Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH INSTALASI LISTRIK

SISTEM PENYIRAMAN TANAMAN RUMAH KACA DENGAN


MENGGUNAKAN PENGENDALI PLC

Disusun Oleh :

Ade Dwi Darmawan (14 612 029)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
SAMARINDA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa penulis juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Samarinda 08 desember 2016

penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Sistem penyiraman tanaman yang digunakan diperkebunan umumnya
menggunakan sistem penyiraman dengan melakukan alat semprot air yang
biasanya cukup memakan waktu yang lama dalam penyiraman tanaman.

Seiring perkembangan zaman, diciptakan Sistem Penyiraman yang otomatis


menggunakan elektronik sehingga penyiraman tidak lagi membutuhkan waktu
yang lama. Saat ini penyiraman tanaman yang tradisional dirasa ketinggalan
zaman dikarenakan lamanya dalam penyiraman tanaman. Tak hanya itu
penyiraman tanaman tradisional membutuhkan banyak tenaga kerja dalam
melakukan penyiraman tanaman. Sistem penyiraman tanaman otomatis lebih
efisien dan lebih mempersingkat waktu dalam penyiraman tanaman.

Atas dasar tersebut penulis membuat sistem penyiraman otomatis dimana


agar mempermudah dalam penyiraman tanaman sehingga tidak memakan waktu
yang cukup lama. Maka penulis membuat laporan dan program tersebut dengan
judul SISTEM PENYIRAMAN TANAMAN RUMAH KACA
DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PLC.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun hal yang akan dibahas mengenai pada laporan ini adalah:
1. Bagaimana cara membuat perencanaan alat ?
2. Bagaimana deskripsi kerja sistem Penyiraman tanaman rumah kaca?
3. Peralatan apa yang digunakan untuk merancang alat tersebut ?
4. Software apa yang digunakan untuk merancang alat tersebut ?

1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai:
1. Mendiskripsikan bagaimana sistem kerja alat penyiraman tanaman otomatis
kepada warga pertanian atau perkebunan.
2. Meningkatkan hasil pertanian dan perkebunan penduduk Indonesia agar bisa
bersaing di pasar.
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Hardware PLC


PLC dapat berarti sebagai alat pengendali logika yang dapat diprogram.
PLC mempunyai perangkat keras yang berupa modul Catu daya, modul CPU,
modul perangkat lunak, dan modul I/O. Ketika PLC bekerja, saat itu juga PLC
mengakses data input dan output, menjalankan program instruksi, serta
menjalankan peralatan eksternal. Dalam PLC terdapat beberapa penyusun
Hardware sebagai berikut :

2.1.1. Modul Catu Daya


Power Supply memberikan tegangan DC ke berbagai modul PLC lainnya
selain modul tambahan dengan kemampuan arus total sekitar 20A sampai 50A,
yang sama dengan battery lithium integral (yang digunakan sebagai memory
backup). Seandainya PS ini gagal atau tegangan bolak balik masukannya turun
dari nilai spesifiknya, isi memori akan tetap terjaga. PLC buatan Triconex, USA,
yakni Trisen TS3000 bahkan mempunyai double power supply yang berarti
apabila satu PS-nya gagal, PS kedua otomatis akan mengambil alih fungsi catu
daya sistem.

2.1.2. CPU
CPU (Central Processing Unit) Bagian ini merupakan otak atau jantung
PLC, karena bagian ini merupakan bagian yang melakukan operasi /
pemrosesan program yang tersimpan dalam PLC. Disamping itu CPU juga
melakukan pengawasan atas semua operasional kerja PLC, transfer informasi
melalui internal bus antara PLC, memory dan unit I/O. CPU terdiri dari tiga
komponen utama yaitu:
1. Processor
adalah bagian yang mengontrol supaya informasi tetap jalan dari
bagian yang satu ke bagian yang lain, bagian ini berisi
rangkaian clock, sehingga masing-masing transfer informasi ke tempat
lain tepat sampai pada waktunya.

2. Memory System
Sistem memori PLC dibagi berdasarkan tugas yang diberikan:
Executive Memory adalah lokasi memori untuk menyimpan
kumpulan program secara permanen yang merupakan instruksi
software, yaitu relay instruction, block transfer, dan math
instruction. Lokasi memori ini tidak tersedia bagi pemakai tetapi
memori ini yang menjalankan sistem.
Application Memory adalah lokasi memori untuk menyimpan
kumpulan user program (program pemakai), yaitu area yang
menyimpan ladder diagrams, timers, dan data-data yang telah
terkumpul.

3. Power Supply
Power supply mengubah suplai masukan listrik menjadi suplai
listrik yang sesuai dengan CPU dan seluruh komputer.

2.1.3. Modul Program Perangkat Lunak


Modul Program Perangkat Lunak PLC mengenal berbagai macam perangkat
lunak, termasuk State Language, SFC, dan bahkan C. Yang paling populer
digunakan ialah RLL (Relay Ladder Logic). Semua bahasa pemrograman tersebut
dibuat berdasarkan proses sekuensial yang terjadi dalam plant (sistem yang
dikendalikan). Semua instruksi dalam program akan dieksekusi oleh modul CPU,
dan penulisan program itu bisa dilakukan pada keadan on line maupun off line.
Jadi PLC dapat bisa ditulisi program kontrol pada saat ia mengendalikan proses
tanpa mengganggu pengendalian yang sedang dilakukan. Eksekusi perangkat
lunak tidak akan mempengaruhi operasi I/O yang tengah berlangsung.

1. Modul I/O
Modul I/O merupakan modul masukan dan modul keluaran yang
bertugas mengatur hubungan PLC dengan piranti eksternal atau periferal
yang bisa berupa suatu komputer host, saklar-saklar, unit penggerak motor,
dan berbagai macam sumber sinyal yang terdapat dalam plant.

2. Modul Masukan

Modul masukan berfungsi untuk menerima sinyal dari unit


pengindera periferal, dan memberikan pengaturan sinyal, terminasi,
isolasi, maupun indikator keadaan sinyal masukan. Sinyal-sinyal dari
piranti periferal akan di-scan dan keadaannya akan dikomunikasikan
melalui modul antarmuka dalam PLC.
Beberapa jenis modul masukan di antaranya:
Tegangan masukan DC (110, 220, 14, 24, 48, 15-30V) atau arus
C(4-20mA).
Tegangan AC ((110, 240, 24, 48V) atau arus AC (4-20mA).
Masukan TTL (3-15V).
Masukan analog (12 bit).
Masukan word (16-bit/paralel).
Masukan termokopel.
Detektor suhu resistansi (RTD).
Relay arus tinggi.
Relay arus rendah.
Masukan latching (24VDC/110VAC).
Masukan terisolasi (24VDC/85-132VAC).
Masukan cerdas (mengandung mikroprosesor).
Masukan pemosisian (positioning).
Masukan PID (proporsional, turunan, dan integral).
Pulsa kecepatan tinggi.
Dll.

3. Modul Keluaran

Modul keluaran mengaktivasi berbagai macam piranti seperti


aktuator hidrolik, pneumatik, solenoid, starter motor, dan tampilan status
titik-titik periferal yang terhubung dalam sistem.Fungsi modul keluaran
lainnya mencakup conditioning, terminasi dan juga pengisolasian sinyal-
sinyal yang ada. Proses aktivasi itu tentu saja dilakukan dengan
pengiriman sinyal-sinyal diskret dan analog yang relevan, berdasarkan
watak PLC sendiri yang merupakan piranti digital. Beberapa modul
keluaran yang lazim saat ini di antaranya:
Tegangan DC (24, 48, 110V) atau arus DC (4-20mA)
Tegangan AC (110, 240V) atau arus AC (4-20mA).
Keluaran analog (12-bit).
Keluaran word (16-bit/paralel)
Keluaran cerdas.
Keluaran ASCII.
Port komunikasi ganda.

2.2. Software PLC


Software OMRON SYSWIN dirancang untuk digunakan
pada Programmable Logic Controller (PLC). Perbedaan dengan
penggunaan Programming Console adalah cara pemasukan program, bila
pada console yang digunakan adalah mnemonic dari program, tapi dalam syswin
dapat digunakan diagram tangga atau mnemonic-nya.

Selain itu dengan menggunakan software ini ada beberapa hal yang dapat
dilakukan antara lain:

Pembuatan program baru


Penyimpanan program dan pengeditan program,

Meng- upload dari PLC atau men- download ke PLC,

Mencetak program dari kelengkapannya

2.2.1. OMRON CPM1A software syswin 3.4


1. Melakukan download programyang telah kita buat (pengiriman program
dari komputer ke PLC) dengan langkah sbb :
a. Klik project pada tampilan software maka akan muncul

Gambar 2.1 tampilan software


Lalu kita pilih communication tujuannya menghubungkan PLC dengan
computer (setelah kita klik communication) akan ditampilkan sbb:

Gambar 2.2 tampilan serial communication settings


Sebelumnya telah kita hubungan PLC dengan computer menggunakan
kabel RS-232 ke compada computer.
Pada gambar diatas kita pilih Port pada com1 atau com2 dst lalu kita klik
Test PLC maka pada status akan muncul connected (berarti computer dan
PLC sudah terhubung) selanjutkan close.
b. Lalu klik project kembali, langkah selanjutnya kita pilih PLC setup maka
muncul tampilan sbb :

Gambar 2.3 tampilan series PLC setup

Pada Starup Mode ada 3 pilihan (program, monitor, run) jika


pilihan program maka gambar ladder (program) yang kita kirimke PLC
akan hilang (tidak tersimpan dalam PLC) saat PLC dimatikan power
suplynya.Untuk pilihan monitor maka gmabar ladder (program) yang kita
kirim akan tersimpan dalam PLC walaupun power supply dimatikan dan
program dapat di edit sedangkan run sama halnya seperti monitor tetapi
gambar tidak dapat di edit. Selanjutnya kita klik close.
c. Setelah 2 langkah diatas telah dikerjakan selanjutnya kita klik Online
maka akan muncul sbb:
Gambar 2.4 tampilan online

Jika langkah b telah kita lakukan maka pada tulisan connect


terdapat ceklist yang menandakan PLC sudah terhubung dengan computer.
Kita pilih download program to PLC untuk mengirim program yang kita
buat pada computer ke PLC. Jika kita pilih upload program from PLC, kita
akan mengambil program yang terdapat pada PLC.
Setelah download maka tinggal kita klik yes dan PLC setupjika ada pilihan
kembali. Dilanjutkan klik Mode yang sebelumnya kita klik Online
kembali, pada mode kita posisikan pada monitor , tujuan untuk
mengetahui (tampilan) program bekerja sesuai yang kita inginkan atau
tidak.

d. Langkah berikutnya kita klik monitoring atau tanda petir yang ada pada
cF11 pada toolsbar.
Selesai sudah kita melakukan langkah mengirim program yang kita buat
dan kita kirim ke PLC menggunakan software syswin.
2. Memberi nama pada program atau rangkaian ladder
a. Untuk memberi nama kita klik pada software (lihat gambar dibawah ini):
Isi sesuai yg kita inginkan

Gambar 2.5 Cara pemberian nama program pada software

Klik (kotak hitam) keposisi yang akan kita beri nama selanjutkan kita isi
Sym dan Com sesuai nama yang kita inginkan (contoh untuk output
010.00 diberi nama M1 dan Motor listrik 1)

2.2.2. Susunan Program PLC


Pemrograman menggunakan software ini menggunakan pengorganisasian
yang sama dengan Programming Console. Seluruh network dan setiap
network dikumpulkan pada setiap group dan setiap group dikumpulkan
pada setiap blok.
Sebuah network berisi sebuah anak tangga atau ladder dan tidak boleh
sebuah network terdiri lebih dari satu tangga atau ladder.

2.2.3. Penyamaan setting program dengan jenis PLC yang digunakan


Saat merencanakan sebuah program PLC, beberapa item perlu disesuaikan
dan di setupdengan SYSWIN sebelum memulai penulisan program, SYSWIN
perlu mengetahui model PLC yang terhubung atau yang akan diprogram agar
saat dilakukan download pada PLC, program yang dibuat dapat diterima oleh
PLC. Untuk melakukan editing dapat dilakukan dengan mengklik
pada project/project setup,

2.2.4. Penyetingan PLC pada windows


Windows ini menyediakan pensettingan terhadap:
SERIES, untuk memilih PLC apakah C atau CV.
EDITOR, untuk memilih cara pemrograman dilakukan
dengan Ladder atau Function Plant.
PROJECT TYPE, digunakan untuk memilih tipe proyek.
Jika Program maka program yang dibuat dapat di-download dan
dieksekusi dalam PLC. JikaLibrary maka proyek yang dibuat hanya
sebagai dokumen. Jika Templatemaka proyek yang dibuat akan diedit dan
digunakan pada masa yang akan datang.
INTERFACE, untuk memilih penyambungan antara PC dengan PLC.
BRIDGE OPTION, untuk menentukan apakah sambungan PLC langsung
atau tidak. Jika penyambungan PLC langsung ke PC maka pilih Direct,
jika tidak maka pilih Bridge atau CV bridge.
MODEM OPTION, digunakan untuk menentukan apakah PLC
disambungkan langsung atau melalui jaringan telepon.
CODING OPTION, untuk memilih penyambungan ke CPU PLC apakah
menggunakan RS232 (Sysmac Way, jika melalui peralatan port pada PLC
maka memilih Toolbus).

2.3. Sensor
Sensor SEN0114 dan VN400 digunakan untuk mengukur kelembaban
tanah. Spesifikasi sensor SEN0114 yaitu dapat bekerja pada tegangan 3.3 5 V,
memiliki arus yang rendah yaitu sekitar 35 mA, dan memiliki nilai keluaran 0
4,2 V. Spesifikasi sensor VN400 yaitu outputnya mencapai 0 3 V, rentang
ukur antara - 40 sampai - 85 C, dan akurasinya mencapai 2%. Sensor VN400
merupakan sensor yang membaca nilai kelembaban berdasarkan konstanta
dielektrik tanah yang diukur dengan transmission-line technique saat dialiri
listrik oleh lengan sensor. Nilai kelembaban yang dihasilkan oleh sensor
VN400 lebih akurat dibandingkan sensor SEN0114. Kelembaban tanah contoh
uji yang diperoleh sensor VN400 berkisar antara 29,34 56,78 %, sedangkan
kelembaban tanah contoh uji oleh sensor SEN0114 berkisar antara 68 69 %.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Gambar Plan/Rancangan

3.2. Deskripsi Plan


Shower air akan melakukan penyiraman terhadap tanaman yang ada di
setiap rumah kaca apabila konstanta dielektrik dari sensor kelembapan tanah yang
ditancapkan di setiap tanah menjadi tinggi atau tanah dalam keadaan kering dan
telah mencapai setting point tinggi yang telah diatur, maka sensor akan bekerja
membuka pompa pompa air yang terhubung dengan shower air untuk menyiram
tanaman yang kekurangan air. Shower air akan berhenti menyiram ketika setting
point konstanta dielektrik dari sensor kelembapan tanah telah rendah atau tanah
dalam keadaan basah, kemudian sensor akan mematikan pompa air yang
terhubung dengan sensor kelembapan untuk menutup saluran air yang menuju ke
shower air.

3.3. Digram ladder

Gambar 3.1 Ladder diagram rung 1 s.d. 6


Gambar 3.2 Ladder diagram rung 7 dan 8

3.4. Deskripsi ladder


Rung 1
Ladder pada rung ini berfungsi sebagai tombol stop/emergency,
dimana kontak 000.00 (S01) yang ditekan akan mengerjakan relay
010.00 (K1) untuk mengaktifkan holding contactnya yang berada di
rung lain untuk menghentikan kerja dari rangkaian apabila terjadi
gangguan ketika alat beroperasi

Rung 2
Tombol 000.01 sebagai pengganti sensor kelembapan tanah dengan
mengatur rendah-tingginya resistansi tanah sesuai karakteristik
tanaman atau keinginan pengguna. Ketika resistansi pada tanah tinggi
(dalam keadaan kering) maka sensor kelembapan akan mendeteksi,
kemudian mengaktifkan relay 010.01 sebagai pompa air untuk
melakukan penyiraman ke tanaman.

Rung 3
Setelah relay 010.01 melakukan penyiraman ke tanaman, relay
tersebut juga mengaktifkan holding contactnya di rung ini untuk
mengatur lamanya waktu kerja pompa air untuk menyiram tanaman.

Rung 4
Tombol 000.02 sebagai pengganti sensor kelembapan tanah dengan
mengatur rendah-tingginya resistansi tanah sesuai karakteristik
tanaman atau keinginan pengguna. Ketika resistansi pada tanah tinggi
(dalam keadaan kering) maka sensor kelembapan akan mendeteksi,
kemudian mengaktifkan relay 010.02 sebagai pompa air untuk
melakukan penyiraman ke tanaman.

Rung 5
Setelah relay 010.02 melakukan penyiraman ke tanaman, relay
tersebut juga mengaktifkan holding contactnya di rung ini untuk
mengatur lamanya waktu kerja pompa air untuk menyiram tanaman.

Rung 6
Tombol 000.03 sebagai pengganti sensor kelembapan tanah dengan
mengatur rendah-tingginya resistansi tanah sesuai karakteristik
tanaman atau keinginan pengguna. Ketika resistansi pada tanah tinggi
(dalam keadaan kering) maka sensor kelembapan akan mendeteksi,
kemudian mengaktifkan relay 010.03 sebagai pompa air untuk
melakukan penyiraman ke tanaman.

Rung 7
Setelah relay 010.03 melakukan penyiraman ke tanaman, relay
tersebut juga mengaktifkan holding contactnya di rung ini untuk
mengatur lamanya waktu kerja pompa air untuk menyiram tanaman.
Rung 8
END(01) Merupakan fungsi dari akhir rangkaian agar program PLC
omron CPM1A-30CDR-A-V1 pada aplikasi Syswin 3.4 dapat
beroperasi.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan
Setelah menulis laporan ini penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Sistem penyiraman tanaman rumah kaca dengan menggunakan pengendali
PLC dapat memudahkan dalam menyiram tanaman dan tanaman akan
tetap hidup.
2. Sistem penyiraman ini menggunakan PLC OMRON CPM1A dimana PLC
ini mudah dalam membuat rangkaian kerja sesuai yang diinginkan.
3. Sensor kelembapan menggunakan konstanta dielektrik untuk menentukan
basah atau keringnya kondisi tanah pada tanaman.
4. Kerja dari alat penyiraman sangat sederhana karena hanya memanfaatkan
konstanta dielektrik sensor kelembapan tanah untuk membuka atau
menutup pompa air yang ada di setiap rumah kaca.
DAFTAR PUSTAKA

http://badrulwajdi.blogspot.sg/2013/08/praktikum-plc.html

http://plcbelajar.blogspot.sg/2014/06/pengenalan-plc.html

OMRON. 2005. CPM1A Operation Manual.pdf

Setiawan, Iwan. 2006. Programable Logic Control (PLC) dan Teknik


Perancangan Sistem Kontrol. Yogyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai