Anda di halaman 1dari 13

[Type the document title]

ARTIKEL PENELITIAN

Low back Pain pada Petugas Laundry Rumah Sakit Universitas Hasanuddin

Hasni
Sub departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin

Abstrak terjadinya nyeri. Nyeri punggung bawah


Latar belakang : Perkembangan di bidang tersebut merupakan penyebab utama
industri telah membawa kemudahan bagi kecacatan yang mempengaruhi pekerjaan
hidup manusia. Namun, terdapat persoalan dan kesejahteraan umum.
- persoalan dalam dunia kerja yang tidak Berdasarkan data riset yang dilakukan oleh
dapat diatasi dengan teknologi yang ada. International Labour Organization
Sehingga interaksi antara pekerja dengan menemukan bahwa setiap hari rata-rata
lingkungan dan alat kerja dapat 6.000 orang meninggal, setara dengan satu
menimbulkan dampak negatif bagi orang setiap 15 detik, atau 2,2 juta orang
manusia. Penyakit akibat kerja merupakan per tahun akibat kecelakaan kerja maupun
suatu penyakit yang diderita pekerja dalam penyakit akibat kerja. Sedangkan anggaran
hubungan dengan kerja, baik faktor risiko untuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja
karena kondisi tempat kerja, peralatan yang terbanyak yaitu penyakit
kerja, material yang dipakai, proses musculoskeletal disorders sebanyak 40%,
produksi, cara kerja, limbah perusahaan penyakit jantung sebanyak 16%,
dan hasil produksi. Salah satu penyakit kecelakaan sebanyak 16%, dan penyakit
akibat kerja yang menjadi masalah saluran pernapasan sebanyak 19%. Dari 27
kesehatan yang umum terjadi di dunia dan negara yang dipantau oleh ILO, Indonesia
mempengaruhi hampir seluruh populasi menempati urutan ke-26 dalam kasus
adalah LBP. Low back pain adalah nyeri kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
punggung bawah, nyeri yang dirasakan di Kegiatan di Instalasi laundry rumah sakit
punggung bagian bawah, bukan merupakan universitas hasanuddin terbagi dalam 7
penyakit ataupun diagnosis untuk suatu tahap pengerjaan yang terdiri dari
penyakit namun merupakan istilah untuk penerimaan linen kotor, pemilahan linen,
nyeri yang dirasakan di area anatomi yang pencucian, pengeringan, penyetrikaan,
terkena dengan berbagai variasi lama pelipatan, serta penyimpanan dan

[Type text] Page 1


[Type the document title]

pendistribusian. Masing masing pegal pada punggung belakang bagian


pekerjaan tersebut melibatkan aktivitas bawah.
fisik manual seperti mendorong linen,
Hasil : Pada penelitian kali ini didapatkan
mengangkat linen, memindahkan linen dan
bahwa dari 7 orang responden yang
lain-lain. dari hasil pengamatan langsung
diwawancarai yaitu sebanyak 3 responden
bahwa sikap ataupun postur pada saat
(42%) yang mengalami keluhan nyeri
bekerja yang menjauhi posisi alamiah
punggung sedangkan responden yang
seperti saat pekerja mengangkat linen
tidak mengalami keluhan nyeri punggung
dengan posisi membugkuk yang dilakukan
yaitu sebanyak 4 responden (58%).Faktor
secara berulang-ulang serta berdiri maupun
yang dominan berpengaruh dalam low
duduk dalam jangka waktu yang cukup
back pain berupa faktor ergonomis yaitu
lama merupakan pemicu keluhan dari Low
postur saat bekerja dengan waktu berdiri
Back Pain.
atau duduk yang lama , serta posisi pada
Metode : Penelitian ini menggunakan
saat mengangkat beban berat dengan
metode penelitian deskriptif dengan
postur membungkuk.
pendekatan cross sectional melalui proses
walk through survey. Data yang digunakan
Kesimpulan : Faktor ergonomis di
berupa kebiasaan responden dan data
lingkungan kerja, yaitu saat bekerja dengan
faktor-faktor pencetus LBP, seperti faktor
waktu berdiri atau duduk yang lama, serta
fisik dan status kesehatan pekerja yang
posisi saat mengangkat beban yang cukup
memungkinkan terjadinya LBP. Data
berat dengan posisi membungkuk
pengukuran adanya kecenderungan nyeri
mempunyai hubungan yang signifikan
atau pegal-pegal pada daerah pinggang dan
dengan terjadinya keluhan nyeri punggung
punggung dengan menggunakan check list.
bagian bawah.
Sampel dalam penelitian ini adalah
pasien dengan gejala nyeri atau pegal-
Kata Kunci : Faktor ergonomis, Low Back
pegal pada punggang bawah atau bagian
Pain, nyeri punggung, postur saat bekerja.
pinggang yang berlangsung saat
melakukan pekerjaan. Distribusi sampel
Latar Belakang :
penelitian berdasarkan jenis pekerjaan
Kesehatan kerja merupakan salah
yang dilakukan didapatkan hasil 3 pekerja
satu bidang kesehatan masyarakat
dari 7 pekerja mengalami keluhan pegal-
memfokuskan perhatian pada masyarakat
pekerja baik yang ada di sektor formal
[Type text] Page 2
[Type the document title]

maupun yang berada pada sektor informal. memikul lebih banyak beban fisik daripada
Lingkungan kerja merupakan tempat yang beban mental atau sosial. 2,3
potensial memengaruhi kesehatan pekerja. Beban fisik ditemukan pada saat
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi melakukan pekerjaan yang menggunakan
kesehatan pekerja antara lain faktor fisik, fisik sebagai alat utama seperti pekerjaan
faktor kimia, dan faktor biologis. 1 memindahkan beban. Berat beban yang
.
Kesehatan kerja bertujuan agar diangkat serta frekuensi mengangkat yang
pekerja memperoleh derajat kesehatan sering dapat mempengaruhi kesehatan
setinggi-tingginya baik fisik, mental pekerja berupa kecelakaan kerja /
maupun sosial. Tujuan tersebut dicapai timbulnya penyakit akibat kerja.3 Salah
dengan usaha-usaha preventif, kuratif dan satu penyakit yang timbul dari proses kerja
rehabilitatif terhadap penyakit atau mengangkat adalah timbulnya rasa nyeri
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh pada bagian pinggang akibat penekanan
faktor pekerjaan, lingkungan kerja serta beban pada tubuh terutama tubuh bagian
penyakit umum. Kesehatan kerja dapat belakang. Low back pain merupakan salah
dicapai secara optimal jika tiga komponen satu masalah kesehatan okupasi
kesehatan berupa kapasitas dari pekerja, (occupational health problems) yang tertua.
beban kerja dan lingkungan kerja dapat Penemu ilmu kedokteran okupasi
berinteraksi secara baik dan serasi .2 (occupational medicine), yaitu Ramazzini
Tenaga kerja merupakan faktor B, menyatakan bahwa gerakan-gerakan
strategis dalam mendukung melesatnya tertentu, yang bersifat kasar dan tidak
perkembangan industri dan usaha serta beraturan, disertai posisi tubuh yang tidak
pembangunan secara menyeluruh. Interaksi alami dapat menyebabkan kerusakan
antara tenaga kerja dengan tugas struktur tubuh.4
pekerjaannya dan peralatan produksi yang Menurut Anderson (2007) dalam
semakin canggih, Meningkatkan Ningsih KW dkk, (2016) dari beberapa
pemaparan terhadap resiko kecelakan dan laporan dan hasil penelitian yang pernah
penyakit akibat kerja. Setiap pekerjaan dilakukan menyebutkan bahwa penyakit
merupakan beban bagi pelakunya. Beban akibat kerja khususnya low back pain
dimaksud mungkin fisik, mental atau (LBP) yang disebut juga nyeri punggung
sosial. Seorang pekerja, seperti pekerja- bawah (NPB) merupakan penyakit yang
pekerja bongkar muat barang pelabuhan, paling banyak dialami pekerja, dimana
kejadian ini tidak mengenal perbedaan

[Type text] Page 3


[Type the document title]

umur, jenis kelamin, pekerjaan, status Oriented Program for Controle of


sosial, maupun tingkat Rheumatic Disease (COPORD) bahwa di
pendidikan/pengetahuan, semua dapat Indonesia angka kejadian nyeri punggung
terkena. Lebih dari 70% manusia dalam menunjukan 18,2 % pada laki laki dan 13,6
kehidupannya pernah mengalami NPB, % pada wanita. National Safety Council
dengan rata-rata puncak kejadian berusia melaporkan penyakit akibat kerja yang
35-55 tahun. Di Amerika dan Australia low frekuensi kejadian paling tinggi adalah
back pain merupakan satu dari sepuluh sakit atau nyeri pada punggung, yaitu 22%
keluhan utama dan dilaporkan prevalensi dari 1.700.000 kasus. Hasil penelitian yang
nyeri punggung bawah berkisar di antara dilakukan oleh Persatuan Dokter Saraf
26,4% - 79,2%. Kebanyakan kejadian LBP Seluruh Indonesia (PERDOSSI) pada
dikaitkan dengan jenis pekerjaan seperti pasien di Poliklinik Neurologi Rumah
mengangkat beban yang cukup berat. Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada
Berdasarkan penelitian Picavet dan tahun 2002 menemukan prevalensi
Schouten (2001) dalam Ningsih KW dkk penderita nyeri punggung bawah sebanyak
(2016) yang dilakukan pada 8.000 orang 15,6%. Angka ini berada pada urutan
sampel yang berumur 25 tahun ke atas di kedua tertinggi sesudah sefalgia dan
Belanda dengan desain penelitian kohort, migren yang mencapai 34,8%. Hasil
hampir tiga perempat (74,5%) penduduk penelitian secara nasional yang juga
Belanda yang berumur 25 tahun ke atas dilakukan di 14 kota di Indonesia oleh
dilaporkan menderita nyeri muskoskeletal kelompok studi nyeri PERDOSSI tahun
dalam 12 bulan terakhir dengan prevalensi 2002 ditemukan18,1% penderita nyeri
53,9%, dan yang menderita LBP dalam 3 punggung bawah.4 Hasil penelitian yang
bulan terakhir dengan prevalensi 44,4%. dilakukakan oleh Mario dkk, 2014. pada
Ranking dari bagian-bagian nyeri yang pekerja furniture, dimana pengaruh sikap
paling banyak dilaporkan secara berurutan dan posisi dalam bekerja terhadap kejadian
adalah: 1) punggung bawah (22,2%); 2) LBP dari 100 sampel yang mengalami
bahu (15,1%); 3) leher (14,3%); 4) lutut LBP sebanyak 43 pekerja. kejadian pada
(11,7%); 5) pergelangan/tangan (9,3%); 6) pekerja dengan sikap dan posisi kerja > 45o
punggung atas (7,4%); 7) pinggul (6,2%); sebanyak 32 orang (74,4%) dan 45o
8) siku (5,3%); 9) kaki (5,0%); 10) sebanyak 11 orang (25,6%).5 Selanjutnya,
pergelangan kaki (3,5%). Berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan oleh
penelitian yang dilakukan Community Djamaluddin DR, 2016 di bengkel Honda

[Type text] Page 4


[Type the document title]

Makassar didapatkan hasil 5 pekerja dari penyakit, insiden, maupun prognosis


30 pekerja, mengeluh nyeri pada daerah penyakit.
pinggang. Prevalensi low back pain Bahan yang digunakan pada survei
sebesar 6,25%.6 ini adalah checklist yang di buat. Checklist
ini dibuat berdasarkan informasi yang
METODE diperlukan daripada tujuan survei ini
Penelitian ini menggunakan metode dilakukan. Pada survei ini, informasi yang
penelitian deskriptif dengan pendekatan diperlukan adalah ada tidaknya faktor
cross sectional melalui proses walk hazard, alat kerja apa yang digunakan, alat
through survey. Data yang digunakan pelindung diri yang digunakan,
berupa kebiasaan responden, dan data ketersediaan obat p3k di tempat kerja,
faktor-faktor pencetus low back pain, keluhan atau penyakit yang dialami pekerja
seperti faktor ergonomis dan faktor dan upaya pengetahuan mengenai K3
lainnya. Data pengukuran adanya kepada petugas di instalasi laundry rumah
kecenderungan nyeri pada punggung sakit universitas hasanuddin.
bagian bawah dengan menggunakan check Peralatan yang diperlukan untuk
list. Sampel dalam penelitian ini adalah melakukan walk through survey antara
pasien dengan diagnosis low back pain lain:
yang mengeluhkan adanya nyeri punggung Alat tulis menulis: Berfungsi
bagian bawah yang masih berlangsung saat sebagai media untuk pencatatan
melakukan pekerjaan. Distribusi sampel selama survey jalan sepintas.
penelitian berdasarkan jenis pekerjaan Kamera digital: Berfungsi sebagai
yang dilakukan, didapatkan hasil 3 petugas alat untuk memotret kegiatan dan
dari 7 petugas, mengeluh nyeri punggung lingkungan di instalasi laundry
bagian bawah. Akan tetapi penelitian pada rumah sakit universitas hasanuddin.
studi cross sectional terdapat beberapa Check List: Berfungsi sebagai alat
kelemahan yaitu kurangnya jumlah kasus untuk mendapatkan data primer
yang didapatkan, berat- ringannya kasus mengenai survey jalan sepintas
yang sulit ditentukan karena keterbatasan yang dilakukan.
sarana pemeriksaan, dan kurangnya waktu Cara survey yang dilakukan adalah
yang didapatkan untuk melanjutkan dengan menggunakan Walk Through
survey. Selain itu, penelitian dengan studi Survey. Teknik Walk Through Survey juga
ini tidak menggambarkan perjalanan dikenali sebagai Occupational Health

[Type text] Page 5


[Type the document title]

Hazards. Untuk melakukan survei ini, Survey dilakukan di instalasi laundry


dapat dimulai dengan mengetahui tentang rumah sakit universitas hasanuddin dengan
manejemen perencanaan yang benar, jadwal survey selama 5 hari, yaitu :
berdiskusi tentang tujuan melakukan
survey, dan menerima keluhan-keluhan No. Tanggal Kegiatan
baru yang releven.
- Melapor ke Bagian
Bahaya apa dan dalam situasi yang 1. 25 K3 RS Ibnu Sina
bagaimana bahaya dapat timbul, September - Penentuan lokasi
2017 Walk Through
merupakan sebagai hasil dari Survey
penyelenggaraan kegiatan Walk Through
2. 26 - Membuat proposal
Survey. Mengenal bahaya, sumber bahaya September Walk Through
dan lamanya paparan bahaya terhadap 2017 Survey
pekerja.
Pihak okupasi kesehatan dapat 3. 27
- Melakukan Walk
September
kemudian merekomendasikan monitoring Through Survey
2017
survey untuk memperoleh kadar kuantitas
eksposur atau kesehatan okupasi mengenai
4. 28 - Membuat laporan
risk assessment. September hasil Walk Through
2017 Survey
Walk Through Survey ini adalah
bertujuan untuk memahami proses
produksi, denah tempat kerja dan 29 - Membaca laporan
5. September hasil Wallk Through
lingkungannya secara umum. Selain itu, 2017 Survey
mendengarkan pandangan pekerja dan
pengawas tentang K3, memahami
pekerjaan dan tugas-tugas pekerja,
mengantisipasi dan mengenal potensi HASIL
bahaya yang ada dan mungkin akan timbul Pada penelitian ini diambil sampel
di tempat kerja atau pada petugas dan dari petugas di instalasi laundry rumah
menginventarisir upaya-upaya K3 yang sakit universitas hasanuddin dari
telah dilakukan mencakup kebijakan K3, perhitungan sampel didapatkan sampel
upaya pengendalian, pemenuhan peraturan sebanyak 3 dari 7 petugas (total jumlah
perundangan dan sebagainya. karyawan yang diwawancarai).

[Type text] Page 6


[Type the document title]

Dari rencana waktu yang telah Dari 7 orang responden yang


ditetapkan, terkumpul data yang diwawancarai yaitu sebanyak 3 responden
didapatkan dari check list yang dibuat. (42%) yang mengalami Low Back Pain
Dari hasil check list diperoleh 1 petugas sedangkan responden yang tidak
perempuan yang berusia 31 tahun, mengalami keluhan Low Back Pain yaitu
mengeluh mendapatkan keluhan nyeri sebanyak 4 responden (58%). Berdasarkan
punggung bagian bawah yang dialami penelitian yang telah dilakukan pada
sejak 2 bulan yang lalu. Pasien belum pekerja tersebut, titik keluhan nyeri
pernah memeriksakan diri ke dokter. punggung di bagian bawah karena sering
Pasien sering berdiri maupun duduk dalam mengangkat barang dengan posisi
jangka waktu yang lama serta mengangkat membungkuk.
beban yang berat dengan posisi Berdasarkan data yang telah
membungkuk. didapatkan, ditemukan berbagai faktor
Prevalensi penyakit akibat kerja yang mempengaruhi terjadinya keluhan,
berupa Low Back Pain yang didapatkan dan faktor ergonomis menjadi lebih
dari responden sebesar 42%. Faktor yang dominan. Seperti yang dijelaskan pada
dominan berpengaruh dalam Low Back bagian pendahuluan, bahwa faktor
Pain berupa faktor ergonomis yaitu ergonomis erat kaitannya dengan
kebiasaan responden, dan faktor-faktor munculnya keluhan nyeri punggung bagian
pencetus Low Back Pain, seperti faktor bawah.
ergonomis yaitu postur saat bekerja dengan Didukung dari penelitian lain yang
waktu berdiri atau duduk yang lama , serta dilakukan oleh Damayanti 2016,
posisi pada saat mengangkat beban berat menyatakan bahwa terdapat beberapa
dengan postur membungkuk. Didukung faktor risiko terjadinya nyeri punggung
dari penelitian lain yang di lakukan bagian bawah atau low back pain pada
menyatakan bahwa terdapat beberapa pekerja mekanik service mobil Honda
faktor yang berhubungan dengan kejadian diantaranya adalah perubahan posisi dan
Low Back Pain, baik ditinjau dari umur, pengangkatan barang-barang yang berat.
jenis kelamin, indeks massa tubuh, riwayat Dengan memahami pentingnya
trauma, masa dan lama kerja, beban kerja aspek ergonomi ini, setiap perusahaan
dan posisi/ sikap tubuh saat bekerja.7,8 sudah seharusnya melakukan evaluasi
secara integratif untuk menilai sejauh mana
kecocokan rancangan sistem kerja yang

[Type text] Page 7


[Type the document title]

ada (termasuk pekerjaan itu sendiri) DISKUSI


dengan para pekerjanya. Unsur-unsur Definisi
sistem kerja yang dinilai meliputi mesin Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang
dan alat, material, metode kerja, dirasakan di daerah punggung bawah,
lingkungan fisik (pencahayaan, termal, dapat merupakan nyeri lokal (inflamasi),
kebisingan, dll), tata letak komponen dan maupun nyeri radikuler atau keduanya.
ruang kerja (workplace and workspace). Low Back Pain, bukan merupakan
Evaluasi ergonomi ini penting terlepas dari penyakit ataupun diagnosis untuk suatu
apa pun bentuk perusahaan tersebut, mulai penyakit namun merupakan istilah untuk
dari industri manufaktur, industri jasa, nyeri yang dirasakan di area anatomi yang
ataupun industri proses pengalaman terkena dengan berbagai variasi lama
empiris menunjukkan bahwa pencapaian terjadinya nyeri.
kinerja manajemen Keselamatan dan Nyeri ini dapat berupa nyeri lokal,
Kesehatan Kerja sangat tergantung kepada nyeri radikuler, ataupun keduanya. Nyeri
sejauh mana faktor ergonomi telah ini terasa diantara sudut iga terbawah
terperhatikan di perusahaan tersebut. sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah
Kenyataannya, kecelakaan kerja masih lumbal atau lumbo-sakral, nyeri dapat
terjadi di berbagai perusahaan yang secara menjalar hingga ke arah tungkai dan kaki.
administratif telah lulus (comply) audit LBP terdiri dari tiga jenis yaitu
sistem manajemen Keselamatan dan lumbar Spinal Pain atau nyeri di daerah
Kesehatan Kerja. yang dibatasi superior oleh garis

Tingginya angka kejadian nyeri transversal imajiner yang melalui ujung

punggung bagian bawah atau low back prosesus spinosus dari vertebreae thorakal

pain pada pekerja yang aktifitasnya tidak terakhir, inferior oleh garis transversal

lepas dari pekerjaan itu sendiri serta dapat imajiner yang melalui ujung prosesus

dijadikan evaluasi untuk memperbaiki spinosus dari vertebrae sacralis pertama

kondisi atau lingkungan kerja yang terkait. dan lateral oleh garis vertikal tangensial

Di mulai dari edukasi dari pihak yg terkait terhadap batas lateral spina lumbalis, sacral

mengenai kesadaran tentang keselamatan spinal pain atau nyeri di daerah yang

kerja. dibatasi superior oleh garis transversal


imajiner yang melalui ujung processus
spinosus vertebreae sacralis pertama,
inferior oleh garis transversal imajiner

[Type text] Page 8


[Type the document title]

yang melalui sendi sakrokoksigeal arachnoiditis lumbalis, metabolik:


posterior dan lateral oleh garis imajiner osteoporosis, hiperparatiroid, imobilitas,
melalui spina iliaka superior posterior dan osteosklerosis (misalnya penyakit paget),
inferior dan lumbosacral Pain, nyeri di vaskular: aneurisma aorta abdominal,
daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal diseksi arteri vertebral , dan lainnya seperti
pain dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain. nyeri alih dari gangguan visceral, sikap
Etiologi Low back pain tubuh, psikiatrik, purapura sakit serta
Nyeri punggung dapat disebabkan sindrom nyeri kronik.
oleh berbagai kelainan yang terjadi pada Faktor - faktor yang mempengaruhi
tulang belakang, otot diskus terjadinya low back pain antara lain faktor
intervertebralis, sendi, maupun struktur individu, faktor pekerjaan dan faktor
lain yang menyokong tulang belakang. lingkungan. Faktor individu dapat dilihat
Kelainan tersebut antara lain kelainan berdasarkan faktor-faktor berikut ini:
kongenital/kelainan perkembangan terdiri 1. Usia
dari spondilosis dan spondilolistesis, Sejalan dengan meningkatnya usia
kiposkoliosis, spina bifida, gangguan korda akan terjadi degenerasi pada tulang dan
spinalis, trauma minor yaitu regangan dan keadaan ini mulai terjadi disaat seseorang
cedera whiplash, fraktur atau traumatik berusia 30 tahun. Pada usia 30 tahun
yaitu jatuh, kecelakaan kendaraan terjadi degenerasi yang berupa kerusakan
bermotor, atraumatik yaitu osteoporosis, jaringan, penggantian jaringan menjadi
infiltrasi neoplastik, steroid eksogen, jaringan parut, pengurangan cairan. Hal
herniasi diskus intervertebral, degeneratif: tersebut menyebabkan stabilitas pada
kompleks diskus-osteofit, gangguan diskus tulang dan otot menjadi berkurang.
internal, stenosis spinalis dengan Semakin tua seseorang, semakin tinggi
klaudikasio neurogenik, gangguan sendi risiko orang tersebut tersebut mengalami
vertebral, gangguan sendi atlantoaksial penurunan elastisitas pada tulang yang
(misalnya arthritis reumatoid), arthritis: menjadi pemicu timbulnya gejala LBP.
spondilosis, artropati facet atau sakroiliaka, Pada umumnya keluhan
autoimun (misalnya ankylosing spondilitis, muskuloskeletal mulai dirasakan pada usia
sindrom reiter), neoplasma: metastasis, kerja yaitu 25-65 tahun. Penelitian yang
hematologic, tumor tulang primer, dilakukan oleh Garg dalam Pratiwi (2009)
infeksi/inflamasi: osteomyelitis vertebral, menunjukkan insiden LBP tertinggi pada
abses epidural, sepsis diskus, meningitis, umur 35-55 tahun dan semakin meningkat

[Type text] Page 9


[Type the document title]

dengan bertambahnya umur. Hal ini nikotin pada rokok dapat menyebabkan
diperkuat dengan penelitian Sorenson berkurangnya aliran darah ke jaringan.
dimana pada usia 35 tahun mulai terjadi Selain itu, merokok dapat pula
nyeri punggung bawah dan akan semakin menyebabkan berkurangnya kandungan
meningkat pada umur 55 tahun. mineral pada tulang sehingga
2. Jenis kelamin menyebabkan nyeri akibat terjadinya
Prevalensi terjadinya LBP lebih keretakan atau kerusakan pada tulang.
banyak pada wanita dibandingkan dengan 5. Faktor Pekerjaan
laki-laki, Hal ini terjadi karena secara 5. 1. Posisi kerja
fisiologis kemampuan otot wanita lebih Posisi janggal adalah posisi tubuh
rendah daripada pria.. yang menyimpang secara signifikan dari
3. Masa kerja posisi tubuh normal saat melakukan
Masa kerja adalah faktor yang pekerjaan. Bekerja dengan posisi janggal
berkaitan dengan lamanya seseorang dapat meningkatkan jumlah energi yang
bekerja di suatu tempat. Terkait dengan hal dibutuhkan dalam bekerja. Posisi janggal
tersebut, LBP merupakan penyakit kronis dapat menyebabkan kondisi dimana
yang membutuhkan waktu lama untuk transfer tenaga dari otot ke jaringan rangka
berkembang dan bermanifestasi. Jadi tidak efisien sehingga mudah
semakin lama waktu bekerja atau semakin menimbulkan kelelahan. Termasuk ke
lama seseorang terpajan faktor risiko ini dalam posisi janggal adalah pengulangan
maka semakin besar pula risiko untuk atau waktu lama dalam posisi menggapai,
mengalami LBP. Penelitian yang dilakukan berputar, memiringkan badan, berlutut,
oleh Umami (2013) bahwa pekerja yang jongkok, memegang dalam posisi statis
paling banyak mengalami keluhan LBP dan menjepit dengan tangan. Posisi ini
adalah pekerja yang memiliki masa kerja > melibatkan beberapa area tubuh seperti
10 tahun dibandingkan dengan mereka bahu, punggung dan lutut karena daerah
denga masa kerja < 5 tahun ataupun 5-10 inilah yang paling sering mengalami
tahun18. cedera.
4. Kebiasaan merokok 5.2. Repetisi
Hubungan yang signifikan antara Repetisi adalah pengulangan
kebiasaan merokok dengan keluhan otot gerakan kerja dengan pola yang sama.
pinggang, khususnya untuk pekerjaan yang Frekuensi gerakan yang terlampau sering
memerlukan pengerahan otot karena akan mendorong fatigue dan ketegangan

[Type text] Page 10


[Type the document title]

otot tendon. Ketegangan otot tendon dapat lebih banyak di kendaraan atau lingkungan
dipulihkan apabila ada jeda waktu istirahat kerja yang memiliki hazard getaran.
yang digunakan untuk peregangan otot. Getaran merupakan faktor risiko yang
Dampak gerakan berulang akan meningkat signifikan untuk terjadinya LBP. Selain itu,
bila gerakan tersebut dilakukan dengan getaran dapat menyebabkan kontraksi otot
postur janggal dengan beban yang berat meningkat yang menyebabkan peredaran
dalam waktu yang lama. Frekuensi darah tidak lancar, penimbunan asam laktat
terjadinya sikap tubuh terkait dengan meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri.
berapa kali gerakan repetitif dalam 6.2. Kebisingan
melakukan pekerjaan. Keluhan otot terjadi Kebisingan yang ada di lingkungan
karena otot menerima tekanan akibat beban kerja juga bisa mempengaruhi performa
terus menerus tanpa memperoleh kerja. Kebisingan secara tidak langsung
kesempatan untuk relaksasi. dapat memicu dan meningkatkan rasa nyeri
5.3. Durasi LBP yang dirasakan pekerja karena bisa
Durasi adalah jumlah waktu membuat stres pekerja saat berada di
terpajan faktor risiko. Durasi didefinisikan lingkungan kerja yang tidak baik.
sebagai durasi singkat jika < 1 jam per
TERAPI LOW BACK PAIN
hari, durasi sedang yaitu 1-2 jam per hari
dan durasi lama yaitu > 2 jam per hari. Terapi low back pain (LBP) memiliki dua
Durasi terjadinya postur janggal yang tahapan yaitu:
berisiko bila postur tersebut dipertahankan a. Terapi Konservatif,
lebih dari 10 detik. Risiko fisiologis utama b. Terapi Operatif
yang dikaitkan dengan gerakan yang sering Kedua tahapan ini memiliki kesamaan
dan berulang-ulang adalah kelelahan otot. tujuan yaitu rehabilitasi. Pengobatan nyeri
Selama berkontraksi otot memerlukan punggung sangat tergantung penyebabnya.
oksigen, jika gerakan berulang-ulang dari Lain penyebab, maka lain pula
otot menjadi terlalu cepat sehingga oksigen pengobatannya. Mengatasi low back pain
belum mencapai jaringan maka akan (LBP) juga tidak cukup dengan obat atau
terjadi kelelahan otot. fisioterapi. Hal itu hanya mengurangi
6. Faktor Lingkungan Fisik nyeri, tetapi tidak menyelesaikan masalah.
6.1. Getaran Penderita harus menjalani pemeriksaan
Getaran berpotensi menimbulkan untuk mengetahui sumber masalahnya.
keluhan LBP ketika menghabiskan waktu Penyembuhan bisa melalui pembedahan

[Type text] Page 11


[Type the document title]

atau latihan mengubah kebiasaan yang penyakit dari keluhan yang dirasakan.
menyebabkan nyeri. Latihan itu Perlu penelitian yang lebih mendalam dan
menggunakan alat-alat pelatihan medis pemeriksaan yang lebih lengkap untuk
untuk melatih otot-otot utama yang dapat menilai secara keseluruhan penyebab
berperan dalam menstabilkan serta dari keluhan yang dirasakan oleh pekerja.
mengokohkan tulang punggung. Akhirnya kami berasumsi bahwa
bila terdapat gejala keluhan nyeri
KETERBATASAN PENELITIAN
punggung bagian bawah pada responden
Penelitian ini tentunya tidak
dengan hasil survey dan penyakit akibat
terlepas dari keterbatasan, adapun
kerja tidak menunjukkan nilai yang berarti
keterbatasan dari penelitian ini adalah
, maka tidak menutup kemungkinan
checklist yang dibuat hanya menentukan
keluhan yang dirasakan pasien juga karena
hubungan penyakit akibat kerja, tapi tidak
kontribusi dari faktor individu dan faktor
dapat menentukan insidens, berat
lingkungan lain, selain lingkungan tempat
ringannya penyakit, dan prognosis
kerja.
penyakit. Demikian pula untuk survey
Penelitian ini juga tidak
menilai faktor psikososial akibat kerja,
mengklasifikan berat ringannya penyakit ,
diagnosisnya hanya bersifat subjektif, tidak
berdasarkan keluhan dari pekerja, juga
dapat diketahui kapan stressor muncul.
tidak dapat menentukan penatalaksanaan
Keterbatasan lainnya adalah tidak
yang tepat untuk mencegah atau
dilakukan pemeriksaan yang menyeluruh
mengurangi keluhan yang dirasakan atau
terhadap seluruh responden, karena
akan dirasakan nanti di masa yang akan
keterbatasan sarana pemeriksaan, dan
datang.
keterbatasaan waktu penelitian, karena
untuk menganalisa faktor terjadinya kasus KESIMPULAN
penyakit dengan keluhan nyeri punggung Dari hasil penelitian di Instalasi
bagian bawah perlu diketahui riwayat laundry rumah sakit universitas hasanuddin
penyakit terdahulu dan riwayat pekerjaan dapat disimpulkan bahwa:
di tempat lain yang mungkin berhubungan
Berdasarkan data yang telah
dengan keluhan yang dirasakan sekarang.
didapatkan, ditemukan berbagai faktor
Selain itu checklist yang hanya
yang mempengaruhi terjadinya keluhan,
terfokus pada faktor penyebab penyakit
dan faktor ergonomis menjadi lebih
akibat kerja, tidak memenuhi semua poin-
dominan. Bahwa faktor ergonomis erat
poin yang diperlukan untuk mendiagnosis
[Type text] Page 12
[Type the document title]

kaitannya dengan munculnya keluhan Pangan dan Hortikultura


nyeri punggung bagian bawah yaitu saat Provinsi Riau. STIKes Payung
Negeri Pekanbaru
bekerja dengan postur berdiri, duduk,
setengah duduk dan mengangkat beban 5. Mario dkk.2014. Faktor-faktor
yang cukup berat dengan posisi yang berhubungan dengan
Kejadian Low Back Pain pada
membungkuk yang mana didapatkan
Pekerja Furniture.Fakultas
persentase sebesar 42% yaitu 3 dari 7 kedokteran Universitas
responden dengan keluhan nyeri punggung Haluoleo. Kendari.
bagian bawah akibat mengangkat beban
6. Djamaluddin DR.2016. Analisis
berat dengan posisi membungkuk.
Hubungan Faktor Ergonomis
SARAN
dan Faktor lain di Lingkungan
Sebaiknya tenaga kerja di tempat
Kerja dengan Low Back Pain.
tersebut diberikan edukasi tentang posisi
Fakultas Kedokteran
yang benar saat bekerja saat bekerja agar
Universitas Hasanuddin.
keselamatan setiap tenaga kerja terjamin.
Makassar
Daftar Pustaka : 7. Sri, K. (2007). Association
1. Fauzia, Andini. 2014. Risk Between Calcium Intake,
Factors Of Low Back Pain In Physical Activity, Parity, Body
Workers . Lampung. Faculty Of Mass Index And Bone Density
Medicine, Universitas Lampung On Postmenopausa Women.
Gizi Masyarakat, Universitas
2. Sumamur,P. K, 2000.
Dipenogoro.
Ergonomi untuk Produktifitas
Kerja, Jakarta: CV Haji, 8. Stanley Jovito Alphaputra
Masagung,
Wenur, Paul A. T

3. Sri Mardiman. 2001. 3 Kawatu.2013.Hubungan antara


Sindroma Nyeri Pinggang, aktivitas fisik dengan keluhan
Kumpulan Makalah Pelatihan,
muskuloskeletal pada pekerja
Jakarta: Fisioterapi, Sasana
Husada ProFisio, bengkel Di cv. Kombos kota
Manado tahun, Fakultas
4. Ningsih KW dkk.2016. Kesehatan Masyarakat,
Kejadian Low Back Pain pada
Universitas Sam Ratulangi
Mekanik Bagian UPT
Mekanisasi di Dinas Tanaman

[Type text] Page 13

Anda mungkin juga menyukai