Makalah PHC
Makalah PHC
PENDAHULUAN
1
I.2.2 Tujuan Percobaan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
C. Kelinci (Oryctolagus caniculus)
Kelinci jarang sekali bersuara kecuali bila dalam keadaan nyeri
yang luar biasa. Kelinci jarang berontak bila merasa terganggu.
Kelinci hendaklah diperlakukan dengan halus namun sigap karena ia
cenderung berontak. Hewan ini dapat ditangkap dengan memegang
kulit pada tengkuknya dengan tangan kiri kemudian pantatnya
diangkat dengan tangan kanan dan didekapkan ke badan. Bobot
berat badan kelinci yang digunakan 15-20 gram (Rizki, Aria, 2013).
4
Perkawinan : pada waktu estrus
Berat dewasa : 20-40 gram
(Koga, Firman, 2011).
5
c. Kelinci (Oryctolagus caniculus)
a) Klasifikasi dari kelinci adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Lagumorida
Family : Leporidae
Genus : Orcyctolagus
Spesies : Orcyctolagus cuniculus
(Rizki, Aria. 2013)
b) Morfologi dari kelinci adalah sebagai beikut:
Kelinci mempunyai punggung melengkung dan berekkor
pendek, kepalanya kecil dan telinganya tegak lurus ke atas akan
tetapi bibir terbelah dan yang bagian atasnya bersambung hingga
hidung. Mempunya beberapa helai kumis dan pembuluh darah
banyak terdapat pada telinga (Rizki, Aria. 2013).
c) Karakteristik dari kelinci adalah sebagai berikut:
Masa reproduksi : 1-3 tahun
Masa hamil : 28-35 hari
Umur dewasa : 4-10 bulan
Umur kawin : 6-12 bulan
Siklus kelamin : setahun 5 kali hamil
Periode eksterus : 11-15 hari
Jumlah kelahiran : 4-10
Volume darah : 10 ml/kg berat badan
Masa perkawinan : 1 minggu
(Rizki, Aria. 2013).
6
Cara penanganan dan memegang hewan coba
a. Mencit (Mus musculus)
Mencit dapat dipegang dengan memegang ujung ekornya dengan
tangan kanan, biarkan menhangkau/mencengkeram alas yang kasar
(kawat kandang). Kemudian tangan kiri dengan ibu jari dan jari
telunjuk menjepit kulit tengkuknya seerat/setegang mungkin. Ekor
dipindahkan dari tangan kanan, dijepit antara jari kelingking dan jari
manis tangan kiri. Dengan demikian, mencit telah terpegang oleh
tangan kiri dan siap untuk diberi perlakuan (Malole, 1989).
7
Cara pemberian obat pada hewan coba (Almuhajirin, 2011).
a. Mencit (Mus musculus)
1. Pemberian secara oral
Pemberian secara oral pada mencit dilakukan dengan alat
suntik yang dilengkapi jarum/kanula oral (berujung tumpul). Kanula
ini dimasukkkan ke dalam mulut, kemudian perlahan-lahan
diluncurkan melalui langit-langit ke arah belakang sampai
esophagus kemudian masuk ke dalam lambung. Perlu diperhatikan
bahwa cara peluncuran/pemasukan kanus yang mulus disertai
pengeluaan cairan sediannya yang mudah adalah cara pemberian
yang benar. Cara pemberian yang keliru, masuk ke dalam saluran
pernafasan atau paru-paru dapat menyebabkan gangguan
pernafasan dan kematian.
2. Pemberian intra peritoneal
Mencit dipegang pada kulit punggungnya sehingga kulit
abdomennya tegang, kemudian jarum disuntikkan dengan
membentuk sudut 100 dengan abdomen pada bagian tepi
abdomen dan tidak terlalu ke arah kepala untuk menghindari
terkenannya kantung kemih dan hati. - Cara pemberian subkutan
Penyuntikkan dilakukan dibawah kulit pada daerah kulit tengkuk
dicubit di antara jempol dan telunjuk kemudian jarum ditusukkan di
bawah kulit antara kedua jari tersebut.
3. Pemberian intramuskular
Penyuntikan dilakukan ke dalam otot pada daerah otot paha.
4. Pemberian intravena
Penyuntikkan dilakukan pada vena ekor. Hewan dimasukkan
ke dalam kandang individual yang sempit dengan ekor dapat
menjulang keluar. Dilatasi vena untuk memudahkan penyuntikkan,
8
dapat dilakukan dengan pemanasan di bawah lampu atau dengan
air hangat.
9
darah tetapi sering, juga dapat menyebabkan anemia. Pada umumnya
pengambilan darah dilakukan sekitar 10% dari total volume darah
dalam tubuh dan dalam selang waktu 2-4 minggu atau sekitar 1%
dengan interval 24 jam. Total darah yang diambil sekitar 7,5% dari
bobot badan. Diperkirakan pemberian darah tambahan
(eksangunation) sekitar setengah dari total volume darah.
Pengambilan darah dapat dilakukan pada lokasi tertentu dari tubuh
yaitu: - Vena lateral dari ekor - Sinus orbitalis mata - Vena saphena
(kaki) - Langsung dari jantung (Rochmat. 2012).
b. Tikus
Diperkirakan pemberian darah tambahan (eksangunation) sekitar
setegah dari total volume darah. Pengambilan darah harus
menggunakan alat seaseptik mungkin. Untunk meningkatkan
vasodilatasi, perlu diberi kehangatan pada hewan tersebut.
pengambilan darah dapat dilakukan pada lokasi tertentu dari tubuh,
yaitu: - Vena lateral dari ekor - Bagian ventral arteri ekor - Sinus
orbitalis mata - Vena saphena (kaki) - Anterior vena cava - Langsung
dari jantung (Rochmat. 2012).
c. Kelinci
Perkiraan volume eksanguinasion (pemberian volume
cairan/darah) sekitar setengah dari total volume darah. Pengambilan
darah dapat dilakukan dari beberapa lokasi tubuh yaitu: - Arteri sentral
di telinga - Bagian lateral vena saphena - Vena jugularis - Vena cava
anterior Jantung (Rochmat. 2012).
10
Cara pemeliharaan hewan coba berdasarkan Almuhajirin (2011).
a. Kandang
Kandang harus cocok untuk masing-masing spesies hewan, tidak
mempunyai permukaan yang tajam dan kasar sehingga tidak melukai
hewan mudah dibersihkan dan mudah diperbaiki, suhu antara 18-290
C (rata-rata 20-220 C), kelembaban relatif antara 30-70%, Sinar antara
800-1300 lumaen/m2.
b. Makanan
Hewan percobaan membutuhkan makanan yang bergizi dalam
jumlah yang cukup, segar dan bersih - Minuman harus selalu bersih
dan disediakan dalam jumlah yang tidak terbatas - Makanan harus
disimpan dalam tempat yang bersih dan kering untuk mencegah
pencemaran oleh cendawan dan kutu-kutu makanan - Pemberian
makanan yang bermutu merupakan bagian terpenting dalam usaha
menghasilkan hewan percobaan yang sehat.
1) Faktor internal pada hewan percobaan sendiri : umur, jenis kelamin, bobot
badan, keadaan kesehatan, nutrisi, dan sifat genetik.
2) Faktorfaktor lain yaitu faktor lingkungan, keadaan kandang, suasana
kandang, populasi dalam kandang, keadaan ruang tempat pemeliharaan,
pengalaman hewan percobaan sebelumnya, suplai oksigen dalam ruang
pemeliharaan, dan cara pemeliharaan.
11
3) Keadaan faktorfaktor ini dapat merubah atau mempengaruhi respon
hewan percobaan terhadap senyawa bioaktif yang diujikan. Penanganan
yang tidak wajar terhadap hewan percobaan dapat mempengaruhi hasil
percobaan, memberikan penyimpangan hasil. Di samping itu cara
pemberian senyawa bioaktif terhadap hewan percobaan tentu
mempengaruhi respon hewan terhadap senyawa bioaktif yang
bersangkutan terutama segi kemunculan efeknya. Cara pemberian yang
digunakan tentu tergantung pula kepada bahan atau bentuk sediaan yang
akan digunakan serta hewan percobaan yang akan digunakan. Sebelum
senyawa bioaktif dapat mencapai tempat kerjanya, senyawa bioaktif harus
melalui proses absorpsi terlebih dahulu.
12
5. Pada akhir penelitian bahkan pada waktu dilakukan percobaan, hewan
yang menderita nyeri hebat atau terus menerus atau menjadi cacat yang
tidak dapat dihilangkan harus dimatikan tanpa rasa nyeri.
6. Hewan yang akan dimanfaatkan untuk penelitian hendaknya dipelihara
dengan baik, termasuk kandang, makanan, air minum, transportasi dan
cara menanganinya sesuai tingkah laku dan kebutuhan biologik tiap
spesies.
7. Pimpinan lembaga yang memanfaatkan hewan percobaan bertanggung
jawab penuh atas semua hal yang tidak mengikuti etik pemanfaatan
hewan percobaan di lembaganya. Sebaliknya pimpinan wajib menjaga
keselamatan dan kesehatan para pengelola, dengan cara:
a. Pemeriksaan kesehatan setiap tahun sekali dan memberikan
imunisasi terhadap penyakit-penyakit yang mungkin ditularkan akibat
pekerjaannya.
b. Menyediakan alat pelindung seperti masker, sarung tangan, sepatu
karet/ pelindung sepatu, tutup kepala, pelindung mata, dan jas
laboratorium.
c. Menyediakan fasilitas fisik baik mangan maupun peralatan yang
memenuhi persyaratan keamanan kerja dan ergonomic sehingga
mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan.
d. Penanganan limbah yang baik dan benar untuk mencegah terjadinya
pencemaran.
8. Dalam hal memanfaatkan hewan percobaan untuk penelitian kesehatan
digunakan prinsip 3R, yaitu: replacement, reduction dan refinement.
(Hume and Russel, 1957).
13
a. Replacement
Ada dua alternatif untuk replacement, yaitu:
Replacement relatif, yaitu tetap memanfaatkan hewan
percobaan sebagai donor organ, jaringan, atau sel.
Replacement absolut, yaitu tidak memerlukan bahan dari
hewan, melainkan memanfaatkan galur sel (cell lines) atau
program komputer.
b. Reduction
Mengurangi pemanfaatan jumlah hewan percobaan sehingga
sesedikit mungkin dengan bantuan ilmu statistik, program
komputer, dan teknik-teknik biokimia serta tidak mengulangi
penelitian dengan hewan percobaan apabila tidak perlu.
c. Refinement
Mengurangi ketidaknyamanan yang diderita oleh hewan percobaan
sebelum, selama, dan setelah penelitian, misalnya dengan
pemberian analgetik.
14
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1.1 Alat
1. Gelas kimia
2. Kanula
3. Spoit 1 cc dan 5 cc
III.1.2 Bahan
1. Aquadest
3. Sarung Tangan
4. Tissue
5. Betadin
6 . Alkohol 70%
2. Tikus (RatusNovergikus)
15
3) Ujung ekor mencit diangkat dengan tangan kanan
mencit.
1) Pemberian obat
ncing.
ibu jari
dan jari telunjuk, lalu ekornya dijepit diantara jari manis dan
kelingking.
4) Posisi hewan harus terbalik dan kaki agak ditarik keluar agar
paha
16
5) Posisi jarum sejajar dengan tubuh/abdomen
darah.
kohol 70 %
sedikit tengah agar jarum suntik tidak terkena kantung kemih dan
17
III.2.5 cara pemberian subkutan
ibu jari dari jari telunjuk, lalu ekornya dijepit diantara jari manis dan
telunjuk.
runcing
ibu jari telunjuk, leher ekornya dijepit diantara jari manis dan jari
kelingking.
arahan.
18
BAB IV
PEMBAHASAN
19
ml dimana volume maksimal pemberian pada mencit dengan rute pemberian
intravena sebanyak 0,5 ml.
20
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22