Pedoman Pelayana OK
Pedoman Pelayana OK
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan anestesi, sedasi, dan intervensi bedah adalah proses yang umum dan
kompleks di rumah sakit. Tindakan-tindakan ini membutuhkan asesmen pasien yang
lengkap dan komprehensif, perencanaan asuhan yang terintegrasi, monitoring pasien
yang berkesinambungan dan kriteria transfer untuk pelayanan berkelanjutan,
rehabilitasi, akhirnya transfer maupun pemulangan (discharge).
Pelayanan bedah di Instalasi Kamar Operasi RSIA Mutiara Aini harus terencana
dan terdokumentasikan berdasarkan hasil assesmen. Karena tindakan pembedahan
membawa risiko dengan tingkatan tinggi, maka penggunaannya haruslah
direncanakan secara seksama.Asesmen pasien adalah dasar untuk memilih prosedur
yang tepat. Assesmen memberikan informasi penting terhadap pemilihan prosedur
yang tepat dan waktu yang optimal, terlaksananya prosedur secara yang aman,
menginterpretasikan temuan dalam monitoring pasien. Pemilihan prosedur tergantung
pada riwayat pasien, status fisik, dan data diagnostik termasuk risiko dan manfaat
prosedur bagi pasien. Pemilihan prosedur mempertimbangkan informasi dari asesmen
saat masuk rawat inap, tes diagnostik, dan sumber lain yang tersedia.
Proses asesmen dapat dijalankan dalam kerangka waktu yang lebih singkat
bilamana pasien secara darurat membutuhkan pembedahan. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah edukasi dan diskusi dengan pasien dan keluarganya atau orang
yang berwenang membuat keputusan bagi pasien. Pasien dan keluarga atau para
pembuat keputusan menerima informasi yang adekuat untuk berpartisipasi dalam
keputusan pemberian pelayanan dan memberikan persetujuan (informed consent)
yang berisi risiko dari prosedur yang direncanakan, manfaat prosedur yang
direncanakan, komplikasi yang potensial terjadi, alternatif tindakan pembedahan dan
nonbedah yang tersedia untuk merawat.
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan kamar operasi adalah pelayanan operasi yang di
laksanakan di Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit.
4. Instrumen
Tabel 3.1 Daftar Instrumen Instalasi Kamar Operasi
No Nama Alat Jumlah Keterangan
1 Set Dasar I 1 Set Bisa dipakai untuk operasi laparotomi, dan
sectio caesar, apendiktomi.
2 Set Dasar II 1 Set Bisa dipakai untuk operasi laparotomy,
sectio caesar, apendiktomi.
3 Set Dasar III 1 Set Bisa dipakai untuk operasi laparotomi,
sectio caesar, apendiktomi.
4 Set Dasar IV 1 Set Bisa dipakai untuk operasi laparatomi,
sectio caesar, apendiktomi.
5 Set Dasar V 1 Set Bisa dipakai untuk operasi laparatomi,
sectio caesar, Apendiktomi.
6 Set Dasar VI 1 Set Bisa dipakai untuk operasi laparotomi,
sectio caesar, Apendiktomi.
7 Set Kecil (Ekstirpasi) 2 Set Bisa dipakai untuk operasi kecil.
8 Set Hernia Anak 1 Set
9 Set Hernia Dewasa 1 Set
10 Set Ortopedi 1 Set
11 Set Struma 1 Set
12 Set Tonsilektomi 1 Set
13 Set Pediatri I 1 Set
14 Set Pediatri II 1 Set
15 Set Plastik I 1 Set
16 Set Plastik II 1 Set
17 Set Trepanasi 1 Set
18 Set Onkologi 1 Set
19 Set Neurologi 1 Set
20 Set Kuretase 1 Set
21 Set Gall Blass atau 2 Set
Ginjal
22 Set Sectio Caesaria 4 Set
23 Reseksi Usus Anak 1 Set
24 Reseksi Usus Dewasa 2 Set
25 Set Histerektomi 2 Set
26 Set Tambahan 1 Set
27 Set Spinal 16 Set
28 Set Mangkok Operasi 15 Set
29 Set Bangkok Sikat 6 Set
30 Set Kocker 1 Set
31 Set Vena Seksi 1 Set
32 Liposuction 1 Set
33 Buka Gip 1 Set
Tabel 3.9 Daftar Instrumen Set Hernia Anak Instalasi Kamar Operasi
No Nama Alat Jumlah
1 Hak Tumpul atau Langen Back 4
2 Still Depper atau Kocker Lurus 16 Cm 2
3 Handvad Mes No 3 1
4 Gunting Benang Lancip 1
5 Gunting Benang Tumpul 1
6 Gunting Kasar 1
7 Metzemburm 1
8 Doek Klem 5
9 Kocker Bengkok 10 cm 7
10 Masquito Lurus 3
11 Masquito Bengkok 1
12 Pinset Anatomi Panjang 1
13 Pinset Anatomi Pendek 2
14 Pinset Ciregis Pendek 2
15 Desinfeksi Klem 1
16 Naldvoder 2
17 Onderbending 1
18 Krop Sonde 1
Jumlah Instrumen 37
Tabel 3.10 Daftar Instrumen Set Hernia Dewasa Instalasi Kamar Operasi
No Nama Alat Jumlah
1 Hak Tumpul atau Langen Back 2
2 Still Depper atau Kocker 16 cm 2
3 Handvad Mes No 3 1
4 Handvad Mes No 4 1
5 Krop Sonde 1
6 Gunting Kasar 1
7 Metzemburm 1
8 Doek Klem 5
9 Kocker Bengkok 14 Cm 9
10 Masquito Lurus 12 Cm 3
11 Masquito Bengkok 12 Cm 1
12 Pinset Anatomi Panjang 1
13 Pinset Anatomi Pendek 2
14 Pinset Siregis Pendek 2
15 Pean Bengkok 16 Cm 2
16 Naldvoder 2
17 Onderbending 1
18 Gunting Benang Lancip 1
19 Gunting Benang Tumpul 1
20 Desinfektan Klem 1
Jumlah Instrumen 40
Tabel 3.16 Daftar Instrumen Set Plastik III Instalasi Kamar Operasi
No Nama Alat Jumlah
1 Huid Hak 14 cm 1
2 Naddvoeder 16 cm 1
3 Naddvoeder 14 cm 1
4 Desinfectan Klem 20 cm 1
5 Metzemboum 16 cm (hitam kuning) 1
6 Gunting Benang Lurus 14 cm 1
7 Gunting Benang Bengkok 12 cm 1
8 Gunting Benang Bengkok 12 cm (tumpul) 1
9 Gunting Aff Jahitan 10 cm 2
10 Pinset Adzon Siegis 14 cm 2
11 Pincet Adzon Anatomis 14 cm 2
12 Kocker Bengkok 12 cm 2
13 Masquito Bengkok 12 cm 3
14 Huid Hak 14 cm 1
15 Nadvoeder 16 cm 1
Jumlah Instrumen 18
Tabel 3.17 Daftar Instrumen Set ATE atau TE Instalasi Kamar Operasi
No Nama Alat Jumlah
1 Mouth Spider Otomatis 1
2 Alat Penekan Lidah 4
3 Pembuka Mulut atau Mouthgek 2
4 Sinar Tonsil 1
5 Tong Spatel 1
6 Naldvoeder 1
7 Tampon Tang 1
8 Tonsil Klem 1
9 Spit Mes 1
10 Speculum Hidung 2
11 Sluder Dengan 3 Blade 1
12 Kerok Adenoig No.1 1
13 Kerok Adenoid No.3 1
14 Kerok Adenoid No.4 1
15 Pincet Bayonet 2
16 Klem 45 2
17 Klem Bengkok 20 cm 2
18 Gunting Benang 20 cm 1
19 Masquito Panjang 18 cm 1
20 Doek Klem 1
21 Canule Suction 1
Jumlah Instrumen 32
Tabel 3.18 Daftar Instrumen Set Onkologi Instalasi Kamar Operasi
No Nama Alat Jumlah
1 Doek Klem 5
2 Gunting Laxer Baby 10 Cm 2
3 Metzemboum Kilner 12 Cm 1
4 Metzemboum Kilner 15 Cm 1
5 Metzemboum Kilner 14 Cm 2
6 Gunting Standar 14 Cm 1
7 Hak Double atau Sen Miller 2
8 Hak Gigi 2 Tumpul 2
9 Hak Kuping 2
10 Hak Model L 2
11 Langen Back Mini 2
12 Handvadmes No.4 1
13 Handvadmes No.3 1
14 Kocker Bengkok 12 Cm 6
15 Kocker Bengkok 14 Cm 1
16 Kocker Bengkok 16 Cm 7
17 Kocker Lurus 6
18 Sonde 1
19 Masquito Bengkok 12 Cm 4
20 Masquito Panjang 20 Cm 1
21 Naldvoder Ayu 2
22 Naldvoeder Biasa 2
23 Pincet Anatomi Adzon 2
24 Pincet Anatomi Biasa 2
25 Pincet Ciregis Adson 2
26 Pincet Ciregis Biasa 2
27 Knop 1
Jumlah Instrumen 63
Tabel 3.23 Daftar Instrumen Set Gall Blass Lama (I) Instalasi Kamar Operasi
No Nama Alat Jumlah
1 Timan Kecil 1
2 Timan Sedang 1
3 Timan Besar 1
4 Speder atau Pembuka Luka 1
5 Ring Klem 1
6 Klem 90 Pendek 1
7 Klem 90 Pendek 1
8 Klem 45 Panjang 1
9 Elis Klem 17 Cm 1
10 Steen Tang 2
Jumlah Instrumen 11
Tabel 3.24 Daftar Instrumen Set Gall Blass Baru (II) Instalasi Kamar Operasi
No Nama Alat Jumlah
1 Sweet Hak 2
2 Sonde (No 2 sampai dengan 11 ) 10
Jumlah Instrumen 12
Tabel 3.27 Daftar Instrumen Set SC (I, II, III, IV) Instalasi Kamar Operasi
No Nama Alat Jumlah
1 Ring Klem 4
2 Hak Besar 1
3 Ricaksion Pendek 1
Jumlah Instrumen 6
Tabel 3.28 Daftar Instrumen Set Reseksi Usus (I, II) Instalasi Kamar Operasi
No Nama Alat Jumlah
1 Hak Ricaksion Panjang 1
2 Hak Ricaksion Pendek 1
3 Klem Usus Bengkok 2
4 Klem Usus Lurus 2
5 Klem Kuat 2
Jumlah Instrumen 8
Tabel 3.29 Daftar Instrumen Set Reseksi Usus Anak Instalasi Kamar Operasi
No Nama Alat Jumlah
1 Sperder 1
2 Klem Usus 2
3 Ricaksion Kecil 3
Jumlah Instrumen 18
Tabel 3.31 Daftar Instrumen Set Vena Seksi Instalasi Kamar Operasi
No Nama Alat Jumlah
1 Gunting Benang Bengkok 9 Cm 1
2 Gunting Benang Lurus 11 Cm 1
3 Pincet Ciregis Biasa 10 Cm 3
4 Pincet Anatomis Biasa 10 Cm 3
5 Pincet Anatomis 900 12 Cm 1
6 Musquito Bengkok 12 Cm 1
7 Pean Bengkok 13 Cm 2
8 Pean Lurus 13 Cm 1
9 Handvad Mess No 3 1
10 Najdvoeder 18 Cm 1
11 Onderbending 16 Cm 1
12 Doek Klem 1
13 Jarum Pungsi No 1 2
Jumlah Instrumen 19
Tabel 3.33 Daftar Instrumen Set Mangkok OP (15 set) Instalasi Kamar Operasi
No Nama Alat Jumlah
1 Mangkok 4
2 Piala Gingal 1
Tabel 3.34 Daftar Instrumen Set Spinal (16 set) Instalasi Kamar Operasi
No Nama Alat Jumlah
1 Cucing 2
2 Klem atau kocker 1
Tabel 3.35 Daftar Instrumen Set Mangkok Cuci Tangan (6 set) Instalasi Kamar
Operasi
No Nama Alat Jumlah
1 Mangkok 2
7. Pembersihan
1) Pembersihan Harian
Setiap hari seluruh permukaan lantai kompleks kamar operasi dibersihkan dan
didesinfeksi.Setiap hari dilakukan pemeriksaan prasarana seperti
penyediaan air bersih, kelistrikan, pencahayaan, ventilasi, dan sebagainya.
Pelaksana adalah Cleaning Service dan tim kamar operasi, dan penanggung
jawab adalah Kepala Instalasi Kamar Operasi.
2) Pembersihan Mingguan
Seluruh permukaan dinding Kamar Operasi dibersihkan dengan cairan
didesinfeksi.Lantai dibersihkan dengan deterjen, dikeringkan dan
didesinfeksi.Seluruh permukaan lain seperti permukaan lampu operasi, troli
anestesi, kabel-kabel dan selang, tabung N2O, meja operasi troli alat kesehatan,
kursi, AC dibersihkan dan didesinfeksi. Kamar mandi dibersihkan pagi sore.
Semua bahan medis yang disterilisasi kering diperiksa kapasitas formalinnya.
3) Pembersihan Pra Operasi
Bila jadwal operasi dilaksanakan setelah dilakukan pembersihan rutin maka
ruangan bedah tidak perlu dibersihkan lagi.Bila jadwal operasi dilaksanakan
sebelum dilaksanakan pembersihan rutin, maka segera dilakukan pembersihan
ruangan operasi dan sekitarnya.
4) Pembersihan Pasca Operasi
Dinding dibersihkan dan didesinfeksi
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
2. Ventilasi
Udara yang masuk kamar bedah disaring bebas debu dan kuman, filter harus
sering diganti sesuai dengan petunjuk dan harus sering diperiksa.Suhu dan
kelembaban udara harus diatur, suhu antara 200 -250 C, kelembaban antara 50-
55.
Tekanan udara dalam kamar operasi sedikit lebih tinggi dari ruang sekitarnya
supaya kotoran tidak masuk ke dalam kamar operasi bila pintu dibuka.
3. Persiapan Permukaan Kamar Operasi (Dinding, Lantai, Plafon)
a. Klorinasi air yang dipakai untuk cuci tangan.
b. Dinding dan lantai dicuci dengan desinfektan tertentu (Steriliside)
4.4 Tata Laksana Pembedahan pada Penderita dengan HIV, Hepatitis B dan C
1. Penderita direncanakan dilakukan operasi terakhir, supaya kamar operasi bisa
langsung dibersihkan setelah selesai pembedahan.
2. Harus menggunakan mesin anestesi yang bagian-bagiannya dapat disterilkan
dengan autoclave atau memakai yang disposable, dan memakai virus filter
antarra endotracheal tube dengan closed circuitnya.
3. Harus disiapkan:
1) Desinfektan yang cukup (glutaraldehyde 2 %)
2) Celemek plastik yang kedap cairan.
3) Pelindung mata dan muka.
4) Kantong plastik yang tebal dan kedap air dengan tanda khusus untuk
tempat kotor yang terkontaminasi.
4. Personil kamar operasi harus memakai celemek plastik kedap air di bawah jas
operasi memakai pelindung mata (kaca mata) dan pelindung muka, memakai
sarung tangan rangkap dua.
5. Personil dalam kamar operasi sesedikit mungkin dan alat-alat yang diperlukan
saja, harus ada dua orang perawat keliling: 1 orang di dalam dan 1 orang lagi
di luar untuk menghindari kontaminasi ke luar ruangan.
6. Perawat keliling juga harus menggunakan sarung tangan, pelindung mata dan
muka, celemek kedap air di bawah jas operasi yang steril.
7. Harus memakai linen disposable, meja operasi tertutup dan kain yang kedap
air, kemudian ditutup lagi dengan kain disposable.
8. Penderita dibawa ruang pemulihan setelah sadar benar.
9. Instrumen yang telah dipakai harus dicuci dengan sabun air panas sebelum di
autoclave. Instrumen yang tidak dapat di-autoclave setelah dicuci dengan
sabun air panas harus direndam dengan sterilicide atau Natrium
dichloroisocyanurate atau NaDCC (Solution) sesuai kebutuhan.
10. Perawat yang mencuci instrumen tersebut harus memakai perlengkapan
seperti:
a) Sarung tangan yang kuat dan utuh.
b) Celemek plastik kedap air di bawah jas luar.
c) Pelindung mata (kaca mata), pelindung wajah ini sangat penting dengan
banyaknya percikan-percikan air yang mengandung kuman.
11. Alat anestesi (closed circuit) setelah dipakai disterilkan.
12. Setelah pembedahan, kamar operasi dan alat-alat yang telah dipakai harus
segera dibersihkan dengan air sabun panas.
13. Rahasia penderita harus dijaga kecuali tanda merah status.
14. Darah dan cairan tubuh penderita harus dibakar.
15. Kamar operasi segera harus disterilkan sesuai prosedur yang berlaku di
kamar operasi (1 kali saja)
1. Semua petugas di ruang sadar pulih harus bebas dari penyakit yang menular
melalui pernafasan/udara dan bebas dari luka terbuka.
2. Prosedur kewaspadaan universal harus dipatuhi dengan merujuk pada penularan
lewat darah.
3. Sebelum masuk ruang sadar pulih semua petugas harus menganti pakaian dengan
pakaian yang khusus dipakai untuk bekerja diruang tersebut, termasuk alas
kaki,pakaian tersebut tidak diperbolehkan dibawa ke luar ruangan, dan pakaian
dari luar tidak boleh dibawa masuk.
4. Semua pengunjung harus mengenakan gaun pelindung/skort dan alas kaki
pelindung yang disediakan sebelum memasuki ruangan.
5. Petugas diharuskan selalu mencuci tangan dengan sabun anntiseptik setiap kali
kontak dengan pasien.
BAB VIII
PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN MUTU
BAB IX
PENUTUP
Std. 1. FALSAFAH DAN TUJUAN.
Pelayanan di Kamar Operasi harus memiliki falsafah dan tujuan tertulis yang
mencerminkan pelayanan medis dan pelayanan perawatan agar dapat tercipta
koordinasi dan kesinambungan pelayanan pasien selama dilakukan tindakan
pembedahan.
S1.P1 Falsafah dan tujuan pelayanan harus konsisiten dengan falsafah dan tujuan rumah
sakit.
Skor :
0 = Tidak ada falsafah dan tujuan tertulis.
1 = Falsafah dan tujuan Kamar Operasi sedang dalam penyusunan.
2 = Ada falsafah dan tujuan pelayanan Kamar Operasi tertulis, tapi belum konsisten
dengan falsafah dan tujuan rumah sakit.
3 = Ada falsafah dan tujuan Kamar Operasi tertulis yang konsisten dengan falsafah
dan tujuan rumah sakit.
4 = Ada falsafah dan tujuan Kamar Operasi tertulis yang konsisten dengan falsafah
dan tujuan rumah sakit. Ditetapkan dengan keputusan Kepala Kamar Operasi.
Diketahui dan dipahami oleh karyawan Kamar Operasi.
5 = Ada falasafah dan tujuan Kamar Operasi tetrulis yang konsisten dengan falsafah
dan tujuan rumah sakit. Ditetapkan dengan keputusan pimpinan RS. Nyata terlihat
pada program kerja, kegiatan dan sikap-perilaku karyawan Kamar Operasi.
Keterangan :
Skor :
0 = Tidak ada kebijakan untuk menghilangkan efek emosional dan memberi rasa
aman pada pasien.
1 = Ada kebijakan tidak tertulis
2 = Ada kebijakan tertulis tentang informed consent.
3 = Ada kebijakan tertulis tentang informed consent serta kebijakan lain untuk
menghilangkan efek emosional dan memberi rasa aman pada pasien yang
ditetapkan dengan keputusan Kepala Kamar Operasi.
4 = Ada kebijakan tertulis tentang informed consent serta kebijakan lain untuk
menghilangkan efek emosional dan memberi rasa aman pada pasien yang
ditetapkan dengan keputusan Pimpinan RS; Sudah diketahui dan dipahami oleh
semua staf Kamar Operasi.
5 = Ada kebijakan tertulis tentang informed consent serta kebijakan lain untuk
menghilangkan efek emosional dan memberi rasa aman pada pasien yang
ditetapkan dengan keputusan Pimpinan RS; Sudah diketahui dan dipahami oleh
semua staf Kamar Operasi disertai adanya evaluasi tentang hal tersebut.
Skor :
Keterangan :
S1.P3 Kemampuan pelayanan Kamar Operasi harus sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
dan masyarakat.
Skor :
0 = Tidak ada data untuk mengetahui kemampuan rumah sakit dan masyarakat.
1 = Ada data tidak lengkap
2 = Ada data lengkap belum diolah
3 = Ada data tidak lengkap sudah diolah
4 = Ada data lengkap, sudah diolah dan dianalisis
5 = Ada data lengkap, sudah diolah dan dianalisis disertai rekomendasi kepada
Komite Medis dan/atau pimpinan RS tentang tindak lanjut untuk menyesuaikan
kemampuan Kamar Operasi dengan kebutuhan masyarakat.
D.O : 1. Data yang sudah dianalisis adalah data yang sudah diolah dan menghasilkan
suatu kesimpulan yang dapat dipakai untuk melakukan rekomendasi. Data
yang baru diolah menjadi bentuk grafis, belum dapat dikategorikan sebagai
sudah dianalisis.
2. Rekomendasi dibuat berdasarkan data yang sudah dianalisis.
3. Tindak lanjut adalah kegiatan untuk memantau kemajuan rekomendasi atau
usulan yang diajukan.
4. Data yang dimaksud adalah kegiatan pelayanan (per disiplin) yang dilakukan
di Kamar Operasi, dan Data Rujukan Bedah keluar
Skor :
Keterangan :
PELAYANAN RADIOLOGI
Std. 1. FALSAFAH DAN TUJUAN.
Instalasi radiologi di rumah sakit memberikan pelayanan Radiodiagnostik dan
pelayanan radioterapi sebaik-baiknya kepada penderita yang
membutuhkan, dengan memperhatikan unsur bahaya radiasi; perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi; serta unsur cost-benefit ratio.
S.1 P.1. Radiologi dan pelayanan imaging disesuaikan dengan falsafah dan tujuan
yang terkait dengan visi misi rumah sakit.
Skor :
0 = Tidak ada falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi.
1= Ada falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi yang tidak tertulis
dibuat oleh Kepala Instalasi Radiologi.
2 = Ada falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi yang tertulis, belum
mengacu pada visi, misi rumah sakit. Dibuat oleh Kepala Instalasi
Radiologi.
3 = Ada falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi yang tertulis, belum
mengacu pada visi misi rumah sakit. Dibuat oleh Kepala Instalasi
Radiologi bersama-sama staf.
4= Ada falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi yang tertulis, mengacu
pada visi, misi rumah sakit yang dibuat oleh Kepala Instalasi Radiologi
bersama-sama staf.
5 = Ada falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi yang tertulis, mengacu
pada visi, misi, rumah sakit yang dibuat oleh Kepala Instalasi bersama-
sama staf, diberlakukan oleh Pimpinan Rumah Sakit.
DO : - Pelayanan Radiologi dan pelayanan imaging secara spesifik
adalah pelayanan penunjang untuk mendukung pelayanan rutin
dan pelayanan gawat darurat sesuai dengan fasilitas yang tersedia.
- Falsafah Instalasi Radiologi dapat mengacu pada falsafah
dan tujuan sesuai yang tercantum dalam standar I ini.
CP : * D : Dokumen falsafah dan tujuan yang sudah
diberlakukan.
- Visi misi rumah sakit
* O : Instalasi Radiologi.
* W : 1. Kepala Instalasi/ unit Radiologi / Ketua SMF
Radiologi.
2. Staf Instalasi/unit Radiologi.
Skor :
Keterangan / Catatan :
S.1.P.3. Instalasi/unit kerja Radiologi memberikan pelayanan rutin rumah sakit dan
pelayanan gawat darurat untuk 24 jam.
Skor :
0= Pelayanan Radiologi hanya untuk pelayanan rutin rumah sakit dalam
jam kerja. Pelayanan untuk gawat darurat tidak ada. Petugas on call
1= Pelayanan Radiologi untuk pelayanan rutin rumah sakit dan untuk
pelayanan gawat darurat dalam jam kerja dengan petugas on call.
2 = Pelayanan rutin rumah sakit dan pelayanan gawat darurat hanya
dalam jam kerja dengan petugas on site.
3 = Pelayanan rutin dan pelayanan gawat darurat terbuka 24 jam.
Petugas on call diluar jam kerja. Ekspertise hasil diluar jam kerja bukan
oleh spesialis Radiologi.
4 = Pelayanan rutin dan pelayanan gawat darurat terbuka 24 jam.
Petugas on site. Ekspertise diluar jam kerja bukan oleh spesialis
Radiologi.
5 = Pelayanan rutin dan pelayanan gawat darurat terbuka 24 jam.
Petugas on site, ekspertise oleh Spesialis Radiologi diluar jam kerja.
DO : Petugas adalah Radiographer.
CP : * D : 1. Jadwal dan absensi petugas.
2. Jadwal jaga on call spesialis radiologi .
* O :
* W : 1. Ka. Instalasi Radiologi.
1. 2. SMF Radiologi.
2. 3. Petugas
Skor :
Keterangan / Catatan :
REKAM MEDIS
STANDARD 1. FALSAFAH DAN TUJUAN
Rumah sakit harus menyelenggarakan rekam medis yang merupakan bukti tentang
proses pelayanan medis kepada pasien.
S.1.P.1. Rekam Medis untuk setiap pasien dibuat sesuai Buku Pedoman
Penyelenggaraan Rekam Medis (BPPRM).
Skor :
0 = Tidak ada BPPRM
1 = Ada BPPRM, edisi lama; tidak lengkap
2 = Ada BPPRM, edisi lama; lengkap
3 = Ada BPPRM, edisi baru; tidak lengkap
4 = Ada BPPRM, edisi baru; lengkap
5 = Ada BPPRM, edisi baru; lengkap; Telah diadakan sosialisasi kepada
unit terkait.
D.O. Penyusunan dan penetapan BPPRM harus mengacu pada Buku
Petunjuk Penyelenggaraan Rekam Medis/Medical Record Rumah
Sakit yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan pada bulan Januari
1997.
Rekam medis sangat dibutuhkan untuk mendukung pendidikan dan
penelitian dan juga menjadi instrumen penting dalam menangani
masalah mediko-legal yang mungkin terjadi di rumah sakit.
BPPRM diberlakukan selama 2 (dua) tahun dan harus selalu
diperbaharui melalui penetapan tertulis dari direktur rumah sakit.
Yang dimaksud dengan edisi baru ialah jika BPPRM masih berlaku
didalam kurun waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal terakhir BPPRM
ditetapkan.
Yang diartikan dengan lengkap jika BPPRM memuat, (1) keputusan
direktur rumah sakit, (2) Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis,
(3) semua formulir isian yang digunakan di rumah sakit, (4) semua
Juklak/SOP yang berlaku, (5) struktur organisasi unit kerja rekam
medis, (6) keputusan direktur tentang pembentukan Komite/Sub
Komite/Panitia Rekam Medis.
BPPRM dapat dibagi menjadi 2 (dua) atau 3 (tiga) buku. Misalnya
Buku I memuat keputusan direktur tentang berlakunya BPPRM,
Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis, keputusan direktur tentang
pembentukan Komite/Sub Komite/Panitia Rekam Medis, struktur
organisasi unit kerja rekam medis. Sedang, Buku II memuat
keputusan direktur tentang berlakunya BPPRM, semua formulir dan
Juklak/SOP.
Yang dimaksud dengan sosialisasi adalah penjelasan kepada unit
kerja terkait agar dipahami secara garis besar isi BPPRM.
C.P. : D = Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis terkini / baru.
O = -
W = -
Skor
Catatan /keterangan :