Anda di halaman 1dari 6

TARA KALOR MEKANIK

Dian Angreani, Agung Triutomo, Bertha Tandi, Eva Erviana

Pendidikan Biologi ICP FMIPA UNM 2014 kelas ICP B


Abstrak
Telah dilakukan kegiatan praktikum dengan judul " tara kalor mekanik". kegiatan ini
bertujuan dua tujuan yang ini dicapai yaitu yang pertama untuk memahami prinsip kesetaraan
(ekuivalensi) energi panas dan energi mekanis dan kedua untuk menentukan nilai kesetaraan
energi panas dan energi mekanis.Pengamatan dimulai dengan menghitung massa gelas kosong lalu
setelah itu menghitung massa gelas yang telah berisi air dan juga pengaduk, hasil selisih dari
keduanya akan dijadikan sebagai massa air. Kemudian setelah itu merangkai arus tegangan DC
dengan tegangan 0-50 voltmeter serta arus listrik sebesar 0-5 A. Rangkaian tersebut selanjutnya
akan dihubungkan kalorimeter joule lengkap yang akan menghitung lamanya waktu yang
digunakan untuk menaikkan suhu dari 35 derajat celcius hingga 45 derajat celcius. setelah alat
terangkai maka kan diamati penunjukkan skala pada ampemeter dan voltmeter saat kenaikan suhu
berlangsung.Hasil pengamatan akan diketahui bahwa akan terjadi perubahan energi yakni listrik
dapat berubah menjadi kalor.

Kata Kunci: Kalor, Energi Panas, Energi Mekanik, Kesetaraan, Arus tegangan

RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan kalor?
2. Apakah Prinsip yang digunakan pada percobaan tara kalor mekanik?
3. Bagaimana cara menentukan nilai kesetaraan energy panas dan energy
mekanik?

TUJUAN
1. Memahami prinsip kesetaraan (ekuivalensi) energi panas dan energi
mekanis
2. Menentukan nilai kesetaraan energi panas dan energi mekanis.
MITEDOLOGI EXPERIMENT
Hukum pertama termodinamika merupakan pernyataan hukum
kekekalan energi. Hukum ini menggambarkan hasil banyak eksperimen yang
menghubungkan usaha yang dilakukan pada sistem, panas yang ditambahkan atau
dikurangkan dari sistem, dan energi internal sistem. Dari definisi awal kalori, kita
tahu bahwa dibutuhkan energi sebesar 1 kalori untuk menaikkan temperatur 1 g
air menjadi 10C. Akan tetapi kita juga dapat menaikkan temperatur air atau sistem
lain apapun dengan melakukan usaha padanya tanpa menambahkan sedikit pun
panas dari luar..

Termometer

kalorimeter
Joule + Elemen

V
VS
+
A _

Gambar 7.1. Perangkat percobaan Joule

Gambar. 7.1 di atas menunjukkan diagram skematis modifikasi dari perangkat


Joule yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah usaha yang ekivalen dengan
sejumlah panas tertentu, yaitu, jumlah usaha yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperatur satu gram air dengan satu Celcius derajat.

Air dalam kalorimeter pada Gambar tertutup dalam dinding insulasi agar
temperatur system tidak dapat dipengaruhi oleh panas yang masuk atau keluar darinya.
Dengan pemberian beda potensial VS pada ujung-ujung kumparan dalam kalorimeter,
arus listrik akan mengalir melalui amperemeter dan beda potensial akan timbul pada
ujung-ujung kumparan yang akan menghasilkan usaha listrik pada sistem untuk
memanaskan air. Usaha ini dikenal sebagai kalor joule, yang dapat dinyatakan sebagai,

W V I t [8.1]
di mana V adalah beda potensial ujung-ujung elemen, I adalah arus listrik dalam
rangkaian, dan t adalah waktu pengaliran arus ke sistem. Energi panas yang dilepaskan
oleh elemen listrik tersebut akan diterima oleh air dan kalorimeter sehingga temperatur
system menjadi meningkat (pengecualian terjadi perubahan fase).

Besar energi panas Q yang dibutuhkan oleh air untuk menaikkan temperaturnya
sebanding dengan perubahan temperatur T dan massa m, yaitu:

Q m c T [8.2]

dimana c adalah panas jenis air.

Hasil eksperimen Joule dan eksperimen-eksperimen sesudahnya adalah bahwa


dibutuhkan 4,18 satuan usaha mekanis atau listrik (joule) untuk meningkatkan temperatur
1 g air dengan 1 0C, atau 4,18 J energi mekanis atau listrik adalah ekuivalen dengan 1 kal
energi panas.

ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Power supply Dc Variabel
2. amperemeter 0-5 A DC
3. Volmeter 0-50 V DC
4. kalorimeter
5. stopwatch
6. Neraca 311g
7. kabel Connector
B. Bahan
1. Air
IDENTIFIKASI VARIABEL
1. Waktu
2. Suhu
3. Tegangan
4. Arus Kuat
5. Massa
6. Tegangan

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL


1. Waktu: waktu yang diperlukan untuk melakukan upaya
2. Suhu: Suhu yang digunakan pada uji coba
3. Volume: banyak mengairi massa atau objek
4. Kuat saat ini: dengan jumlah saat ini yang digunakan untuk menaikkan suhu
5. Massa : massa yang digunakan pada uji coba
6. Tegangan : beda potensial yang digunakan pada uji coba

PROSEDUR KERJA
1. Rakitlah skema percobaan seperti gambar 7.1 di atas.
2. Jangan nyalakan Power Supply sebelum memastikan bahwa polaritas dan
batas pengukuran dari sumber dan cara mengukur arus dan tegangan dengan
benar.
3. Ukur Massa kalorimeter kosong + pengaduk.
4. Isi Kalorimeter dengan air hingga setengahnya lalu ukur massanya.
5. Pasang Kalorimeter lengkap pada rangkaian, selanjutnya nyalakan catu daya
dan atur agar arus yang mengalir di 1,8A, catat arus ini dan beda potensial
pada ujung-ujung kumparan.
6. Matikan kembali power supply dengan tidak mengubah posisi
pengatur tegangan.
7. Ukur temperature kalorimeter beserta isinya dan catat sebagai
temperatur awal.
8. Nyalakan power supply bersamaan dengan menjalankan stopwatch
untuk mengukur lama pengaliran arus hingga temperatur system naik
menjadi 10 .
9. Ulangi kegiatan ini hingga tiga kali.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA


Hasil Pengamatan
NST Neraca Ohauss 311 gram = 0.01 gr
NST Voltmeter =1 V
NST Ammeter = 0.1 A
NST Termometer = 1 0C
NST Stopwatch = 0.1 s

Tabel 1.Tabel Hasil Pengamatan

Besaran yang Pengukuran ke-

diukur I II III

Massa kalorimeter
kosong + pengaduk, |61.600 0.005| |61.600 0.005| |61.600 0.005|
m1 (gram)

Massa kalorimeter
|126.150 0.005| |205.125 0.005| |132.075 0.005|
+ air , m2 (gram)

Massa air , m3
|64.55 | |143,53| |70,48|
(gram)

Tegangan,
|7,0 0,5| |7,0 0,5| |7,0 0,5|
V (V)

Kuat arus,
|1,70 0,05| |1,58 0,05| |1,59 0,05|
I (A)

Suhu awal, T0 (0 C) |35,0 0,5| |35,0 0,5| |35,0 0,5|

Suhu akhir, Tf (0 C) |45,0 0,5| |45,0 0,5| |45,0 0,5|

waktu,
|45,4 0,1| |7257,5 0,1| |288,4 0,1|
t (s)
Data Analysis Calculation

DISCUSSION

CONCLUTION :
Kesimpulan

1. Untuk menentukan perpindahan kalor akibat perbedaan suhu dengan


menggunakan hukum kekekalan energi dimana dua zat yang suhunya
berbeda di campurkan sehingga terjadi peertukaran kalor di antara ke dua
zat tersebut sampai kedua zat itu sama.
2. Setiap benda memiliki kalor jenis yang berbeda beda, jadi untuk
menentukan kalor jenis suatu benda di definisikan sebagai jumlah kalor
yang di perlukan untuk menaikkan suhu 1 Kg suatu zat sebesar 1K.
.

REFERENCES

Halliday, David dan Resnick, Robert.1999. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga


(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai