Anda di halaman 1dari 6

ANALISA KEGIATAN BONGKAR MUAT PADA PT.

TERMINAL PETIKEMAS
SURABAYA UNTUK MEMPERCEPAT PROSES BONGKAR MUAT

Moses Laksono Singgih


Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email : moses@ie.its.ac.id

ABSTRAK

PT. Terminal Petikemas Surabaya merupakan perusahaan handling petikemas terbesar


yang ada di pulau Jawa yang selalu memperhatikan kepuasan pengguna jasa yaitu yang
berhubungan dengan pelayanan penanganan petikemas yang murah, cepat, dan tepat
waktu. Dengan peningkatan produktivitas diharapkan PT. Terminal Petikemas Surabaya
dapat menjadi perusahaan yang maju, tanggap, dapat dipercaya yang menyediakan
fasilitas terminal petikemas yang dapat memenuhi semua permintaan baik untuk
perdagangan domestik maupun internasional. Dalam penelitian ini dilakukan
pengukuran tingkat produktivitas container crane dan rubber tyred gantry (RTG) untuk
mengetahui apakah cara yang ditempuh selama ini berjalan efisien atau tidak. Kemudian
dilakukan perhitungan waktu standart operator container crane dalam menyelesaikan
tugasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa proses yang dapat meningkatkan
kecepatan pelayanan bongkar muat dan memberikan rekomendasi perbaikan. Metode
yang digunakan adalah analisa produktivitas dan perhitungan waktu standart. Hasil
yang diperoleh dari penelitian ini adalah perencanaan yang akurat, penggunaan mesin
dengan optimal serta penggunaan working time secara efektif sehingga meningkatkan
produktivitas bongkar muat.

Kata kunci : produktivitas, kegiatan bongkar muat, waktu standart

ABSTRACT

PT. Terminal Petikemas Surabaya is the biggest package handling corporation available
in Java Island. PT. Terminal Petikemas Surabaya is always pay attention to satisfaction
of the user namely that have relation with cheap, fast, and on time package handling.
With improvement of productivity it is expected PT. Terminal Petikemas Surabaya could
become an advance, perceptive corporation, could be believed which provide petikemas
terminal facility that could fulfill all demand even for domestic or international trades.
In this research that is done container crane productivity measurement degree and
rubber tyred gantry to find out whether the ways that is running effieciently or not. Then,
it is done standard time calculation operator container crane in solving its task.
The purposes of this research is to analyze process that could increase service
speed of unloading and give repair recommendation and standard time calculation. The
result that is obtained from this research is accurate planning, optimal machine uses also
working time utility effectively so that increase unloading productivity.

Keywords : productivity, activity discharge and loading, standart time

1
1. PENDAHULUAN
PT. Terminal Petikemas Asumsi yang digunakan dalam
Surabaya merupakan perusahaan yang penelitian ini adalah :
melayani bongkar muat petikemas. 1. Selama penelitian, pekerja
Volume pengiriman barang dengan dianggap bekerja secara normal
menggunakan petikemas melalui atau tidak mengalami perubahan
Terminal Petikemas Surabaya terus dari keadaan sebelumnya
meningkat dari tahun ke tahun, oleh 2. Operator alat masing-masing 1
karena itu perlu peningkatan operator
produktivitas sehingga akan didapatkan
waktu pengoperasian yang lebih cepat,
efektif dan efisien. 2. TINJAUAN PUSTAKA
Terminal container di
Permasalahan yang akan dibahas
pelabuhan laut adalah daerah pertemuan
dalam penelitian ini adalah
antara daerah pertemuan antara
mengidentifikasi faktor-faktor apa yang
angkutan laut dengan angkutan darat
mempengaruhi produktivitas pelayanan
yang menganut system unition of cargo
bongkar muat dan bagaimana
dan container sebagai alat pengepakan
meningkatkan kecepatan bongkar muat
yang merangkap sebagai alat angkut
khususnya Box / Crane / Hour (B/C/H)
yang dilayani di terminal tersebut.
dan Box / Ship / Hour (B/S/H) pada PT.
Produktivitas sering dikaitkan
Terminal Petikemas Surabaya sehingga
dengan makna produksi, banyak orang
diperoleh aktivitas bongkar muat
menganggap bahwa semakin besar
sebelumnya.
produksi maka semakin besar pula
Tujuan dari penelitian ini antara lain produktivitasnya. Hal ini tidak
adalah : seluruhnya benar, dikarenakan dalam
menganalisa tingkat produktivitas tidak
1. Meningkatkan kecepatan hanya faktor output yang diperhatikan
pelayanan bongkar muat akan tetapi juga faktor input juga
sehingga dapat meningkatkan digunakan. Produktivitas didefinisikan
produktivitas di PT. Terminal sebagai perbandingan (rasio) antara
Petikemas Surabaya output per. Dengan diketahuinya
2. Memberikan usulan perbaikan produktivitas, maka akan diketahui pula
terhadap faktor-faktor yang seberapa efisien sumber-sumber input
mempunyai pengaruh terhadap telah berhasil dihemat.
Produktivitas bongkar muat Produktivitas = Output
dengan maksud meningkatkan Input
nilai Box / Crane/ Hour
(B/C/H), Box/ Ship/ Hour
(B/S/H) 3. METODOLOGI PENELITIAN
Tahap awal pelaksanaan
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi lapangan
penelitian ini adalah sebagai berikut : dimana dilakukan pengamatan secara
1. Penelitian ini hanya mengamati langsung turun kelapangan.
kontainer yang bertujuan Kemudian dilakukan
internasional dan yang berstatus pengumpulan data yang berhubungan
FCL (Full Container Loaded). dengan permasalahan yang didapat.
2. Pada kegiatan bongkar muat, Setelah data-data diperoleh maka
petikemas harus berawal atau dilakukan pengolahan untuk
berakhir pada lapangan mendapatkan kesimpulan dari suatu
penumpukan penelitian. Penelitian ini dilakukan

2
pengukuran produktivitas faktor-faktor melayani kegiatan bongkar dengan
yang mempunyai pengaruh terhadap memindahkan peti kemas dari container
produktivitas bongkar muat diantaranya yard ke atas chassis Head Truck untuk
adalah Container Crane yaitu alat dibawa ke dermaga, kemudian dimuat
bongkar muat di dermaga dan Rubber kapal.
Tyred Gantry yaitu alat bongkar muat
container di lapangan penumpukkan dan
perhitungan waktu standart operator 4.2 Perhitungan Produktivitas
container crane dengan menggunakan Data yang dikumpulkan adalah
metode analisa produktivitas dan data pada bulan februari 2006 nantinya
pengukuran kinerja operator. akan digunakan untuk pengolahan data
dengan menggunakan metode analisa
Tahap akhir dari penelitian ini
produktivitas dan pengukuran kinerja
adalah analisa dan interpretasi hasil serta
operator. Untuk meningkatkan
penerikan kesimpulan dan saran
produktivitas kegiatan bongkar muat
perbaikan.
dilakukan pengukuran tingkat
produktivitas PT. Terminal Petikemas
4. PENGUMPULAN DAN
Surabaya yaitu Container Crane sebagai
PENGOLAHAN DATA
produktivitas di dermaga dan Rubber
Pengumpulan dan pengolahan Tyred Gantry sebagai produktivitas di
data diuraikan secara bertahap pada lapangan penumpukkan.
bagian ini.
1. Produktivitas Container Crane
4.1 Walk Through Survey
PT. Terminal Petikemas Output
Surabaya melayani bongkar muat Produktivitas CC =
Input
petikemas. Pelabuhan bongkar adalah
pelabuhan dilokasi terminal peti kemas,
sebagai tempat aktivitas bongkar muat
petikemas yang dilayani CC selama Feb 06
peti kemas dimana pengguna jasa waktu kerja CC menghasilkan output Feb 06
(pemilik barang/importer/EMKL)
mengajukan permohonan bongkar peti
49496
kemas kepada dinas perencanaan dan Produktivitas CC =
pengendalian terminal peti kemas, 1251
kemudian berdasarkan Job slip, tally = 39.56
bongkar bersama operator RTG,
Container Crane dan Head Truck 2. Produktivitas RTG
melayani kegiatan bongkar dengan Output
memindahkan peti kemas dari kapal ke Produktivitas RTG =
atas chassis Head Truck untuk dibawa Input
ke container yard. Setelah melalui
petikemas yang dilayani RTG selama Feb 06
prosedur yang berlaku pemilik dapat
mengambil barang dari peti kemas. waktu kerja RTG menghasilkan output Feb 06
Sedangkan pelabuhan muat adalah
pelabuhan dilokasi terminal peti kemas, 113901
sebagai tempat aktivitas bongkar muat Produktivitas RTG =
peti kemas dimana pengguna jasa 672
(pemilik barang/importer/EMKL) = 169.49
mengajukan permohonan muat peti
kemas kepada dinas perencanaan dan
pengendalian terminal peti kemas, 4.3 Data Waktu Kerja
kemudian berdasarkan Job slip, tally Untuk menghitung waktu
bongkar bersama operator RTG, Gantry operasi, dilakukan pengamatan dan
Crane, Head Truck dan Forklift pengukuran langsung di lapangan.

3
Pengukuran waktu bongkar muat untuk Pemikiran yang seksama diperlukan
container crane dilakukan sebanyak 60 bagi bagian perencanaan mengambil
kali pengamatan sedangkan untuk keputusan, jalan keluar yang terbaik
rubber tyred gantry sebanyak 100 dalam menciptakan penggunaan kapital
pengamatan. dan sumber daya terbaik yang tersedia di
Terminal Petikemas Surabaya.
Tabel 1 Waktu operasi bongkar muat
Kegiatan Rata- Allowance Total Waktu Tabel 5 Perencanaan Kapal danDermaga
rata Keseluruhan
CC Muat 99.8 1,4 5987.01 Rekomendasi
Kondisi Existing
CC Bongkr 78.8 1,4 4729.09 Perbaikan
RTG Muat 107.1 1,4 10705.90 Bagian perencanaan
hendaknya selalu rutin
RTG Bongk 92.1 1,4 9211.08 berkoordinasi dan
memonitor
- Gerakan yang tidak
perkembangan melalui
efisien saat penempatan
sistem informasi
petikemas ke kapal.
4.4 Allowance Sehingga saat ini
komputer
Allowance untuk kegiatan bongkar-muat Menempatkan pengawas
perusahaan hanya
operasi yang mempunyai
ini ditentukan berdasarkan pertimbangan mampu melayani 23
wewenang dan tugas
box per jam.
mandor yaitu sebesar 14% untuk melakukan kontrol
terhadap kinerja
container crane dan
4.9 Perhitungan Waktu Standart kedisiplinan operator.
Setelah diketahui performance Bagian perencanaan Untuk memaksimalkan
kapal dalam rencana urutan pemuatan
rating dari pekerja dan persentase menentukan urutan petikemas ke kapal
kelonggaran (Allowance) maka dapat pemuatan petikemas hendaknya pihak
dihitung waktu normal dan waktu hanya berdasarkan pelayaran juga
berat dan tujuan menyerahkan ship profile
standar. Dengan perhitungan waktu petikemas. dan ship particular.
standart untuk masing-masing kegiatan
bongkar muat didapatkan pada Tabel 3 Tabel 6 Perencanaan Lapangan
Kondisi Existing Rekomendasi Perbaikan
berikut - Sering terlihat pada - Menempatkan pengawas
proses muat, chasis truck operasi yang mempunyai
Tabel 3 Tabel Perhitungan waktu tandart harus menunggu karena wewenang dan tugas untuk
RTG harus mencari melakukan kontrol dan
Kegiatan Waktu PR WN All WS OS dahulu petikemas yang memberitahukan informasi
CC Muat 99.78 100% 99.78 0.14 113.75 31.6 akan diangkut dan kepada pihak perencana.
CC kadangkala pada blok Pengawas tersebut juga
78.82 100% 78.82 0.14 89.85 40
bongkar yang dimaksud tidak harus mengatur sirkulasi
RTG 107.06 100% 107.1 0.14 122.04 29 terdapat petikemas yang truck.
Muat dimaksud.
RTG 92.11 100% 92.11 0.14 105 34 - Pada proses bongkar, - Perlu pengaturan jadwal
bongk kedatangan chassis truck antara truk dari luar
bersamaan dengan truk dengan kedatangan chassis
dari luar yang ingin truck shg pelayanannya
5. ANALISA DAN INTERPRETASI mengambil petikemas tidak bersamaan.
Analisa dan interpretasi meliputi import sehingga - Mengalokasikan RTG
menyebabkan chassis yang lebih banyak untuk
analisa Produktivitas dan analisa truck ataupun truk luar melayani proses bongkar
Perencanaan, operator alat, alat harus menunggu karena untuk
Container Crane dan Rubber Tyred beberapa saat. Kejadian memperlancar kegiatan
seperti ini akan bongkar muat dimana
Gantry serta rekomendasi perbaikan berdampak pada dapat meningkatkan
produktivitas produktivitas perusahaan.
Pada bagian perencanaan Penempatan petikemas Untuk petikemas
pada blok tertentu eksport akan lebih baik
diuraikan secara seksama mengenai kurang efisien jika dipilah-pilah
pelaksanaan kegiatan bongkar muat menurut beratnya.
Untuk memudahkan
secara keseluruhan dimulai dengan pencarian petikemas
perencanaan kapal sandar, perencanaan hendaknya menerapkan
di dermaga dan perencanaan lapangan atau mengadopsi sistem
RFID.
penumpukkan yang saling berhubungan.
5.2 Analisa Operator

4
a. Container Crane ataupun bongkar tidak dapat memenuhi
Penekanan pada faktor manusia target dari perusahaan.
sebagai unsur penentu untuk kenaikan
produktivitas Container Crane dalam Tabel 9 Rekomendasi Perbaikan RTG
kondisi tertentu haruslah mendapatkan Kondisi Existing
Rekomendasi
prioritas yang lebih tinggi dibandingkan perbaikan
faktor-faktor teknis. Kurangnya alokasi Dengan melihat jam
RTG pada lapangan operasi RTG yang
penumpukkan begitu tinggi, maka
Tabel 7 Rekomendasi Perbaikan CC menyebabkan dilakukan perawatan
Rekomendasi terdapat antrian pada rutin Untuk menjaga
Kondisi Existing
perbaikan blok tertentu karena kinerja dari container
Sejauh ini kondisi Untuk menjaga kinerja RTG tidak hanya crane maka
container crane dari container crane melayani bongkar diperlukan perawatan
cukup baik. Kondisi maka diperlukan muat tetapi juga yang rutin.
container crane akan perawatan yang rutin. petikemas import Pengoptimalan kerja
berjalan optimal, jika Untuk menghindari yang akan keluar dari RTG dengan
didukung oleh kerusakan pada gate. membagi yang
keahlian operator container crane melayani petikemas
yang optimal. dikarenakan jam import untuk keluar
operasinya yang tinggi dan pengangkatan
maka setiap ganti shift petikemas eksport
operator hendaknya kedermaga.
mereview tentang
kondisi alat sewaktu
dipergunakan. Sehingga
dapat diatasi segera Tabel 10 Waktu Standar RTG
mengingat container OPERATOR WAKTU
crane adalah alat STANDART
bongkar muat yang Rubber Tyred Gantry 105 detik
utama. Dan juga sebelum kegiatan bongkar
kerja shift III ke shift I Rubber Tyred Gantry 122 detik
dilakukan pengecekan kegiatan muat
kondisi alat oleh bagian
maintenance.

Tabel 8 Waktu Standar CC 6. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan dan saran dari
OPERATOR WAKTU
keseluruhan pelaksanaan penelitian ini
STANDART
Container Crane 89.85 detik adalah sebagai berikut.
kegiatan bongkar 6.1 Kesimpulan
Container Crane 113.8 detik 1. Waktu standart container crane
kegiatan muat kegiatan muat sebesar 113.8 detik
dengan output standar adalah
Hasil waktu standart tersebut sebesar 31.6 32 petikemas/jam.
dibandingkan dengan target yang 2. Waktu standart container crane
ditetapkan perusahaan adalah 40 kegiatan bongkar sebesar 89.85
petikemas/jam. Didapatkan bahwa untuk detik dengan output standar adalah
kegiatan bongkar dapat memenuhi target sebesar 40 petikemas/jam.
yang ditetapkan. 3. Waktu standart rubber tyred gantry
kegiatan muat sebesar 122 detik
b. Rubber Tyred Gantry dengan output standar adalah
Hasil waktu standart tersebut sebesar 29 petikemas/jam.
dibandingkan dengan target yang 4. Waktu standart rubber tyred gantry
ditetapkan perusahaan adalah 40 kegiatan bongkar sebesar 105 detik
petikemas/jam. Didapatkan untuk dengan output standar adalah
operator RTG baik untuk kegiatan muat sebesar 34 petikemas/jam.

5
5. Rekomendasi perbaikan pada bongkar muat dari perusahaan
perencanaan kapal dan dermaga meningkat.
adalah bagian perencanaan 2. Diharapkan penelitian berikutnya
hendaknya selalu rutin dapat membahas mengenai apa yang
berkoordinasi dan memonitor belum dapat diwujudkan dari
perkembangan dengan pihak penelitian yang telah dilakukan.
lapangan, selalu meng-up date
kegiatan perencanaan kapal melalui DAFTAR PUSTAKA
sistem informasi komputer yaitu 1. Branch, A.E (1977). The Element of
berthing windows, menempatkan Shipping , Chapman and Hall,
pengawas operasi, pihak pelayaran London.
hendaknya menyerahkan ship 2. Dowd, T.J dan Leschine, T.M (2005).
profile dan ship particular pada A Perspective Container
pihak perencanaan. Terminal Productivity, Port
6. Rekomendasi perbaikan pada Transportation Management.
perencanaan lapangan 3. Stenvert, R dan Penfold, A (2004).
penumpukkan yaitu menempatkan Marketing of Container
pengawas operasi pada lapangan Terminals. Janggerprint.
penumpukkan, perlu adanya 4. Sumanth, David J (1985).
pengaturan jadwal antara truk dari Production Engineering and
luar dengan kedatangan chassis Management. McGraw-Hill
truck sehingga pelayanannya tidak Book Company. New York.
bersamaan, penempatan petikemas 5. Walter (1992). Introduction to
dibagi dalam 2 blok yang Container System.
bersebelahan agar dapat dilayani Janggerprint.
oleh 2 RTG untuk petikemas satu 6. Wignjosoebroto, S. 1995. Ergonomi,
kapal yang menempati lebih dari 1/3 Study gerak dan waktu. Prima
blok, menerapkan atau mengadopsi Printing. Surabaya.
sistem RFID seperti Singapura.
7. Rekomendasi perbaikan pada
container crane yaitu diperlukan
perawatan yang rutin untuk
menghindari kerusakan pada
container crane dikarenakan jam
operasinya yang tinggi.
8. Rekomendasi perbaikan untuk
Rubber Tyred Gantry yaitu
dilakukan perawatan rutin,
pengoptimalan kerja RTG dengan
membagi yang melayani petikemas
import untuk keluar dan
pengangkatan petikemas eksport
kedermaga, setiap ganti shift
operator hendaknya mereview
tentang kondisi alat.

6.2 Saran
1. Perusahaan perlu melakukan
tindakan perbaikan seperti yang
telah diusulkan sehingga dapat
meningkatkan kecepatan kegiatan
bongkar muat dan produktivitas

Anda mungkin juga menyukai