
14. Tan AW, Sen P, Chua SH, Goh BK. Oral tranexamic acid
lightens
refractory melasma. Australas J Dermatol 2016 May 13
[Epub ahead of print].
15. Song M, Park JM, Kim HS, KO HC, Kim BS, Kim MB.
Tranexamic
acid for treatment of melasma in Korean patients: a
preliminary clinical trial. Pigment Cell Melanoma Res 2014;
27: e968.
16. Steiner D, Feola C, Bialeski N, Silva FA, Pessanha AC, Addor
FA, et al. Study evaluating the efficacy of topical and injected
tranexamic acid in treatment of melasma. Surg Cosmet
Dermatol 2009; 1: 174177.
17. Mangal S, Parsad D. Tranexamic acid microinjections in
melasma a pilot study. Pigment Cell Melanoma Res 2014;
27: e966.
18. Budanmakuntla L, Loganathan E, Suresh DH, Shanmugam
S,
Suryanarayan S, Dongare A, et al. A randomized, open-label,
comparative study of tranexamic acid microinjections and
tranexamic acid with microneedling in patients with melasma.
J Cutan Aesthet Surg 2013; 6: 139143.
19. Ebrahimi B, Naeini FF. Topical tranexamic acid as a
promising
treatment for melasma. J Res Med Sci 2014; 19: 753757.
20. Karn D, Kc S, Amatya A, Razouria EA, Timalsina M. Oral
tranexamic acid for the treatment of melasma. Kathmandu
Univ Med J 2012; 10: 4043.
21. Padhi T, Pradhan S. Oral tranexamic acid with
flucinolonebased
triple combination cream versus fluocinolone-based
triple combination cream alone in melasma: an open labeled
randomized comparative trial. Indian J Dermatol 2015; 60:
520.
22. Chung JY, Lee JH, Lee JH. Topical tranexamic acid as an
adjuvant treatment in melasma: side-by-side comparison
clinical study. J Dermatolog Treat 2016; 27: 373377.
23. Cho HH, Choi M, Cho S, Lee JH. Role of tranexamic acid in
melasma patients treated with IPL and low fluence QS Nd:
YAG laser. J Dermatolog Treat 2013; 24: 292296.
24. Kimbrough-Green CK, Griffiths CEM, Finkel LJ, Hamilton
TA, Bulengo-Ransby SM, Ellis CN, et al. Topical retinoic acid
(tretinoin) for melasma in black patients. Arch Dermatol
1994; 130: 727733.
25. Kang WH, Chun SC, Lee S. Intermittent therapy for melasma
in Asian patients with combined topical agents (retinoic acid,
hydroquinone and hydrocortisone): clinical and histological
studies. J Dermatol 1998; 25: 587596.
26. Lee HC, Thng TG, Goh CL. Oral tranexamic acid in the
treatment
of melasma: a retrospective analysis. J Am Acad
Dermatol 2016; 75: 385392.
27. Nijo T. Treatment of melasma with tranexamic acid. Clin Res
1979; 13: 31293131.
28. Tse TW, Hui E. Tranexamic acid: an important adjuvant in
the
treatment of melasma. J Cosmet Dermatol 2013; 12: 5766.
29. Cestari TF, Hexsel D, Viegas ML, Azulay L, Hassun K,
Almeida
AR, et al. Validation of a melasma quality of life questionnaire
for Brazilian Portuguese language: the MelasQoL-BP study
and improvement of QoL of melasma patients after triple
combination therapy. Br J Dermatol 2006; 156: S1320.
30. Hammanmi Ghorbel H, Boukari F, Fontas E, Montaudie H,
Bahadoran P, Lacour JP, et al. Copper bromide laser vs triple
combination cream for the treatment of melasma: a randomized
clinical trial. JAMA Dermatol 2015; 151: 791792.
31. Mahajan R, Kanwar AJ, Parsad D, Kumaran MS, Sharma R.
Glycolic acid peels/azelaic acid 20% cream combination and
low potency triple combination lead to similar reduction in
melasma severity in ethnic skin: results of a randomized
controlled study. Indian J Dermatol 2015; 60: 147152.
32. Passeron T, Fontas E, Kang HY, Bahadoran P, Lacour JP,
Ortonne
JP. Melasma treatment with pulsed-dye laser and triple
combination cream: a prospective, randomized, single-blind,
split-face study. Arch Dermatol 2011; 147: 11061108.

Anda mungkin juga menyukai