Anda di halaman 1dari 22

INTERNAL CONTROL

Afi Rafidayanti NPM: 1306469273


Esar Juliana NPM: 1306391371
Muhammad Musa Ibrahimi NPM: 1306469393
Nadia Larasati NPM: 1306391320
Octavina Chitra Ananda NPM: 1306469323

1
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah,
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Tugas mata kuliah Akuntansi Pemerintah.

Tugas kuesioner makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas perkuliahan dan
memenuhi komponen penilaian dalam mata kuliah Akuntansi Pemerintah yang
diberikan oleh Bapak Enan HS selaku dosen Akuntansi Pemerintah dan juga untuk
lebih memahami tentang Akuntansi Pemerintah terutama dalam Pengendalian
Internal atas komponen Penilaian Risiko, Informasi & Komunikasi, Aktivitas
Pengendalian dan pemantauan atau suatu Pemda.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Enan HS, selaku dosen
pengajar. Karena beliau yang mengajari dan membimbing kami tentang
Pengendalian Internal atas komponen Penilaian Risiko, Informasi & Komunikasi,
Aktivitas Pengendalian dan pemantauan atau suatu Pemda. Serta rekan - rekan kelas
yang telah memberikan saran dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa tugas rangkuman ini kurang dari kesempurnaan, baik
dari bentuk penyusunan maupun materi di dalamnya. Terima kasih bagi yang
membaca dan meminta maaf apabila ada kekurangan, semoga makalah ini benar -
benar bermanfaat bagi kita semua.

Depok, November 23, 2017

Penulis

i
Statement of Authorship

Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah ini adalah
murni hasil pekerjaan kami. Tidak ada pekerjaan orang lain yang sdigunakan tanpa
menyebutkan sumbernya

Nama/NPM : Afi Rafidayanti


Esar Juliana
Muhammad Musa Ibrahimi
Nadia Larasati
Octavina Chitra Ananda
Mata Ajaran : Akuntansi Pemerintah
Judul Makalah : Internal Control

Depok, November 23, 2017


Hormat Kami

Afi Rafidayanti Esar Juliana M Musa Ibrahimi

1306469273 1306391371 1306469393

Nadia Larasati Octavina Chitra Ananda

1306391320 1306469323

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................ i

Statement of Authorship ........................................................................ ii

Daftar Isi ........................................................................ iii

Bab I

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Tujuan Makalah ........................................................................ 2

Bab II

2.1 Penilaian Risiko ........................................................................ 3

2.2 Informasi dan komunikasi ........................................................................ 7

2.3 Pengendalian Internal ........................................................................ 9

2.4 Pemantauan Pemda ........................................................................ 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi pemerintah merupakan bidang ilmu akuntansi yang saat ini sedang
berkembang sangat pesat. Tuntutan ransparansi dan akuntabilitas publik atas dana -
dana masyarakat yang dikelola pemerintah memunculkan kebutuhan atas
penggunaan akuntansi dalam mencatat dan melaporkan kinerja pemerintahan.
Sebagai salah satu ilmu akuntansi, definisi akuntansi pemerintah tidak akan lepas
dari pemahaman tentang akuntansi itu sendiri. Sedangkan pemerintah, meskipun
terlihat lembaga politik lebih menonjol, aspek ekonomi tidak dapat dikesampingkan.

Akuntansi merupakan proses mengenali, mengukur dan mengkomunikasikan


informasi ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan kebutuhan serta keputusan
yang tepat oleh pengguna akuntansi. Karakteristik akuntansi adalah
pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian juga merupaka informasi
keuangan tentang entitas ekonomi kepada pemakai yang berkepentingan.

Akuntansi pemerintah atau biasa disebut juga Akuntansi Lemabaga Nirlaba


mengkhususkan diri pada masalah pencatatan dan pelaporan transaksi dari unit - unit
pemerintah serta organisasi nirlaba lainnya. Yang perlu diperhatikan dalam bidang ini
adalah sistem akuntansi yang menjamin kecocokan antara pihak manajemen dengan
batasan dan persyaratan lainnya yang digariskan oleh undang - undang, lembaga lain,
atau oleh individu yang menjadi donor.

Berdasarkan tujuan pemakaian, bidang akuntansi dibagi menjadi tiga bagian


yaitu akuntansi komersil, akuntansi sektor publik dan akuntansi sosial. Seperti yang
telah diketahui bahwa data yang ada di akuntansi komersil digunakan untuk
memberikan informasi keuangan kepada manajemen, pemegang saham, kreditor dan
pihak lain yang bersangkutan. Pada akuntansi sektor publik tidak berfokus dalam
mencari laba. Sedangkan pada akuntansi sosial memberikan informasi yang bersifat
makroekonomi.

1
Peraturan yang menjadi dasar antara akuntansi sektor publik dan akuntansi
komersil sudah berbeda, PSAK yang mengatur tentang akuntansi komersil dan SAK
ETAP yang mengatur tentang akuntansi sektor publik atau nirlaba. Akuntansi
pemerintah sendiri memiliki tujuan pokok yaitu, pertanggung jawaban dan
memberikan informasi laporan keuangan yang tepat dan berguna, manajerial yang
handal dan pengawasan agar fungsional berjalan dengan efektif.

Karakteristik organisasi pemerintah pasti berbeda dengan perusahaan


diantaranya, investasi pada aset tidak menghasilkan pendapatan, tidak ada
pengungkapan laba, tidak ada pengungkapan kepemilikan, dan penggunaan
akuntansi dana yang bisa didapat oleh para donatur dan diperuntukan sesuai dengan
yang diinginkan donatur.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara akuntansi komersil dan akuntansi


sektor publik. Namun keduanya memiliki pengendalian internal, hanya
komponennya saja yang berbeda. Komponen pengendalian internal akuntansi sektor
publik atau nirlaba yaitu Penilaian Risiko, Informasi & Komunikasi, Aktivitas
Pengendalian dan pemantauan atau suatu Pemda.

1.2 Tujuan Makalah

1. Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Akuntansi Pemerintah.

2. Makalah ini juga dibuat agar pembaca lebih memahami Pengendalian Internal
yang membahas tentang komponennya yaitu Penilaian Risiko, Informasi &
Komunikasi, Aktivitas Pengendalian dan pemantauan atau suatu Pemda.

3. Membuat kuisioner tentang Penilaian Risiko, Informasi & Komunikasi,


Aktivitas Pengendalian dan pemantauan atau suatu Pemda.

2
BAB II

ISI

2.1 Penilaian Risiko

Menurut PP Nomor 60 Tahun 2008 pasal 3 ayat 1.b., risiko adalah kemungkinan
kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah.

Kriteria Risiko:

1. Sumber acuan penilaian atas signifikansi risiko.

2. Mencakup masalah biaya dan manfaat, peraturan dan hukum, aspek


sosioekonomi dan lingkungan, hal-hal yang menjadi perhatian pemegang saham,
prioritas-prioritas, dan input lainnya terhadap penilaian risiko.

3. Kriteria-kriteria penting yang perlu dipertimbangkan:

a) Macam dampak atau konsekuensi yang akan dipertimbangkan;

b) Bagaimana kemungkinan didefinisikan;

c) Bagaimana menentukan bahwa suatu tingkat risiko memerlukan kegiatan


penanganan/pengendalian.

Sumber Risiko:

1. Sumber Eksternal

a) Peraturan perundangan baru

b) Perkembangan teknologi

c) Bencana alam

d) Gangguan keamanan

3
2. Sumber Internal

a) Keterbatasan dana operasional

b) SDM yang tidak kompeten

c) Peralatan yang tidak memadai

d) Kebijakan dan prosedur yang tidak jelas

e) Suasana kerja yang tidak kondusif

3. Faktor Lain

2.1.1 Pengertian Penilaian Resiko

Penilaian risiko merupakan proses yang dilakukan oleh suatu instansi atau
organisasi dan merupakan bagian yang integral dari proses pengelolaan risiko dalam
pengambilan keputusan risiko dengan melakukan tahap identifikasi risiko, analisis
risiko, dan evaluasi risiko. Proses penilaian risiko dilakukan setelah penetapan tujuan
organisasi.

2.1.2 Tujuan Penilaian Resiko

a. Mengidentifikasi dan menguraikan risiko-risiko potensial yang berasal dari


faktor internal maupun faktor eksternal;

b. Memeringkat risiko-risiko yang memerlukan perhatian manajemen instansi


dan yang memerlukan penanganan segera atau tidak memerlukan tindakan
lebih lanjut;

c. Memberikan masukan atau rekomendasi untuk meyakinkan bahwa terdapat


risiko-risiko yang menjadi prioritas paling tinggi untuk dikelola dengan
efektif.

4
2.1.3 Manfaat Penilaian Resiko

a. Membantu pencapaian tujuan IP

b. Kesinambungan pelayanan kepada stakeholders

c. Efisiensi dan efektivitas pelayanan

d. Dasar penyusunan rencana strategis

e. Menghindari pemborosan

2.1.4 Tahapan Penilaian Risiko

a. Penetapan Tujuan
a) Menjelaskan pernyataan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai,
realistis, dan berjangka waktu
b) Mengidentifikasi lingkungan dimana tujuan akan dicapai
c) Menetapkan ruang lingkup dan tujuan penerapan penilaian risiko, kondisi
yang membatasi, dan hasil yang diharapkan
d) Mengidentifikasi berbagai kriteria yang digunakan untuk menganalisis dan
mengevaluasi risiko
e) Menetapkan struktur analisis risiko

b. Identifikasi Risiko
Proses menetapkan apa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana sesuatu
dapat terjadi, sehingga dapat berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan.

c. Analisis Risiko
Analisis risiko adalah proses penilaian terhadap risiko yang telah
teridentifikasi, dalam rangka mengestimasi kemungkinan munculnya dan
besaran dampaknya, untuk menetapkan level atau status risikonya.
Level Risiko = Kemungkinan x Dampak

5
Sangat Kurang Tidak
No Pernyataan Setuju
Setuju Setuju Setuju
1. Anda ikut merasa memiliki perusahaan di tempat Anda
bekerja sekarang, sehingga Anda ikut membantu
perusahaan dengan memberikan saran demi tercapainya
tujuan perusahaan.
2. Anda mengetahui dan menaati setiap pengendalian intern
yang ada, dalam melakukan tanggung jawab di
perusahaan tempat Anda bekerja.
3. Di perusahaan tempat Anda bekerja, kesadaran mengenai
bahaya kecurangan akuntansi yang mengintai cukup
tinggi.
4. Penilaian resiko terjadinya kecurangan oleh bagian yang
terkait dengan bidang akuntansi dilakukan dari waktu ke
waktu.
5. Di perusahaan tempat Anda bekerja, terjalin komunikasi
yang positif dan kekeluargaan yang erat satu sama lain
untuk saling mengingatkan kesalahan yang terjadi.
6. Di perusahaan tempat Anda bekerja, memiliki suatu
aturan yang tegas terhadap semua pihak yang melakukan
kecurangan akuntansi.
7. Di perusahaan tempat Anda bekerja, pencegahan
terhadap terjadinya kecurangan akuntansi dilakukan
dengan sangat baik.
8. Anda merasa nyaman untuk bekerja di lingkungan
perusahaan tempat Anda bekerja saat ini.

2.2 Informasi & Komunikasi

Informasi dan komunikasi dalam pengendalian interen berpengaruh pada


kemampuan manajemen untuk membuat keputusan tepat dalam pengendalian aktivitas
entitas dan penyiapan laporan keuangan yang andal. Lingkup informasi meliputi kualitas
informasi, ketersediaan informasi, updating informasi, dan pemeliharaan data.
Sedangkan lingkup komunikasi meliputi garis komando dan wewenang, tugas dan
tanggung jawab karyawan serta mekanisme penelusuran kewajaran transaksi.

6
2.2.1 Kuisioner

No. Pertanyaan S TS
1 Apakah sistem akuntansi tang dilakukan perusahaan bekerja telah
mencakup :
1. Formulir dengan nomor urut tercetak
2. Adanya buku jurnal
3. Adanya buku besar dan buku pembantu
4. Adanya klasifikasi rekening (bedasarkan kode rekening)
5. Adanya laporan keuangan
2 Apakah perusahaan bekerja terdapat diagram arus (flow chart)
mengenai transaksi penerimaan kas
3 Apakah terdapat panduan atau pedoman mengenai pengelolaan kas,
khususnya penerimaan kas
4 Apakah perusahaan menyiapkan laporan keuangan, termasuk
laporan keuangan triwulan dengan akurat dan tepat waktu?
5 Apakah laporan realisasi anggaran cukup memberikan informasi
kepada manajemen, khususnya mengenai penyimpangan dan
fluktuasi pendapatan dan biaya?
6 Apakah terdapat analisa dan pembahasan mengenai penyimpangan
dalam laporan realisasi anggaran tersebut?
7 Apakah dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya, komisaris
dan direksi didukung oleh informasi yang memadai dan tepat
waktu?
8 Apakah perusahaan mempunyai prosedur khusus untuk menyusun
dan memodifikasi sistem akuntansi dan pengendalian?
9 Apakah para manajer dilibatkan dalam penyusunan atau
penyempurnaan sistem informasi sesuai dengan perencanaan
strategis perusahaan?
10 Apakah program aplikasi dan data telah diback up secara teratur?
11 Apakah terdapat disaster recovery plan untuk infrastruktur
Teknologi Informasi?
12 Apakah disaster recovery plan tersebut diuji secara periodik

7
sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 tahun?
13 Apakah disaster recovery plan tersebut selalu diperbarui jika
terdapat perubahan kondisi?
14 Apakah karyawan memperoleh uraian tugas dan petunjuk
pelaksanaan tugas secara tertulis tentang tugas yang harus
dikerjakannya?
15 Apakah garis birokrasi dalam perusahaan telah ditentukan dan
dikomunikasikan dengan jelas?
16 Apakah perusahaan menyelenggarakan pelatihan untuk para
karyawan baru / posisi baru tersebut yang menjelaskan tentang
ruang lingkup dan tanggung jawab pekerjaannya?
17 Apakah perusahaan mempunyai suatu mekanisme untuk
mengetahui atau menelusuri ketidakwajaran transaksi yang terjadi
di dalam perusahaan?

2.3 Aktivitas Pengendalian

2.3.1 Aktivitas pengendalian terdiri dari beberapa aktivitas sebagai berikut :

a. Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah Jajaran


Pimpinan instansi pemerintah hrs melakukan reviu atas pencapaian kinerja
utama instansi yg dipimpinnya. Implementasi reviu kinerja dilakukan melalui.
Perbandingan capaian dgn tolok ukur secara periodik; Terkait dgn penilaian
efektivitas dan efisiensi, Instansi menyampaikan laporan kinerja triwulanan,
Evaluasi dilakukan secara tahunan (LAKIP) , Di tkt kegiatan, pimpinan terkait
melakukan reviu laporan kinerja, analisis tendensi, mengukur hasil, bandingkan
target, anggaran, ptakiraan, serta kinerja periode sebelumnya.

b. Pembinaan Sumber Daya Manusia


Dengan mengacu kepada renstra instansi hrs mempunyai strategi
manajemen SDM secara keseluruhan dan terpadu . Strategi manajemen SDM

8
meliputi Kebijakan SDM; Program dan praktek panduan organisasi dan strategi
memungkinkan dilakukannya identifikasi kebutuhan SDM, termasuk
kompetensi yang dibutuhkan.

c. Pengendalian Pengelolaan Sistem


Informasi Perkembangan teknologi informasi memudahkan instansi
pemerintah melaksanakan tupoksinya, karena adanya keakuratan dan ketepatan
waktu pengambilan keputusan dgn bantuan informasi berbasis komputerisasi .
Namun karena risiko inherent dalam sistem ini, maka harus dikembangkan
pengendalian atas pengelolaan sistem informasi, melalui:
a) Pengamanan sistem informasi melalui pengendalian akses;
b) Pemisahan tugas dan fungsi otorisasi, pencatat, dan penyimpan;
c) Adanya contingency plan

d. Pengendalian Fisik atas Aset


Adanya rencana identifikasi, kebijakan dan prosedur pengamanan fisik aset
yg rawan terhadap pencurian, kerusakan atau illegal usage.
Kegiatannya berupa:
a) Dibangun rencana identifikasi dan perlindungan aset penting
b) Aset rawan diamankan secara fisik & akses dikendalikan
c) Adanya penghitungan fisik secara periodik.

e. Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting


Seluruh transaksi dan kejadian penting hrs diotorisasi pejabat berwenang.
Otorisator menandai baik keabsahan dokumen maupun keterkaitannya dengan
hak & kewajiban instansi. Instansi pemerintah hrs membangun kegiatan
pengendalian yg memberikan keyakinan memadai bahwa hanya
transaksi/kejadian yg sah yg dikerjakan sesuai keputusan / arahan pimpinan
Penetapan & Reviu Indikator & Ukuran Kinerja yaitu Tuntutan peningkatan
kinerja organisasi hrs dipenuhi oleh sinkronisasi pencapaian kinerja individu
dan unit kerja, yg mencakup:
a) Penetapan indikator dan ukuran kinerja tingkat instansi
b) Penetapan indikator dan ukuran kinerja unit kerja dan pegawai
c) Reviu indikator dan ukuran kinerja

f. Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu

9
Diperlukan buku2 untuk mencatat transaksi, dan ada aturan mengenai
pelaporan Seluruh transaksi harus dicatat dan dilaporkan tepat waktu
Pengendalian untuk mendeteksi ketepatan waktu pencatatan adalah melalui
pengecekan lapangan mendadak oleh pihak independen.
g. Pembatasan Akses atas Sumber Daya
Sumber daya dan pencatatan yg dimiliki instansi pemerintah adalah aset
berharga pencapaian tujuan Pimpinan hrs mengembangkan kebijakan dan
prosedur yg memastikan sumber daya dan pencatatan telah digunakan dengan
semestinya Pembatasan atas akses sumber daya diatur dlm Per menkeu No
171/PMK.05.2007
Yang mengatur Sistem Akuntansi dan Pelaporan keuangan Pemerintah
Pusat SIMAK BMN dikelola oleh unit akuntansi BMN yg terdiri dari
Penanggung Jawab dan 2 staf untuk tugas administrasi dan verifikasi
pembatasan akses direviu dan diperbaharui minimal 5 tahun dengan
pertimbangan faktor nilai aset, fleksibilitas untuk dibawa/dipertukarkan.

h. Akuntabilitas terhadap Sumber Daya


Pimpinan menugaskan pegawai yang bertanggung jawab terhadap
penyimpanan sumber daya dan pencatatannya, serta melakukan reviu secara
berkala Pertanggungjawaban atas penyimpanan, penggunaan dan pencatatan
sumber daya ditugaskan kpd pegawai khusus Pembandingan antara sumberdaya
dan pencatatannya dilakukan periodik. Bila ada selisih dilakukan pengujian
Adanya rekonsiliasi internal antara UAKPB dgn UAKPA. Ada rekonsiliasi dgn
KPKNL setiap semester.

i. Dokumentasi atas Sistem Pengendalian Intern


Adanya dokumen tertulis atas SPI untuk semua transaksi/kejadian penting
dan selalu tersedia bilaman dilakukan pengujian:
a) Dokumentasi mencakup identifikasi atas fungsi & tujuan serta kegiatan
pengendalian
b) Dokumentasi meliputi uraian dan cakupan sistem informasi otomatis,
pengumpulan dan pengolahan data, pengendalian umum & aplikasi
c) Dokumentasi hrs lengkap & akurat serta memudahkan penelusuran sejak
awal otorisasi s/d selesai

10
d) Dokumentasi dlm bentuk keras & lunak u/ tujuan pengendalian, evaluasi
dan analisis operasi
e) Semua dokumentasi & catatan dikelola secara memadai dipelihara dan
dimutakhirkan berkala

2.3.2 Kuesioner

TIDAK
NO SETUJU
SETUJU
1 Di kegiatan, pimpinan terkait melakukan
reviu laporan kinerja, analisis tendensi,
mengukur hasil, bandingkan target, -
anggaran, ptakiraan, serta kinerja periode
sebelumnya
2 Dengan mengacu kepada renstra instansi
hrs mempunyai strategi manajemen SDM -
secara keseluruhan dan terpadu
3 Strategi manajemen SDM meliputi
Kebijakan SDM tanpa perlu Program dan -
praktek panduan organisasi
4 Adanya rencana identifikasi, kebijakan
dan prosedur pengamanan fisik aset yg -
rawan pencurian
5 Instansi pemerintah hrs membangun
kegiatan pengendalian yang memberikan
keyakinan memadai bahwa hanya -
transaksi/kejadian yang sah yang
dikerjakan sesuai kesadaran individu
6 Seluruh transaksi dan kejadian penting
-
hrs diotorisasi pejabat berwenang
7 Pengendalian untuk mendeteksi ketepatan -
waktu pencatatan adalah melalui

11
pengecekan lapangan mendadak oleh
pihak independen
8 Seluruh transaksi hrs dicatat dan
-
dilaporkan diakhir periode
9 Yg mengatur Sistem Akuntansi dan
-
Pelaporan keuangan Pemerintah Pusat
10 Pertanggungjawaban atas penyimpanan,
penggunaan dan pencatatan sumber daya
-
ditugaskan kepada pegawai yang
menggunakan sumber daya
11 Pembandingan antara sumberdaya dan
pencatatannya dilakukan periodik. Bila -
ada selisih dilakukan pengujian

2.4 Pemantauan atau Suatu Pemda

Pemantauan adalah suatu proses menilai kualitas kinerja pengendalian intern dalam
suatu periode tertentu. Ini mencakup penilaian desain, operasi pengendalian dan
melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan. Pemantauan juga memastikan apakah
SPI pada suatu instansi pemerintah telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan
perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan sesuai dengan perkembangan.

Alasan mengapa perlu dilakukan pemantauan pengendalian intern adalah


Pengendalian dan Lingkungan yang Berubah yaitu seperti Pergantian Pegawai,
Ketersediaan Sumber Daya , Prioritas, teknologi, dan akuntansi dan pelaporan. Pihak
yang bertanggungjawab atas pemantauan pengendalian intern yaitu, staf mengenai
pelaksanaan tugas, supervisor mengenai tugas, fungsi dan pelaksanan staff dibawahnya,
manajemen menengah mengenai pengandalian internal dalam unit yang dipimpinnya
dan pimpinan pencapaian tujuan organisasi

Sedangkan fokus kegiatan yang dilaksanakan adalah tujuan Instansi apakah tercapai
atau tidak, kegiatan pengendalian apakah efektif atau tidak, lingkungan pengendalian

12
perilaku, kompetensi, filosofi manajemen, komunikasi pelaporan serta risiko dan
kesempatan apakah ada perubahan. Konsep subunit pemantauan pengendalian intern
yaitu pemantauan berkelanjutan (on going monitoring) , evaluasi terpisah (seperate
evaluation), dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.

Pemantauan pengendalian intern yaitu mencakup :

1. Pimpinan Instansi Pemerintah memiliki strategi untuk memastikan bahwa


monitoring yang sedang berjalan efektif dan melaksanakan evaluasi terpisah bila
terjadi keadaan kritis.

2. Dalam kegiatan rutin, terdapat informasi yang menggambarkan apakah


pengendalian intern berfungsi dengan baik.

3. Komunikasi dengan pihak luar dikonfirmasikan dengan data intern yang dimiliki
oleh organisasi.

4. Struktur organisasi yang sesuai kebutuhan, dan adanya supervisi untuk


mengawasi fungsi pengendalian intern.
5. Adanya pembandingan data yang dicatat dengan fisiknya secara periodik

Evaluasi terpisah mencakup hal dibawah ini yaitu :


1. Ruang lingkup dan frekuensi evaluasi yang terpisah terhadap pengendalian
internal IP sudah memadai
2. Metode evaluasi pengendalian intern IP harus logis dan memadai
3. Bila evaluasi terpisah dilakukan oleh auditor internal (Inspektorat Jendral) harus
dilaksanakan oleh sumberdaya yang memiliki kemampuan yang memadai dan
independen
4. Kelemahan yang ditemukan selama evaluasi terpisah segera diatasi

Penyelesaian Audit dan Reviu lainya mencakup :

1. IP memiliki mekanisme untuk memastikan adanya penyelesaian atas temuan hasil


audit dan reviu lainnya dengan segera

13
2. Pimpinan instansi pemerintah tanggap atas temuan-temuan dan rekomendasi audit
dan reviu lainnya yang bertujuan memperkuat pengendalian intern.

3. IP menindaklanjuti temuan dan rekomendasi audit dan reviu lainnya dengan tepat

Terdapat faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemantauan pengendalian intern


yaitu Tone at the top , Struktur Organisasi yg efektif , dan Pemahaman dasar perlunya
Pemantauan yg efektif. Faktor kedua yaitu desain dan pelaksanaan yaitu
Memprioritaskan risiko Identifikasi pengendalian, Identifikasi infomasi tentang
efektivitas pengendalian, Menerapkan prosedur monitoring. Faktor selanjutnya adalah
penilaian dan laporan yang mencakup Prioritaskan temuan, laporkan hasil pada tingkat
yang sesuai tindak lanjut.

Terdapat beberapa bentuk penyimpangan yang terjadi yaitu pertama control


defficiency yaitu yang terjadi bila disain atau pelaksanaan dari suatu pengendalian tidak
memungkinkan manajemen atau pegawai, dalam kondisi normal untuk melaksanakan
tugas dan fungsinya, untuk mencegah atau mendeteksi secara kontinu hal hal yang
tidak sesuai peraturan dengan peraturan yang berlaku.

Penyimpangan kedua adalah dignificant defficiency yaitu suatu kelemahan


pengendalian atau gabungan dari beberapa kelemahan pengendalian, yang
mempengaruhi kemampuan instansi untuk melaksanakan kegiatannya dalam melakukan
inisiasi, otorisasi, pencatatan, pemrosesan atau pelaporan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dimana hal tersebut mengakibatkan risiko tidak terdeteksinya atau tercegahnya
terjadinya penyimpangan yang lebih buruk.

Ketiga adalah material weakness yaitu suatu significant deficiency, atau


kombinasinya, yang mengakibatkan kesalahan yang sifatnya material dari pelaksanaan
suatu kegiatan yang tidak terdeteksi maupun tercegah.

Implementasi pemantauan berkelanjutan yaitu Pemantauan berkelanjutan menyatu


dengan kegiatan operasional organisasi terdiri dari teknik Kegiatan supervisi , Membuat

14
rekonsiliasi saling uji. Implementasi dari evaluasi terpisah yaitu Tujuannya untuk
mengevaluasi pengendalian secara periodik dan tidak menyatu dengan kegiatan sehari-
hari organisasi semakin efektif pemantauan berkelanjutan, semakin rendah dilakukannya
evaluasi terpisah frekuensinya disesuaikan dengan risiko.

Prosedur pemantauan yang efektif adalah informasi yang diperoleh dari penilaian
risiko (probabilitas dan dampak dari setiap risiko) mempengaruhi ruang lingkup
pemantauan. Faktor yang mempengaruhi ruang lingkup pemantauan adalah Ukuran dan
Kompleksitas Organisasi Sifat Operasi Organisasi, Tujuan Pemantauan, Pentingnya
Pengendalian untuk Mencapai Tujuan Organisasi.

2.4.1 Kuesioner

TIDAK
NO SETUJU
SETUJU
1 Proses pemantauan mencakup penilaian
desain dan operasi pengendalian tanpa -
melakukan tindakan perbaikan.
2 Fokus kegiatan dalam lingkungan
pengendalian pengendalian yaitu perilaku , -
kompetensi dan filosofi manajemen.
3 Manajemen menengah hanya bertanggung
-
jawab terhadap unit yang di pimpinya
4 Konsep subunit pemantuan pengendalian
intern yaitu on-going monitoring dan -
seperate evaluation
5 Kelemahan yang ditemukan selama evaluasi
terpisah akan dikumpulkan dan ada waktu -
untuk mengatasinya
6. Bentuk penyimpangan yang perlu diatasi -
yaitu control deficiency, significant

15
deficiency,dan material weakness
7 Material weakness adalah control defficiency
dan kombinasinya yang mengakibatkan -
kesalahan yang bersifat material
8 Semakin efektif pemantauan berkelanjutan,
semakin rendah dilakukannya evaluasi -
terpisah
9 Pemantauan mempertimbangkan bagaimana
keseluruhan pengendalian intern mengelola
risiko, bukan bagaimana setiap kegiatan -
pengendalian beroperasi dalam sistem
tertutup
10. Menetapkan apa yang harus dipantau
dipengaruhi oleh:
a. Dampak dan probabilitas dari risiko; -
b. Sifat dari pengendalian yang dirancang
untuk mengelola atau memitigasi risiko
11. Sistem pengendalian internal Bersifat
holistik, terintegrasi
Faktor manusia dominan -
Memberikan keyakinan yang memadai
Pendekatan pada tujuan instansi
12 Organisasi tidak harus mempertimbangkan
untuk menggunakan pemantauan -
berkelanjutan
13 Tujuan dari evaluasi terpisah adalah untuk
mengevaluasi pengendalian secara periodik
-
dan tidak menyatu dengan kegiatan sehari-
hari organisasi

16
Bab III

PENUTUP

Penilaian risiko merupakan proses yang dilakukan oleh suatu instansi atau
organisasi dan merupakan bagian yang integral dari proses pengelolaan risiko dalam
pengambilan keputusan risiko dengan melakukan tahap identifikasi risiko, analisis
risiko, dan evaluasi risiko. Proses penilaian risiko dilakukan setelah penetapan tujuan
organisasi.

Pemantauan adalah suatu proses menilai kualitas kinerja pengendalian intern dalam
suatu periode tertentu. Ini mencakup penilaian desain, operasi pengendalian dan
melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan. Pemantauan juga memastikan apakah
SPI pada suatu instansi pemerintah telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan
perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan sesuai dengan perkembangan.
Informasi dan komunikasi dalam pengendalian interen berpengaruh pada
kemampuan manajemen untuk membuat keputusan tepat dalam pengendalian aktivitas
entitas dan penyiapan laporan keuangan yang andal. Lingkup informasi meliputi kualitas
informasi, ketersediaan informasi, updating informasi, dan pemeliharaan data.
Sedangkan lingkup komunikasi meliputi garis komando dan wewenang, tugas dan
tanggung jawab karyawan serta mekanisme penelusuran kewajaran transaksi.

17
Daftar Pustaka

Nordiawan, Dedi. Akuntansi Pemerintah. Salemba 4


Power Point Bapak Enan HS

18

Anda mungkin juga menyukai