Daster Pengaharum Ruangan
Daster Pengaharum Ruangan
Pengaharum Ruangan
Pengharum ruangan adalah produk-produk konsumen yang mengurangi
bau yang tidak menyenangkan di ruangan tertutup. Bentuk pengharum ruangan di
pasaran ada beberapa jenis antara lain, padat, cair, semprot, dan gel. Saat ini,
pengharum ruangan berbentuk gel sedang banyak dikembangkan karena memiliki
beberapa kelebihan seperti tidak tumpah, lebih lama mengikat wangi, mudah
dalam pemakaian, bersifat elastis, dan bisa dikreasikan bentuknya. Bentuk gel
membuat pelepasan zat volatile pada parfum semakin lambat Bahan pewangi
yang digunakan pada pengharum ruangan dibagi menjadi dua jenis yaitu, pewangi
sintetik dan pewangi alami. Pewangi sintetik memiliki wangi yang lebih
tajam,sedangkan pewangi alami memiliki wangi yang lebih lembut sehingga lebih
nyaman digunakan. Penggunaan pewangi sintetik yang terlalu tajam dapat
menimbulkan rasa pusing dan kurang nyaman (Sinurat, 2009).
Bentuk pengharum ruangan di pasaran ada beberapa jenis antara lain padat
(digunakan untuk lemari dan toilet), cair, semprot dan gel. Pengharum berbentuk
gel biasanya diletakkan dengan cara digantung atau diletakkan di suatu tempat.
Bahan dasar pengharum ruangan ada dua jenis yaitu air dan minyak. Biasanya
pengharum yang menggunakan bahan minyak di buat dalam bentuk padat dan
cair, sedangkan pengharum berbahan dasar air memiliki kestabilan aroma yang
relatif singkat, namun mudah terurai sehingga aman terhadap lingkungan. Bentuk
pengharum berbahan dasar air dibuat dalam bentuk gel sedangkan bentuk semprot
biasanya menggunakan isobutena, n-butana, propana atau campurannya (Cohen et
al. 2007 dalam Sinurat et al. 2009).
Tiga tipe pengharum berasal dari pertimbangan bahwa aroma penutup atau
pelindung mempunyai bau yang lebih lembut, kadang-kadang membuat inaktif
atau bersifat membius syaraf olfaktori, menurunkan sensitifitas terhadap bau tidak
enak, dan bereaksi jika berpasangan dengan bau tidak enak yang spesifik untuk
melemahkan gabungan pengharum dan intensitas bau. Sebagian besar parfum
yang digunakan dalam praktek adalah parfum kategori pertama. Sebagian kecil
seperti formaldehid, asetaldehid dan sebagainya ditemukan dalam kategori kedua.
Grup ketiga dibatasi oleh spesifikasi keaktifan parfum itu sendiri dan terbatas juga
dalam jumlahnya (Rahmaisni, 2011)
Di pasaran terdapat dua jenis zat pewangi, yakni yang berbahan dasar air
dan berbahan dasar minyak. Pewangi berbahan dasar air umumnya memiliki
kestabilan aroma (wangi) relatif singkat (sekitar3-5 jam). Pewangi berbahan dasar
air relatif lebih aman bagikesehatan dibandingkan pewangi berbahan dasar
minyak. Namun,pewangi berbahan dasar minyak lebih tahan lama sehingga harga
jualnya bisa lebih mahal. Pewangi jenis ini biasanya menggunakan beberapa
bahan pelarut atau cairan pembawa, di antaranya isoparafin, diethyl phtalate atau
campurannya (Rahmaisni, 2011)
Daftar pustaka
Adrianus, O.W. 2015. Perancangan Proses Pembuatan Gel Pegharum Ruangan
Berbasis Campuran Semirefined Carrageenan dan Glukomana. Skripsi.
Bogor:IPB.
Herman SJ. 2002. Fragrance Applications: A survival Guide.Allured. Journal
Carol Steam II. 315-319
Cohen, L., Manion, L. & Morrison, K. 2007. Research Methods in Education 6th
edn. London: Routledge.
Mozes S.Y. Radiena. 2014. Pengolahan Rumput Laut (Eucheuma sp) menjadi
Produk Pengharum Ruangan Aromaterapi. Jurnal Majalah Biam. 10(1):
31-36.
Rahmaisni A. 2011. Aplikasi minyak atsiri pada produk gel pengharum ruangan
anti serangga [skripsi]. Bogor : Program Sarjana Fakultas Teknologi
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Sinurat. 2009. Pengaruh campuran semi refined carrageenan (src) dan locust bean
gum (lbg) terhadap sifat fisik dan sensori gel pengarum ruangan. Jurnal
Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan. 4 (1). 13-20.