Anda di halaman 1dari 38

LBM 2

Mudah Suka Mudah Duka

Step 1 :

Afektif : Suatu emosi yang bisa diobservasi (tumpul, datar, normal).

Bisa dilihat dari ekspresi wajah, sikap, bahasa tubuh dan cara berbicara pasien.

Mood : Keadaan emosional internal dari seseorang yang bisa diakibatkan dari keadaan eksternal.

Dialami secara subjektif dan disampaikan pasien.

Step 2 :

1. Apa yang dimaksud dengan gangguan suasana perasaan? Apa sajakah macam-macam
mood dan afek

2. Perubahan apa saja yang terjadi dalam gangguan suasana perasaan atau mood?

3. Apakah etiologi dari gangguan suasana perasaan atau mood?

4. Apa yang menyebabkan pasien ingin bunuh diri?

5. Apa hubungan di PHK dengan keluhan pasien?

6. Mengapa pasien susah tidur?

7. Apasaja pemeriksaan lab dan fisik yang dilakukan oleh dokter?

8. Bagaimana alur diagnosis dari keluhan di skenario?

9. Bagaimana terapi dari skenario?

10. Apakah yang dimaksud dengan sindroma depresi dan maniak?

11. Mengapa pasien secara tiba tiba merasa sedih,kehilangan minat dan kegembiraan?

Step 3 :

1. Mengapa pasien secara tiba tiba merasa sedih, kehilangan minat dan kegembiraan?

Pasien mengalaminya setelah di PHK stressor menekan sinaps yang


memproduksi neurotransmitter serotonin dan norepinefrin menurun
kehilangan minat dan kegembiraan
Serotonin : pengaturan, mood, lapar, dan tidur
Gangguan Neurotransmiter lain dopamin pengaruh suasana perasaan yaitu
melalui jalur mesolimbik yang mengatur suasana perasaan.

Kesimpulan :

Stressor menyebabkan gangguan pada produksi neurotrensmiter spt serotonin, dopamin

2. Apa yang menyebabkan pasien ingin bunuh diri?Mengapa pasien susah tidur?

Stressor akan menyebabkan hormon kortisol naik, akan mengirim umpan balik ke
hipotalamus sekresi crh turun acth turun adnenal kortisol turun (Rx awal)
lama kelamaan jika menetap, kortisol trs meningkat sehingga reseptor crh menurun
sensitifitasnya dan tdk bisa diseimbangkan lagi bisa menyebabkan rasa ingin
bunuh diri
Serotonin akan diubah menjadi melatonin, melatonin turun mengganggu tidur
Melatonin disimpan di otak dan pada malam hari dikeluarkan untuk tidur, jika
produksi melatonin berkurang maka akan susah tidur.

Kesimpulan : sulit tidur akibat gangguan kortisol dan produksi melatonin yang berkurang
akibat menurunnya serotonin.

3. Apa hubungan di PHK dengan keluhan pasien?

Sebagai stressor dari keluhan pasien.

4. Apa yang dimaksud dengan gangguan suasana perasaan? Apa sajakah macam-macam
mood dan afek?

Gg suasana perasaan adalah kehilangan kontrol terhadap mood dan afeknya


sehingga menyebabkan dissabilitas, terganggunya fungsi kognitif
Meliputi depresi dan maniak, depresi : kehilangan semangat, sedih, susah tidur,
keinginan mencelakan diri dan orang lain.
Mania : suasana perasaan yang meningkat ; rasa percaya diri yang berlebih, tidak
butuh tidur, bicara terus menerus (Loghorre), flight of idea, meluap luap
Depresi utama (afek depresif, kehilangan minat, mudah lelah) dan lain
(konsentrasi beerkurang, percaya diri berkurang, merasa bersalah dan tidak berguna,
merasa masa depan suram, tindakan membahayakn, ttidur terganggu dan nafsu
makan berkurang)
Mania : disstractibilitas : perhatian mudah dialihkan
Gg bipolar : mengalami gg deprisi maupun manik dengan diselingi keadaan normal.
Depresi ringan : 2 atau 3 gejala utama + min 2 gejala lainnya onset 2 mg
Untuk melakukan aktifitas masih normal.
Depresi sedang : 2 dari 3 gejala utama + 3-4 gejala lain onset 2 mg
Sulit melakukan aktifitas sehari-hari (terganggu)

Depresi berat : 3 gejala utama dan min 4 gejala lain dan bbrp gejalanya harus
berintensitas berat. Tidak mungkin meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan
rumah tangga.

Depresi berat disertai gejala psikotik :Depresi berat disertai waham dan halusinasi

Dopamin turun depresif, mania naik.


Bipolar :
Manik normal manik
Manik normal depresi = bipolar I

Macam2 afek :
-Afek yang sesuai : irama emosional selaras dengan gagasan, pikiran dan
pembicaraan
-Afek yang tidak sesuai : ketidak harmonisan antara irama emosional dan gagasan,
tindakan dan pembicaraan
-Afek yang terbatas : penurunan intensitas irama perasaan, seperti ekspresi turun
atau terbatas
-afek yang tumpul : gg pada afek yang dimanifestasikan pada penurunan intensitas
irama emosional muka datar tapi masih bisa diajak bicara
-Afek datar : muka datar, tidak ada ekspresi, tidak merespon saat diajak bicara
-afek labil : perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba tidak ada stimulus
ekternal.
Macam2 mood :
-mood disforik : yang tidak menyenangan
-mood eutimik : dalan rentang normal
-mood meluap luap : ekspresi yang tanpa batasan
-euphoria : mood elasi yang menggambarkan kebesaran
-ektasi : perasaan gairah yang kuat
-irritable : mudah diganggu atau dibuat marah
-pergeseran mood : osilasi antara euphoria dan depresi
-depresi : perasaan kesedihan yang psikopatologis

5. Perubahan apa saja yang terjadi dalam gangguan suasana perasaan atau mood?

a. perubahan emosional peningkatan irritabilitas (lbh sensitif)


b. gg motivasi menurunnya minat seseorang

c. perubahan fungsi perilaku dan motorik (malas makan, lebih pendiam)

d. perubahan kognitif (kurang konsentrasi, perfikir pesimis, perhatian berkurang,


frustasi, memori berkurang,

e. gg kontrol impuls (ide bunuh diri, melakukan pembunuhan)

f. ciri fisik ( tegang otot, pucat)

6. Apakah etiologi dari gangguan suasana perasaan atau mood?

-faktor biologis neurotransmitter (dopamin, serotonin)

aktivasi reseptor adrenergik alfa 2

penurunan dopamin

pengaruh penekanan jalur serotonin dan norepinefrin

Patologi di sistem limbik, ganglia basalis, hipotalamus (wk tidur, makan,


perilaku)

- genetik : keturunan

-psikososial : stressor lingkungan maupun diri sendiri

7. Apakah yang dimaksud dengan sindroma depresi dan maniak?

Depresi utama (afek depresif, kehilangan minat, mudah lelah) dan lain
(konsentrasi beerkurang, percaya diri berkurang, merasa bersalah dan tidak berguna,
merasa masa depan suram, tindakan membahayakn, ttidur terganggu dan nafsu
makan berkurang)
Mania : disstractibilitas : perhatian mudah dialihkan
Gg bipolar : mengalami gg deprisi maupun manik dengan diselingi keadaan normal.
Depresi ringan : 2 atau 3 gejala utama + min 2 gejala lainnya onset 2 mg
Untuk melakukan aktifitas masih normal.
Depresi sedang : 2 dari 3 gejala utama + 3-4 gejala lain onset 2 mg
Sulit melakukan aktifitas sehari-hari (terganggu)

Depresi berat : 3 gejala utama dan min 4 gejala lain dan bbrp gejalanya harus
berintensitas berat. Tidak mungkin meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan
rumah tangga.
Depresi berat disertai gejala psikotik : Depresi berat disertai waham dan halusinasi

Dopamin turun depresif, mania naik.


Bipolar :
Manik normal manik
Manik normal depresi = bipolar I

8. Apasaja pemeriksaan lab dan fisik yang dilakukan oleh dokter?

Depresi : Px status mental dari deskripsi umum : retradasi psikomotor menyeluruh


(agitasi psikomotor yang terdapat pada lansia, menggenggam tangan dan menarik narik
rambut) postur tubuh membungkuk, tidak ada pergerakkan spontan, putus asa,
memalingkan pandangan.

Mood afek dan perasaan : pasien sering kali dibawa anggota keluarga atau teman kerja

Bicara : menunjukan suatu kecepatan atau volume bicara yang menurun, menjawab lambat
dan jika menjawab singkat

Gg persepsi : ada waham atau halusinasi masuk periode depresi berat dengan gejala
psikotik, waham sesuai mood,

Pikiran : memiliki pandangan negatif terhadap dunia dan diri sendiri

Sensorium dan kognisi : daaya ingat 50-70% (pseudodemensia depresif atau mudah lupa)

Pengendalian impuls : 10-15% melakukan bunuh diri

Realibilitas : info dari pasien cenderung menonjolkan hal2 yang buruk dan menekankan yang
baik

Episode mania

deskripsi umum : sangat bergairah, banyak bicara, hiperaktif

Mood afek dan perasaan : euforia, cepat marah, emosi labil

Bicara : tidak dapat disela saat bicara, bicara cepat lantang dan sulit dimengerti, konsentrasi
hilang, timbul gejala flight of idea, pemilihan kata rancu, inkoheren

Gg persepsi : waham sesuai mood, waham dan halusinasi tidak sesuai mood

Pikiran : Kepercayaan diri tinngi, kebesaran tinggi, distractibilitas

Sensorium dan kognisi : orientasi dan daya ingat intak


Pengendalian impuls : suka untuk mengancam dan menyerang orang-orang penting, usaha
bunuh diri tapi tidak diketahui orang (keinginan saja)

Realibilitas : Apa yang dibicarakan pasien tidak usah diperrcaya begitu saja (bohong)

9. Bagaimana alur diagnosis dari keluhan di skenario?

Depresi utama (afek depresif, kehilangan minat, mudah lelah) dan lain
(konsentrasi beerkurang, percaya diri berkurang, merasa bersalah dan tidak berguna,
merasa masa depan suram, tindakan membahayakn, ttidur terganggu dan nafsu
makan berkurang)
Mania : disstractibilitas : perhatian mudah dialihkan
Gg bipolar : mengalami gg deprisi maupun manik dengan diselingi keadaan normal.
Depresi ringan : 2 atau 3 gejala utama + min 2 gejala lainnya onset 2 mg
Untuk melakukan aktifitas masih normal.
Depresi sedang : 2 dari 3 gejala utama + 3-4 gejala lain onset 2 mg
Sulit melakukan aktifitas sehari-hari (terganggu)

Depresi berat : 3 gejala utama dan min 4 gejala lain dan bbrp gejalanya harus
berintensitas berat.Tidak mungkin meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan rumah
tangga.

Depresi berat disertai gejala psikotik : Depresi berat disertai waham dan halusinasi

Gejala utama (afek depresif, kehilangan minat, mudah lelah)

Gejala lain (konsentrasi berkurang, percaya diri berkurang, merasa bersalah dan
tidak berguna, merasa masa depan suram, tindakan membahayakn, tidur terganggu
dan nafsu makan berkurang)

Anamnesis gejala depresi utama dan lain (depresi sedang)

Aksis I : F 31. 3 Gg afektif bipolar episode kini depresif ringan atau sedang

Aksis II : -

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : PHK

Aksis V : GAF 11
10. Bagaimana terapi dari skenario?

Farmakologi

- Antidepressan untuk meningkatkan serotonin di pasca sinaps

Mekanisme menghambat reuptake dari aminergik amino transmitter

-trisiklik : Amitriptyline, imipramin, clomipramin

-tetrasiklik : maprotyline, mianselin,

MAOI reversible : muclobemit,

-SSRI : sentralin

- mood stibilizer : lithium

Psikoterapi :

-supportive

-reeducative

Indikasi rawat inap : resiko bunuh diri dan pembunuhan, untuk prosedur dx, tidak bisa
melakukan aktifitas sehari hari, berulang, pasien tidak mendapat dukungan

Konsep Mapping

Stressor

Gg mood dan afek

Manik Normal Depresi

Flight of idea Kehilangan


minat
Euphoria
Susah tidur
loghorre

Flight of idea

Euphoria

loghorre
STEP 7

1. Mengapa pasien secara tiba tiba merasa sedih, kehilangan minat dan kegembiraan?

Stressor respon terhadap stressormenekan kortikalamin


biogenikterjadi penurunan norepinefrin, serotoninmerasa sedih,
kehilangan minat dan kebahagiaan, kurang semangat

Serotoninmerangsang faktor pembentukan tidurmenurungangguan


tidur

o Serotonin
Penurunan serotonin mencetuskan depresi
Beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit serotonin di
dalam cairan serebrospinal yang rendah dan konsentrasi tempat ambilan
serotonin yang rendah di trombosit
o Dopamine
Aktivitas dopamine menurun pada depresi dan meningkat pada mania
Jalur dopamine mesolimbik mungkin mengalami disfungsi pada depresi dan bahwa
reseptor dopamine tipe 1 (D1) mungkin hipoaktif pada depres

Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu

HPA aksis (Hypothalamic-Pituitary-Adrenal)


Bila pengalaman yang berbentuk stressor dalam kehidupan sehari-hari kita tercatat dalam
korteks serebri dan sistem limbik sebagai stresor atau emosi yang mengganggu, bagian dari otak ini
akan mengirim pesan ke tubuh. Tubuh meningkatkan kewaspadaan untuk mengatasi stressor
tersebut. Target adalah kelenjar adrenal. Adrenal akan mengeluarkan hormon kortisol untuk
mempertahankan kehidupan. Kortisol memegang peranan penting dalam mengatur tidur, nafsu
makan, fungsi ginjal, sistem imun, dan semua faktor penting kehidupan. Peningkatan aktivitas
glukokortikoid (kortizol) merupakan respon utama terhadap stressor. Kadar kortisol yang meningkat
menyebabkan umpan balik, yaitu hipotalamus menekan sekresi cortikotropik-releasing hormone
(CRH) , kemudian mengirimkan pesan ini ke hipofisis sehingga hipofisi juga menurunkan produksi
adrenocortictropin hormon (ACTH). Akhirnya pesan ini juga diteruskan kembali ke adrenal untuk
mengurangi produksi kortisol.
Pengalaman buruk seperti penganiayaan pada masa anak atau penelantaran pada awal
perkembangan merupakan faktor yang bermakna untuk terjadinya gangguan mood pada masa
dewasa.
Sistem CRH merupakan sistem yang paling terpengaruh oleh stressor yang dialami seseorang
pada awal kehidupannya. Stressor yang berulang menyebabkan peningkatan sekresi CRH, dan
penurunan sensitivitas reseptor CRH adenohipofisis. Stressor pada awal masa perkembangan ini
dapat menyebabkan perubahan yang menetap pada sistem neurobiologik atau dapat membuat jejak
pada sistem syaraf yang berfungsi merespon respon tersebut. Akibatnya, seseorang menjadi rentan
terhadap stressor dan resiko terhadap penyakit-penyakit yang berkaitan dengan stressor meningkat,
seperti terjadinya depresi setelah dewasa.

http://adiwarsito.files.wordpress.com/2010/03/6224830-otak-manusia-neurotransmiter-dan-
stress-by-dr-liza-pasca-sarjana-stain-cirebon.pdf

2. Apa yang menyebabkan pasien ingin bunuh diri?Mengapa pasien susah tidur?

Melatonin-Pada siang hari, tubuh merubah serotonin menjadi melatonin.


Tubuh kemudian menyimpan melatonin pada kelenjar pineal di dalam otak. Ketika
tingkat penurunan cahaya pada malam hari, kelenjar pineal mengeluarkan
melatonin, membantu Anda untuk tertidur. Di pagi hari, siang hari sinyal kelenjar
pineal Anda untuk menutup produksi melatonin, membantu Anda untuk bangun.
Jika kadar serotonin Anda rendah, kemungkinan besar, Anda tidak memproduksi
melatonin yang cukup. Dan tanpa melatoninyang cukup, tubuh Anda tidak dapat
secara memadai mengatur tidur Anda/siklus bangun. Studi menunjukkan bahwa
mengambil dalam jumlah yang tepat dari melatonin dapat mengembalikan tidur.
Ambil 1-3mg setengah jam sebelum Anda pergi tidur.

(Dr. Frank Shallenberger (www.realcuresletter.com)


Beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit
serotonin di dalam cairan serebrospinal yang rendah dan konsentrasi tempat
ambilan serotonin yang rendah di trombosit

Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu

HPA aksis (Hypothalamic-Pituitary-Adrenal)


Bila pengalaman yang berbentuk stressor dalam kehidupan sehari-hari kita tercatat dalam
korteks serebri dan sistem limbik sebagai stresor atau emosi yang mengganggu, bagian dari otak ini
akan mengirim pesan ke tubuh. Tubuh meningkatkan kewaspadaan untuk mengatasi stressor
tersebut. Target adalah kelenjar adrenal. Adrenal akan mengeluarkan hormon kortisol untuk
mempertahankan kehidupan. Kortisol memegang peranan penting dalam mengatur tidur, nafsu
makan, fungsi ginjal, sistem imun, dan semua faktor penting kehidupan. Peningkatan aktivitas
glukokortikoid (kortizol) merupakan respon utama terhadap stressor. Kadar kortisol yang meningkat
menyebabkan umpan balik, yaitu hipotalamus menekan sekresi cortikotropik-releasing hormone
(CRH) , kemudian mengirimkan pesan ini ke hipofisis sehingga hipofisi juga menurunkan produksi
adrenocortictropin hormon (ACTH). Akhirnya pesan ini juga diteruskan kembali ke adrenal untuk
mengurangi produksi kortisol.
Pengalaman buruk seperti penganiayaan pada masa anak atau penelantaran pada awal
perkembangan merupakan faktor yang bermakna untuk terjadinya gangguan mood pada masa
dewasa.
Sistem CRH merupakan sistem yang paling terpengaruh oleh stressor yang dialami seseorang
pada awal kehidupannya. Stressor yang berulang menyebabkan peningkatan sekresi CRH, dan
penurunan sensitivitas reseptor CRH adenohipofisis. Stressor pada awal masa perkembangan ini
dapat menyebabkan perubahan yang menetap pada sistem neurobiologik atau dapat membuat jejak
pada sistem syaraf yang berfungsi merespon respon tersebut. Akibatnya, seseorang menjadi rentan
terhadap stressor dan resiko terhadap penyakit-penyakit yang berkaitan dengan stressor meningkat,
seperti terjadinya depresi setelah dewasa.

http://adiwarsito.files.wordpress.com/2010/03/6224830-otak-manusia-neurotransmiter-dan-
stress-by-dr-liza-pasca-sarjana-stain-cirebon.pdf
3. Apa hubungan di PHK dengan keluhan pasien?

Bila pengalaman yang berbentuk stressor dalam kehidupan sehari-hari kita


tercatat dalam korteks serebri dan sistem limbik sebagai stresor atau emosi yang
mengganggu, bagian dari otak ini akan mengirim pesan ke tubuh. Tubuh meningkatkan
kewaspadaan untuk mengatasi stressor tersebut. Target adalah kelenjar adrenal.
Adrenal akan mengeluarkan hormon kortisol untuk mempertahankan kehidupan. Kortisol
memegang peranan penting dalam mengatur tidur, nafsu makan, fungsi ginjal, sistem
imun, dan semua faktor penting kehidupan. Peningkatan aktivitas glukokortikoid
(kortizol) merupakan respon utama terhadap stressor.

Para ahli berpendapat ada berbagai macam faktor penyebabnya yang


mencakup faktor genetik, biologi otak, pengalaman hidup dan stres dari
lingkungan. Faktor genetik sendiri menyumbang 79 persen kerentanan
terhadap munculnya gangguan bipolar.

Kerentanan tersebut sifatnya potensial dan tidak selalu memicu gangguan


bipolar. Namun jika individunya kurang memiliki kemampuan dalam
mengelola stres, adanya faktor genetik ini akan ikut meningkatkan risiko
munculnya gangguan bipolar.

Penderita gangguan bipolar mengalami kekacauan dalam sirkuit


neurotransmisi di otaknya. Beberapa zat kimia seperti neuroepinefrin,
dopamin dan serotonin kurang terkonrol dengan baik. Apabila terjadi
tekanan stres, regulasi otak yang kacau ini akhirnya menyebabkan
gangguan.

Sejumlah kebiasaan buruk yang dilakukan anak juga berisiko mencederai


perkembangan otak, antara lain karena terpapar oleh zat-zat yang sering
disalahgunakan seperti alkohol dan obat-obat terlarang, menonton televisi
secara berlebihan sehingga membuat anak-anak kurang menggunakan
tubuhnya dengan baik dan tidak mempelajari ketrampilan sosial, menonton
atau menyaksikan adegan kekerasan, sebab dapat menyebabkan
hilangnya rasa sakit, kasih sayang dan cenderung menyakiti diri sendiri.

Untuk mengetahui kemungkinan gangguan bipolar, membutuhkan diagnosis


yang detil dan cukup lama oleh dokter jiwa. Tampilan gejala yang bervariasi
dan tumpang tindih dengan gejala gangguan jiwa lain sering kali
menyebabkan misdiagnosis terhadap gangguan bipolar. Sering kali terjadi
gangguan penyerta pada penyakit ini. Untuk itu kejelian dokter dibutuhkan
dalam memahami dan melakukan deteksi dini pada pasien.
4. Apa yang dimaksud dengan gangguan suasana perasaan? Apa sajakah macam-macam
mood dan afek?

Sekumpulan gejala pada gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang


mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang,
muncul perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapanyang disertai perasaan sedih,
kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada
meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata dan berkurangnya aktivitas.

Rice P.L. Stress and Health, 3rd Edition, Brookes/Cole


Macam-macam mood dan afek

Macam-macam afek:

Afek yang sesuai (appropriate affect): suatu kondisi dimana irama emosional
adalah harmonis dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang menyertai

Afek yang tidak sesuai (inappropriate affect): ketidakharmonisan antara irama


perasaan emosional dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang menyertainya

Afek yang tumpul (blunted affect): gangguan pada afek yang dimanifestasikan oleh
penurunan berat pada intensitas irama perasaan yang diungkapkan ke luar

Afek yang terbatas (restricted or constricted affect): penurunan intensitas irama


perasaan yang kurang parah daripada afek yang tumpul

Afek yang datar (flat affect): tidak adanya atau hamper tidak adanya tanda ekspresi
afek; suara yang monoton, wajah yang tidak bergerak

Afek yang labil (labile affect): perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba,
yang tidak berhubungan dengan stimuli eksternal

Macam-macam mood:

Mood disforik: mood yang tidak menyenangkan

Mood eutimik: mood dalam rentang normal

Mood yang meluap-luap (expansive mood): ekspresi perasaan seseorang tanpa


pembatasan, seringkali dengan penilaian yang berlebihan terhadap kepentingan atau
makna seseorang

Mood yang iritabel (irritable mood): mudah diganggu atau dibuat marah

Pergeseran mood (mood yang labil): osilasi antara euphoria dan depresi atau
kecemasan
Elevated mood: suasana mood yang meninggi

Euphoria: elasi yang kuat dengan perasaan kebesaran

Kegembiraan yang luar biasa (ecstasy): perasaan kegairahan yang kuat

Depresi: perasaan kesedihan yang psikopatologis

Anhedonia: hilangnya minat terhadap dan menarik diri dari semua aktivitas rutin dan
menyenangkan, sering kali disertai dengan depresi

Dukacita atau berkabung: kesedihan yang sesuai dengan kehilangan yang nyata

Aleksitimia: ketidakmampuan atau kesulitan dalam menggambarkan atau menyadari


emosi atau mood seseorang

Kaplan & Saddock, Harlock 1, Kaplan MD, Benjamin D, Saddock. Sinopsis


Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis..

Klasifikasi dan Gejala


1) Gangguan Depresif
* Episode Depresi :
o Gejala utama ( pada derajat ringan, sedang, dan berat ) :
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
o Gejala lainnya :
- Kosentrasi dan perhatian berkurang
- Harga diri dan kepercayaan berkurang
- Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
- Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
- Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau bunuh diri.
- Tidur terganggu
- Nafsu makan berkurang
* Episode Depresif Ringan
o Sekurang kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi ditambah sekurang
kurangnya 2 dari gejala lainnya. Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.
o Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang kurangnya sekitar 2 minggu.
o Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya.
* Episode Depresif Sedang
o Sekurang kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi ditambah sekurang
kurangnya 3 ( dan sebaiknya 4 ) dari gejala lainnya.
o Lamanya seluruh episode berlangsung minimunm sekitar 2 minggu
o Menghadapi kesulitan nyata untuk menruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan
rumah tangga.
* Episode Depresif Berat Tanpa gejala Psikotik :
o Semua 3 gejala utama dari depresi harus ada
o Ditambah sekurang kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan diantaranya harus
berintensitas berat.
o Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok,
maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya
secara rinci.
o Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurangnya 2 minggu, bila gejala
sangat berat dan beronset sangat cepat maka masih dibenarkan untuk menegakkan
diagnosis dalam waktu kurang dari 2 minggu.
o Sangat tidak mungkin bagi pasien meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan
rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
* Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik :
o Memenuhi kriteria eposode depresi berat
o Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide
tentang dosa, kemiskinan, atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa
bertanggung jawab akan hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa
suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk
o Reteardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor
o Jika diperlukan, waham tau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi
dengan afek ( mood congruent )
* Gangguan Depresif Berulang
o Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari : episode depresif ringan, episode
depresif sedang, episode depresif berat.
o Episode masing masing rata rata lamanya sekitar 6 bulan akan tetapi frekuensinya
lebih jarang dibandingkan dengan gangguan afektif bipolar.
o Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peningkatan afek dan hiperaktivitas
yang memenuhi kriteria mania. Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata
ada episode singkat dari peninggian afek dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi
kriteria hipomania segera sesudah suatu episode depresif.
o Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode namun sebagian kecil pasien
mungkin mendapat depresi yang akhirnya menetap terutama pada usia lanjut.
o Episode masing masing dalam berbagai tingkat keparahan seringkali dicetuskan
oleh peristiwa kehidupan yang penuh stress dan trauma mental lain.
* Gangguan depresif berulang episode kini ringan :
o Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus
memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan.
* Gangguan depresif berulang episode kini sedang :
o Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus
memenuhi kriteria untuk episode depresif sedang.
* Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik :
o Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus
memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik.
* Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik :
o Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus
memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik.
* Gangguan depresif berulang kini dalam remisi :
o Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus pernah dipenuhi masa lampau tetapi
keadaan sekarang seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk episode depresif dengan
derajat keparahan apapun atau gangguan lain apapun.
Pada semua episode, sekurangnya ada dua episode telah berlangsung masing masing
selama minimal 2 minggu dengan ada waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang
bermakna.
2) Gangguan Bipolar I
Gangguan ini tersifat oleh episode berulang ( sekurang kurangnya dua episode) dimana
afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari
peningkatan afek disertai penmabhan energi dan aktivitas ( mania atau hipomania ), dan
pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (
depresi ) . Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.
Episode manik biasanya mulai dengan tiba tiba dan beralngsung antara 2 minggu
sampai 4 5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama ( rata rata sekitar
6 bulan ) meskipun jarang melebihi 1 thun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam
episode itu seringkali terajdi setelah peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma mental
lain ( adanya stres tidak esensial untuk penegakan diagnosis).
- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomanik
o Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania
- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik TanpaGejala Psikotik
o Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik
- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik DenganGejala Psikotik
o Episode yang sekarang harus memenuhu kriteria untuk mania dengan gejala psikotik.
- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau sedang
o Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan
ataupun sedang
- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif BeratTanpa Gejala Psikotik
o Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa
gejala psikotik
- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif BeratDengan Gejala Psikotik
o Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan
gejala psikotik
- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran
o Episode yang sekarang menunjukkan gejala gejala manik, hipomani, dan depresif
yang tercampur atau bergantian dengan cepat ( gejala mania/hipomania dan depresi sama
sama mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah
berlangsung sekurang kurangnya 2 minggu )
Pada semua episode harus ada sekurang kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik, manik, depresif atau campuran) di masa lampau.
- Gangguan afektif bipolar episode kini dalam remisi :
o Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan terakhir
ini, tetapi pernah mengalami sekurangnya 1 episode afektif dimasa lampau dan ditambah
sekurangnya 1 episode lainnya.
3) Gangguan Afektif Menetap
- Siklotimia :
o Ciri esensial adalah ketidakstabilan menetap dari afek meliputi banyak episode
depresi ringan dan hipomania ringan diantaranya tidak ada yang cukup parah atau cukup
lama untuk memenuhi kriteria gangguan afektif bipolar atau gangguan depresif berulang.
o Setiap episode afektif tidak memenuhi kriteria untuk manapun yang disebut dalam
episode manik atau episode depresif.
- Distimia :
o Ciri esensial adalah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak pernah
atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan depresif berulang
ringan dan sedang.
o Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurangnya
beberapa tahun, kadang untuk jangkla waktu tidak terbatas. Jika onsetnya pada usia lanjut
gangguan ini seringkali merupakan kelanjutan suatu episode depresif tersendiri dan
berhubungan dengan masa berkabung atau stres lain yang tampak jelas.
4) Episode Manik
Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah
dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan. Kategori ini
hanya untuk satu episode manik tunggal ( yang pertama ), termasuk gangguan afektif
bipolar, episode manik tunggal.
- Hipomania
o Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania, afek yang meninggi atau berubah
disertai peningkatan aktivitas,menetap selama sekurang kurangnya beberapa hari
berturut turut, pada suatu derajat intensitas dan yangbertahan melebihi apa yang
digambarkan bagi siklotimia, dan tidak disertai halusinasi atau waham.
o Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial memang sesuai dengan
diagnosis hipomania, akan tetapi bila kakacauan itu berat atau menyeluruh, maka
diagnosis mania harus ditegakkan
- Mania Tanpa Gejala Psikotik
o Episode harus berlangsung sekurang kurangnya 1 minggu, dan cukup berat sampai
mengacaukan seluruh atay hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa
dilakukan.
o Perubahan afek harus disertai dengan energiu yang bertambah sehingga terjadi
aktivitas berlabihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang,
ide ide perihal kebesaran/ grandiose ideas dan terlalu optimistik.
- Mania Dengan Gejala Psikotik
o Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari mania tanpa gejala
psikotik.
o Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi
waham kejar ( delusion of grandeur ), iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar (
delusion of persecution ). Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut (
mood congruent ).

5. Perubahan apa saja yang terjadi dalam gangguan suasana perasaan atau mood?

Gejala Fisik

Menurut beberapa ahli, gejala depresi yang kelihatan ini mempunyai rentangan dan variasi
yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang dialami. Namun secara garis besar ada
beberapa gejala fisik umum yang relatif mudah dideteksi. Gejala itu seperti :

Gangguan pola tidur (sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit)
Menurunnya tingkat aktivitas. Pada umumnya, orang yang mengalami depresi
menunjukkan perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain
seperti nonton TV, makan, tidur

Menurunnya efisiensi kerja. Penyebabnya jelas, orang yang terkena depresi akan sulit
memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan. Sehingga, mereka juga
akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-
hal yang tidak efisien dan tidak berguna, seperti misalnya ngemil, melamun, merokok terus
menerus, sering menelpon yang tak perlu. Yang jelas, orang yang terkena depresi akan
terlihat dari metode kerjanya yang menjadi kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi
kacau atau kerjanya jadi lamban.

Menurunnya produktivitas kerja. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian
atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan
kepuasan atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk
melakukan kegiatannya seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap beraktivitas
membuatnya semakin kehilangan energi karena energi yang ada sudah banyak terpakai
untuk mempertahankan diri agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya. Mereka mudah
sekali lelah, capai padahal belum melakukan aktivitas yang berarti !

Mudah merasa letih dan sakit. Jelas saja, depresi itu sendiri adalah perasaan negatif. Jika
seseorang menyimpan perasaan negatif maka jelas akan membuat letih karena membebani
pikiran dan perasaan ! ; dan ia harus memikulnya di mana saja dan kapan saja, suka tidak
suka !

Gejala Psikis

Perhatikan baik-baik gejala psikis di bawah ini, apakah Anda atau rekan Anda ada yang
mempunyai tanda-tanda seperti di bawah ini :

Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung
memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka
senang sekali membandingkan antara dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih
sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih
diperhatikan oleh atasan, dan pikiran negatif lainnya.

Sensitif. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengkaitkan segala sesuatu dengan
dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa yang netral jadi dipandang dari
sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan. Akibatnya, mereka mudah
tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang sebenarnya tidak
ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka menyendiri.

Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa
menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya mereka
kuasai. Misalnya, seorang manajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain.
Dalam persepsinya, pemutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja dan
pimpinan menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi sesuai dengan yang
diharapkan.

Perasaan bersalah. Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang
mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai
suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang
seharusnya dikerjakan. Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan
menyalahkan diri mereka atas situasi tersebut.

Perasaan terbebani. Banyak orang yang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang
dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena merasa terlalu dibebani tanggung jawab
yang berat.

Gejala Sosial

Jangan heran jika masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya
mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan (atau aktivitas rutin lainnya). Bagaimana tidak,
lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut yang pada
umumnya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah
sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi dengan rekan
kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah
lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada di antara kelompok dan
merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak mampu
untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun
ada kesempatan.

(Psikiatri Klinis Kaplan)

Mania
Definisi: kesenangan yg berlebihan
Trias Mania: euphoria, flight of ideas, leugorhea (bicara cepat dan tdk bs dihentikan)
Manifestasi klinik
(i). Perubahan pada Kondisi Emosional:
Perubahan pada mood (perasaan terpuruk, depresi, sedih, atau muram).
Penuh air mata atau menangis.
Meningkatnya iritabilitas ( Kegelisahan atau kehilangan kesabaran).
(ii). Perubahan dalam Motivasi :
Perasaan tidak termotivasi, atau memiliki kesulitan untuk memulai agi hari atau
bahkan sulit bangun dari tempat tidur.
Menurunnya tingkat partisipasi sosial atau minat pada aktivitas sosial.
Kehilangan kenikmatan atau minat dalam aktivitas menyenangkan.
Menurunnya minat pada seks.
Gagal untuk berespons pada pujian atau reward.
(iii). Perubahan dalam Fungsi dan Perilaku Motorik :
Bergerak atau berbicara dengan lebih perlahan daripada biasanya.
Perubahan dalam kebiasaan tidur ( tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit,
bangun lebih awal dari biasanya dan merasa kesulitan untuk kembali tidur di
pagi buta ).
Perubahan dalam selera makan ( makan terlalu banyak atau terlalu sedikit).
Perubahan dalam berat badan ( bertambah atau kehilangan berat badan).
Berfungsi secara kurang efektif daripada biasanya di tempat kerja, atau di
sekolah.
(iv). Perubahan Kognitif :
Kesulitan berkonsentrasi atau berpikir jernih.
Berpikir negatif mengenai diri sendiri dan masa depan.
Perasaan bersalah atau menyesal mengenai kesalahan di masa lalu.
Kurangnya self-esteem atau merasa tidak adekuat.
Berpikir akan kematian atau bunuh diri.
Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1

Simtmoatologi FK UNDIP

Perubahan Fisik
Penurunan nafsu makan.
Gangguan tidur.
Kelelahan dan kurang energy
Agitasi.
Nyeri, sakit kepala, otot keran dan nyeri, tanpa penyebab fisik.

Perubahan Pikiran
Merasa bingung, lambat dalam berfikir, penurunan konsentrasi dan sulit
mengungat informasi.
Sulit membuat keputusan dan selalu menghindar.
Kurang percaya diri.
Merasa bersalah dan tidak mau dikritik.
Pada kasus berat sering dijumpai adanya halusinasi ataupun delusi.
Adanya pikiran untuk bunuh diri.

Perubahan Perasaan
Penurunan ketertarikan ddengan lawan jenis dan melakuka n hubungan
suami istri.
Merasa bersalah, tak berdaya.
Tidak adanya perasaan.
Merasa sedih.
Sering menangis tanpa alas an yang jelas.
Iritabilitas, marah, dan terkadang agresif.

Perubahan pada Kebiasaan Sehari-hari


Menjauhkan diri dari lingkungan sosial, pekerjaan.
Menghindari membuat keputusan.
Menunda pekerjaan rumah.
Penurunan aktivitas fisik dan latihan.
Penurunan perhatian terhadap diri sendiri.
Peningkatan konsumsi alcohol dan obat-obatan terlarang.
6. Apakah etiologi dari gangguan suasana perasaan atau mood?

Factor biologis
o Amin Biogenik
NE dan Serotonin merupakan neurotransmitter yang berperan dalam
patofisiologi gangguan mood
o Norepinefrin
Melibatkan reseptor adrenergic-alfa2, karena aktivasi reseptor tersebut
menyebabkan penurunan jumlah NE yang dilepaskan
Adanya noradrenergic yang hampir murni, obat antidepresan yang efektif
secara klinis, sebagai contohnya Desipramine (Norpramine), mendukung
lebih lanjut peranan NE di dalam patofisiologi sekurangnya gejala depresi
o Serotonin
Penurunan serotonin mencetuskan depresi
Beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit serotonin
di dalam cairan serebrospinal yang rendah dan konsentrasi tempat ambilan
serotonin yang rendah di trombosit
o Dopamine
Aktivitas dopamine menurun pada depresi dan meningkat pada mania
Jalur dopamine mesolimbik mungkin mengalami disfungsi pada depresi dan
bahwa reseptor dopamine tipe 1 (D1) mungkin hipoaktif pada depresi
o Factor neurokimiawi lain
Neurotransmitter asam amino, khususnya gamma-aminobutyric acid (GABA)
dan peptide neuroaktif (khususnya vasopressin dan opiate endogen), juga
telah dilibatkan dalam patofisiologi gangguan mood
System second-messenger, seperti adenylate cyclase, phosphotidylinositol
dan regulasi kalsium, mungkin juga memiliki relevansi penyebab
o Regulasi neuroendokrin
Sumbu neuroendokrin utama yang menarik perhatian di dalam gangguan
mood adalah sumbu adrenal, tiroid dan hormone pertumbuhan
Yang lainnya adalah penurunan sekresi nocturnal melantonin, penurunan
pelepasan prolaktin terhadap pemberian tryptophan, penurunan kadar
dasar FSH dan LH dan penurunan kadar testosterone pada laki-laki
Sumbu adrenal pelepasan kortisol adalah diatur pada orang normal
ataupun yang mengalami depresi.
Neuron di nucleus paraventrikuler (PVN) corticotrophin-releasing
hormone (CRH) ACTH (dilepaskan bersama dengan endorphin beta dan
lipoprotein-beta) menstimulasi kortisol dari korteks adrenal kortisol
memberikan feedback melalui dua mekanisme :
Mekanisme cepat, yang peka terhadap kecepatan peningkatan
konsentrasi kortisol, beroperasi melalui reseptor kortisol di
hipokampus dan menyebabkan penurunan ACTH
Mekanisme lambat, yang sensitive terhadap konsentrasi kortisol
dalam keadaan mantap, diperkirakan bekerja melalui reseptor
hipofisis dan adrenal
o Dexamethasone-suppression test (DST)
Deksametason adalah suatu analog sintetik dari kortisol. bahwa 50 %
pasien depresi gagal ber-respon supresi kortisol yang normal terhadap dosis
tunggal deksametason yang menyebabkan stres lebih sering mendahului
episode pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya.
Stres episode pertama perubahan biologi otak perubahan
neurotransmiter dan sistem pemberi signal intraneuronal
Factor genetika
o Penelitian keluarga
Saudara derajat pertama penderita ggn bipolar I => 8 - 18 kali > saudara
derajat pertama subjek kontrol untuk menderita gangguan bipolar I & 2-10
kali lebih menderita ggn depresif berat.
Saudara derajat pertama penderita ggn depresif berat => 1,5-2,5 kali >
saudara derajat pertama subjek kontrol untuk menderita gangguan bipolar I
dan 2-3 kali lebih mungkin menderita gangguan depresif berat.
o Penelitian adopsi
Anak biologis dari orang tua yg menderita, berada dlm risiko menderita ggn
mood, bahkan jika dibesarkan oleh keluarga angkat yg tidak menderita
gangguan
o Penelitian kembar
Anak kembar menunjukkan bahwa angka kesesuaian untuk gangguan
bipolar I pada kembar monozigotik adalah 33-90 %, untuk ggn depresif
berat angka adalah 50 %.
Sebaliknya, angka kesesuaian pada kembar dizigotik adalah 5-25 % untuk
ggn bipolar I dan 10-25 % untuk ggn depresif berat
o Penelitian yang berhubungan
Factor psikososial
Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan.
o Peristiwa kehidupan (clefts) melepaskan corticotropin-releasing hormone
(CRH), menstimulasi pelepasan hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari
hipofisis anterior. ACTH => pelepasan kortisol dari korteks adrenal. Kortisol
memberikan umpan batik (feed back) pada jaringan kerja melalui sekurangnya
dua mekanisme:
mekanisme umpan balik cepat, peka terhadap kecepatan peningkatan
konsentrasi kortisol, beroperasi melalui reseptor kortisol di hipokampus
dan menyebabkan pelepasan ACTH;
mekanisme umpan batik lambat, sensitif terhadap konsentrasi kortisol,
bekerja melalui reseptor hipofisis dan adrenal.

Faktor Pramorbid
Tipe kepribadian: dependen, anankastik, obsesif-kompulsif, histeriakal risiko >
ggn depresi daripada tipe kepribadian antisocial, paranoid, dan lainnya yang
menggunakan proyeksi dan mekanisme pertahanan mengeksternalisasikan
lainnya.

Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock


7. Apakah yang dimaksud dengan sindroma depresi dan maniak?

Maramis, WF. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya, Airlangga University Press

8. Apasaja pemeriksaan lab dan fisik yang dilakukan oleh dokter?

Dari penelitian pada penderita gangguan bipolar berusia dewasa, diketahui bahwa
pada pemeriksaan MRI didapatkan pembesaran ventrikel ke-3. Pemeriksaan PET
(Positron Emission Tomographic) menunjukan penurunan aktivitas metabolisme
pada bagian otak depan (lobus frontalis). Hingga saat ini dikatakan bahwa
abnormalitas yang terjadi pada bagian-bagian otak tersebut akan menyebabkan
gangguan dalam pengaturan mood dan fungsi kognitif.

Maramis, WF. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya, Airlangga University Press.
Pemeriksaan laboratorium. Dokter mungkin akan memerintahkan pemeriksaan darah
rutin, atau pemeriksaan fungsi kelenjar gondok bila ada indikasi kearah gangguan fungsi
kelenjar gondok.
Pemeriksaan psikologis. Untuk mengecek ada tidaknya depresi dan mania, dokter atau
tenaga kesehatan akan menanyakan tentang perasaan dan pikiran, dan pola perilaku
pasien. Dokter atau petugas akan mengajukan pertanyaan tentang gejala, kapan
mulainya, apakah pernah mengalami hal yang sama dulu. Dokter juga akan menanyakan
apakah ada pemikiran kearah menganiaya diri sendiri atau bunuh diri. Pasien mungkin
akan diminta untuk mengisi kuestionnaire (daftar pertanyaan) untuk membantu
menentukan ada tidaknya depresi dan mania.
Mood charting. Untuk mengetahui secara pasti apa yang terjadi, dokter akan meminta
pasien untuk mencatat suasana hati (mood), pola tidur dan hal hal lain yang akan
mendukung diagnose dan pengobatan gangguan bipolar.

Morgan H.G, Morgan M.H. Segi Praktis Psikiatri. Gangguan Afek. Jakarta. Binarupa Aksara,

9. Bagaimana alur diagnosis dari keluhan di skenario?

Klasifikasi dan Gejala


1) Gangguan Depresif
* Episode Depresi :
o Gejala utama ( pada derajat ringan, sedang, dan berat ) :
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
o Gejala lainnya :
- Kosentrasi dan perhatian berkurang
- Harga diri dan kepercayaan berkurang
- Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
- Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
- Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau bunuh diri.
- Tidur terganggu
- Nafsu makan berkurang
* Episode Depresif Ringan
o Sekurang kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi ditambah sekurang
kurangnya 2 dari gejala lainnya. Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.
o Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang kurangnya sekitar 2 minggu.
o Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya.
* Episode Depresif Sedang
o Sekurang kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi ditambah sekurang
kurangnya 3 ( dan sebaiknya 4 ) dari gejala lainnya.
o Lamanya seluruh episode berlangsung minimunm sekitar 2 minggu
o Menghadapi kesulitan nyata untuk menruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan
rumah tangga.
* Episode Depresif Berat Tanpa gejala Psikotik :
o Semua 3 gejala utama dari depresi harus ada
o Ditambah sekurang kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan diantaranya harus
berintensitas berat.
o Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok,
maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya
secara rinci.
o Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurangnya 2 minggu, bila gejala
sangat berat dan beronset sangat cepat maka masih dibenarkan untuk menegakkan
diagnosis dalam waktu kurang dari 2 minggu.
o Sangat tidak mungkin bagi pasien meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan
rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
* Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik :
o Memenuhi kriteria eposode depresi berat
o Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide
tentang dosa, kemiskinan, atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa
bertanggung jawab akan hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa
suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk
o Reteardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor
o Jika diperlukan, waham tau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi
dengan afek ( mood congruent )
* Gangguan Depresif Berulang
o Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari : episode depresif ringan, episode
depresif sedang, episode depresif berat.
o Episode masing masing rata rata lamanya sekitar 6 bulan akan tetapi frekuensinya
lebih jarang dibandingkan dengan gangguan afektif bipolar.
o Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peningkatan afek dan hiperaktivitas
yang memenuhi kriteria mania. Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata
ada episode singkat dari peninggian afek dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi
kriteria hipomania segera sesudah suatu episode depresif.
o Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode namun sebagian kecil pasien
mungkin mendapat depresi yang akhirnya menetap terutama pada usia lanjut.
o Episode masing masing dalam berbagai tingkat keparahan seringkali dicetuskan
oleh peristiwa kehidupan yang penuh stress dan trauma mental lain.
* Gangguan depresif berulang episode kini ringan :
o Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus
memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan.
* Gangguan depresif berulang episode kini sedang :
o Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus
memenuhi kriteria untuk episode depresif sedang.
* Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik :
o Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus
memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik.
* Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik :
o Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus
memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik.
* Gangguan depresif berulang kini dalam remisi :
o Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus pernah dipenuhi masa lampau tetapi
keadaan sekarang seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk episode depresif dengan
derajat keparahan apapun atau gangguan lain apapun.
Pada semua episode, sekurangnya ada dua episode telah berlangsung masing masing
selama minimal 2 minggu dengan ada waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang
bermakna.
2) Gangguan Bipolar I
Gangguan ini tersifat oleh episode berulang ( sekurang kurangnya dua episode) dimana
afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari
peningkatan afek disertai penmabhan energi dan aktivitas ( mania atau hipomania ), dan
pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (
depresi ) . Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.
Episode manik biasanya mulai dengan tiba tiba dan beralngsung antara 2 minggu
sampai 4 5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama ( rata rata sekitar
6 bulan ) meskipun jarang melebihi 1 thun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam
episode itu seringkali terajdi setelah peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma mental
lain ( adanya stres tidak esensial untuk penegakan diagnosis).
- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomanik
o Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania
- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik TanpaGejala Psikotik
o Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik
- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik DenganGejala Psikotik
o Episode yang sekarang harus memenuhu kriteria untuk mania dengan gejala psikotik.
- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau sedang
o Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan
ataupun sedang
- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif BeratTanpa Gejala Psikotik
o Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa
gejala psikotik
- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif BeratDengan Gejala Psikotik
o Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan
gejala psikotik
- Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran
o Episode yang sekarang menunjukkan gejala gejala manik, hipomani, dan depresif
yang tercampur atau bergantian dengan cepat ( gejala mania/hipomania dan depresi sama
sama mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah
berlangsung sekurang kurangnya 2 minggu )
Pada semua episode harus ada sekurang kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik, manik, depresif atau campuran) di masa lampau.
- Gangguan afektif bipolar episode kini dalam remisi :
o Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan terakhir
ini, tetapi pernah mengalami sekurangnya 1 episode afektif dimasa lampau dan ditambah
sekurangnya 1 episode lainnya.
3) Gangguan Afektif Menetap
- Siklotimia :
o Ciri esensial adalah ketidakstabilan menetap dari afek meliputi banyak episode
depresi ringan dan hipomania ringan diantaranya tidak ada yang cukup parah atau cukup
lama untuk memenuhi kriteria gangguan afektif bipolar atau gangguan depresif berulang.
o Setiap episode afektif tidak memenuhi kriteria untuk manapun yang disebut dalam
episode manik atau episode depresif.
- Distimia :
o Ciri esensial adalah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak pernah
atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan depresif berulang
ringan dan sedang.
o Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurangnya
beberapa tahun, kadang untuk jangkla waktu tidak terbatas. Jika onsetnya pada usia lanjut
gangguan ini seringkali merupakan kelanjutan suatu episode depresif tersendiri dan
berhubungan dengan masa berkabung atau stres lain yang tampak jelas.
4) Episode Manik
Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah
dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan. Kategori ini
hanya untuk satu episode manik tunggal ( yang pertama ), termasuk gangguan afektif
bipolar, episode manik tunggal.
- Hipomania
o Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania, afek yang meninggi atau berubah
disertai peningkatan aktivitas,menetap selama sekurang kurangnya beberapa hari
berturut turut, pada suatu derajat intensitas dan yangbertahan melebihi apa yang
digambarkan bagi siklotimia, dan tidak disertai halusinasi atau waham.
o Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial memang sesuai dengan
diagnosis hipomania, akan tetapi bila kakacauan itu berat atau menyeluruh, maka
diagnosis mania harus ditegakkan
- Mania Tanpa Gejala Psikotik
o Episode harus berlangsung sekurang kurangnya 1 minggu, dan cukup berat sampai
mengacaukan seluruh atay hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa
dilakukan.
o Perubahan afek harus disertai dengan energiu yang bertambah sehingga terjadi
aktivitas berlabihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang,
ide ide perihal kebesaran/ grandiose ideas dan terlalu optimistik.
- Mania Dengan Gejala Psikotik
o Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari mania tanpa gejala
psikotik.
o Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi
waham kejar ( delusion of grandeur ), iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar (
delusion of persecution ). Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut (
mood congruent ).

American Psychiatric Association telah mengeluarkan kriteria untuk menegakkan


diagnose depresi yang tertuang dalam Diagnostic and Statistical manual of Mental
Disorders (DSM).

Gangguan bipolar tipe I. Setidaknya mempunyai satu fase (episode) mania atau
satu episode campuran. Penderita bipolar mungkin mengalami depresi berat
(major depression) namun mungkin juga tidak karena gejala gangguan bipolar
bervariasi antara satu orang dengan lainnya. Ada beberapa sub-kategori
tergantung tanda dan gejalanya.
Gangguan bipolar tipe II. Setidaknya mempunyai satu fase (episode) depresi dan
satu episode hipomania (namun tidak mania penuh atau campuran/ mixed
episode). Ada beberapa sub-kategori tergantung tanda dan gejalanya. Gangguan
jiwa bipolar tipe II mempunyai gejala yang mengganggu atau membuat sipenderita
mengalami kesulitan dalam beberapa area kehidupannya, seperti dalam hal kerja
dan hubungan social.
10. Bagaimana terapi dari skenario?

Pengobatan bertujuan untuk :

Menjamin keamanan pasien

Pemeriksaaan diagnostik yang lengkap pada pasien

Suatu rencana pengobatan harus dimulai yang menjawab bukan hanya gejala tetapi
juga kesehatan pasien selanjutnya.1

Perawatan di Rumah Sakit

Indikasi untuk perawatan di Rumah Sakit adalah

Perlu prosedur diagnostik

Resiko bunuh diri atau membunuh

Penurunan jelas kemampuan pasien untuk mendapatkan makanan atau tempat


berlindung

Riwayat gejala yang berkembang dengan cepat

Hancurnya sistem pendukung pasien.1

Terapi psikososial

Tiga jenis psikoterapi jangak pendek yaitu : terapi kognitif, terapi interpersonal, dan terapi
perilaku. 1

Tujuan terapi kognitif adalah menghilangkan episode depresif dan mencegah rekurennya
dengan membantu pasien mengidentifikasi dan uji kognitif negatif; mengembangkan cara
berpikir alternatif, fleksibel, dan positif; dan melatih kembali respon kognitif dan perilaku
yang baru.

Terapi interpersonal efektif di dalam pengobatan gangguan depresif berat. Program tersebut
terdiri dari 12-16 sesi mingguan. Terapi ditandai dengan pendekatan terapetik aktif .

Terapi perilaku didasarkan pada hipotesisi bahwa pola perilaku maladaptif menyebabkan
seseorang mendapatkan sedikit umpan balik positif dari masyarakat dan kemungkinan
penolakan yang palsu. Dengan demikian pasien belajar untuk berfungsi di dunia dengan cara
tertentu di mana mereka mendapatkan dorongan positif.

Farmakoterapi
Penggunaan farmakoterapi spesifik kira kira menggandakan kemungkinan bahwa seorang
pasien yang terdepresi akan pulih dalam satu bulan.1 Obat obat anti depresi digolongkan
dalam5 :

1. Obat anti depresi Trisiklik = Amitriptylin, Imipramine, Clomipramine, Tianeptin.


2. Obat anti depresi Tetrasiklik = Maprotilin, Mianserin, Amoxapine
3. Oabat anti depresi MAOI Reversible = Moclobemide
4. Obat anti depresi SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) = Sertraline,
Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Duloxetine, Citalopram.
5. Obat Anti depresi Atypical = Trazodone, Mirtazapine, Venlafaxine

Mekanisme obat anti depresi adalah menghambat re uptake aminergic neurotransmitter


dan menghambat penghancuran oleh enzim monoamine oxidase. Sehingga terjadi
peningkatan jumlah aminergic neurotransmitter pada celah sinaps neuron tersebut yang
dapat meningkatkan aktivitas reseptor serotonin.

Pemilihan obat antidepresi tergantung pada toleransi pasien terhadap efek samping dan
penyesuaian efek samping terhadap kondisi pasien.

Urutan (step care) pemilihan obat anti depresi :

Step 1 = Golongan SSRI

Step 2 = Golongan Trisiklik

Step 3 = Golongan Tetrasiklik, Atypical, MAOI reversible.

Maslim Rusdi, Dr. Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Obat Anti depresi. Ed III.
Jakarta, Bagian Ilmu Kedokteran jiwa FK Unika Atmajaya. 2007. H; 23-30

Terapi Psikososial

Tiga jenis psikoterapi jangka pendek :


- terapi kognitif
- terapi interpersonal
- terapi perilaku.
Bermanfaat: gangguan depresif berat.
Psikoterapi berorientasi psikoanalitik

Terapi kognitif, pada distorsi kognitif pada depresif berat.

Tujuan terapi kognitif adalah menghilangkan episode depresif dan


mencegah rekurennya dengan membantu pasien mengidentifikas dan uji
kognitif negatif; mengembangkan cara berpikir altenatif, fleksibel, dan
positif; dan melatih kembali respon kognitif dan perilaku yang baru.
Terapi interpersonal

Memusatkan pada satu atau dua masalah interpersonal pasien yang sedang
dialami sekarang,
Pertama, masalah interpersonal sekarang kemungkinan memiliki hubungan
awal yang disfungsional.
Kedua, masalah interpersonal sekarang adalah efektif di dalam pengobatan
gangguan depresif berat dan mungkin, secara spesifik membantu menjawab
masalah.

Terapi berorientasi psikoanalitik.

Pendekatan psikoanalitik pada teori psikoanalitik tentang depresi dan mania.

Tujuan umum
perubahan struktur atau karakter, bukan semata-mata menghilangkan
gejala.
perbaikan kepercayaan diri, keakraban, mekanisme mengatasi, kapasitas
berdukacita, dan kemampuan untuk mengalami berbagai macam emosi

Terapi keluarga

Indikasi

jika gangguan membahayakan perkawinan atau fungsi keluarga


jika gangguan mood adalah diperkembangkan atau dipertahankan oleh
situasi keluarga

Farmakoterapi

Indikasi
Gangguan depresif berat.
obat trisiklik. masalah pasien tidak respon terhadap pengobatan
pertama;
semua antidepresan memerlukan waktu 3-4 minggu efek terapetik,
semua antidepresan memiliki efek merugikan.
Tetapi,
bupropion (Wellbutrin)
serotoninspecific reuptake inhibitors (SSRIs): fluoxetine, paroxetin,
dan setraline (Zoloft)klinis lebih aman dan lebih baik ditoleransi
daripada obat yang sebelunnya, sama efektifnya.
gejala pertama yang membaik adalah pola tidur dan makan yang
terganggu.agitasi, kecemasan, episode depresif.
gejala selanjutnya yang membaik: energi yang rendah, konsentrasi yang
buruk, ketidakberdayaan, dan penurunan libido
PENDIDIKAN PASIEN.

tentang penggunaan antidepresan adalah sama pentingnya bagi keberhasilan


pengobatan.
bahwa pasien tidak akan mengalami ketagihan terhadap antidepresan,
diperlukan waktu 3-4 minggu untuk dapat dirasakannya efek antidepresan:,
menjelaskan efek samping secara terinci;
mempertimbangkan risiko hunuh diri

ALTERNATIF TERHADAP TERAPI OBAT.

elektrokonvulsif terapi dan fototerapi.


elektrokonvulsif terapi (ECT) digunakan jika
(1) pasien tidak responsif terhadap farmakoterapi,
(2) pasien tidak dapat mentoleransi farmakoterapi, atau
(3) situasi klinis adalah sangat parah sehingga diperlukan perbaikan cepat.
Fototerapi adalah suatu pengobatan baru pada pasien ggn mood dgn pola
musiman, dapat digunakan sendiri dan kombinasi
Obat trisiklik, dan tetrasiklik
monoamine oxidase inhibitors (MAOIs).
serotonin specific reuptake inhibitors (SSRIs) dan
Antidepresan atipikal lain: bupropion, trazodone (Desyrel) dan alprazolam
(Xanax)

(Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu)

Terapi Psikologik

Psikoterapi suportif selalu diindikasikan.

Berikan kehangatan, empati, pengertian dan opimistik.

Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan hal-hal yang membuatnya


prihatin dan melontarkannya.

Bantulah memecahkan problem eksternal (misal, pekerjaan, menyewa rumah)-


arahkan pasien, terutama selama episode akut dan bila pasien aktif bergerak.

Latih pasien untuk mengenal tanda-tanda dekompesasi yang akan datang

Temui pasien sesering mungkin (mula-mula 1-3 kali per minggu) dan secara
teratur tetapi jangan sampai tidak berakhir atau untk selamanya.

Kenalilah bahwa beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan anda


(melalui kemarahan, hostilitas, dan tuntutan yang tak masuk akal, dll)

Psikoterapi berorientasi tilikan jangka panjang dapat berguna pada pasien


depresi minor kronis tertentu dan beberapa pasien dengan depresi mayor yang
mengalami remisi tetapi mempunyai konflik.

Terapi kognitif perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi sedang dan
ringan

Depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan dan


pengelaman -pengalaman sukses.

Dari perspektif kognitif, pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikian
-pikiran negatif dan harapan harapan negatif. Terapi ini mencegah
kekambuhan.

Deprivasi tidur parsial (bangun mulai di pertengahan malam dan tetap terjaga
sampai malam berikutnya), dapa membantu mengurangi gejala gejala depresi
mayor buat sementara.

Latihan fisik (berlari,berenang) dapat memperbaiki depresi, dengan mekanisme


bilologik yang belum dimengerti dengan baik.

Terapi Fisik

Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin
bermanfaat dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi
unipolar.
Antikonvulsan juga sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut,
meskipun kurang efektif untuk rumatan. Antidepresan dan litium dapat
dimulai bersama sama dan litium diteruskan setelah remisi.
Antipsikotik diperlukan bagi pasien psikotik, paranoid, atau pasien yang
sangat agitasi, tunggal atau bersama sama dengan antidepresan,
litium, atau ECT-anti depresan yang baru juga terlihat efektif.

ECT mungkin merupakan terapi terpilih :

bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan,

bila kondisi pasien menuntut remisi segera (misal, bunuh diri yang akut)

pada beberapa depresi psikotik


pada pasien yang tak dapat mentoleransi obat (misal, pasien tua yang
berpenyakit jantung). Lebih dari 90% pasien memberikan respons.

(Buku Saku Psikiatri, David A tomb)

Indikasi utama untuk antidepresan adalah episode depresif berat

Obat lini pertamatrisiklik atau tetrasiklik atau SSRI

Alogaritma untuk mengobati pasien dengan gangguan depresif berat

Obat Anti Depresi ( Thymoleptics, Psychic Energizers, Anti Depressants, Anti


Depresan

Penggolongan

B. Golongan Obat pada Gangguan Depresi

C.
D. Diagram skematis titik tangkap obat-obat antidepresan
E.
F. S U M B E R :B G K A T Z U NG , B A S I C C L I NI C A L P H A R M A C OL OG Y 10 T H ED , 2006.

Indikasi

Untuk Sindroma Depresi

Kontraindikasi

Penyakit jantung koroner, MCI, khususnya pd usia lanjut

Glaukoma, Retensi Urin, Hipertrofi Prostat, Gg fungsi hati, Epilepsi

Pd penggunaan obat Lithium, kelainan fungsi jantung, ginjal dan kelenjar


thyroid

Wanita hamil dan menyusui tdk dianjuran menggunaan TCA, resiko


teratogenik besar ( khususnya trimester 1 ) dan TCA diekskresi mll ASI

Mekanisme Kerja

Menghambat re uptake aminergik neurotransmitter (Noradrenalin,


serotonin, dopamin) dan menghambat penghancuran oleh
enzim MAO ( Monoamine Oxidase ) shg terjadi peningkatan jumlah aminergik
neurotrasmitter pada sinaps neuron di SSP.
Dosis

Yg perlu dipertimbangkan :

Onset efek primer : sekitar 2 4 minggu

Onset efek sekunder : sekitar 12 24 jam

Waktu paruh : 12 48 jam ( pemberian 1 2 x / hari )

Ada 5 proses dlm pengaturan dosis :

Initiating Dosage ( test dose) untuk mencapai dosis anjuran selama


mgg I

Titrating Dosage ( optimal dose ) mulai dosis anjuran sampai mencapai


dosis efektif dosis optimal

Stabilizing Dosage ( Stabilizing dose ) dosis optimal dipertahankan


selama 2 3 bulan

Maintaining Dosage ( Maintaining dose ) selama 3 6 bulan. Biasanya


dosis pemeliharaan = dosis optimal

Tapering Dosage ( tapering dose ) selama 1 bulan. Kebalikan dari


proses Initiating Dosage

Efek Samping

Sedasi ( rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor


menurun, kemampuan kognitif menurun, dll )

Efek Antikolinergik ( mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi,


sinus tekikardia, dll )

Efek Anti adrenergik alfa ( perubahan EKG, hipotensi )

Efek Neurotoksis ( tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia )

Cara mengatasinya :
Gastric lavage ( hemodialisis tdk bermanfaat oleh karena obat Trisiklik
bersifat protein binding forced diuresis juga tdk bermanfaat oleh karena
renal excretion of free drug rendah )

Diazepam 10 mg ( im ) untuk mengatasi konvulsi

Prostigmine 0,5 1,0 mg ( im ) untuk mengatasi efek anti kolinergik ( dp


diulangi setiap 30 45 sampai gejala mereda )

Monitoring EKG untuk deteksi kelainan jantung

(Maslim, Rusdi, Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, 2001, Edisi
ke-3)

Anda mungkin juga menyukai