BLOK HOMEOSTASIS
Nama Mahasiswa : ...................................................
NIM : ...................................................
Kelompok : ...................................................
EDISI KEDUA
2008
1
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Blok Homesostasis
PETUNJUKPRAKTIKUMPATOLOGIKLINIK
BLOKHOMEOSTASIS
PENYUSUN
dr.DeviRahmadhona
dr.RinaLestari
EDITOR
dr.TitiPambudiKaruniawaty
2
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Blok Homesostasis
B. Alat alat :
Alat yang dipakai untuk melakukan tusukan disebut blood
lancet.atau autoclick. Bentuknya bermacam macam, tetapi
yang terbaik adalah dispossable lancet (lancet sekali pakai). Alat
ini harus steril dan tajam serta daya tusuknya mempunyai
kedalaman tertentu ( 3 mm).
3
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Blok Homesostasis
D. Prosedur Kerja
1) Tempat yang akan ditusuk harus didesinfeksi terlebih dahulu
dengan alkohol 70 %, lalu biarkan kering.
2) Kulit setempat ditegangkan dengan memijat antara 2 jari.
3) Lakukan penusukan., hendaknya penusukan dilakukan dengan
cepat tetapi tepat, sehingga terjadi luka yang dalamnya
sekitar 3 mm.
4) Tetesan darah yang pertama hapus dengan kapas kering dan
bersih, karena darah ini sangat mungkin bercampur dengan
alkohol.
5) Gunakan sampel darah berikutnya sebagai sampel darah
untuk pemeriksaan.
E. Kendala :
1) Apabila kulit disekitarnya tidak kering (basah oleh alkohol atau
keringat) maka pengambilan sampel darah akan menjadi sulit
oleh karena darah akan segera menyebar dan sampel darah
ini tidak boleh dipakai untuk pemeriksaan, oleh karena sudah
tercampur bahan bahan lain.
2) Apabila tempat penusukan tidak baik atau penusukan kurang
dalam maka darah yang keluar kurang lancar. Usaha
melancarkan keluarnya darah melalui pemijatan tidak
dibenarkan oleh karena sampel darah yang didapat sudah
bercampur dengan cairan jaringan, sehingga terjadi
pengenceran, akibatnya pada pemeriksaan seperti
pengukuran kadar Hb ataupun perhitungan jumlah sel darah
akan didapat hasil yang lebih rendah.
4
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Blok Homesostasis
B. Alat alat
1) Syringe (semprit dan jarum)
Semprit harus selalu bersih dan kering. Syarat steril tidak
mutlak kecuali, sampel darah untuk biakan. Besarnya
semprit tergantung pada jumlah sampel darah yang
dibutuhkan.
Jarum yang digunakan pada umumnya adalah jarum No.2
(ukuran Eropa) atau Gage 18-21 (ukuran USA). Pada anak-
anak yang kecil dan bayi dapat digunakan jarum yang
lebih kecil (wing needle-jarum bersayap) oleh karena
kecilnya vena pada anak-anak atau bayi tersebut.
Pada saat ini sudah banyak dijumpai dispossable spuit yang
bersih, kering dan steril yang hanya sekali pakai. Juga ada
alat yang disebut vacutainer, yaitu alat pengambilan
sampel darah yang berupa tabung dengan tutup karet
dimana ruang didalam tabung hampa udara.
2) Torniquet (pembendung)
Torniquet dapat diganti dengan alat lain seperti slang plastik
bekas (bekas infus), yang penting fungsinya sebagai alat
pembendung.
3) Botol (tempat penampung sampel darah)
Syarat botol harus bersih, kering dan mempunyai tutup.
Volume botol tidak boleh terlalu besar untuk jumlah sampel
darah yang ditampung.
Botol diisi antikoagulan atau tidak, tergantung kebutuhan
jenis pemeriksaan, tetapi antara botol yang berisi
antikoagulan dan tidak harus dipisahkan.
5
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Blok Homesostasis
D. Prosedur Kerja:
1) Torniquet dipasang pada lengan atas pasien.
2) Sekitar daerah vena yang akan ditusuk didesinfeksi
dengan alkohol 70%, lalu biarkan kering.
3) Vena difiksasi dengan menegangkan kulit pada bagian
distal dari vena tersebut dengan bantuan ibu jari kiri.
4) Dengan lubang jarum menghadap ke atas vena
ditusukkan pelan-pelan. Bila ujung jarum telah masuk ke
dalam vena, maka akan dirasakan tekanan yang tiba-
tiba berkurang. Vena yang besar dapat langsung,
sedangkan vena yang agak kecil lebih baik jarum
dimasukkan dahulu di antara kulit dan vena lalu baru
menembus vena.
5) Bila berhasil segera akan terlihat darah memasuki spuit
dan pengambilan dilanjutkan dengan menarik toraxnya
pelan-pelan sampai didapatkan jumlah darah yang
diinginkan.
6) Torniquet dilepas.
7) Sepotong kapas steril ditempelkan pada luka tempat
penusukan, lalu jarum dikeluarkan pelan-pelan.
6
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Blok Homesostasis
PROSEDUR KERJA
1) Teteskan 1 tetes sampel darah pada salah satu ujung gelas obyek.
2) Dengan tangan kanan letakkan gelas penghapus disebelah kiri dari
tetesan darah sehingga menyentuh tetesan darah tersebut, dan
tetes darah akan menyebar pada sisi gelas penghapus tersebut.
3) Segeralah geser gelas penghapus ke kiri sambil memegangnya
miring dengan sudut antara 30 45 0, dengan demikian tetesan
darah tadi akan merata diatas gelas obyek.
7
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Blok Homesostasis
8
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Blok Homesostasis
PROSEDUR KERJA
HDT yang telah memenuhi syarat mula-mula diperiksa dengan :
1) Perbesaran objektif 10x
Penentuan kesan jumlah leukosit
Lakukan hal ini didaerah perhitungan (counting area), bila
didapatkan :
20 30 leukosit /Lp = 5000 leukosit/cmm
40-50 leukosit /Lp = 10.000 leukosit/cmm
Bila kita jumpai sel-sel muda berinti (normoblast) maka hitunglah
beberapa sel muda berinti setiap 100 leukosit. Hal ini diperlukan
untuk membuat koreksi terhadap jumlah leukosit yang didapat
dengan pemeriksaan dengan memakai kamar hitung.
Cara koreksi :
Jumlah leukosit yang benar = 100/(100+N) x L
N= jumlah normoblast
L= jumlah leukosit yang dihitung dengan kamar hitung.
2) Perbesaran objektif 100x + oil emersi
Eritrosit
Besarnya (Cyter)
Warnanya (Chromasi)
Sel-sel muda dan sel abnormal
Leukosit
Kesan jumlah leukosit
Hitung jenis leukosit
Sel-sel muda dan abnormal
Trombosit
Jumlah trombosit bisa dikira-kira dari HDT.
Jumlah normal pada tiap lapangan pandang ada beberapa
trombosit : 2-4/lp
Jumlah dikatakan meningkat, apabila pada tiap lapangan
pandang jumlahnya banyak (> 15 /lp) atau dalam bentuk
menggerombol-gerombol.
Jumlah dikatakan menurun, apabila agak sulit menemukan
trombosit per lapangan pandang.
Pada regenerasi yang aktif dari darah sering dijumpai trombosit
yang besar-besar yang disebut giant trombosit.
9
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Blok Homesostasis
DISKUSI/PEMBAHASAN :
10
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Blok Homesostasis
REFERENSI :
Baron. 2000. Kapita Selekta Patologi Klinik. Penerbit EGC. Jakarta
Sacher, Ronald. 2000. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Penerbit
EGC. Jakarta
Petit, Hoffbrand. 2000. Kapita Selekta Hematologi edisi 4. Penerbit EGC, Jakarta
PENGESAHAN PRAKTIKUM
Mataram, .........................
Pembimbing Praktikum
(.................................)
11
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM