Print Ulang 1
Print Ulang 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
REFERAT
20 November 2017
Disusun Oleh:
Pembimbing :
Dr. Citra Azma Anggita, Sp.M
Bagian Mata
RSU ANUTAPURA PALU
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat
dr. Citra Azma Anggita, Sp.M, M.Kes Zakia Fauzi Bachmid , S.Ked
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Palu/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Elang
Pekerjaan :-
Tgl. Masuk : 10 November 2017
Rumah Sakit : RSU Anutapura
II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Bengkak pada bagian bawah mata kiri
Anamnesis terpimpin :
Dialami sejak 1 bulan terakhir, awalnya keluhan mata kiri gatal dan sering
berair , pasien sering mengosok mata dengan tangan saat gatal. Keluhan
memberat sejak 4 hari yang lalu, berwarna merah, nyeri bila ditekan, disertai
keluar kotoran mata bernanah Pada bagian bawah mata kiri. Air mata berlebih (+),
gatal (-), mata merah (-), nyeri pada mata kiri (+), rasa berpasir (-), rasa
mengganjal (-), gangguan penglihatan (+) pada mata kiri, riwayat pengeluaran
darah (-), Demam (+) naik turun.
No. Pemeriksaan OD OS
1 Palpebra Normal, Pada chantus medial
tampak pus (+),
hiperemis (+)
2 Silia Sebagian silia Normal
melengkung ke arah
bola mata
3 App. Lakrimalis Lakrimasi (+), Lakrimasi (+)
4 Konjungtiva Hiperemis (-),inj Hiperemis (-)
konjungtiva (+)
5 Kornea Jernih Jernih
6 BMD Kesan Normal Kesan normal
7 Iris Coklat Coklat
8 Pupil Bulat, sentral Bulat,sentral
9 Lensa Jernih Jernih
10 GBM Ke segala arah Ke segala arah
B.PALPASI
Pemeriksaan OD OS
1 Tensi Okuler Tn Tn
2 Nyeri Tekan (-) (+)
3 Massa Tumor (-) Massa lunak di
bawah mata
4 Glandula Periaurikuler Pembesaran (-) Pembesaran (-)
IV. RESUME :
Pasien datang ke poli mata Rsu Anutapura, dengan keluhan mata kiri dekat
hidung bengkak, panas, dan nerocos. Keluhan tersebut disadari sejak 1 bulan
yang lalu. Sehari setelahnya pasien merasakan keluhan tersebut dan
diperiksakannya ke puskesmas, dan diberikan obat penghilang radang, tetapi
setelah obat habis keluhan pasien tidak hilang. Seminggu yang lalu keluhan
semakin bertambah berat, bengkak sudah tidak ada namun masih nerocos
disertai rasa sakit pada hidung kiri daerah atas dan gatal pada mata kanan. 2
hari yang lalu keluhan diperberat dengan nerocos yang berlebih terutama saat
mengendarai motor, air mata yang keluar, jernih, dan tidak berbau. Akhirnya
pasien datang ke poli mata Rsu Anutapura. Mata kanan pasien tidak ada k?
N. Diagnosis
OS Dakriosistitis kronik eksarsebasi akut
O. Penatalaksanaan :
C. LFX ED 1 tts/3jam ODS
Cefadroxyl 500mg 2x1
Metilprednisolon 3x4mg
Asam mefenamat 500mg 3x1
V. DISKUSI
Dari anamnesis didapatkan Pasien datang ke poli mata Rsu Anutapura, dengan
keluhan mata kiri dekat hidung bengkak, panas, dan nerocos. Keluhan
tersebut disadari sejak 1 bulan yang lalu. Sehari setelahnya pasien merasakan
keluhan tersebut dan diperiksakannya ke puskesmas, dan diberikan obat
penghilang radang, tetapi setelah obat habis keluhan pasien tidak hilang.
Seminggu yang lalu keluhan semakin bertambah berat, bengkak sudah tidak
ada namun masih nerocos disertai rasa sakit pada hidung kiri daerah atas dan
gatal pada mata kanan. 2 hari yang lalu keluhan diperberat dengan nerocos
yang berlebih terutama saat mengendarai motor, air mata yang keluar, jernih,
dan tidak berbau. Akhirnya pasien datang ke poli mata Rsu Anutapura. Mata
kanan pasien tidak ada keluhan yang sama. .
PEMBAHASAN
I. DAKRIOSISTITIS
Sistem eksresi air mata mudah mengalami infeksi dan peradangan yang
disebabkan oleh berbagai factor. Tujuan fungsional dari system eksresi air mata
adalah untuk mengalirkan air mata dari mata ke dalam kavum nasal. Adanya
hambatan air mata yang patologis pada system drainase air mata dapat menyebabkan
terjadinya dakriosistitis.1
Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata yang terletak di
antara sudut bagian dalam kelopak mata dengan hidung. Dakriosistitis biasanya
disebabkan oleh karena adanya blockade pada saluran yang mengalirkan air mata dari
kantong air mata ke hidung. Duktus yang terhalang menjadi terinfeksi. Dakriosistitis
dapat berupa akut maupun kronik. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu
malformasi pada duktus lakrimalis, luka, infeksi pada mata, maupun trauma.2,3
Bentuk khas dari peradangan pada kantong air mata adalah dakriosistitis
congenital, yang secara patofisiologi sangat erat kaitannya dengan embryogenesis
system eksresi lakrimal. Dakriosistitis sering timbul pada bayi yang disebabkan
karena duktus lakrimalis belum berkembang dengan baik. Pada orang dewasa, infeksi
dapat berasal dari luka atau peradangan pada hidung. Meskipun demikian, pada
kebanyakan kasus, penyebabnya tidak diketahui.4
II INSIDENS
III ANATOMI5,6,7,8
Sistem lakrimal tersusun atas struktur-struktur yang mensekresi air mata dan struktur-struktur
yang mengalirkan air mata.
2. Bagian palpebra yang lebih kecil terletak tepat di atas segmen temporal dari
forniks konjungtiva superior. Duktus sekretorius lakrimalis, yang bermuara
melalui kira-kira 10 lubang kecil, menghubungkan bagian orbital dan
palpebral glandula lakrimalis dengan forniks konjungtiva superior.
Pembuangan bagian palpebra dari kelenjar memutuskan semua saluran
penghubung dan dengan demikian mencegah kelenjar itu bersekresi.
Air mata mengalir dari lacuna lakrimalis melalui pungtum superior dan
inferior dan kanalikule ke sakkus lakrimalis yang terletak di dalam fossa lakrimalis.
Duktus nasolakrimalis berlanjut ke bawah dari sakkus lakrimasi dan bermuara ke
dalam meatus inferior dari rongga nasal . Air mata diarahkan ke dalam pungtum oleh
isapan kapiler , gaya berat, dan berkedip. Kekuatan gabungan dari isapan kapiler
dalam kanalikuli, gaya berat, dan kerja memompa dari otot Horner yang merupakan
perluasan muskulus orbikularis okuli ke titik di belakang sakkus lakrimalis, semua
cenderung meneruskan air mata ke bawah melalui duktus nasolakrimalis ke dalam
hidung.
IV. ETIOLOGI
V. GAMBARAN KLINIK
Dakriosistitis dapat terjadi dalam 3 bentuk, yaitu : akut, kronik dan congenital.
Gejala utama dakriosistitis adalah mata berair dan kotoran mata berlebih. Pada
dakriosistitis berbentuk akut, di daerah sakkus lakrimalis terdapat gejala radang, sakit,
bengkak , nyeri tekan. Materi purulen dapat diperas dari sakkus. Peradangan berupa
pembengkakan, merah dan nyeri , biasanya disertai dengan pembengkakan kelenjar
pre aurikuler, submandibuler dan disertai peningkatan suhu tubuh. Kadang-kadang
kelopak mata dan daerah sisi hidung membengkak. Pada stadium lanjut dapat terjadi
komplikasi berupa fistula. Pada dakriosistitis kronik , tanda satu-satunya adalah
keluar air mata berlebih. 1,4,7
Untuk menentukan adanya gangguan pada system eksresi air mata dilakukan :
Inspeksi pada posisi punctum
Palpasi daerah sakkus lakrimal, apakah mengeluarkan cairan bercampur nanah
Irigasi melalui punctum dan kanalikuli lakrimal, bila cairan mencapai rongga
hidung , maka system eksresi berfungsi baik (tes anel).
Probing yaitu memasukkan probe Bowman melalui jalur anatomic system
eksresi lakrimal. Tindakan probing didahului oleh dilatasi pungtum dengan
dilatators. 3
a b
Gambar : Pertama punctum dilatasi dengan memutar suatu probe berbentuk kerucut,
kemudian dibilas dengan larutan salin fisiologis
Dikutip dari kepustakaan 7
VI PENATALAKSANAAN1,7,9
o Anak-anak
Pasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan,
diberikan amoxicillin/clavulanate 20-40mg/kg/hari peroral
yang dibagi dalam tiga dosis.
o Dewasa
Terapi antibiotic diberikan berdasarkan respon klinik dan hasil kultur dan
sensitivitas. Antibiotik intravena dapat diganti dengan antibiotic oral dengan
dosis yang sebanding tergantung dari tingkat perbaikan, tetapi terapi antibiotic
harus tetap dilakukan selama 10-14 hari.
VIII PENCEGAHAN1
IX PROGNOSIS
KESIMPULAN
.
DAFTAR PUSTAKA