Anda di halaman 1dari 7

EVALUASI SEDIAAN KRIM

Dibagi dalam tiga kelompok :


1. Evaluasi Fisik.
Homogenitas diantara dua lapis film, secara makroskopis : alirkan di atas kaca.
Konsistensi, tujuan : mudah dikeluarkan dari tube dan mudah dioleskan. Pengukuran
konsistensi dengan pnetrometer. Konsistensi / rheologi dipengaruhi suhu; sedian non newton
dipengaruhi oleh waktu istirahat oleh karena itu harus dilakukan pada keadaan yang identik.
Bau dan warna untuk melihat terjadinya perubahan fasa. pH, pH berhubungan dengan
stabilitas zat aktif, efektifitas pengawet, keadaan kulit.
1. Organoleptis
Evalusai organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur sedian,
konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden ( dengan kriteria tertentu ) dengan
menetapkan kriterianya pengujianya ( macam dan item ), menghitung prosentase masing-
masing kriteria yang di peroleh, pengambilan keputusan dengan analisa statistik.
2. Evaluasi pH
Evaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara perbandingan 60 g : 200 ml air
yang di gunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen, dan diamkan agar
mengendap, dan airnya yang di ukur dengan pH meter, catat hasil yang tertera pada alat pH
meter.
3. Evaluasi daya sebar
Dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala. Kemudian
bagian atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan bebanya, dan di beri rentang waktu
1 2 menit. kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat
sediaan berhenti menyebar ( dengan waktu tertentu secara teratur ).
4. Evaluasi penentuan ukuran droplet
Untuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim ataupun sediaan emulgel, dengan
cara menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada objek glass, kemudian diperiksa
adanya tetesan tetesan fase dalam ukuran dan penyebarannya.
5. Uji aseptabilitas sediaan.
Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner di buat suatu
kriteria , kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang di timbulkan, kemudahan
pencucian. Kemudian dari data tersebut di buat skoring untuk masing- masing kriteria. Misal
untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut

2. Evaluasi Kimia.
Kadar dan stabilitas zat aktif dan lain-lain.

3. Evaluasi Biologi.
a. Kontaminasi mikroba.
Salep mata harus steril untuk salep luka bakar, luka terbuka dan penyakit kulit yang parah
juga harus steril.
b. Potensi zat aktif.
Pengukuran potensi beberapa zat antibiotik yang dipakai secara topikal.
Perbedaan Salep Krim
Komposisi Lebih banyak mengandung Lebih banyak mengandung
minyak daripada air air daripada minyak
Daya absorbsi Lebih kecil Leboh besar karena muudah
diserap oleh kulit
Di kulit Bersifat oklusif, mengkilap Tidak mengkilap dan tidak
dan juga meninggalkan meninggalkan lapisan
lapisan minyak karena minyak karena komposisi
komposisi minyak lebih airnya lebih banyak
banyak
Tidak mudah hilang jika Mudah hilang jika terkena air
terkena air
Sulit menempel di kulit yang Dapat menempel di kulit
berambut yang berambut
Perbeda
Salep Pasta Gel Krim
an
Definisi Sediaan Setengah Padat Sediaan Semi Padat Semi Padat Yang sediaan setengah
Ditujukan untuk Yang Mengadung Terdiri Dari padat
pemakaian topikal pada satu atau lebih susupensi yang mengandung satu
kulit atau selaput lendir bahan obat yang dibuat dari atau lebih bahan
ditujukan untuk partikel obat terlarut atau
pemakaian topikal anorganik kecil terdispersi dalam
atau molekul bahan dasar yang
organik besar, sesuai.
terpenetrasi oleh
suatu cairan
Bahan - Dasar salep Vaselin, Lanolin, Umumnya Antbiotik,
Dasar hidrokarbon: Adepslanae, hidrokoloid fungisida,
Vaselin putih ( = white Unguentum organik, kadang- antiinflamasi,
petrolatum = whitwe Simplex, minyak kadang antiseptik,
soft paraffin), vaselin lemak dan parafin digunakan juga nalgesik,
kuning (=yellow liquidum. senyawa adstrigen,
petrolatum = yellow anorganik yang keratolitik,
soft paraffin), campuran hidrofilik seperti antihistamin
vaselin dengan cera, Tragakan, Na
paraffin cair, paraffin alginat, Pektin,
padat, minyak nabati Amylum,
- Dasar salep serap Gelatin, turunan
(dasar salep absorbsi): Selulosa (Na
Adeps lanae, CMC, Tilosa,
unguentum simpleks HPMC,
(cera flava : oleum Carbomer).
sesami = 30 : 70),
hydrophilic petrolatum
( vaselin alba : cera alba
: stearyl alkohol :
kolesterol = 86 : 8 : 3 :
3)
- Dasar salep dapat
dicuci dengan air
Dasar salep emulsi tipe
m/a (seperti vanishing
cream), emulsifying
ointment B.P.,
emulsifying wax,
hydrophilic ointment.
- Dasar salep larut air
Poly Ethylen Glycol
(PEG), campuran PEG,
tragacanth, gummi
arabicum
Keuntun - Mudah dioleskan tanpa - Pasta mengikat - Untuk hidrogel - Mudah
gan perlu cairan sekret, - Penampilan menyebar rata
pemanasan,ditujukan pasta lebih baik sediaan jernih - Praktis
untuk pemakaian dari unguentum dan elegan - Mudah
topikal pada kulitatau untuk lesi yang - Mudah dicuci dibersihkan atau
selaput lendir akut dengan air dicuci
tendensi - Pelepasan - Cara kerja
mengeluarkan obatnya baik berlangsung pada
cairan. - Kemampuan jaringan setempat
- Bahan obat dalam menyebar pada - Tidak lengket
pasta lebih kulit baik terutama tipe m/a
melekat pada kulit - Memberikan
sehingga rasa dingin (cold
meningkatkan cream) berupa
daya kerja lokal tipe a/m
- Digunakan
sebagai kosmetik
- Bahan untuk
pemakaian
topikal jumlah
yang diabsorpsi
tidak cukup
beracun.
Kerugian1. - basis hidrokarbon - - Untuk hidrogel - Susah dalam
Sifatnya yang berminyak kandungan pembuatannya
dapat meninggalkan noda surfaktan yang karena pembuatan
pada pakaian serta sulit tinggi krim harus dalam
tercuci ga sulit di menyebabkan keadaan panas.
bersihkan dari permukaan iritasi - Gampang pecah
kulit. - Penggunaan disebabkan dalam
2. - basis absorpsi : emolien pembuatan
Kurang tepat bila di pakai golongan ester formula tidak pas.
sebagai pendukung bahan harus - Mudah kering
bahan antibiotik dan diminimalkan dan mudah rusak
bahan bahan kurang untuk khususnya tipe
stabil dengan adanya air kejernihan a/m karena
Mempunyai sifat hidrofil tinggi terganggu sistem
atau dapat mengikat air . - Untuk campuran
hidroalkohol terutama
mengandung disebabkan oleh
alkohol dapat perubahan suhu
menyebabkan dan perubahan
pedih di mata komposisi
disebabkan
penambahan
salah satu fase
secara berlebihan.
Pustaka
Aulton, M.E., 2009, The Science of Dosageform Design, Churchil Livingstone, Edinburgh
Armstrong, N.A., and James, K.C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design and
Interpretation, Taylor and Francis, Bristol.
Anief, M. 1987. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Press
Anonim.Ilmu Resep dan Teori.DEPKES RI
Ansel, HC., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Ed 4, UI Press, Jakarta.
Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai