Laporan Tutorial Skenario 3 Blok 20 SGD 4
Laporan Tutorial Skenario 3 Blok 20 SGD 4
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia Nya penulis dapat menyelesaikan laporan skenario 3 yang berjudul
Overlapping Teeth pada blok XX.
Laporan skenario ini penulis susun karena merupakan sebagian tugas yang
telah diberikan dan pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih kepada
beberapa pihak media dan drg. Ayu Kristin selaku tutor pada tutorial blok XX
yang senantiasa membantu dan membimbing dalam pembuatan laporan skenario 3
ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini pula kami susun untuk memperluas dan menambah wawasan
para pembaca khususnya mahasiswa kedokteran gigi. Untuk menunjang
pemahaman dan melatih keterampilan mahasiswa, kami lampirkan beberapa
sumber dari jurnal dan buku.
Penulis sadari dalam pembuatan laporan ini telah terdapat beberapa
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan
kepada semua pembaca agar dapat menyampaikan saran dan kritik yang bersifat
membangun guna penyempurnaan laporan tutorial ini.
Penyusun
Bila bibir cukup panjang untuk dapat mencapai kontak bibir atas tanpa
kontraksi otot pada saat mandibula dalam keadaan istirahat disebut bibir yang
kompeten. Bila diperlukan kontrkasi otot untuk mencapai kontak bibir atas
dan bawah pada saat mandibula dalam keadaan istirahat dinamakan
bibir inkompeten.Pasien dengan bibir yang potensial untuk dapat berkontak
dengan mudah akan tetapi bibirnya membuka (tidak berkontak) dinamakan
biir yang potensial kompeten. Jadi, Lip incompetence (inkompetensi bibir)
3.1. Skenario
Overlapping Teeth
Onty, a Semarang tourism ambassador, presented to a dentist
complaining. Her uppern and lower front teeth that are overlapping each
other. The entist gave her removable orthodontic treatment option for some
reasons. Subjective examination showed that patient has a parafuctional habit
(thumb sucking) when she was in school. Objective examination showed
covex profile and incompetent lips extraorally, and protusive maxilla with
proclination of upper incisivies, distocclusion first molar relationship, overjet
6,5 mm and overbite 2,5 mm.
3.2. Skema
ORTHODONTIC
3.3.1. Preventif
3.4.1. Activator
Chin cup merupakan perawatan ekstra oral yang bertujuan agar dagu
bebas berotasi ke bawah dan belakang, gigi erupsi, dan terjadi perpanjangan
1. Retainer Lepasan
Merupakan alat pasif yang dapat dilepas dan dipasang oleh pasien
sendiri. Untuk itu ketaatan pasien sangat menentukan keberhasilan alat ini.
a. Begg Retainer
Begg retainer ditemukan dan dipopulerkan oleh P. R. Begg.
Alat ini terdiri dari busur yang memanjang sampai molar terakhir,
melengkung ke palatal di bagian molar terakhir dan menempel
pada plat akrilik. Keuntungan retainer ini adalah tidak adanya
kawat yang terlalu berlebih sehingga bisa mengeliminasi resiko
adanya ruang yang terbuka atau diastema.
b. Clip on Retainer atau Spring Aligner
Spring aligner atau spring retainer didesain khusus untuk
digunakan pada region anterior. Alat ini dibuat dari kawat yang
memanjang dari gigi insisif kemudian melewati celah antara gigi
kaninus dan gigi premolar lalu membelok ke permukaan lingual.
Baik busur labial dan lingual ditempelkan di sebuah plat akrilik
tipis. Alat ini biasa digunakan untuk mengkoreksi kelainan gigi
rotasi yang sering terlihat di regio anterior rahang bawah.
c. Removable Wraparound Retainer
Retainer ini merupakan versi kelanjutan dari spring aligner
yang menutupi seluruh gigi. Terdiri dari kawat yang melewati
sepanjang permukaan labial juga lingual seluruh gigi yang telah
erupsi yang menempel pada strip akrilik. Retainer wraparound
lebih estetik tetapi tidak nyaman dipakai dibandingkan Hawley
retainer, serta tidak efektif untuk mengkoreksi kasus overbite. Satu
lengkung penuh retainer wraparound diindikasikan untuk kasus
kerusakan jaringan periodontal sebagai splinting.
3.8.1. Indikasi
3.8.2. Kontraindikasi
3.9.1. Keuntungan
3.9.2. Kerugian