Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS INDUSTRI PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR
PT. HM. SAMPOERNA, Tbk.

Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategis


Semester II Magister Akuntansi

Ahmad Rudi Yulianto NIM : 12030112410005


Fernia Niken Susanti NIM : 12030112410036
Mokhamad Dwi Baskoro NIM : 12030112410033
Retna Sri Wilujeng NIM : 12030112410030
Shabrina Tijani Syarafina NIM : 12030112410044

MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2013
BAB I
PENDAHULUAN

A. PROFIL PERUSAHAAN.
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (Sampoerna) didirikan
di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris
Anwar Mahajudin, S.H., No. 69. Akta Pendirian Sampoerna disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
No. J.A.5/59/15 tanggal 30 April 1964 serta diumumkan dalam
Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 24
Nopember 1964, Tambahan No. 357. Anggaran dasar Sampoerna
telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta
Notaris Aulia Taufani, S.H. No. 107 tanggal 15 Desember 2009 dalam
rangka menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar ini sudah
memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-
0006503.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010.
Ruang lingkup kegiatan Sampoerna meliputi industri dan
perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan-
perusahaan lain. Kegiatan produksi rokok secara komersial telah
dimulai pada tahun 1913 di Surabaya sebagai industri rumah tangga.
Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan dengan
dibentuknya NVBM Handel Maatschapij Sampoerna.
Sampoerna berkedudukan di Surabaya, dengan kantor pusat
berlokasi di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya, serta memiliki
pabrik yang berlokasi di Surabaya, Pandaan, Malang dan Karawang.
Sampoerna juga memiliki kantor perwakilan korporasi di Jakarta.
Saham Sampoerna tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode
perdagangan sahamnya HMSP.
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (Sampoerna)
merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. PT HM
Sampoerna Tbk. memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang
dikenal luas, seperti Sampoerna Kretek (sebelumnya disebut
Sampoerna A Hijau), A Mild, serta Raja Kretek yang legendaris Dji
Sam Soe. PT HM Sampoerna Tbk. adalah afiliasi dari PT Philip Morris
Indonesia dan bagian dari Philip Morris International, produsen rokok
terkemuka di dunia. Misi PT HM Sampoerna Tbk. adalah menawarkan
pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia.
Hal ini PT HM Sampoerna Tbk. lakukan dengan senantiasa mencari
tahu keinginan konsumen, dan memberikan produk yang dapat
memenuhi harapan mereka. PT HM Sampoerna Tbk. bangga atas
reputasi yang PT HM Sampoerna Tbk. raih dalam hal kualitas, inovasi
dan keunggulan.
Pada tahun 2009, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar
29,1% di pasar rokok Indonesia, berdasarkan hasil AC Nielsen Retail
Audit-Indonesia Expanded. Pada akhir 2009, jumlah karyawan
Sampoerna dan anak perusahaan mencapai sekitar 28.300 orang.
Sampoerna mengoperasikan enam pabrik rokok di Indonesia dan
Sampoerna menjual dan mendistribusikan rokok melalui 59 kantor
penjualan di seluruh Indonesia.

B. SEJARAH SAMPOERNA.
Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk.
(Sampoerna) tidak terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna
sebagai pendirinya. Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee, seorang
imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual rokok kretek linting
tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya
tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang
memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih.
Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an,
Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama
perusahaannya menjadi Sampoerna, yang berarti kesempurnaan.
Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee
memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah
kompleks bangunan yang terbengkalai di Surabaya yang kemudian
direnovasi olehnya. Bangunan tersebut kemudian juga dijadikan
tempat tinggal keluarganya, dan hingga kini, bangunan yang dikenal
sebagai Taman Sampoerna tersebut masih memproduksi kretek linting
tangan. Bangunan tersebut kini juga meliputi sebuah museum yang
mencatat sejarah keluarga Sampoerna dan usahanya, serta
merupakan salah satu tujuan wisata utama di Surabaya.
Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna,
mengambil alih kemudi perusahaan pada tahun 1978. Di bawah
kendalinya, Sampoerna berkembang pesat dan menjadi perseroan
publik pada tahun 1990 dengan struktur usaha modern, dan memulai
masa investasi dan ekspansi. Selanjutnya Sampoerna berhasil
memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan terkemuka di
Indonesia.
Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris
International Inc. (PMI), salah satu perusahaan rokok terkemuka di
dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia,
afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna.
Jajaran Direksi dan manajemen baru yang terdiri dari gabungan
profesional Sampoerna dan PMI meneruskan kepemimpinan
Perseroan dengan menciptakan sinergi operasional dengan PMI,
sekaligus tetap menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang
telah dimilikinya sejak hampir seabad lalu.

C. PRODUKSI ROKOK.
Dari Lahan Pertanian Hingga Pabrik. Setelah dipanen dan
dikeringkan, tembakau dan cengkeh dibawa ke lokasi pabrik.
Tembakau biasanya disimpan hingga selama 3 tahun dalam
lingkungan terkontrol untuk membantu meningkatkan cita rasanya.
Cengkeh juga melewati proses penyimpanan serupa hingga selama
satu tahun sebelum diproses menjadi cengkeh rajang (cut clove).
Tembakau yang telah disimpan akan diproses terlebih dahulu sebelum
dicampur dengan cengkeh rajangan yang telah kering, kemudian
dijadikan racikan rokok yang akan dilinting menjadi rokok. Racikan
yang telah selesai, yang biasa disebut cut filler disimpan dalam
lumbung berukuran besar sebelum memasuki proses produksi rokok.
Rokok kretek dapat berupa sigaret kretek tangan (SKT) atau sigaret
kretek mesin (SKM). Salah satu keunikan industri kretek Indonesia
ialah masih digunakannya metode pelintingan secara manual dengan
tangan, dimana para pekerja melinting produk rokok kretek dengan
sangat cepat, bahkan hingga dapat mencapai 350 batang per jam.
Fasilitas Linting-tangan dan Buatan mesin. Produksi sigaret
kretek tangan dan sigaret kretek mesin terdiri dari tiga tahapan:
Pemrosesan daun tembakau;
Produksi rokok;
Dan pengemasan serta persiapan distribusi.
Dalam tiap tahapan produksi, pengendalian mutu yang sangat
cermat memegang peranan penting untuk memastikan bahwa setiap
batang rokok dibuat dengan standar tertinggi. Setelah siap, rokok
kemudian dikemas dan dikirimkan untuk proses distribusi.

D. ANGGOTA KELUARGA SAMPOERNA PEMIMPIN PERUSAHAAN.


1. Liem Seeng Tee (18931956).
Liem Seeng Tee adalah pendiri PT. HM Sampoerna, sebuah
perusahaan rokok besar di Indonesia. Dia adalah generasi pertama
dari keluarga Sampoerna; ayah dari Aga Sampoerna dan kakek
dari Putera Sampoerna. Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang
Nio mendirikan Sampoerna pada tahun 1913 di Surabaya.
2. Aga Sampoerna.
Setelah masa tersebut, putra Liem, Aga Sampoerna
mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan kembali
perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama
perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini.
Selain itu, melihat kepopuleran rokok cengkeh di Indonesia, dia
memutuskan untuk hanya memproduksi rokok kretek saja.
3. Putera Sampoerna.
Generasi berikutnya,adalah generasi yang membawa PT.
Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan
yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah, A
Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan
supermarket Alfa, dan untuk suatu saat, dalam bidang perbankan.
4. Michael Sampoerna.
Pada tahun 2000, Michael, masuk ke jajaran direksi dan
menjabat sebagai CEO. Pada Maret 2005, perusahaan ini
kemudian diakuisisi oleh Philip Morris. Philip Morris adalah
produsen rokok asal Amerika Serikat dengan keahlian pada produk
rokok putih seperti Marlboro, Virginia Slims, dan Benson & Hedges.
Bagi perusahaan itu, investasi di Sampoerna adalah kesempatan
besar untuk masuk dalam jajaran lima besar dunia dengan memulai
mempelajari industri rokok kretek. Setelah akusisi 40 persen saham
selesai, Philip Morris akan melakukan tender untuk pembelian sisa
saham lain di HM Sampoerna.
E. TATA KELOLA PERUSAHAAN.
Salah satu kunci kesuksesan Sampoerna adalah ketaatan
terhadap prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Sebagai
perusahaan publik, sekaligus sebagai afi liasi PMI, penerapan tata
kelola perusahaan yang baik menjadi suatu keharusan bagi
Sampoerna. Sampoerna menetapkan standar kepatuhan dan integritas
yang sangat tinggi dalam menjalankan usaha. Aturan berperilaku
(code of conduct) yang diterapkan pada seluruh afi liasi PMI, termasuk
Sampoerna, dikomunikasikan kepada karyawan Sampoerna pada
seluruh tingkatan organisasi. Program pelatihan diadakan secara
berkala dan partisipasi karyawan dimonitor dengan ketat.
Pelaksanaan tata kelola perusahaan di Sampoerna merupakan
tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, dibantu oleh tim yang
terdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Audit
Internal, dan Sekretaris Perusahaan. Tim tersebut secara rutin
memantau pelaksanaan dan kepatuhan terhadap Prosedur dan
Kebijakan Perusahaan.
1. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan atas
keputusan-keputusan Direksi dalam mengelola jalannya
Sampoerna serta memberikan nasihat kepada Direksi. Dalam
melakukan tugas-tugas pengawasannya, Dewan Komisaris berhak
melakukan audit atas pembukuan Sampoerna. Dalam
melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris melakukan pertemuan
terjadwal serta pertemuan tambahan bila diperlukan. Sepanjang
Tahun Buku 2012 sampai dengan Laporan Tahunan ini diterbitkan,
Dewan Komisaris mengadakan lima kali pertemuan yang dihadiri
oleh mayoritas anggota, sebagaimana diamanatkan oleh Anggaran
Dasar Sampoerna.
2. Direksi
Direksi bertanggung jawab mengelola Sampoerna untuk
mencapai maksud dan tujuannya. Direksi berhak mewakili
Sampoerna, baik di dalam maupun di luar pengadilan, tentang
segala hal dan dalam segala kejadian. Direksi juga berhak
mengikat Sampoerna dengan pihak lain, serta menjalankan segala
tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan,
dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar Sampoerna,
Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang
tentang Pasar Modal serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.
Direksi juga mendapatkan pelatihan dan pengembangan
secara berkala, yang frekuensi dan jenisnya disesuaikan dengan
fungsi dan tanggung jawab masing-masing Direksi. Direksi
menyelenggarakan rapat rutin, umumnya setiap bulan, yang dapat
melibatkan pimpinan divisi dan manajer senior tertentu. Rapat
tersebut antara lain membahas kinerja keuangan kuartalan dan
rekomendasi dividen, situasi ekonomi, situasi pasar, kompetisi,
informasi penjualan, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
operasional dan kegiatan usaha Sampoerna.
Sepanjang Tahun Buku 2012, Direksi mengadakan 12
pertemuan yang dihadiri oleh mayoritas anggota, sebagaimana
diamanatkan oleh Anggaran Dasar Sampoerna.
3. Komite Audit
Sebagaimana dinyatakan dalam Piagam Komite Audit,
Komite Audit bertugas untuk membantu Dewan Komisaris
Sampoerna dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya.
Tanggung jawab Komite Audit meliputi penelahan atas laporan
keuangan Sampoerna, pekerjaan Audit Internal, implementasi
manajemen risiko dan kepatuhan terhadap peraturan pasar modal
dan peraturan lain yang berhubungan dengan kegiatan
Sampoerna.
Komite Audit diketuai oleh Phang Cheow Hock dan
beranggotakan Goh Kok Ho dan Dr. Ronny Kusuma Muntoro, yang
seluruhnya diangkat berdasarkan keputusan Dewan Komisaris
pada tanggal 9 Desember 2010. Phang Cheow Hock dan Goh Kok
Ho adalah Komisaris Independen Sampoerna sedangkan Dr.
Ronny Kusuma Muntoro merupakan tokoh akademisi dari
Universitas Indonesia yang berpengalaman luas dalam pengajaran
dan studi system informasi, sistem pengendalian manajemen, serta
akuntansi biaya dan manajemen.
Komite Audit mengadakan 9 kali pertemuan selama periode
antara 1 April 2012 sampai dengan Laporan Tahunan ini di
terbitkan yang dihadiri oleh seluruh anggota. Komite Nominasi dan
Remunerasi Dewan Komisaris telah membentuk Komite Nominasi
dan Remunerasi (KNR) pada 9 Maret 2011. KNR memberikan
saran dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang hal-hal
terkait nominasi dan remunerasi Direksi, Dewan Komisaris dan
Komite-Komite Dewan Komisaris. Rapat Umum Pemegang Saham
RUPS Tahunan tanggal 27 April 2012 memberikan wewenang
kepada Dewan Komisaris, dengan memperhatikan rekomendasi
dari KNR untuk menetapkan (i) gaji dan tunjangan untuk setiap
anggota Direksi, dan (ii) uang jasa, honorarium atau tunjangan
untuk setiap anggota Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2012
dan tahun-tahun buku selanjutnya sampai ditentukan lain oleh
RUPS.
Saat ini KNR diketuai oleh Phang Cheow Hock yang
diangkat pada tanggal 9 Maret 2011 untuk masa jabatan selama
lima tahun. Berdasarkan pengangkatan pada tanggal 1 Maret 2012,
KNR beranggotakan Ervin Laurence Pakpahan, seorang sarjana
hukum dari Universitas Indonesia yang bergabung dengan
Sampoerna sebagai Senior Counsel pada tahun 2008. Dewan
Komisaris pada tanggal 13 Maret 2013 menyetujui pengangkatan
Linda Setiawan sebagai anggota KNR menggantikan Indra
Dammen Kanoena efektif sejak tanggal 4 Januari 2013. Linda
Setiawan memiliki gelar sarjana teknik lingkungan dari Institut
Teknologi Bandung dan gelar Master of Science in Environmental
Engineering dari Technische Universitt Hamburg-Harburg,
Jerman. Beliau bergabung dengan Sampoerna sebagai Graduate
Intake pada tahun 2005.
Sepanjang Tahun Buku 2012 sampai dengan Laporan
Tahunan ini diterbitkan, KNR mengadakan dua kali pertemuan yang
dihadiri oleh seluruh anggota.
4. Audit Internal
Audit Internal membantu Direksi mengelola proses-proses
internal Sampoerna. Piagam Audit Internal dikeluarkan pada tahun
2009 oleh Direksi setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
Audit Internal memantau kepatuhan terhadap Prosedur dan
Kebijakan Sampoerna, serta hal-hal lain sebagaimana diminta oleh
Direksi dan Dewan Komisaris. Voong Che Yee menduduki jabatan
Ketua Audit Internal sejak tahun 2010 setelah cukup lama berkarier
di bidang keuangan dan manajemen pada afi liasi PMI di Hong
Kong, Malaysia dan Singapura. Voong Che Yee memiliki gelar
Sarjana bidang Ekonomi dengan jurusan Akuntansi dari University
of Hull, Inggris. Beliau adalah anggota dari Institute of Chartered
Accountants di Inggris dan Wales.
Sebagaimana dijabarkan dalam Piagam Audit Internal, tugas
utama Audit Internal adalah memberikan Direksi penilaian objektif
yang independen mengenai kecukupan dan keefektifan Sistem
Pengendalian Internal yang dijalankan Sampoerna.
5. Kegiatan-Kegiatan Audit Internal
Demi terselenggaranya kinerja dengan baik, lengkap dan
tepat waktu, Audit Internal memiliki wewenang sebagai berikut:
Akses langsung dan penuh terhadap pembukuan, arsip dan
fasilitas Sampoerna sebagaimana dibutuhkan secara wajar
untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya;
Berkomunikasi secara langsung dan mengadakan pertemuan
berkala dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit
atau para anggotanya serta
Mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan auditor
eksternal Sampoerna.
Sepanjang Tahun Buku 2012, kegiatan-kegiatan Audit
Internal adalah antara lain:
Menyiapkan dan mengembangkan rencana audit berdasarkan
pendekatan risiko;
Menerapkan rencana audit, membuat ikhtisar temuan audit dan
merekomendasikan perbaikan terhadap bidang-bidang yang
diaudit dan melaporkan kepada Direksi;
Melakukan audit khusus sebagaimana diminta oleh Direksi.
Dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
Audit Internal memiliki sejumlah tenaga audit dan keuangan yang
profesional dan berkualifi kasi serta memiliki pengetahuan, keahlian
dan pengalaman yang memadai. Ketua Audit Internal mengadakan
pertemuan bulanan untuk memonitor dan mengevaluasi kualitas
penyelesaian yang tepat waktu dan pelaporan kegiatan dan temuan
audit kepada Direksi dan Komite Audit.
Untuk menjaga kemandirian Audit Internal, para karyawan
Audit Internal tidak terlibat langsung dalam melaksanakan dan/atau
membuat keputusan terkait kegiatan operasional Sampoerna.
6. Risiko dan Manajemen Risiko
Usaha Sampoerna tidak terlepas dari risiko-risiko yang
timbul dari pengaruh berbagai faktor eksternal dan internal. Faktor-
faktor eksternal tersebut antara lain:
o Perubahan yang signifi kan atas sistem cukai dan perubahan
signifi kan pada regulasi industri rokok di Indonesia;
o Kondisi ekonomi, sosial dan politik;
o Persaingan usaha;
o Perubahan selera dan preferensi perokok dewasa;
o Rokok palsu dan/atau selundupan;
o Devaluasi mata uang Rupiah Indonesia terhadap mata uang
asing; dan
o Kenaikan tingkat suku bunga.
Risiko-risiko lainnya antara lain meliputi tuntutan hukum,
kegagalan peluncuran produk baru, dan fl uktuasi harga tembakau,
cengkeh dan bahan baku lainnya.
Sampoerna senantiasa berusaha mengurangi risiko usaha
melalui pengendalian internal yang efektif dan memadai,
penyusunan rencana tak terduga dan melalui asuransi. Selama
Tahun Buku 2012, tidak ada tuntutan hukum yang mempengaruhi
hasil usaha Sampoerna secara signifi kan.
7. Komunikasi Karyawan
Komunikasi dengan karyawan merupakan salah satu aspek
penting dari tata kelola perusahaan. Untuk kepentingan itu,
Sampoerna memanfaatkan berbagai media komunikasi, seperti
majalah triwulan Lentera, TV Sampoerna, Radio Sampoerna, surat
elektronik, acara tatap muka dengan Presiden Direktur dan anggota
Direksi lainnya yang dilakukan sedikitnya dua kali setahun yang di
sebut dengan Sersan, kegiatan karyawan, perayaan ulang tahun
Sampoerna dan pertemuan-pertemuan lainnya.
8. Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Investor
Sekretaris Perusahaan membantu Direksi dalam
memastikan kepatuhan Sampoerna terhadap peraturan dan
kebijakan pasar modal, dan memastikan bahwa Direksi
mendapatkan informasi mengenai perubahan peraturan pasar
modal beserta implikasinya. Dalam menjalankan fungsinya,
Sekretaris Perusahaan bekerja sama dengan Departemen Hukum
dan Divisi Hubungan Investor. Sekretaris Perusahaan dan Divisi
Hubungan Investor memastikan bahwa otoritas pasar modal yang
sekarang dikenal dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), otoritas
bursa (Bursa Efek Indonesia), PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia, pemegang saham, investor, analis efek dan masyarakat
pasar modal mendapatkan informasi yang memadai sesuai
ketentuan pasar modal yang berlaku.
Selama Tahun Buku 2012, Sampoerna mengadakan
sejumlah aktivitas termasuk paparan publik tahunan dan penerbitan
rilis media. Fungsi Sekretaris Perusahaan dijalankan oleh Maharani
Djody Subandhi sejak 3 Maret 2010. Beliau memiliki gelar sarjana
hukum dari Universitas Indonesia dan bergabung dengan
Sampoerna pada tahun 2008 sebagai Counsel. Untuk melayani
komunikasi online dengan kalangan investor, Sampoerna
menyediakan alamat surat elektronik khusus (investor.
relations@sampoerna.com) dan situs Internet yang dapat diakses
melalui http://www.sampoerna.com.
BAB II
PEMBAHASAN

A. VISI DAN MISI SAMPOERNA.


Visi PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) terkandung dalam
Falsafah Tiga Tangan. Falsafah tersebut mengambil gambaran
mengenai lingkungan usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya.
Masing-masing dari ketiga Tangan, yang mewakili perokok dewasa,
karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas, merupakan pihak
yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visi menjadi
perusahaan paling terkemuka di Indonesia.
Sampoerna meraih ketiga kelompok ini dengan cara sebagai
berikut:
1. Memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar
bagi perokok dewasa
Sampoerna berkomitmen penuh untuk memproduksi sigaret
berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen
dewasa. Ini dicapai melalui penawaran produk yang relevan dan
inovatif untuk memenuhi selera konsumen yang dinamis.
2. Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada
karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha.
Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi,
lingkungan kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan
adalah kunci utama membangun motivasi dan produktivitas
karyawan. Di sisi lain, mitra usaha PT HM Sampoerna Tbk juga
berperan penting dalam keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk, dan
PT HM Sampoerna Tbk mempertahankan kerjasama yang erat
dengan mereka untuk memastikan vitalitas dan ketahanan mereka.
3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas.
Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan
masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam memberikan sumbangsih,
PT HM Sampoerna Tbk memfokuskan pada kegiatan pengentasan
kemiskinan, pendidikan, pelestarian lingkungan, penanggulangan
bencana dan kegiatan sosial karyawan.

B. LAMBANG DAN LOGO PT. HM. SAMPOERNA Tbk


Lambang Perusahaan mewakili perusahaan dan harus
dipergunakan untuk keperluan dimana PT. HM Sampoerna Tbk harus
tampil secara resmi.

Gambar 3.1
Lambang PT. HM Sampoerna Tbk

Sumber : www.sampoerna.com

Sedangkan Logo Perusahaan memberikan identitas terhadap


produk-produk yang dihasilkan PT. HM Sampoerna Tbk. Logo ini
memiliki konsep Anggarda Paramitha, yang memiliki arti menuju
kesempurnaan dan kemakmuran bagi tiga komponen penting sehingga
semua komponen tersebut mengalami keuntungan. Komponen
tersebut adalah:
a. Penjual / Produsen
b. Penjual, dan
c. Pembeli

Gambar 3.2
Logo PT. HM Sampoerna Tbk (Anggarda Paramitha)

Sumber : www.sampoerna.com
Selain itu terdapat pula Logo Tiga Tangan yang mencerminkan
sebuah perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan
pemimpin dalam industri yang memandang cakrawala peluang bisnis
yang lebih luas ke masa depan.

Gambar 3.3
Logo Tiga Tangan

Sumber : www.sampoerna.com

Logo tiga tangan mencerminkan falsafah pendiri Sampoerna,


bahwa sukses akan dicapai bila ketiga pihak, yakni produsen,
pedagang dan konsumen mendapat keuntungan dari produknya.

C. PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PT HM SAMPOERNA Tbk

Cara PT HM Sampoerna Tbk Beroperasi


PT HM Sampoerna Tbk adalah salah satu perusahaan rokok
terkemuka di Indonesia dengan fasilitas pabrikan dan kantor
penjualan di berbagai daerah di Indonesia. Di mana perusahaan ini
melakukan proses manufaktur, perusahaan ini selalu menerapkan
standar tertinggi untuk memastikan kualitas prima yang diharapkan
para perokok merek perusahaan ini. Operasional perusahaan ini
sehari-hari tidak hanya meliputi produksi rokok, tetapi juga
mencakup cara perusahaan ini berbisnis dan berinteraksi dengan
dunia di luar kantor PT HM Sampoerna Tbk., baik secara lokal
ataupun global.Di setiap negara tempat produk PT HM Sampoerna
Tbk. dijual, PT HM Sampoerna Tbk. dipandu oleh prinsip dasar
yang sama. Salah satu tujuan utama perusahaan ini adalah
menjadi perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial.
Karena itulah PT HM Sampoerna Tbk. menganggap sangat serius
kinerja sosial perusahaan ini:
1. PT HM Sampoerna Tbk mengomunikasikan dampak negatif
merokok terhadap kesehatan.
2. PT HM Sampoerna Tbk mendukung kerangka regulasi rokok
yang menyeluruh dan memperhatikan tujuan kesehatan
masyarakat, ketenagakerjaan, pendapatan negara dan
prediktabilitas industri.
3. PT HM Sampoerna Tbk mendukung pelaksanaan dan
pemberlakuan tegas ketentuan yang mengatur usia minimum
pembelian produk tembakau. PT HM Sampoerna Tbk juga
bekerjasama erat bersama pengecer dan mitra lain untuk
menerapkan program pencegahan merokok di kalangan anak
dan remaja.
4. PT HM Sampoerna Tbk bekerja sama dengan pembuat
kebijakan, lembaga penegak hukum, dan pihak pengecer untuk
memerangi perdagangan ilegal rokok palsu dan selundupan.
5. PT HM Sampoerna Tbk telah menerapkan kebijakan dan
program untuk secara konsisten mengurangi dampak
lingkungan, dengan mengurangi penggunaan sumber daya
alam, mengurangi emisi gas rumah kaca, serta mengurangi
produksi limbah.
6. PT HM Sampoerna Tbk bekerja sama dengan petani dan
pemasok untuk mengembangkan pertanian tembakau
berkelanjutan.
7. PT HM Sampoerna Tbk bekerja sama dengan pemasok,
lembaga masyarakat, dan pemerintah untuk mengatasi masalah
pekerja anak dan pelanggaran lainnya di pasar tenaga kerja
yang terkait dengan rantai pasokan PT HM Sampoerna Tbk.
8. PT HM Sampoerna Tbk, berkontribusi untuk meningkatkan
kehidupan masyarakat lokal melalui kegiatan sosial yang
berkelanjutan, kegiatan suka rela dan dukungan terhadap
berbagai lembaga nirlaba.
Bagi PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), berinvestasi
pada kesejahteraan masyarakat tak kalah pentingnya dengan
investasi pada masa depan bisnis. PT HM Sampoerna Tbk
mendukung berbagai program tanggung jawab sosial untuk
meningkatkan kondisi hidup di lingkungan tinggal dan kerja para
karyawan PT HM Sampoerna Tbk, serta pada masyarakat petani
yang memasok tembakau pada PT HM Sampoerna Tbk. Sejumlah
bidang utama pemberian dukungan PT HM Sampoerna Tbk adalah
pengentasan kemiskinan, pendidikan, pelestarian lingkungan dan
penanganan bencana alam.

Empat pilar Program Tanggung Jawab Sosial PT HM Sampoerna


Tbk
1. Penanggulangan Bencana
Untuk menanggulangi bencana alam PT Sampoerna
membentuk Tim Sampoerna Rescue (SAR). Tim tersebut telah
diikutsertakan untuk melakukan penanganan bencana alam di
berbagai daerah di Indonesia. Selain itu PT Sampoerna juga
memberikan bantuan air bersih untuk masyarakat yang terkena
bencana.
2. Pendidikan
Sampoerna berfokus dalam memberikan akses lebih
besar terhadap materi pendidikan melalui Pusat Pembelajaran
Masyarakat dan Mobil Pustaka di daerah sekitar pabrik di Jawa
Timur dan Jawa Barat. Sampoerna juga mengoperasikan
perpustakaan karyawan di pabrik Surabaya, Jawa Timur.
Memberikan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa di berbagai
sekolah dan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.
Sebagai bentuk kepeduliannya terhadap pendidikan,
Sampoerna mendirikan sekolah bisnis yaitu Sampoerna School
of Business dan Akademi Putera Sampoerna Foundation atau
lebih dikenal sebagai Sampoerna Foundation adalah sebuah
yayasan nirlaba yang didirikan oleh Putera Samporna beserta
para pemegang saham PT HM Sampoerna lainnya didirikan
pada tahun 2001 bertujuan untuk peningkatan pendidikan
nasional di Indonesia
3. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Pada tahun 2006, Pusat Pelatihan Kewirausahaan
Sampoerna (PPKSampoerna) mulai beroperasi di dekat pabrik
yang berada di Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur.
PPKSampoerna menyelenggarakan program pendidikan dan
pelatihan untuk mendorong pengembangan usaha kecil di
masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik Sampoerna dan di
sejumlah daerah lain di Jawa Timur dan Lombok. Selain itu
untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, Sampoerna juga
membangun usaha mikro dan kecil.
4. Keberlangsungan Lingkungan
Melalui kerja sama dengan beberapa organisasi
lingkungan, Sampoerna mendukung Program Pelestarian
Mangrove di Surabaya dan penanaman kembali hutan di
Pasuruan dan Lombok untuk mewujudkan lingkungan yang
berkelanjutan.
D. LINGKUNGAN REGULASI & FISKAL.

Pada bulan Desember 2012, Pemerintah Republik Indonesia


mengesahkan peraturan pemerintah mengenai pengendalian tembakau
(PP No. 109/2012), dan kami menyambut baik adanya pelarangan
penjualan terhadap anak-anak dalam peraturan tersebut. Sampoerna
senantiasa konsisten mendukung penyusunan regulasi yang menyeluruh
dan berimbang serta mempertimbangkan realitas, skala dan sejarah
sektor tembakau di Indonesia.

Sampoerna juga melakukan perjanjian kerjasama dengan


Modernisator, sebuah organisasi non-pemerintah, untuk mendukung
program Modernisator yang bertujuan menaikkan tingkat kesadaran atas
pengaruh merokok terhadap kesehatan di kalangan murid sekolah
menengah atas, para pengajar dan orang tua. Program ini dikelola sendiri
oleh Modernisator dengan dua universitas di Jakarta dan Surabaya.

Kegiatan usaha Sampoerna memberikan lapangan kerja secara


keseluruhan bagi 89.500 orang terhitung akhir 2012. Angka tersebut
meliputi sekitar 61.000 orang yang merupakan pekerja dari 38 unit MPS
yang berlokasi di 27 kabupaten di Pulau Jawa. Pada bulan November
2012, Kementerian Keuangan RI menerbitkan kebijakan baru tentang
struktur cukai produk tembakau yang menyederhanakan struktur tersebut
untuk tahun 2013 dengan menggabungkan beberapa layer pada
golongan-golongan SKM dan SPM. Tidak ada perubahan terhadap
segmen SKT. Pada tahun 2012, Sampoerna menyumbangkan cukai
sejumlah Rp27,7 triliun, yang berarti Sampoerna merupakan salah satu
penyumbang cukai tembakau terbesar di Indonesia. Kontribusi kami
tercatat sebesar 30,6% dari total pendapatan domestik cukai produk
tembakau negara sebesar Rp90,5 triliun pada tahun 2012*. Industri kretek
yang merupakan salah satu kekhasan Indonesia memberikan lapangan
kerja bagi sekitar enam juta orang, dan merupakan salah satu sektor
penyumbang cukai dan pajak terbesar bagi Pemerintah RI. Sampoerna
terus merekomendasikan agar pemerintah mempertimbangkan pentingnya
perlindungan tenaga kerja dalam merumuskan kebijakan cukai di masa
depan.

E. ANALISIS SWOT PT HM SAMPOERNA Tbk

1. Strength
a. Kualitas Bahan Baku
Kualitas bahan baku rokok sampoerna sudah terpercaya,
kualitas bahan baku menjadi andalan sampoerna untuk
bersaing dengan empat perusahaan rokok besar Indonesia
lainnya (Gudang garam, Djarum, Bentoel Prima dan Wismilak).
b. Menguasai pangsa pasar
Produk-produk rokok sampoerna secara keseluruhan
menguasai pangsa pasar rokok Indonesia dengan pangsa pasar
24,2 %, posisi runner-up Gudang Garam 23,6 dan pada
peringkat ketiga Djarum 20,4 %.
c. Kredibilitas Perusahaan.
Perusahaan yang telah berdiri hampir mencapai seratus
tahun pastinya memiliki kredibilitas perusahaan yang baik.
Kredibilitas Sampoerna tidak dibangun dalam semalam, tetapi
melalui jalan yang panjang dan berbagai prestasi yang telah
ditorehkan. Kredibilitas perusahaan inilah yang menjadi dasar
terbentuknya trust kepercayaan dari para stakeholder yang
terbukti menjadi poin krusial dalam pengembangan suatu bisnis.
d. Budaya Perusahaan.
Budaya perusahaan dalam tubuh sampoerna sudah
menjadi spirit dcorps sampoerna. Dalam kegiatan sehari-hari
budaya perusahaan tersebut menjiwai seluruh aktifitas
karyawan sehingga kinerja karyawan menjadi lebih efektif dan
efisien. Dengan adanya budaya perusahaan yang baik maka
perusahaan akan mampu bertahan dan berkembang lebih baik
lagi.
e. Nilai capital yang besar.
Setelah Philip Morris menjadi pemilik dominan saham
perusahaan. Sampoerna memiliki capital yang cukup besar dan
jaminan tersedianya modal dibawah naungan perusahaan rokok
raksasa dunia. Dengan tersedianya dana yang besar,
memudahkan perusahaan untuk menjalankan strategi
pemasaran dan kegiatan operasional perusahaan.

2. Weakness
a. Harga yang cukup mahal.
Harga yang cukup mahal Harga yang cukup mahal
menjadi kelemahan sampoerna yang sangat terlihat dimata
competitor. Harga cukup mahal ini bersala dari biaya promosi
yang besar dan bahan baku yang mahal.
b. Kurang diminatinya produk rokok SKM mild di Internasional
Para perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok
putih dan sudah candu dengan rasa yang diberikan oleh rokok
putih, kehadiran rokok kretek mild tidak bias menggeser
kedudukan rokok putih sebagai rokok no. 1 di luar negeri untuk
saat ini.
c. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing
Walaupun Dji Sam Soe Filtered memilki kualitas
tembakau dan cengkeh yang tidak kalah dari para pesaing,
tetapi perbedaan harga membuat Dji Sam Soe filter tidak bias
menggeser kedudukan Gudang Garam Internasional dari
peringkat pertama dan minimnya distribusi dan promosi
membuat sangat memperkokoh posisi Gudang Garam
Internasional sebagai Champion.
d. Modal yang cukup besar untuk mengadakan event berkala
seperti A mild live wanted, Java Jazz, COPA Dji Sam Soe, Liga
voli Proliga, IBL, Jak Jazz dan Soundrenaline.
Pengalokasian yang dipakai sampoerna banyak dipakai
untuk membuat suatu event, terlebih lagi event yang dibuat
adalah event berkala (Java Jazz, Jak jazz, IBL, Proliga, COPA,
Soundrenaline dan Amild live wanted) dengan jangka waktu
setahun sekali event tersebut dilaksanakan, sudah terhitung ada
tujuh event besar yang harus didanai setiap tahunnya. Dengan
adanya event berkala tersebut sampoerna harus menyediakan
dana yang cukup besar
e. Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution
Rokok Avolution yang seharus menjadi harapan agar
dapat bersaing dengan rokok putih, tetapi yang terjadi
pertumbuhan rokok tersebut sangat lambat, permintaan turun
dan profit menurun, akhirnya malah memberikan kerugian dan
memberikan dampak yang negative. Rokok Avolution yang
seharusnya harapan dilihat dari launchingnya yang sangat luar
biasa utnuk industry rokok Indonesia, tetapi yang terjadi produk
ini tidak memberikan laba yang sesuai harapan seiring
berjalannya waktu.

3. Opportunity
a. Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis
Masuknya Philip Morris yang notabenenya termasuk
perusahaan rokok besar dunia, memudahkan sampoerna untuk
mengekspansi bisnisnya ke International melalui bantuan
perusahaan Philip Morris.
b. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di
Indonesia.
Perlu diketahui lagi bahwa rokok akan menyebabkan
kecanduan dan kecanduan tersebut tidak hanya karena
rokoknya tetapi juga karena rasa yang diberikan oleh rokok
tersebut, kecanduan tersebut membuat seseorang tidak bias
pindah ke produk lain. Dilihat dari pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa perokok telah menjadi menyumbang laba
tetap untuk perusahan rokok. Meningkatnya jumlah anak muda
yang merokok dan banyak strategi yang diluncurkan produsen
LTLN untuk menarik para anak muda dengan event music
menyebabkan banyaknya anak muda yang menggemari rokok
LTLN, memberikan angin perubahan untuk industry rokok
dimasa mendatang karena anak muda yang merokok LTLN saat
ini tidak bias pindah ke merk lain dikarenakan dia sudah candu
dari rasa yang diberikan rokok tersebut. Tingginya kesadaran
kesehatan masyarakat dan gaya hidup yang menganggap rokok
LTLN lebih keren memungkinkan perubahan trend pada industry
rokok.
c. Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk
mempromosikan produk baru
Banyaknya event yang diadakan sampoerna menjadi
kesempatan bagi sampoerna untuk mempromosikan produk
baru tanpa dipungut biaya advertising. Dengan banyaknya
event, akan meningkatkan brand awareness yang dimiliki
produk tersbut sehingga memudahkan produk itu dikenal dan
diingat customer.
d. Kemungkinan produk baru
Besarnya modal yang dimiliki sampoerna dan
kerjasamanya dengan Philip Morris, memungkinkan Sampoerna
untuk mengembangkan produk baru apabila ada pasar yang
cocok.
e. Beralihnya customer rokok competitor ke rokok LTLN
Sampoerna.
Tingginya kesadaran akan kesehatan masyarakat
memungkinkan pindahnya customer rokok GG dan Djarum ke
rokok LTLN Sampoerna atau A mild. Besarnya kemungkinan
pindah sangat tinggi karena tingginya kesadaran akan
kesehatan dan rasa dari rokok sampoerna memiliki kemiripan
dengan rokok SKM GG Internasional dan Djarum Super.

4. Threats
a. Regulasi dan perda mengenai anti-rokok
Perda ini memungkinkan penurunan jumlah perokok dan
permintaan atas rokok yang terjadi disuatu daerah yang memiliki
perda anti-rokok.
b. Kompetitor dari rokok jenis Mild
Dilihat dari trend positif rokok mild, banyak dari produsen
rokok mulai merambah pangsa pasar rokok mild. Untuk saat ini
produsen rokok besar sudah memproduksi rokok mild, Gudang
Garam ada Surya Signature, dari pihak Djarum lahir LA Light,
yang cukup mengancam Sampoerna saat ini, dari kubu Bentoel
Prima ada Starmild yang berada di posisi ketiga pangsa pasar
rokok mild, bahkan produsen rokok kecil seperti Nojorono
Tobacco Indonesia ikut meramaikan industry rokok Indonesia
dengan mengusung produk Class Mild yang menduduki
peringkat runner-up. Bertambahnya competitor menambah
ketatnya persaingan rokok di Indonesia, akhirnya ada yang
tersingkir dari persaingan tersebut.
c. Bertambahnya competitor rokok jenis mild
Pangsa pasar rokok mild yang menjanjikan di masa
depan memungkinkan munculnya pendatang baru dalam
persaingan industry rokok mild.
d. Tingginya pajak rokok
Tingginya pajak rokok membuat rendahnya daya beli
masyarakat terhadap rokok sehingga terjadi penurunan
permintaan rokok.
e. Berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok
Berkurangnya event yang disponsori rokok
merupakan impact dari mindset masyarakat yang mendukung
anti-rokok dan ingin mengurangi promosi rokok yang terdapat
pada event khususnya event anak muda. Dengan berkurangnya
event yang disponsori perusahaan rokok membuat perusahaan
rokok sulit untuk mempromosikan produknya dan seiring
berjalannya waktu tingkat awareness akan berkurang.

F. HASIL ANALISIS.
Dari analisis SWOT yang PT HM Sampoerna Tbk. sebutkan diatas,
dapat di perinci menjadi beberapa inti yakni sebagai berikut:
a. Strength
1. Kualitas Bahan Baku
2. Menguasai pangsa pasar
3. Kredibilitas perusahaan
4. Budaya Perusahaan
5. Nilai capital yang besar

b. Weakness
1. Harga yang cukup mahal
2. Kurang diminatinya produk rokok kretek mild di Internasional
3. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing
4. Modal yang cukup besar untuk mengadakan event berkala.
5. Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution
c. Opportunity
1. Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis
2. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN)
diIndonesia
3. Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk
mempromosikan produk baru
4. Kemungkinan lahirnya produk baru
5. Beralihnya customer competitor ke rokok (LTLN) Sampoerna

d. Threath
1. Regulasi dan perda mengenai anti-rokok
2. Kompetitor dari rokok jenis Mild
3. Bertambahnya competitor rokok jenis mild
4. Tingginya pajak rokok
5. Berkurangnya event yang disponsori oleh industry rokok

G. Strategi yang dapat digunakan


1. SO Strategy
(S1,O4) Inovasi terbaru produk untuk target mancanegara
(S4,O1) Berusaha untuk mencari investor, dibawah naungan Philip
morris memudahkan sampoerna untuk mencari modal.
(S5,03) Promosi besar-besaran untuk meningkatkan brand
awareness dan ekspansi bisnis.
(S3,05) Melakukan strategi merebut customer
(S2,O2) Tetap mempertahankan pangsa pasar mild yang sedang
trend saat ini

2. OW Strategy
(W5,O1) Atur strategi untuk mempromosikan Avolution di luar
negeri melalui bantuan perusahaan Philip Morris
(W3,O2) Lebih memfokuskan strategi untuk mempertahankan mild
sebagai tren saat ini
(W2,O4) Buat Inovasi terbaru untuk membuat rokok putih.
(W1,O5) Tekankan Finest Quality kepada customer dan buat
persepsei finest Quality tersebut melalui media promosi.
(W4,O3) Pada event yang berskala besar adakan promosi besar-
besaran untuk meningkatkan awareness customer.

3. SO Strategy
(S5,T1) Ikut dalam kampanye anti-rokok untuk meningkatkan
awareness
(S2,T3) Kendalikan pangsa pasar dengan menurunkan harga
mild.
(S3,T5) Berusaha untuk mendapatkan sponsor melalui syarat
tertentu
(S5,T4) Adakan riset untuk mencari bahan baku yang lebih murah.
(S1,T2) Pertahankan customer dan bangun persepsi di customer
bahwa sampoerna The Finest Quality

4. OW Strategy
(W2,T4) Kurangi penawaran mild untuk luar negeri karena bea
cukai yg mahal, tingkatkan penawaran dalam negeri.
(W3,T2) Melakukan penetrasi pasar untuk produk SKM filter
(W1,T1) Membuat Strategi CSR untuk menghadapi perda rokok.
(T4,W5) Buat citra Avolution lebih exclusive lalu ekspor keluar
negeri.
(W4,T5) Manfaatkan event berkala sampoerna untuk promosi
produk.

Strategi Yang digunakan Oleh PT. Sampoerna:


1. Market Driven Strategy
PT Sampoerna untuk mengawali menjadikan Market
Sebagai Orientasi Untuk Membuat Strategy harus diyakini bahwa
customer merupakan raja sudah sepatutnya raja harus dipenuhi
kebutuhannya dan keinginannya. Perlu adanya upaya yang
menjaga hubungan dengan para customer untuk mempertahankan
loyalitasnya, untuk dapat mempertahankan loyalitas customer
harus ada observasi pada pasar, mengetahui apa yang diinginkan
pasar, membuat sebuah inovasi produk baru yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan pasar.
Market Driven Strategy secara garis besar adalah strategi
yang diaplikasikan dengan cara memahami pasar, customers dan
pesaing. Memahami pasar dapat diartikan bahwa produk yang kita
berikan harus sesuai apa yang diinginkan pasar tersebut melalui.
Memahami customer dapat diartikan selain membuat produk yang
diinginkan pasar, sebagai businessman kita juga harus dapat
memberikan nilai tambah (value) kepada customer,value yang
diberikan harus lebih dari pengorbanan yang telah dilakukan.
Setelah kita memahami pasar, memahami customer kita juga harus
memahami pesaing, kita harus memahami kondisi pesaing, value
apa yang diberikan pesaing kepada customer, teknologi apa yang
pesaing pakai dll.
PT Sampoerna sudah berbasis Berorientasikan Market
Driven Strategy sejak kemunculan produk A mild. Produk A mild
merupakan salah satu implementasi dari market driven strategy
dikarenakan produk A mild memiliki keunikan tersendiri dengan
kandungan nikotin dan tar yang rendah. Produk A mild memilki
keunikan tersendiri dilihat dari tema komunikasi pertamanya Taste
of the Future yang ingin mencirikan produk A mild memiliki
perbedaan yang bukan rasa tetapi juga sebuah gaya hidup masa
depan.

2. Blue Ocean Strategy.


Blue Ocean Strategy yang digunakan PT. HM Sampoerna
dalam bisnisnya dapat dilihat dengan diluncurkannya produk A
Mild. Peluncuran ini cukup mengagetkan banyak pihak, terutama
industri rokok saat itu. Hal ini disebabkan karena produk A-Mild
merupakan produk yang unik, yang tidak tergolong dalam kategori
manapun, dari tiga kategori besar rokok yang ada saat itu, yaitu
sigaret keretek tangan (SKT), sigaret keretek mesin (SKM) reguler,
dan sigaret putih mesin (SPM). Melalui A-Mild PT Sampoerna Tbk
mengambil langkah berani untuk membuat sebuah kategori baru,
yakni SKM mild. Sejak awal A-Mild memang sudah dirancang untuk
menjadi produk yang tidak ada duanya di pasar domestik saat itu.
A-Mild merupakan rokok rendah nikotin (Low Tar Low Nicotine)
pertama di Indonesia dengan komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0 mg.
Tidak hanya pada komposisi, Sampoerna juga melakukan
perubahan pada kemasan A-Mild dengan mengurangi isi 20 batang
menjadi 16 batang. Untuk inovasi produk A Mild dibutuhkan waktu 2
tahun untuk mempersiapkannya. Hal ini dikarenakan pada saat itu
tidak ada benchmark produk yang dapat dijadikan acuan, termasuk
di pasar internasional. Yang ada hanya berbagai survey dan riset
yang melibatkan konsumen, termasuk di antaranya uji buta yang
tidak hanya dilakukan sekali, tapi beberapa kali di beberapa kota.

Tahun 1994 A-Mild mengganti motto kampanye Taste of the


future dan menggantinya dengan How low can you go. Dengan
motto ini Sampoerna seolah-olah menantang konsumen untuk
berpikir ulang mengenai jenis rokok yang mereka konsumsi. Cara
ini terbukti efektif karena penjualan A-Mild naik tiga kali lipat, dari
sebelumnya hanya 18 juta batang per bulan menjadi 54 juta batang
per bulan. Dan seiring dengan berjalannya waktu, penjualan A-Mild
pun terus naik. Tahun 1996, A-Mild sudah menembus penjualan
sebanyak 9,8 miliar batang, atau 4,59% total penjualan rokok
nasional. Di tahun 2005, rokok SKM mild sudah mengambil porsi
16,97% total rokok nasional. Hingga kini A-Mild telah menjadi salah
satu produk unggulan dari Sampoerna dengan penguasaan pasar
sekitar 50%.

3. Memberi Customer Value Pada Produknya


Pada perusahaan sampoerna, Customer value
diimplementasikan dengan cara limited edition pada beberapa
produk sampoerna, yaitu A-mild. Sampoerna memproduksi limited
edition pada produk A-mild kemasan 12 batang, Dengan adanya A
mild limited edition, Sampoerna memberikan nilai tambah dengan
memberikan tampilan yang berbeda dari bungkus rokok biasa dan
tercantum joke pada bungkus rokok limited edition tersebut seperti
Kalo cinta itu buta, buat apa ada bikini, joke tersebut sangat
memberikan nilai tambah kepada para customer muda. Edisi
terbatas (limited edition) dimaksudkan untuk menarik konsumen
muda dan juga limit ededition A-mild diperuntukkan untuk
meningkatkan penjualan A-mild kemasan 12 batang yang cukup
rendah dibandingkan A mild kemasan 16 batang.

4. Diversifikasi Produk
Diversifikasi adalah strategi penempatan dana investasi kita
ke instrumen yang berbeda-beda.Alasan mengapa PT. HM
SAMPOERNA Tbk. melakukan diversifikasi. Diversifikasi produk
adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk memasarkan
beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah
dipasarkan sebelumnya. Perusahaan melakukan diversifikasi
produk ditujukan:
untuk membuat produk tahan lebih lama,
mengarah kepada produk siap konsumsi / digunakan,
memenuhi selera, kebutuhan dan harapan konsumen,
memperluas pasar, mempermudah transportasi, menyerap
tenaga kerja, member nilai tambah, pendapatan dan lain
sebagainya.
Jadi intinya PT. HM SAMPOERNA Tbk. melakukan
diversifikasi produk untuk menaikan penetrasi pasar atau
membedakan produk satu dengan lainnya. Beberapa produk PT.
HM SAMPOERNA Tbk. antara lain:
1. PT Sampoerna rokok
a. Dji Sam Soe
b. A Mild
c. U Mild
d. Sampoerna Hijau
e. Avolution
f. Kraton Dalem
g. Panamas
h. Komet
i. Sampoerna Pas
j. A Flava
2. PT Sampoerna Printpack - percetakan kemasan
Perusahaan Percetakan dan Kemasan yang tergabung
dalam Kelompok Perusahaan Sampoerna (KPS), lokasi di
Jakarta. Alamat Jl. Raya Bekasi km 24 Cakung , Jakarta Timur
Selain itu PT. HM Sampoerna merupakan salah satu
perusahaan yang termasuk dalam kategori single business.
Sehingga Dalam single business terdapat tiga level strategi,
yaitu:
1. Functional area Strategies
Inovasi yang dilakukan Sampoerna tak hanya terbatas
inovasi dalam produk. Yang penting dan dampaknya justru
sangat luas adalah inovasi dalam teknologi, proses, sistem,
strategi, dan bahkan model bisnis.
Inovasi Aga Sampoerna membangun manajemen yang
mendorong pendelegasian karyawan di tahun 1960-an
Inovasi Liem seeng Tee dalam membangun keagenan
dalam pendistribusian Dji Sam Soe ditahun 1920-an
Inovasi Putera Sampoerna mengembangkan sistem
distribusi langsung, membangun corporate brand HM
Sampoerna, dan pembenahan proses di fasilitas produksi
Sukorejo. Dan yang tak boleh dilupakan tentu saja adalah
inovasi raksasa berupa perubahan model bisnis
Sampoerna dari manufacturing-driven company menjadi
market-driven company, pada awal tahun 1990-an yang
pengaruhnya sangat luas ke seluruh aspek operasional
perusahaan.
2. Business Strategy
Untuk memperkuat posisi pasarnya, PT.HM Sampoerna
menghadirkan beberapa macam inovasi, antara lain:
Meluncurkan rokok A Flava Click Mint yaitu produk rokok
mild pertama di Indonesia dengan inovasi click mint, yang
menawarkan 2 pengalaman rokok berbeda kepada perokok
dewasa, yaitu rokok dengan rasa mild & mint.
Meluncurkan rokok A Mild, A-Mild merupakan rokok rendah
nikotin (Low Tar Low Nicotine/LTLN) pertama di Indonesia
dengan komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0 mg.
3. Operating Strategies
Perusahaan-perusahaan yang paling dikagumi dunia
dalam perencanaan dan pengendalian operasinya banyak
menerapkan Six Sigma, salah satunya adalah PT HM
Sampoerna Tbk.Six Sigma merupakan tujuan yang hampir
sempurna dalam memenuhi persyaratan pelanggan. Six Sigma
merujuk kepada target kinerja operasi yang diukur secara
statistik dengan hanya 3,4 kesalahan untuk setiap juta aktivitas.
Six Sigma juga merupakan usaha perubahan budaya supaya
posisi perusahaan ada pada kepuasan pelanggan, profitabilitas
dan daya saing yang lebih besar. Six Sigma merupakan sistem
yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai,
mempertahankan dan memaksimalkan sukses bisnis, yang
secara unik dikendalikan oleh pemahaman yang kuat terhadap
kebutuhan pelanggan, pemakaian disiplin terhadap data, fakta
dan analisis statistik serta perhatian cermat untuk mengelola,
memperbaiki dan menanamkan kembali proses bisnis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perusahaan sampoerna merupakan perusahaan rokok besar di
Indonesia, dengan melakukan diversifikasi dengan berbagai merk dan
produk, merupakan suatu langkah yang dijalankan oleh PT. sampoerna
agar perusahaan mencapai income stabil karena akan kestabilan Product
Life Cycle. PT sampoerna didirikan oleh Liem Seeng Tee dan istrinya
Siem Tjiang Nio, sampai diturunkan kepada anak-anaknya yaitu Aga
Sampoerna, Putera Sampoerna dan putera sampoerna. Tahun 2005
perusahaan ini diakuisisi oleh Philip Morris, sejumlah 40 % dari saham
sampoerna dibeli oleh Philip Morris .Philip Morris adalah produsen rokok
asal Amerika Serikat dengan keahlian pada produk rokok putih seperti
Marlboro, Virginia Slims, dan Benson & Hedges.
PT HM Sampoerna Tbk. Memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi
pada sekitar. Hal ini tunjukkan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan ini seperti penanggulangan bencana dengan membentuk
Tim Sampoerna Rescue (SAR), kemudian dalam bidang pendidikan
perusahaan ini mendirikan sekolah bisnis yaitu Sampoerna School of
Business dan Akademi Putera Sampoerna Foundation yang bertujuan
untuk peningkatan pendidikan nasional di Indonesia. Selain itu sampoerna
juga melakukan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dengan mendirikan
Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPK Sampoerna) dan dalam
bidang lingkungan sampoerna memberi dukungan terhadap Program
Pelestarian Mangrove di Surabaya dan penanaman kembali hutan di
Pasuruan dan Lombok untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan
PT Sampoerna menjadikan Market Sebagai Orientasi Untuk Membuat
Strategy harus diyakini bahwa customer merupakan raja sudah
sepatutnya raja harus dipenuhi kebutuhannya dan keinginannya. Selain itu
perusahaan ini melakukan differensiasi produk terhadap produk lain
dengan diluncurkannya produk A-Mild. Peluncuran ini cukup mengagetkan
banyak pihak, terutama industri rokok saat itu. A-Mild merupakan rokok
rendah nikotin (Low Tar Low Nicotine) pertama di Indonesia dengan
komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0 mg. dan juga berbagai jenis merk
dikeluarkan oleh Perusahaan ini.
Perusahaan sampoerna Tbk, haruslah selalu bercermin tantang
kondisi perusahaan saat ini melalui analisis SWOT, karena dengan SWOT
kita bisa menciptakan strategi untuk kemajuan perusahaan yakni dengan
meningkatkan strength dan opportunity dan kemudian memperkecil
weakness dan Threath
DAFTAR PUSTAKA

David J. Hunger & Thomas L. Wheelen, 2003, Manajemen Strategis,


Edisi II, Penerbit Andi, Yogyakarta.
www.liputan6.com
www.sampoerna.com
www.wikipedia.com
http://guruhnasrullah.wordpress.com/2012/10/15/pelaksanaan-rencana-
strategi-pt-hm-sampoerna-tbk/
http://rudyanto.mhs.narotama.ac.id/2013/04/11/analisis-strong-dan-
weaknes-pt-hanjaya-mandala-sampoerna-tbk-sampoerna/

Anda mungkin juga menyukai