ARTIKEL PENELITIAN
Low back Pain pada Petugas Laundry Rumah Sakit Universitas Hasanuddin
Hasni
Sub departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
maupun yang berada pada sektor informal. memikul lebih banyak beban fisik daripada
Lingkungan kerja merupakan tempat yang beban mental atau sosial. 2,3
potensial memengaruhi kesehatan pekerja. Beban fisik ditemukan pada saat
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi melakukan pekerjaan yang menggunakan
kesehatan pekerja antara lain faktor fisik, fisik sebagai alat utama seperti pekerjaan
faktor kimia, dan faktor biologis. 1 memindahkan beban. Berat beban yang
.
Kesehatan kerja bertujuan agar diangkat serta frekuensi mengangkat yang
pekerja memperoleh derajat kesehatan sering dapat mempengaruhi kesehatan
setinggi-tingginya baik fisik, mental pekerja berupa kecelakaan kerja /
maupun sosial. Tujuan tersebut dicapai timbulnya penyakit akibat kerja.3 Salah
dengan usaha-usaha preventif, kuratif dan satu penyakit yang timbul dari proses kerja
rehabilitatif terhadap penyakit atau mengangkat adalah timbulnya rasa nyeri
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh pada bagian pinggang akibat penekanan
faktor pekerjaan, lingkungan kerja serta beban pada tubuh terutama tubuh bagian
penyakit umum. Kesehatan kerja dapat belakang. Low back pain merupakan salah
dicapai secara optimal jika tiga komponen satu masalah kesehatan okupasi
kesehatan berupa kapasitas dari pekerja, (occupational health problems) yang tertua.
beban kerja dan lingkungan kerja dapat Penemu ilmu kedokteran okupasi
berinteraksi secara baik dan serasi .2 (occupational medicine), yaitu Ramazzini
Tenaga kerja merupakan faktor B, menyatakan bahwa gerakan-gerakan
strategis dalam mendukung melesatnya tertentu, yang bersifat kasar dan tidak
perkembangan industri dan usaha serta beraturan, disertai posisi tubuh yang tidak
pembangunan secara menyeluruh. Interaksi alami dapat menyebabkan kerusakan
antara tenaga kerja dengan tugas struktur tubuh.4
pekerjaannya dan peralatan produksi yang Menurut Anderson (2007) dalam
semakin canggih, Meningkatkan Ningsih KW dkk, (2016) dari beberapa
pemaparan terhadap resiko kecelakan dan laporan dan hasil penelitian yang pernah
penyakit akibat kerja. Setiap pekerjaan dilakukan menyebutkan bahwa penyakit
merupakan beban bagi pelakunya. Beban akibat kerja khususnya low back pain
dimaksud mungkin fisik, mental atau (LBP) yang disebut juga nyeri punggung
sosial. Seorang pekerja, seperti pekerja- bawah (NPB) merupakan penyakit yang
pekerja bongkar muat barang pelabuhan, paling banyak dialami pekerja, dimana
kejadian ini tidak mengenal perbedaan
punggung bagian bawah atau low back prosesus spinosus dari vertebreae thorakal
pain pada pekerja yang aktifitasnya tidak terakhir, inferior oleh garis transversal
lepas dari pekerjaan itu sendiri serta dapat imajiner yang melalui ujung prosesus
kondisi atau lingkungan kerja yang terkait. dan lateral oleh garis vertikal tangensial
Di mulai dari edukasi dari pihak yg terkait terhadap batas lateral spina lumbalis, sacral
mengenai kesadaran tentang keselamatan spinal pain atau nyeri di daerah yang
dengan bertambahnya umur. Hal ini nikotin pada rokok dapat menyebabkan
diperkuat dengan penelitian Sorenson berkurangnya aliran darah ke jaringan.
dimana pada usia 35 tahun mulai terjadi Selain itu, merokok dapat pula
nyeri punggung bawah dan akan semakin menyebabkan berkurangnya kandungan
meningkat pada umur 55 tahun. mineral pada tulang sehingga
2. Jenis kelamin menyebabkan nyeri akibat terjadinya
Prevalensi terjadinya LBP lebih keretakan atau kerusakan pada tulang.
banyak pada wanita dibandingkan dengan 5. Faktor Pekerjaan
laki-laki, Hal ini terjadi karena secara 5. 1. Posisi kerja
fisiologis kemampuan otot wanita lebih Posisi janggal adalah posisi tubuh
rendah daripada pria.. yang menyimpang secara signifikan dari
3. Masa kerja posisi tubuh normal saat melakukan
Masa kerja adalah faktor yang pekerjaan. Bekerja dengan posisi janggal
berkaitan dengan lamanya seseorang dapat meningkatkan jumlah energi yang
bekerja di suatu tempat. Terkait dengan hal dibutuhkan dalam bekerja. Posisi janggal
tersebut, LBP merupakan penyakit kronis dapat menyebabkan kondisi dimana
yang membutuhkan waktu lama untuk transfer tenaga dari otot ke jaringan rangka
berkembang dan bermanifestasi. Jadi tidak efisien sehingga mudah
semakin lama waktu bekerja atau semakin menimbulkan kelelahan. Termasuk ke
lama seseorang terpajan faktor risiko ini dalam posisi janggal adalah pengulangan
maka semakin besar pula risiko untuk atau waktu lama dalam posisi menggapai,
mengalami LBP. Penelitian yang dilakukan berputar, memiringkan badan, berlutut,
oleh Umami (2013) bahwa pekerja yang jongkok, memegang dalam posisi statis
paling banyak mengalami keluhan LBP dan menjepit dengan tangan. Posisi ini
adalah pekerja yang memiliki masa kerja > melibatkan beberapa area tubuh seperti
10 tahun dibandingkan dengan mereka bahu, punggung dan lutut karena daerah
denga masa kerja < 5 tahun ataupun 5-10 inilah yang paling sering mengalami
tahun18. cedera.
4. Kebiasaan merokok 5.2. Repetisi
Hubungan yang signifikan antara Repetisi adalah pengulangan
kebiasaan merokok dengan keluhan otot gerakan kerja dengan pola yang sama.
pinggang, khususnya untuk pekerjaan yang Frekuensi gerakan yang terlampau sering
memerlukan pengerahan otot karena akan mendorong fatigue dan ketegangan
otot tendon. Ketegangan otot tendon dapat lebih banyak di kendaraan atau lingkungan
dipulihkan apabila ada jeda waktu istirahat kerja yang memiliki hazard getaran.
yang digunakan untuk peregangan otot. Getaran merupakan faktor risiko yang
Dampak gerakan berulang akan meningkat signifikan untuk terjadinya LBP. Selain itu,
bila gerakan tersebut dilakukan dengan getaran dapat menyebabkan kontraksi otot
postur janggal dengan beban yang berat meningkat yang menyebabkan peredaran
dalam waktu yang lama. Frekuensi darah tidak lancar, penimbunan asam laktat
terjadinya sikap tubuh terkait dengan meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri.
berapa kali gerakan repetitif dalam 6.2. Kebisingan
melakukan pekerjaan. Keluhan otot terjadi Kebisingan yang ada di lingkungan
karena otot menerima tekanan akibat beban kerja juga bisa mempengaruhi performa
terus menerus tanpa memperoleh kerja. Kebisingan secara tidak langsung
kesempatan untuk relaksasi. dapat memicu dan meningkatkan rasa nyeri
5.3. Durasi LBP yang dirasakan pekerja karena bisa
Durasi adalah jumlah waktu membuat stres pekerja saat berada di
terpajan faktor risiko. Durasi didefinisikan lingkungan kerja yang tidak baik.
sebagai durasi singkat jika < 1 jam per
TERAPI LOW BACK PAIN
hari, durasi sedang yaitu 1-2 jam per hari
dan durasi lama yaitu > 2 jam per hari. Terapi low back pain (LBP) memiliki dua
Durasi terjadinya postur janggal yang tahapan yaitu:
berisiko bila postur tersebut dipertahankan a. Terapi Konservatif,
lebih dari 10 detik. Risiko fisiologis utama b. Terapi Operatif
yang dikaitkan dengan gerakan yang sering Kedua tahapan ini memiliki kesamaan
dan berulang-ulang adalah kelelahan otot. tujuan yaitu rehabilitasi. Pengobatan nyeri
Selama berkontraksi otot memerlukan punggung sangat tergantung penyebabnya.
oksigen, jika gerakan berulang-ulang dari Lain penyebab, maka lain pula
otot menjadi terlalu cepat sehingga oksigen pengobatannya. Mengatasi low back pain
belum mencapai jaringan maka akan (LBP) juga tidak cukup dengan obat atau
terjadi kelelahan otot. fisioterapi. Hal itu hanya mengurangi
6. Faktor Lingkungan Fisik nyeri, tetapi tidak menyelesaikan masalah.
6.1. Getaran Penderita harus menjalani pemeriksaan
Getaran berpotensi menimbulkan untuk mengetahui sumber masalahnya.
keluhan LBP ketika menghabiskan waktu Penyembuhan bisa melalui pembedahan
atau latihan mengubah kebiasaan yang penyakit dari keluhan yang dirasakan.
menyebabkan nyeri. Latihan itu Perlu penelitian yang lebih mendalam dan
menggunakan alat-alat pelatihan medis pemeriksaan yang lebih lengkap untuk
untuk melatih otot-otot utama yang dapat menilai secara keseluruhan penyebab
berperan dalam menstabilkan serta dari keluhan yang dirasakan oleh pekerja.
mengokohkan tulang punggung. Akhirnya kami berasumsi bahwa
bila terdapat gejala keluhan nyeri
KETERBATASAN PENELITIAN
punggung bagian bawah pada responden
Penelitian ini tentunya tidak
dengan hasil survey dan penyakit akibat
terlepas dari keterbatasan, adapun
kerja tidak menunjukkan nilai yang berarti
keterbatasan dari penelitian ini adalah
, maka tidak menutup kemungkinan
checklist yang dibuat hanya menentukan
keluhan yang dirasakan pasien juga karena
hubungan penyakit akibat kerja, tapi tidak
kontribusi dari faktor individu dan faktor
dapat menentukan insidens, berat
lingkungan lain, selain lingkungan tempat
ringannya penyakit, dan prognosis
kerja.
penyakit. Demikian pula untuk survey
Penelitian ini juga tidak
menilai faktor psikososial akibat kerja,
mengklasifikan berat ringannya penyakit ,
diagnosisnya hanya bersifat subjektif, tidak
berdasarkan keluhan dari pekerja, juga
dapat diketahui kapan stressor muncul.
tidak dapat menentukan penatalaksanaan
Keterbatasan lainnya adalah tidak
yang tepat untuk mencegah atau
dilakukan pemeriksaan yang menyeluruh
mengurangi keluhan yang dirasakan atau
terhadap seluruh responden, karena
akan dirasakan nanti di masa yang akan
keterbatasan sarana pemeriksaan, dan
datang.
keterbatasaan waktu penelitian, karena
untuk menganalisa faktor terjadinya kasus KESIMPULAN
penyakit dengan keluhan nyeri punggung Dari hasil penelitian di Instalasi
bagian bawah perlu diketahui riwayat laundry rumah sakit universitas hasanuddin
penyakit terdahulu dan riwayat pekerjaan dapat disimpulkan bahwa:
di tempat lain yang mungkin berhubungan
Berdasarkan data yang telah
dengan keluhan yang dirasakan sekarang.
didapatkan, ditemukan berbagai faktor
Selain itu checklist yang hanya
yang mempengaruhi terjadinya keluhan,
terfokus pada faktor penyebab penyakit
dan faktor ergonomis menjadi lebih
akibat kerja, tidak memenuhi semua poin-
dominan. Bahwa faktor ergonomis erat
poin yang diperlukan untuk mendiagnosis
[Type text] Page 12
[Type the document title]